Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32867 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nabila Nurfikriya; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Siswantoro
S-10218
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ratri Wijayanti; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Baiduri, Ridad Hero Din
S-4787
Depok : FKM-UI, 2006
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Apriyanto Kurniawan; Pembimbing: Izhar M. Fihir; Penguji: Dadan Erwandi, Yuni Kusinanti
S-5974
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aziz Rofi`i; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Lutfi Muzaqi, Sri Lestari
Abstrak: Pengemudi dump truck merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berisiko mengalami kelelahan karena adanya faktor terkait pekerjaan dan tidak terkait pekerjaan yang dapat mempengaruhi pengemudi. Pada HSE Monthly Report pada bulan Desember 2021 didapatkan bahwa angka lagging indicator untuk night work lebih tinggi dari day work. Dari sudut pandang ini, penelitian dilakukan untuk melihat gambaran kelelahan dan melakukan analisis faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada pengemudi dump truck shift malam dengan sistem double shift. Penelitian dengan desain studi cross sectional dilakukan pada 130 pengemudi dump truck PT X. Faktor terkait pekerjaan yang dilakukan penelitian adalah waktu kerja, kondisi pencahayaan, getaran kabin, dan beban kerja, sedangkan faktor tidak terkait pekerjaan yang dilakukan penelitian adalah durasi tidur, kualitas tidur, umur, pekerjaan sampingan, indeks massa tubuh, aktifitas fisik, konsumsi minuman berenergi tinggi gula dan dukungan keluarga. Uji chisquare dilakukan untuk menganalisis keeratan hubungan antara variabel dependen dan independent sedangkan uji regresi logistik berganda digunakan untuk mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan dengan variabel terikat. Prevalensi kelelahan pada pengemudi dump truck adalah sebesar 37,7% dan 62,3% tidak mengalami kelelahan. Dari empat faktor risiko terkait pekerjaan yang diteliti, pencahayaan, getaran dan beban kerja memiliki hubungan secara statistik dengan kelelahan. Sedangkan dari delapan faktor risiko tidak terkait pekerjaan yang diteliti, waktu tidur, kualitas tidur, usia, pekerjaan sampingan, aktifitas fisik, dan dukungan keluarga memiliki hubungan secara statistik dengan kelelahan. Pada hasil akhir multivariat didapatkan jika beban kerja dan pencahayaan memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan p-value < 0,05. Untuk mengurangi kelelahan pada pengemudi dump truck PT X Jobsite TB maka disarankan melakukan pengukuran kelelahan secara rutin sesuai dengan faktor risiko kelelahan yang dominan yaitu beban kerja, dan pencahayaan.
Read More
T-6421
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agung Susanto; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Robiana Modjo, Doni Hikmat Ramdhan, Gede Putu Yudasama
T-4634
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Herdipta Dhira Prasanti; Pembimbing: Hendra; Penguji: Mila Tejamaya, Hari Awang Pramudja
S-8869
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farah; Pembimbing: L.Meily Widjaya
S-3658
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maharani Ayundhias; Pembimbing: Abdul Kadir; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Aldila Faza Zulfah
Abstrak:
Pekerja shift dan on-call di sektor kelistrikan memiliki risiko tinggi mengalami kelelahan kerja (fatigue) yang berdampak pada penurunan fungsi kognitif, produktivitas, kesehatan, dan keselamatan kerja. Kelelahan ini dipengaruhi oleh faktor risiko terkait pekerjaan (sistem on-call, shift kerja, masa kerja, beban kerja) dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan (usia, tidur, status gizi, pekerjaan sampingan, status menikah, riwayat penyakit). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko kelelahan kerja (fatigue) pada pekerja shift dan on-call. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan metode mixed method. Data kuantitatif diperoleh dari 98 responden menggunakan kuesioner OFER, PSQI, NASA-TLX, pengukuran tinggi badan dan berat badan, serta didukung data kualitatif melalui wawancara terbuka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja berhubungan signifikan dengan kelelahan kerja (fatigue) akut (p = 0,027; OR = 2,703) dan kelelahan kerja (fatigue) kronis (p = 0,034; OR = 2,618). Selain itu, kuantitas tidur (p = 0,035; OR = 3,906) dan status menikah (p = 0,003; OR = 4,354) memiliki hubungan signifikan dengan kelelahan kerja (fatigue) akut. Kesimpulan penelitian ini menekankan terkait pentingnya implementasi fatigue management dan peningkatan kesadaran diri dalam mengelola kelelahan kerja (fatigue). 


Shift and on-call workers in the electricity sector have a high risk of experiencing fatigue, which impacts cognitive function, productivity, health and safety. This fatigue is influenced by work-related risk factors (on-call system, work shift, work period, workload) and non-work-related risk factors (age, sleep, nutritional status, side job, married status, disease history). The purpose of this study was to analyze the risk factors for fatigue in shift and on-call workers. The study used a cross sectional design with mixed methods. Quantitative data were obtained from 98 respondents using OFER, PSQI, NASA-TLX questionnaires, height and weight measurements, and supported by qualitative data through open interviews. The results of this study showed that workload was significantly associated with acute fatigue (p = 0.027; OR = 2.703) and chronic fatigue (p = 0.034; OR = 2.618). In addition, sleep quantity (p = 0.035; OR = 3.906) and married status (p = 0.003; OR = 4.354) had significant associations with acute fatigue. The conclusion of this study emphasizes the importance of implementing fatigue management and increasing self-awareness in managing fatigue.
Read More
S-12013
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fathul Masruri Syaaf; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Baiduri Widanarko, Heny Mayawati, Hayyu Rakhmia,
Abstrak:
Seiring peranan penting konstruksi dalam perekonomian dan berkembangnya sektor Jasa Konstruksi yang semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan layanan Jasa Konstruksi baik di tingkat nasional maupun internasional, seringkali perusahaan konstruksi menuntut pekerja bekerja secara maksimal sehingga seringkali kesehatannya terabaikan. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan pekerja, seperti kelelahan kerja, yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Penelitian ini ingin mengkaji hubungan antara kelelahan kerja dengan faktor diluar pekerjaan dan faktor pekerjaan tepada pekerja konstruksi di PT. X tahun 2022. Data mengenai faktor-faktor diluar pekerjaan (usia, status gizi/IMT, dan masa kerja), dan faktor-faktor pekerjaan (durasi kerja, beban kerja, dan suhu lingkungan kerja) terhadap terjadinya kelelahan pada pekerja proyek PT. X diteliti menggunakan kuesioner kepada 103 responden. Desain penelitian adalah penelitian analitik semi-kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Pengumpulan data hasil kuesioner dianalisis untuk melihat gambaran kelelahan kerja dan menguji hubungan pada dua variabel menggunakan uji Chi-Square. Dari hasil penelitian, 33% mengalami kelelahan kerja sedang dan 67% responden mengalami kelelahan kerja rendah. Dari analisis uji diferensial, terdapat hubungan antara status gizi (IMT) pekerja, durasi kerja dan beban kerja (p 0,000) terhadap kejadian kelelahan kerja pada pekerja di proyek PT. X tahun 2022. Sedangkan faktor usia (p 0.426), masa kerja (p 0.412) dan suhu lingkungan kerja (p 1,000) tidak berhubungan dengan kejadian kelelahan kerja pada pekerja. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa beberapa variabel tersebut berhubungan dengan kejadian kelelahan kerja yang dialami pekerja konstruksi di PT. X. Rekomendasi terkait fatigue management perlu dilakukan baik dari PT. X maupun pekerja guna meminimalisir dan mengendalikan kelelahan kerja serta meningkatkan produktifitas kerja di tempat kerja

Along with the important role of construction in the economy and the development of the Construction Services sector which is increasingly complex and the high level of competition in Construction Services services both at the national and international levels, construction companies often demand workers to work optimally so that their health is often neglected. This can have an impact on the health of workers, such as fatigue, which can lead to work accidents. This study wants to examine the relationship between work fatigue and factors outside of work and work factors for construction workers at PT. X year 2022. Data on nonwork-related factors (age, nutritional status/BMI, and years of service), and work-related factors (work duration, workload, and work environment temperature) on the occurrence of fatigue among project workers at PT. X was examined using a questionnaire to 103 respondents. The research design is a semi-quantitative analytic with a cross sectional study approach. Data collection was carried out using a questionnaire and analysis was carried out to see a description of work fatigue and to test the relationship between the two variables using the Chi-Square test. From the results of the study, 33% experienced moderate fatigue and 67% of respondents experienced low fatigue. From the differential analysis, there is a relationship between the nutritional status (BMI) of workers, duration of work and workload (p 0.000) on the occurence of fatigue in workers at the PT. X in 2022. Meanwhile, the factors of age (p 0.426), years of service (p 0.412) and working environment temperature (p 1.000) are not related to the occurence of fatigue in workers. The conclusion from this study is that some variables are related to the incidence of work fatigue experienced by construction workers at PT. X. Recommendations regarding fatigue management need to be implemented from both PT. X and workers to minimize and control fatigue as well as to increase work productivity at work.
Read More
T-6541
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Safira Hazzrah Medinah; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Abdul Kadir, Mohammad Zayyin
Abstrak:
Kelelahan atau fatigue pada pekerja tambang memiliki dampak yang besar terhadap tingkat absenteisme, penurunan produktivitas, biaya kesehatan, dan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keluhan kelelahan pada pekerja di PT X serta menganalisis faktor-faktor yang berhubungan. Faktor risiko yang diteliti yaitu faktor terkait pekerjaan (beban kerja, masa kerja, waktu istirahat, area kerja, shift kerja, dan stres kerja) dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan (usia, kualitas dan kuantitas tidur, kebiasaan merokok, commuting time, pekerjaan sampingan, konsumsi kafein, status pernikahan, status gizi, dan olah raga). Untuk mengukur kelelahan menggunakan kuesioner Occupational Fatigue Exhaustion Recovery Scale (OFER), mengukur stres kerja menggunakan kuesioner Survei Diagnosis Stres (SDS), mengukur kualitas tidur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), mengukur beban kerja mental menggunakan NIOSH Generic Job Stress Questionnaire (GJSQ), mengukur karakteristik responden menggunakan The Self-administered Questionnaire, dan untuk mengukur beban kerja fisik menggunakan alat Fingertip Pulse Oximeter. Penelitian ini dilakukan kepada 156 pekerja tambang di PT X dengan menggunakna desain penelitian cross-sectional. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensial dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja, waktu istirahat, usia, dan beban kerja mental dengan kelelahan. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengembangan program pencegahan dan pengendalian kelelahan (fatigue management) di tempat kerja dan melihat hubungan faktor terkait pekerjaan yang lebih dominan terhadap kelelahan dibandingkan faktor tidak terkait pekerjaan.

Fatigue in mining workers has a huge impact on absenteeism rates, decreased productivity, medical costs, and accidents. This study aims to describe the level of fatigue in workers at PT. X and analyze the associated risk factors. The risk factors studied included work-related factors (workload, period of work, rest time, mining area, work shifts, and work stres) and non-work related factors (age, sleep quality and sleep quantity, smoking status, commuting time, side work, caffeine consumption, marital status, body mass indeks, and exercise). To measure fatigue, the Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) questionnaire was used, Survey Diagnostic Stress (SDS) was used to measure job stress, the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire was used to measure sleep quality, NIOSH Generic Job Stress Questionnaire (GJSQ) was used to measure mental workload, the Self-administered Questionnaire was used to measure respondent characteristics, and Fingertip Pulse Oximeter was used to measure physical workload. This research was conducted on 156 mining workers at PT. X by using a cross-sectional research design. Descriptive and inferential logistic regression was used to analyze the data. The results showed that there was a significant association between period of work, rest time, age, and mental workload. Therefore, it is necessary to develop a fatigue management program in the workplace and refers to see the result that the relationship between work related factors and fatigue is more dominant than non-work related factors.
Read More
S-11713
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive