Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 25771 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Silviana Tirtasari; Pembimbing: ; Penguji: Novendy
Abstrak: Hipertensi hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang besar di Indonesia, dimana sebesar 34,1% penduduk Indonesia usia >18 tahun menderita hipertensi. Saat ini mulai terjadi pergeseran populasi pada penderita hipertensi yang mulai sering ditemukan pada usia dewasa muda (18-34 tahun). Dimana wanita Indonesia memiliki prevalensi hipertensi yang lebih tinggi daripada pria (36,9%: 31,3%). Provinsi jawa barat yang mayoritas penduduknya merupakan suku Sunda, yang selama ini dikenal dengan kebiasaan hidup mereka yang sehat ternyata menempati peringkat kedua tertinggi untuk prevalensi hipertensi di Indonesia. Selain masalah hipertensi, nampaknya obesitas juga mengalami peningkatan prevalensi yang cukup signifikan di Indonesia dari yang sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 14,8% menjadi 21.8% pada tahun 2018 (Batlibankes, 2013; Batlibangkes, 2018). Hal ini yang melatar belakangi dilakukannya penelitian tentang obesitas dan hipertensi pada wanita usia dewasa muda, suku Sunda. Penelitian ini memakai desain cross sectional dengan memakai data sekunder , yaitu: IFLS (Indonesian Family Life Survey) -5. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua wanita yang berusia 18-34 tahun bersuku Sunda yang menjadi responden dalam IFLS-5. Sehingga didapatkan sampel dalam penelitian ini sebesar 780 responden. Dalam penelitian ini didapatkan prevalensi hipertensi pada wanita usia dewasa suku Sunda adalah sebesar 11,79% sedangkan prevalensi obesitasnya adalah 41,03%. Serta terdapat hubungan antara obesitas dengan hipertensi sebesar 2,8 (95% CI, 1,8-4,3) setelah dikontrol dengan variabel usia.
Read More
T-5664
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andi Nur Hikmah; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Masdalina Pane, Sylviana Andinisari
Abstrak: Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk morbiditas dan mortalitas. Estimasi angka prevalensi pada tahun 2010, bahwa hipertensi di seluruh dunia adalah sebanyak 1,39 miliar orang, dan mewakili 31% dari populasi dewasa. Proporsi hipertensi pada wanita meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah obesitas. Prevalensi hipertensi dan obesitas pada wanita di Indonesia tahun 2013 sekitar 28,8% dan 32,9%. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 18 tahun atau lebih di Indonesia tahun 2014. Desain penelitian studi cross sectional dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey 5 Tahun 2014. Hasil penelitian menemukan bahwa wanita usia 18 tahun atau lebih dengan obesitas berisiko terjadinya hipertensi sebesar 1,243 kali setelah dikontrol oleh variabel umur dan pendidikan dibandingkan wanita usia 18 tahun atau lebih yang tidak mengalami obesitas dengan umur dan pendidikan yang sama. Bisa dikatakan bahwa wanita dengan obesitas berisiko 55,4% terjadinya hipertensi setelah dikontrol oleh umur dan pendidikan. Pada instansi kesehatan dan tenaga kesehatan harus rutin melakukan skrining kesehatan (sweeping) dengan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala pada peserta didik, khususnya pada wanita sebaiknya lebih sering dan aktif mengikuti dan mendengarkan kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan serta dapat menerapkan apa yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan tersebut.
Kata kunci: Obesitas, hipertensi, prevalensi

Hypertension is a major risk factor for morbidity and mortality. Estimated prevalence rates in 2010, that worldwide hypertension is 1.39 billion people, and represents 31% of the adult population. The proportion of hypertension in women increases with age. One of the risk factors of hypertension is obesity. The prevalence of hypertension and obesity in women in Indonesia in 2013 was 28.8% and 32.9%. The purpose of this study to know the relationship of obesity with the incidence of hypertension in women among above 18 years in Indonesia in 2014. Cross-sectional study design study using Indonesian Family Life Survey data 5 Year 2014. The results found that women among above 18 years with obesity at risk the occurrence of hypertension of 1,243 times after controlled by age and education variables compared to women among above 18 years who are not obese with the same age and education. It could be said that women with obesity risk 55.4% of the occurrence of hypertension after controlled by age and education. In health institutions and health workers should routinely perform health screening (sweeping) with health screening and periodic checks on learners, especially in women should be more frequent and actively follow and listen to health education activities and can apply what has been submitted by health workers.
Key words: Obesity, hypertension, prevalence
Read More
T-5149
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vivian Chelsy Basyuni; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Lhuri D. Rahmartani, Muhammad Syachidi Habibi
Abstrak:

Hipertensi dan prehipertensi merupakan bagian dari spektrum penyakit kardiovaskular yang kini mulai banyak ditemukan pada kelompok usia produktif, dan berpotensi menjadi penyebab utama beban penyakit tidak menular (PTM) jika tidak tertangani sejak dini. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proporsi kejadian hipertensi dan prehipertensi berdasarkan jenis kelamin pada remaja dan dewasa muda (15–34 tahun) di Indonesia, serta mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang terkait. Studi ini menggunakan desain potong lintang dengan analisis data sekunder dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Sampel terdiri dari 16.961 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis dilakukan melalui uji chisquare dan regresi logistik dengan nilai p value ≤ 0,05. Hasil menunjukkan bahwa proporsi
hipertensi lebih tinggi pada perempuan (17,6%) dibandingkan laki-laki (16,0%), sedangkan prehipertensi lebih tinggi pada laki-laki (19,2%) dibandingkan perempuan (15,1%). Faktor usia, status gizi, aktivitas fisik, perilaku merokok dan konsumsi alkohol, serta determinan sosial seperti pendidikan dan pekerjaan menunjukkan asosiasi dengan kejadian hipertensi dan prehipertensi, terutama pada kelompok laki-laki. Penelitian ini merekomendasikan perlunya kebijakan kesehatan berbasis gender yang fokus pada promosi dan pencegahan hipertensi di usia produktif, serta peningkatan deteksi dini untuk memanfaatkan bonus demografi secara optimal.


Hypertension and prehypertension are part of the spectrum of cardiovascular diseases that are  increasingly prevalent among the productive age group and have the potential to become a  major burden of non-communicable diseases (NCDs) if not addressed early. This study aims  to describe the proportion of hypertension and prehypertension cases by sex among adolescents  and young adults (aged 15–34 years) in Indonesia, as well as to identify the associated risk  factors. A cross-sectional design was employed using secondary data from the 2023 Indonesia  Health Survey (SKI). The sample consisted of 16,961 respondents who met the inclusion and  exclusion criteria. Data were analyzed using chi-square tests and logistic regression with a p value threshold of ≤ 0.05. The results showed that the proportion of hypertension was higher  in females (17.6%) than in males (16.0%), while the proportion of prehypertension was higher  in males (19.2%) than in females (15.1%). Factors such as age, nutritional status, physical  activity, smoking and alcohol consumption behaviors, as well as social determinants like  education and occupation, were found to be associated with hypertension and prehypertension,  particularly among males. This study recommends the development of gender-sensitive health  policies focusing on the promotion and prevention of hypertension among individuals in their  productive years, alongside improved early detection efforts to optimize the benefits of the  demographic dividend.

Read More
S-12152
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mivtahurrahimah; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Trisari Anggodowati, Eva Sulistiowati, Ridho Ichsan Syaini
Abstrak:
Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa terdapat efek jangka panjang dari berhenti merokok terhadap penambahan berat badan yang turut memperparah prehipertensi, tetapi efek yang ditimbulkan belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok dan obesitas terhadap kejadian prehipertensi pada dewasa muda di Indonesia. Penelitian kuantitatif ini merupakan studi analitik cross-sectional menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Sampel yang dianalisis dalam penelitian ini berjumlah 17.698 orang. Analisis regres cox dilakukan untuk mengetahui bersar risiko merokok dan obesitas terhadap prehipertensi. Hasil penelitian menjelaskan prevalensi prehipertensi dewasa muda di Indonesia sebesar 52,61%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa kelompok dewasa muda yang tidak merokok dan mengalami obesitas memiliki risiko terbesar terkena prehipertensi yaitu sebesar 1,33 kali. Namun, ditemukan efek yang menurun pada kelompok dewasa muda yang merokok dan obesitas terhadap kejadian prehipertensi yaitu sebesar 1,17 kali, dan efek protektif pada mereka yang merokok dan tidak obesitas (PR=0,88) karena adanya interaksi antagonis merokok dan obesitas terhadap prehipertensi sebesar 3,42%. Perlunya pengecekan tekanan darah menggunakan aplikasi pada smart watch dan smart phone pada kelompok dewasa muda yang merokok dan berfokus kepada mereka yang obesitas ditambah peningkatan pelaksanaan Posbindu PTM di tempat umum dan promosi kesehatan melalui media sosial.
Previous studies have reported that there are long-term effects of quitting smoking on weight gain which also exacerbate prehypertension, but the effects are unclear. This study aims to determine the association of smoking and obesity on the incidence of prehypertension in young adults in Indonesia. This quantitative research is a cross-sectional analytic study using secondary data from Riskesdas 2018 with samples of 17,698 and Cox regression analysis. The results of this study explain that the prevalence of prehypertension in young adults in Indonesia is 52.61%. Multivariate analysis showed non-smokers and obese young adults had the greatest risk of developing prehypertension, which was 1.33 times. However, a decreasing effect was found in young adults who smoked and were obese on the incidence of prehypertension, which was 1.17 times, and a protective effect was found in those who smoked and were not obese (PR=0.88) due to the antagonistic interaction of smoking and obesity on prehypertension by 3.42%. Check blood pressure using applications on smartwatches and smartphones in young adults who smoke and focus on those who are obese plus increasing the implementation of Posbindu PTM in public places and promoting health through social media.
Read More
T-6594
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wardah Hanifah; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Trisari Anggondowati, Agung Dwi Laksono, Nining Mularsih
Abstrak:
Wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan pria. Prevalensi obesitas sentral terus meningkat khususnya pada kelompok usia dewasa dan tinggal di perkotaan. Obesitas sentral dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah aktivitas fisik yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, wanita cenderung kurang aktivitas fisik sehingga risiko mengalami obesitas sentral semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa (≥ 18 tahun) di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini berdesain studi cross sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Sebanyak 2.922 subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis dengan regresi cox menunjukkan perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu tidak terdapat hubungan secara statistik antara aktivitas fisik sedang (APR=1,04 ; 95%=0,81-1,34) dan aktivitas fisik ringan (APR=0,99 ; 95% CI=0,76-1,29) dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa di Provinsi DKI Jakarta setelah dikontrol oleh variabel usia, pendidikan, pekerjaan, serta konsumsi buah dan sayur. Meskipun begitu, aktivitas fisik tetap memberi manfaat untuk kesehatan. Memperkuat intensitas aktivitas fisik, skrining kesehatan secara rutin khususnya pengukuran lingkar perut, serta membiasakan aktivitas fisik cukup sejak dini untuk meningkatkan aktivitas fisik dan mencegah obesitas sentral pada kelompok wanita usia dewasa.

Women has a higher risk of developing central obesity than men. The prevalence of central obesity continues to increase, especially in the adult age group and those living in urban areas. Central obesity is influenced by many factors, one of which is physical activity which has many health benefits. However, women tend to lack physical activity and the risk of women developing central obesity is greater. This study aims to determine the relationship between physical activity and central obesity in the adult women (≥ 18 years) in DKI Jakarta Province. This research has a cross-sectional study design using Riskesdas data on 2018. A total of 2,922 subjects met the inclusion and exclusion criteria. The results of the analysis using cox regression show a difference from previous research that there is no statistical relationship between moderate physical activity (APR = 1.04 ; 95% CI =0.81-1,34) and low physical activity (APR = 0.99 ; 95% CI = 0.76-1.29) with central obesity in the adult women population in DKI Jakarta Province after controlled by the age, education, occupation, consumption of fruit and vegetables variables. Even so, physical activity still provides health benefits. Strengthening the intensity of physical activity, regular health screening especially waist circumference, and getting used to sufficient physical activity from an early age to increase physical activity and prevent central obesity in adult women.
Read More
T-6919
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sekar Agustin; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Dwi Gayatri, Julianty Pradono, Yoan Hotnida Naomi
Abstrak: Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Menurut penelitian NHANES tahun 1999-2008, faktor risiko yang paling signifikan dari hipertensi pada wanita adalah obesitas. Provinsi Jawa Timur memiliki prevalensi hipertensi (26,2%) dan obesitas (28,06%) yang lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional (25% dan 26,23%) tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan hipertensi pada wanita usia 18 tahun ke atas di Provinsi Jawa Timur dikontrol variabel umur, pendidikan, status ekonomi sosial, aktivitas fisik, konsumsi rokok, dan stres. Analisis ini menggunakan data Riskesdas 2013 dengan desain studi cross sectional yang dilaksanakan bulan Maret hingga Juni 2015. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi pada wanita usia 18 tahun ke atas di Provinsi Jawa Timur tahun 2013 adalah 33,7% dan prevalensi obesitas adalah 33,6%. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara obesitas dan hipertensi (OR 3,67; 95%CI: 2,79-4,83) setelah dikontrol umur, tingkat pendidikan, status ekonomi sosial, aktivitas fisik, konsumsi rokok, dan stres. Terdapat interaksi positif antara umur dengan obesitas dalam kaitannya dengan hipertensi. Pada perbandingan antar strata umur, umur bersama dengan obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, meningkat secara linier pada usia yang makin tua. Dalam strata umur yang sama, risiko obesitas menyebabkan hipertensi makin kecil secara linier pada usia yang makin tua. Kemenkes dan Dinkes diharapkan memperluas program posbindu ke lingkungan masyarakat dengan kerja sama antara Puskesmas dan RT setempat. Wanita disarankan untuk menjaga berat badan tetap normal dan melakukan aktivitas yang cukup.
Kata kunci: Obesitas, hipertensi, wanita, umur, Riskesdas 2013, Provinsi Jawa Timur
Read More
T-4488
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Octaryana; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Helda, Soewarta Kosen
Abstrak:
Hipertensi merupakan faktor risiko paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. SKI 2023 menunjukkan prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia sebesar 30,8%. Hipertensi derajat 1 merupakan fase awal sehingga perlu dilakukan deteksi dini. Prevalensi obesitas sentral pada wanita di Indonesia terus meningkat dari 46,7% (2018) menjadi 54,1% (2023). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi derajat 1 pada wanita usia 18-64 tahun di Indonesia berdasarkan data SKI tahun 2023. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan pendekatan analisis multivariat untuk mengontrol variabel kovariat seperti umur, pendidikan, status pekerjaan, tempat tinggal, merokok, aktivitas fisik, makanan berlemak, makanan asin, kontrasepsi hormonal, diabetes melitus, dislipidemia, dan penyakit ginjal. Penelitian ini menemukan proporsi hipertensi derajat 1 pada wanita sebesar 19,50%. Ada hubungan signifikan antara obesitas sentral dengan kejadian hipertensi derajat 1 pada wanita (Adjusted PR = 1,900 (95% CI: 1,799 - 2,007) setelah dikontrol oleh faktor umur, pendidikan, dan kontrasepsi hormonal. Diperlukan upaya menurunkan prevalensi obesitas sentral melalui peningkatan aktivitas fisik dengan berjalan hingga 10.000 langkah sehari dan mengatur pola makan sehat melalui penerapan intemitten fasting.

Hypertension is the most influential risk factor for the incidence of heart and blood vessel disease. SKI 2023 shows the prevalence of hypertension in the population aged 18 years and over in Indonesia is 30.8%. Stage 1 hypertension is an early phase so early detection is needed. The prevalence of central obesity in women in Indonesia continues to increase from 46.7% (2018) to 54.1% (2023). This study aims to analyze the relationship between central obesity and the incidence of stage 1 hypertension in women aged 18-64 years in Indonesia based on SKI data in 2023. The study design used was cross-sectional with a multivariate analysis approach to control covariate variables such as age, education, employment status, place of residence, smoking, physical activity, fatty foods, salty foods, hormonal contraception, diabetes mellitus, dyslipidemia, and kidney disease. This study found the proportion of stage 1 hypertension in women was 19.50%. There is a significant relationship between central obesity and the incidence of stage 1 hypertension in women (Adjusted PR = 1.900 (95% CI: 1.799 - 2.007) after being controlled by age, education, and hormonal contraception. Efforts are needed to reduce the prevalence of central obesity by increasing physical activity by walking up to 10,000 steps a day and regulating a healthy diet through the implementation of intermittent fasting.
Read More
T-7342
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ahmad Taufik Azis; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Nurhayati A. Prihartono, Putri Bungsu, Tristiyenny Pubianturi, Woro Riyadina
Abstrak: Pada tahun 2010, hipertensi menjadi salah satu faktor risiko kematian secara global dan diperkirakan telah menyebabkan 9,4 juta kematian Di Indonesia, Berdasarkan data IFLS 5 tahun 2014 prevalensi hipertensi derajat 1 pada usia ≥18 tahun sebesar 15,59%. Suku Banjar yang mayoritas berdomisili di Kalimantan Selatan (65%) berpotensi menderita hipertensi derajat 1 dengan mengacu pada data Riskesdas tahun 2013 memiliki prevalensi hipertensi sebesar 30,8%. Begitupula prevalensi hipertensi di Provinsi Bali sebesar 19,9%, yang ditempati oleh mayoritas Suku Bali (84%). Perbedaan prevalensi tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui perbedaan faktor risiko hipertensi derajat 1 pada Suku Banjar dan Suku Bali. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data dari IFLS 5 tahun 2014. Sebanyak 765 responden Suku Banjar dan 1.087 responden Suku Bali umur ≥18 tahun menjadi sampel penelitian ini. Data dianalisis dengan menggunakan uji cox regression. Hasil penelitian Prevalensi hipertensi derajat 1 Suku Banjar dan Suku Bali masing-masing sebesar 17,3% dan 10,8%. Faktor risiko hipertensi derajat 1 pada Suku Banjar yaitu obesitas, PR=2,726 (95%CI; 1,913-3,886), umur ≥45 tahun, PR=2,146 (95%CI;1,482-3,107) dan laki-laki PR=1,641 (95%CI;1,149-2,344). Faktor risiko pada Suku Bali yaitu obesitas, PR=2,971 (95%CI;2,025-4,362), Umur ≥45 tahun, PR=2,144 (95%CI;1,465-3,136), laki-laki PR=1,985 (95%CI;1,341-2,938), pendidikan rendah PR=1,585 (95%CI;1,076-2,334) dan domisili di perkotaan PR=1,525 (95%CI;1,051- 2,212).Perlunya pengoptimalan kegiatan pencegahan dan deteksi dini untuk mengurangi prevalensi hipertensi pada Suku Banjar dan Suku Bali.
Kata kunci: Faktor Risiko; Hipertensi Derajat 1; Suku Bali; Suku Banjar

In 2010, hypertension was one of the risk factors for death globally and it estimated to have caused 9.4 million deaths. In Indonesia, based on data from IFLS 5, in 2014 the prevalence of hypertension stage 1 at the age of ≥18 years was 15.59%. The majority of Banjar Ethnic who are domiciled in South Kalimantan (65%) have the potential to suffer from hypertension stage 1 with reference to the Riskesdas 2013 which has a prevalence of hypertension of 30.8%. The prevalence of hypertension in Bali Province is 19.9%, which is occupied by the majority of the Bali Ethnic (84%). This difference in prevalence encouraged researchers to find out the differences in risk factors for hypertension stage 1 in the Banjar and Bali Ethnic. This study used a cross sectional design. Data from IFLS 5 in 2014. A total of 765 respondents from the Banjar ethnic and 1,087 respondents from the Bali ethnic aged ≥18 years were sampled in this study. Data were analyzed using cox regression test. Prevalence hypertension stage 1 in Banjar Ethnic and Bali Ethnic are 17,3% and 10,8%, respectively. Risk factors of hypertension stage 1 in Banjar Etnic are obesity (PR=2,726; 95%CI; 1,913-3,886), age ≥45 years (PR=2,146; 95%CI;1,482- 3,107) and male (PR=1,641; 95%CI;1,149-2,344). Risk factors of hypertension stage 1 in Bali Ethnic are obesity (PR=2,971; 95%CI;2,025-4,362), age ≥45 years (PR=2,144; 95%CI;1,465-3,136), male (PR=1,985; 95%CI;1,341-2,938), low education (PR=1,585; 95%CI;1,076-2,334) and urban (PR=1,525; 95%CI;1,051-2,212). The need for optimization of prevention and early detection activities to reduce the prevalence of hypertension in the Banjar and Bali Ethnic.
Key words: Banjar Ethnic; Bali Ethnic; Hypertension Stage 1; Risk Factors
Read More
T-5469
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Melly Kristanti; Pembimbing: Helda; Penguji: Ratna Djuwita, Sylviana Andinisari, Frima Elda
T-5150
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Rahmawati; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Putri Bungsu, Esti Widiastuti, Yunita Arihandayani
Abstrak: Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia, prevalensi obesitas sentral terus mengalami peningkatan, yaitu 18,8% tahun 2007, 26,6% tahun 2013, dan 31,0% tahun 2018. Obesitas sentral di Indonesia banyak ditemukan pada wanita dan berusia ≥45 tahun. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya obesitas sentral adalah gangguan mental emosional. Gangguan mental emosional merupakan respons dari terjadinya kejadian penuh tekanan atau stres yang mempengaruhi kerja otak dalam melakukan aktifitas fisik, status merokok, dan perilaku makan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gangguan mental emosional dan obesitas sentral pada wanita usia ≥45 tahun di Indonesia menggunakan data Riskesdas Tahun 2018 dengan desain studi cross-sectional. Pada hasil analisis diperoleh prevalensi obesitas sentral pada wanita usia ≥45 tahun di Indonesia sebesar 54,5% dan gangguan mental emosional sebesar 13,3%. Hasil analisis multivariat menggunakan cox-regression menunjukkan gangguan mental emosional memiliki hubungan dengan obesitas sentral setelah dikontrol dengan aktifitas fisik, status merokok, dan gangguan mental emosional yang berinteraksi dengan aktifitas fisik, merokok, dan konsumsi makanan berisiko (Pvalue=0,047; 95CI 0,93-1,00). Perlunya mempertimbangkan gangguan mental emosional dalam pencegahan dan penanggulangan kejadian obesitas sentral di Indonesia.
Based on the results of Basic Health Research (Riskesdas) in Indonesia, the prevalence of central obesity continues to increase, namely 18.8% in 2007, 26.6% in 2013, and 31.0% in 2018. Central obesity in Indonesia is mostly found in women and aged ≥45 years. One of the factors that can influence the occurrence of central obesity is emotional mental disorders. Emotional mental disorders are a response to stressful or stressful events that affect the brain's work in carrying out physical activity, smoking status, and a person's eating behavior. This study aims to determine the relationship between emotional mental disorders and central obesity in women aged ≥45 years in Indonesia using 2018 Riskesdas data with a cross-sectional study design. The results of the analysis showed that the prevalence of central obesity in women aged ≥45 years in Indonesia was 54.5% and mental-emotional disorders were 13.3%. Results after multivariate analysis using cox-regression showed that emotional mental disorders had a relationship with central obesity controlled by physical activity, smoking status, and emotional mental disorders which interacted with physical activity, smoking, and consumption of risky foods (Pvalue=0.047; 95CI 0.93 -1.00). The need to consider emotional mental disorders in preventing and controlling the incidence of central obesity in Indonesia.
Read More
T-7157
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive