Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31259 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Sigma Citta Binajit; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Evi Martha, Rahmi Ruri
Abstrak: Salah satu indikator keberhasilan program KB adalah meningkatnya cakupanpenggunaan metode kontrasepsi jangka panjang. Namun, sampai saat ini cakupanpenggunaan metode kontrasepsi jangka panjang masih terbilang rendah dibandingkanpenggunaan metode kontrasepsi suntik atau pil. Peningkatan kualitas pelayanan KBmenjadi salah satu strategi dalam peningkatan cakupan metode kontrasepsi jangkapanjang di Puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitaspelayanan metode kontrasepsi jangka panjang di Puskesmas Kecamatan SukmajayaKota Depok tahun 2019 dengan menggunakan studi deskriptif kualitatif. Pengumpulandata dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi. Sampel penelitian iniadalah kepala puskesmas, bidan puskesmas dan bidan praktik, unit pengadaan sertaakseptor KB. Hasil penelitian ini menemukan bahwa beberapa komponen sangatberpengaruh dalam peningkatan cakupan metode kontrasepsi jangka panjang diPuskesmas Kecamatan Sukmajaya. Kesimpulan penelitian, secara umum kualitasprogram pelayanan KB di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya sudah baik. Puskesmasjuga melakukan kegiatan tahunan yang bekerja sama dengan berbagai sektor untukmeningkatkan cakupan MKJP di wilayah kerjanya serta mengikuti kebijakanpemerintah Kota dalam penetapan biaya pelayanan KB.
Kata kunci: Kualitas pelaksanaan, Keluarga Berencana, MKJP, Puskesmas
One indicator of the success of family planning programs is the increasing coverage oflong-term use of contraceptive methods. But, until now the scope of the use of long-term contraceptive methods is relatively low compared to the use of injectable or pillcontraceptive methods. Improving the quality of family planning services is one of thestrategies in increasing the coverage of long-term contraceptive methods at thePuskesmas. The purpose of this study was to determine the quality of long-termcontraceptive service at the Puskesmas Sukmajaya in Depok City in 2019 using aqualitative descriptive study. Data collection is done by in-depth interviews andobservations. The sample of this study was the head of the puskesmas, the midwife ofthe puskesmas and the practice midwife, the procurement unit and the KB acceptor. Theresults of this study found that several components were very influential in increasingthe coverage of long-term contraceptive methods in the Puskesmas Sukmajaya. Theconclusion of the study, in general the quality of family planning services programs inthe Puskesmas Sukmajaya is good. The puskesmas also held annual activities withdifferent scope to increase the coverage of the MKJP in its working area and follows thepolicies of the City government in determining the cost of family planning services.
Kata kunci: Quality of implementation, family planning, long term contraceptivemethods, community health center.
Read More
S-10208
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Liana Indraini; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Puput Oktaminanti, Ni Luh Putu Agustin Ayuningsih
Abstrak: Hingga kini kanker serviks mejadi salah satu masalah kesehatan yang tertinggi pada wanita di Indonesia, termasuk di Kota Depok. Meskipun deteksi dini dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) adalah metode pencegahan yang efektif, namun penggunaannya masih rendah di antara wanita. Penelitian ini mengidentifikasi faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukmajaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan disain crosssectional. Pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuisioner kepada 110 wanita usia subur yang telah menikah di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 26,4% wanita usia subur pernah melakukan pemeriksaan IVA dan terdapat hubungan pengetahuan, sikap, hambatan, kepemilikan JKN, dukungan petugas kesehatan dan dukungan sosial dengan perilaku wanita usia subur dalam pemeriksaan IVA (p-value < 0,05). Diperlukan informasi yang lebih spesifik dalam memberi edukasi tentang kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks, serta mengembangkan metode edukasi dengan memanfaatkan tekonologi komunikasi dan informasi untuk penyebaran informasi dan merencanakan pemeriksaan IVA.
Read More
S-10171
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Robbiatul Afda`tiyah; Pembimbing: Toha Muhaimin; Penguji: Luknis Sabri, Rahmadewi
S-8146
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eva Azzara; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Hadi Pratomo, Flourisa Juliaan
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan penggunaan MKJP pada pasangan usia subur di Provinsi Bali tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan analisis data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Populasi pada penelitian ini ialah semua Wanita Usia Subur (WUS) (15-49 tahun), sementara sampel penelitian ini ialah wanita kawin usia 15-49 tahun dan memiliki data lengkap. Analisis statistik bivariat menggunakan uji chi-square.
Read More
S-8245
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maulidiya Muliawati; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Ede Surya Darmawan, Mira Miranti Puspitasari
Abstrak: Pelaksanaan SIK terintegrasi di Indonesia masih belum sepenuhnya terlaksanasecara optimal karena masih adanya fragmentasi pelaporan data dari daerahmenuju pusat. Skripsi ini membahas gambaran SIMPUS sebagai salah satu bentukSIK terintegrasi untuk mendukung manajemen pelayanan kesehatan melalui studikasus pelaksanaan di Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatifdengan studi desktriptif menggunakan pendekatan 7 komponen dari National e-Health Strategy Toolkit milik WHO serta proses dalam manajemen pelayanankesehatan. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam danobservasi untuk mendapatkan data primer, serta didukung oleh telaah dokumenuntuk mendapatkan data sekunder. Informan dalam penelitian ini adalah 1 orangpenanggung jawab pelaksanaan SIMPUS di Dinkes Kota Depok serta 11 orangpenanggung jawab pelaksanaan SIMPUS di UPT Puskesmas Kota Depok yangdidapatkan dari teknik purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwaberdasarkan National e-Health Strategy Toolkit dari WHO, aplikasi SIMPUSbelum cukup optimal dalam pelaksanaannya sebagai bentuk SIK Terintegrasi diKota Depok. Hal tersebut dapat dilihat dari infrastruktur jaringan dan sistem yangmasih sering eror, kompetensi tenaga kerja yang masih belum seragam dan sesuai,hingga belum adanya pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan dankebijakan. Selain itu, analisis dengan manajemen pelayanan kesehatanmenunjukkan SIMPUS masih membutuhkan optimalisasi di setiap tahapanprosesnya, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),actuating (implementasi), evaluation (evaluasi), dan controlling (pengawasan danpengendalian).
Kata Kunci: SIK terintegrasi, SIMPUS, National e-Health Strategy Toolkit, aplikasi kesehatan,Interoperabilitas.
Read More
S-10253
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lailatul Badriyah; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Yovsyah, Endang Sri Wahyuningsih
Abstrak: Kanker leher rahim di Indonesia tahun 2018 diestimasikan sebesar 32.469 kasus dengan mortalitas sebesar 18.279. IVA adalah salah satu metode deteksi dini untuk mengetahui adanya lesi prakanker leher rahim. Kasus lesi prakanker leher rahim di Provinsi DKI Jakarta meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko lesi prakanker leher rahim dengan metode IVA pada wanita usia subur di Puskesamas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat tahun 2015-2017. Desain penelitian studi cross sectional deskriptif menggunakan data sekunder catatan medis deteksi dini kanker leher rahim dengan total sampel 447 pasien. Prevalensi lesi prakanker leher rahim tahun 2015-2017 sebesar 12,75%. Prevalensi tertinggi pada Kelurahan Senen dan terendah pada kelurahan Kenari. Proporsi lesi prakanker leher rahim lebih tinggi pada usia > 30 tahun (19%) (p<0,05), pada wanita dengan tingkat pendidikan rendah (15,6%) (p =0,31), pada wanita yang berhubungan seksual pertama kali usia < 20 tahun (15,6%) (p=0,31), pada wanita dengan jumlah pasangan seksual >1 (21,4%) (p=0,126), pada wanita yang memiliki paritas > 2 (14,3%) (p=0,561), pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal > 5 tahun (19,6%) (p=0,923) dan pada wanita perokok (14,3%) (p=0,741). Maka, perlu peningkatan intervesi kepada masyarakat mengenai faktor risiko kanker leher rahim sebagai salah satu upaya pencegahan lesi prakanker leher rahim.
Read More
S-9944
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yusro Hadi Maksum; Promotor: Sudijanto Kamso; Ko Promotor: Puswantyastuti; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Soekidjo Notoatmodjo, Budi Utomo, Kemal Nazaruddin Siregar, Rina Herarti, Ida Bagus Permana
D-254
Depok : FKM-UI, 2011
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Sisca Kumala Putri; Promotor: Endang Laksminingsih Achadi; Kopromotor: Hartono Gunardi, Yekti Widodo; Penguji: Ahmad Syafiq, Besral, Kusharisupeni Djokosujono, Abas Basuni Jahari
Abstrak:
ABSTRAK Pertumbuhan pada masa janin, dengan berat dan panjang badan lahir sebagai titik tertinggi pencapaiannya, dapat mempengaruhi pertumbuhan pada masa baduta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola gagal tumbuh linier, terutama waktu kejadian pertama kali melambatnya pertumbuhan dan besarnya perubahan pencapaian PB (Δ z-score PB/U) pada rentang umur 0-6, 6-12, dan 12-23 bulan berdasarkan status berat dan panjang badan lahir. Selain itu juga bertujuan mengetahui pengaruh status berat dan panjang lahir serta faktor risiko lainnya terhadap kejadian pertama kali melambatnya pertumbuhan dan juga terhadap perubahan pencapaian PB. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif dengan sampel sebanyak 408 anak responden Studi Kohor Tumbuh Kembang Anak di Kota Bogor Tahun 2012 – 2019. Variabel dependen pada penelitian ini ialah waktu kejadian pertama kali melambatnya pertumbuhan dan perubahan pencapaian PB (Δ z-score PB/U). Variabel independen utama pada penelitian ini ialah status berat dan panjang badan lahir. Pertumbuhan linier didefinisikan melambat jika linear growth velocity interval 3 bulan selama dua interval berturut-turut berada di bawah persentil ke-25 standar growth velocity WHO. Penelitian ini menunjukkan bahwa separuh anak SGA melambat pertumbuhannya sebelum umur 10 bulan dan separuh anak normal melambat pertumbuhannya sebelum umur 9 bulan. Penurunan z-score (Δ z-score PB/U) terbesar ialah pada rentang umur 0 – 6 bulan, sebesar -0,94 pada anak normal dan -0,4 pada anak SGA. Sedangkan pada rentang 6 – 12 bulan sebesar -0,33 pada anak normal dan -0,23 pada anak SGA. Dan pada umur 12 – 23 bulan sebesar -0,18 pada anak normal dan -0,03 pada anak SGA. Anak SGA memiliki risiko 10 persen lebih rendah untuk mengalami kejadian pertama kali melambatnya pertumbuhan pada masa baduta setelah dikontrol lama pemberian ASI, namun secara statistik tidak bermakna. Anak yang diberi ASI < 12 bulan memiliki risiko 50 persen lebih rendah untuk mengalami perlambatan pertumbuhan pertama kali pada masa baduta. Status SGA berpengaruh positif terhadap Δ z-score PB/U Pada periode umur 0 – 6 bulan dan 6 – 12 bulan, namun berpengaruh negatif pada periode umur 12 – 23 bulan. Lama pemberian ASI < 12 bulan juga berpengaruh positif terhadap Δ z-score PB/U. Sedangkan frekuensi ISPA > 50% bulan pengamatan dan asupan seng < EAR berpengaruh negatif terhadap Δ z-score PB/U. Melambatnya kecepatan pertumbuhan linier pertama kali dan penurunan z-score PB/U terbesar, baik pada anak SGA maupun normal, terjadi pada masa bayi. Oleh karena itu pemantauan pertumbuhan linier harus dilakukan lebih ketat pada masa bayi, terutama sebelum umur 9 atau10 bulan. Anak SGA tidak dapat mengejar pencapaian panjang badan anak normal, meskipun memiliki kecepatan pertumbuhan yang secara signifikan lebih cepat di awal masa bayi. Hal tersebut menunjukkan bahwa program pencegahan anak pendek harus dimulai lebih dini, yaitu sejak masa prenatal untuk mencegah bayi lahir SGA. Kata Kunci: gagal tumbuh linier, berat badan lahir, panjang badan lahir.

ABSTRACT Fetal growth, with birth weight and birth length as its culmination, influences the linear growth during the first two years of life. This study aimed to identify the pattern of linear growth failure, mainly the onset of growth deceleration and the changes in the Length-for-Age Z-score (LAZ). Furthermore, this study investigated the risk of birthweight and length status and other factors to the onset of growth deceleration and the changes in the LAZ. This study is a prospective cohort study. This study analyzed 408 children, the participants of the Cohort Study on Child Growth and Development in Kota Bogor between 2012 – 2019. The dependent variables were the time to onset of the growth deceleration and the changes of LAZ (Δ LAZ) at the age interval of 0-6, 6-12, and 12-23 months. The main independent variable was birthweight and length status. The linear growth was defined decelerate when the two consecutive 3-month length increments fall below the 25th percentile of The WHO Child Growth Standard. This study showed that half of the SGA children experience the growth deceleration onset before 10 months, while half of normal children experience it before 9 month of age. The substantial losses occurred between 0-6 months and the LAZ declined by -0,94 z-score in normal children and -0,4 z-score in SGA children. While between 6-12 months, the decline was -0,33 z-score in normal children and 0,23 z-score in SGA children. And between 12-23 months, the decline was -0,18 z-score in normal children and -0,03 z-score in SGA children. The SGA children had a 10 percent lower risk than normal children to experience the onset of growth deceleration, adjusted by the duration of breastfeeding, but statistically insignificant. The children breastfed less than 12 months had a 50 percent lower risk to experience the onset of growth deceleration than children breastfed more than ≥ 23 months. The SGA status had a positive effect on the Δ LAZ in the age period of 0 – 6 months and 6 – 12 months but had a negative effect in the age period of 12 – 23 months. The duration of breastfeeding < 12 months also had a positive effect on Δ LAZ. While upper respiratory tract infection frequency of more than 50% of the observation month and seng intake less than Estimated Average Requirement, had a negative effect on Δ LAZ. The onset of the deceleration in linear growth and the substantial loss of LAZ, in SGA and normal children, occurred in the early period of infancy. Therefore, the linear growth should be monitored strictly and regularly in the period of infancy, especially before 9 or 10 months. The SGA children could not catch up with the normal children’s attained growth. Therefore, the stunting prevention program should start early, from the prenatal period to reduce the risk of SGA. Keywords: growth failure, birthweight, birth length
Read More
D-492
Depok : FKM-UI, 2023
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Annissa Fariidah Nur Ainni; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Ayuningtyas Dumilah, Rena Octora Pasuria
Abstrak: Peningkatan jumlah penyakit kronis mengakibatkan terjadinya peningkatan pada biaya kesehatan, termasuk biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. BPJS Kesehatan sejak berdirinya pada tahun 2014, menyelenggarakan Program Rujuk Balik (PRB) sebagai upaya efisiensi biaya kesehatan serta memudahkan peserta penderita penyakit kronis dalam memperoleh akses ke pelayanan kesehatan demi terwujudnya efektivitas dalam pengelolaan peserta penderita penyakit kronis. Dalam pelaksanaan PRB masih belum berjalan dengan optimal, faktor yang dapat memengaruhi diantaranya ialah kolaborasi antar profesi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kolaborasi antar profesi yang terlibat dalam pelaksanaan Program Rujuk Balik Jaminan Kesehatan Nasional di wilayah kerja BPJS Kesehatan KC Depok tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengunakan metode wawancara mendalam kepada beberapa informan, observasi dilapangan, dan telaah dokumen terkait pelaksanaan PRB di wilayah kerja BPJS Kesehatan KC Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan PRB di wilayah kerja BPJS Kesehatan KC Depok masih jauh di bawah target dimana capaian peserta yang berhasil di rujuk balik pada bulan Januari dan Februari tahun 2019 hanya mencapai 0,06% dari target peserta PRB tahun 2019. Seluruh profesi yang terlibat dalam pelaksanaan PRB menyadari bahwa kerjasama antar profesi penting untuk diterapkan demi tercapainya optimalisasi PRB. Kolaborasi antar profesi dalam pelaksanaan PRB belum berjalan dengan efektif karena adanya kendala pada faktor-faktor yang memengaruhi kolaborasi yang efektif: pertimbangan sosial, pertimbangan intrapersonal, lingkungan fisik, organisasional dan institusional, faktor perilaku, dan faktor interpersonal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kolaborasi antar profesi yang belum efektif dalam pelaksanaan PRB berdampak pada angka rujukan balik rendah sehingga tidak tercapainya target perserta PRB di tahun 2019.
Read More
S-10053
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurmala Situmorang; Pembimbing: Hasbullah Tabrany
D-94
[s.l.] : [s.n.] : 2004
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive