Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37877 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Risma Berliana; Pembimbing: Siti Arifah Pudjonarti; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Engkus Kusdinar Achmad
Abstrak: Status gizi lebih menjadi masalah kesehatan global dan membawa dampak buruk bagi kesehatan maupun psikososial bagi remaja. Prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak usia 5-12 tahun di Jakarta Utara tahun 2018 sebesar 29.03%, yang mana angka ini melampaui prevalensi nasional dan provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini membahas mengenai faktor yang berkaitan dengan kejadian status gizi lebih berdasarkan pengukuran persen lemak tubuh pada siswi kelas 6 sekolah dasar di Jakarta Utara pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian tentang kegemukan dan obesitas pada anak sekolah dasar dengan indikator indeks massa tubuh menurut umur. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25.43% siswi di Jakarta Utara mengalami status gizi lebih. Terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara asupan lemak (p-value 0.015) dan status menarche (p-value 0.006) terhadap kejadian status gizi lebih, dengan status menarche sebagai faktor dominan. Tidak terdapat perbedaan yang signfikan antara asupan energi, asupan protein, asupan karbohidrat, kebiasaan sarapan, konsumsi buah dan sayuran, konsumsi minuman manis dalam kemasan, aktivitas fisik, durasi menonton TV, dan menggunakan gawai dengan kejadian status gizi lebih. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perlu dilakukan edukasi terkait pola makan seimbang dan aktivitas fisik bagi remaja putri untuk menjaga status gizi normal.
Kata kunci: Status gizi lebih, remaja putri, asupan lemak, status menarche

Over nutritional status has been the global health problem and will become a negative impact on health and psychosocial for adolescents. Based on Riskesdas 2018, prevalence of overweight and obesity in children aged 5-12 years in North Jakarta is 29.03%, which is higher prevalence than the national and province DKI Jakarta. This research objectively investigated factors that related with over nutritional status in grade 6 elementary school students in North Jakarta in 2018 that used body fat percentage assessment. This study used secondary data from rencetly research about obesity in student grade 6 elementary school in North Jakarta. This study used a cross sectional method. The results showed that 25.43% of female students in North Jakarta changed obesity. There was a significant difference between fat intake (p-value 0.015) and menstrual status (p-value 0.006) to the incidence of over nutritional status, with menstrual status as a dominant factor. There is no significant proportional differences between energy intake, protein intake, carbohydrate intake, breakfast, fruit and vegetable consumption, consumption of sugar sweetened beverages, physical activity, TV viewing and gadget time, with over nutritional status. The results of this study prove that education related to balanced diet and physical activity is important for adolescent women according their needs to normal nutritional status.
Key words: Over nutritional status, adolescent female, fat intake, and menstrual status
Read More
S-10265
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reny Hariyani Tandi Liling; Pembimbing: Endang Laksminingsih; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Eti Rohati
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang kegemukan serta faktor-faktor penyebabkegemukan pada siswa-siswi Sekolah Dasar kelas 6 di Jakarta Utara. Tujuan daripenelitian ini untuk mengetahui besaran prevalensi kegemukan dan membuktikan durasitidur sebagai faktor dominan dari kegemukan pada populasi studi. Penelitian inimenggunakan desain penelitian studi cross sectional. Proses pengambilan data meliputipengukuran antropometri menggunakan timbangan berat badan yang telah divalidasiserta microtoise, wawancara food recall 24 jam, pengisian kuesioner untuk mengetahuiinformasi terkait aktivitas fisik, pola makan, dan durasi tidur. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat 52,3% siswa-siswi yang gemuk (IMT/U Z-score >1,00standar deviasi). Faktor risiko yang berhubungan dengan kegemukan ialah durasi tidur.Peneliti merekomendasikan agar dilakukan edukasi mengenai Gerakan Masyarakat Sehat(GERMAS) pada siswa-siswi.
Kata kunci: Status gizi; Kegemukan; Anak Sekolah; Durasi Tidur
This study discusses the obesity and factors causing obesity in 6th grade elementary schoolstudents in North Jakarta. The purposes of this study were to determine the prevalence ofobesity and prove the priority to sleep as the dominant factor of obesity in the studypopulation. This study used cross sectional study design. The data collection processincludes anthropometric measurements using validated weight scales and microtoise, 24-hour food recall interview, filling out questionnaires to find out related information, diet,and sleep duration. The results showed that there were 52.3% students having obesity(IMT/U Z-score> 1.00 standard deviation). The factors associated with obesity is sleepduration. Researcher recommends to educate students about Gerakan Masyarakat Sehat(GERMAS) to students.
Key words: Nutritional status; Obesity; School children; Sleep duration.
Read More
S-9791
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lulitabuti Purwaningsih; Pembimbing: Endang Laksminingsih; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Rahmawati
Abstrak: Penelitian ini membahas mengenai usia menarche dini dan faktor-faktor yang berhubungan pada siswi kelas 6 Sekolah Dasar di Jakarta Utara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui distribusi usia menarche serta membuktikan keterpaparan media elektronik sebagai faktor dominan dari usia menarche dini pada populasi studi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengukuran antropometri menggunakan timbangan berat badan, microtoise, BIA, wawancara food recall 1 x 24 jam, serta pengisian kuesioner untuk mengetahui data aktivitas fisik, keterpaparan media elektronik, usia menarche ibu, serta karakteristik orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45,8% responden yang sudah menarche mengalaminya pada usia dini. Faktor yang paling berhubungan dengan usia menarche adalah keterpaparan media elektronik. Peneliti menyarankan untuk mempertegas aturan mengenai tayangan anak, memantau anak dalam penggunaan media elektronik, serta memantau status gizi anak. Kata kunci: Menarche; Anak Sekolah; Keterpaparan Media Elektronik
Read More
S-9889
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuni Amalia; Pembimbing: Endang Laksminingsih; Penguji: Trini Sudiarti, Eti Rohati
S-9676
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Radina Aryanti Putri; Pembimbing: Endang Laksminingsih Achadi; Penguji: Kusharisupeni Djokoujono, Rahmawati
Abstrak: Stunting merupakan salah satu kondisi kekurangan gizi kronis yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan prestasi belajar pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang dominan pada siswa sekolah dasar kelas 1 di Jakarta Utara Tahun 2016. Desain studi dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode Multistage Sampling. Sampel yang diteliti sebanyak 156 siswa sekolah dasar kelas 1 di Jakarta Utara Tahun 2016 dengan responden yang memberikan informasi penelitian yaitu ibu dari siswa tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2016. Data penelitian diperoleh melalui angket, formulir FFQ, dan pengukuran antropometri. Uji yang digunakan untuk analisis bivariat adalah uji Chi-square dan uji T-independent, sedangkan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19,2% siswa mengalami stunting dan terdapat perbedaan proporsi bermakna antara stunting menurut ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi, sanitasi dan kebersihan, pemanfaatan pelayanan kesehatan, suplementasi vitamin A, status imunisasi, pola asuh, pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga dan frekuensi konsumsi makanan sumber zat gizi (protein, vitamin A, zat besi, dan seng). Kemudian, dari hasil analisis regresi logistik didapatkan suplementasi vitamin A sebagai faktor dominan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dapat melakukan perbaikan gizi siswa sekolah dasar baik melalui pemantauan status gizi berkala, muatan gizi di sekolah, perbaikan sanitasi dan lingkungan. Selain itu, sekolah dapat mendukung kinerja pemerintah melalui program sekolah sehat dan edukasi terhadap orang tua siswa. Kata kunci: Stunting, siswa sekolah dasar kelas 1, suplementasi vitamin A
Read More
S-9057
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reratri Andadari; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Ahmad Syafiq, Anies Irawati
S-9806
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adillah Imansari; Pembimbing: Kusharisupeni; Penguji: Sandra Fikawati, Rahmawati
Abstrak: Penurunan usia menarche (menstruasi pertama) pada remaja putri yang semakin muda yang akan berdampak jangka panjang pada permasalahan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan terhadap usia menarche dengan desain studi cross-sectional pada 100 siswi kelas 7 dan 8 SMP Islam Panglima Besar Sudirman 2016. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 39% siswi memiliki usia menarche dini (< 12 tahun) dan 61% lainnya usia menarche normal dengan rata-rata usia menarche adalah 11,161 ± 0,85 tahun, dengan usia menarche termuda 10 tahun dan tertua usia 13 tahun. Berdasarkan uji regresi logistik ganda, asupan lemak merupakan faktor dominan terhadap usia menarche (P=0,002; OR=6) setelah dikontrol status gizi (IMT/U), asupan energi, asupan protein, asupan karbohidrat, persen lemak tubuh, aktivitas fisik dan usia menarche ibu. Faktor lain yang memiliki perbedaan usia menarche bermakna secara statistik adalah asupan energi (p=0,000; OR=1), persen lemak tubuh (p=0,012; OR=1) dan usia menarche ibu (p=0,029; OR=5). Kounfonding usia menarche yang tidak memberikan perbedaan bermakna secara statistik adalah status gizi (IMT/U) (p=0,441;OR=2), asupan karbohidrat (p=0,867;OR=1), dan aktivitas fisik (p=0,485;OR=3). Kata kunci: Usia menarche, Sekolah Menengah Pertama, Asupan Lemak, Asupan Energi, Persen Lemak Tubuh, Usia Menarche Ibu Decline in age of menarche (first menstrual period) in girl adolescent getting younger will impact long-term to health problems. The purpose of the study is to determine dominant age factor of menarche with cross-sectional study design with 100 girl adolescent student 7 and 8 grade of Panglima Besar Sudirman Mosloem Junior High School East Jakarta 2016. The result of study is 39% of girl adolescent student have early menarche age and 61% of other have normal menarche age with an average age of menarche is 11,6 ± 0,85 years with the youngest age of menarche 10 years old and the oldest 13 years old. Based on the multiple logistic regression, fat intake is dominant factor of the age of menarche (P=0,002; OR=6) after controlled of nutritonal status (BMI/Y), energy intake, protein intake, carbohydrate intake, percentage of body fat, physical activity and age of mother menarche. Another factor have a significant different for statiscally in age of menarche are energy intake (p=0,000; OR=1), percentage of body fat (p=0,012; OR=1) and age of mother menarche (p=0,029; OR=5). Counfonding age of menarche have not significant different for statiscally in age of menarche are status (BMI/Y) (p=0,441;OR=2), carbohydrate intake (p=0,867;OR=1), and physical activity (p=0,485;OR=3). Keywords: Age of Menarche, Junior High School, Fat Intake, Energy Intake, Percentage of Body Fat, Age of Mother Menarche
Read More
S-9308
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayu Triyani; Pembimbing: Endang Laksminingsih Achadi; Penguji: Sandra Fikawati, Rahmawati
Abstrak: Wasting merupakan suatu kondisi malnutrisi akut yang dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi dan kematian pada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian wasting pada anak usia 6 ndash; 23 bulan di Jakarta Utara tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dan data primer dengan jumlah sampel sebanyak 207 anak dari 11 posyandu terpilih yang diperoleh melalui metode multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri BB dan PB dan wawancara kuesioner dengan responden ibu/pengasuh dari sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 9,2 anak usia 6 ndash; 23 bulan di Jakarta Utara mengalami wasting. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan bahwa praktik pemberian kolostrum p-value.
 

Wasting is a condition of acute malnutrition that can increase the risk of infectious disease and death in children. The objective of this research is to determine the dominant factor related with wasting among children aged 6 ndash 23 months in North Jakarta in 2017. This research used a cross sectional study design and primary data with total sample of 207 children from 11 selected posyandu obtained through multistage random sampling method. Data were collected by anthropometric measurements weight and body length and questionnaire interviews with respondents mother caregiver of research sample. The result showed that 9,2 of children aged 6 ndash 23 months in North Jakarta are wasting. The result of bivariate analysis with chi square test showed that the practice of giving colostrum p value.
Read More
S-9491
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Winda Natasya; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Eko Aditya Meinarno, Salimar
Abstrak: Gangguan mental emosional merupakan keadaan penderitaan emosional atau perubahan psikologis yang dialami seseorang ditandai dengan adanya gejala depresi, kecemasan, dan perasaan tidak enak (rasa lelah, sulit tidur, kehilangan motivasi). Hubungan antara faktor pola makan dan gaya hidup terhadap kesehatan mental mulai menjadi perhatian belakangan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang memengaruhi kejadian gangguan mental emosional pada siswasiswi SMA Negeri 1 Jakarta tahun 2018. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan metode cross sectional, menggunakan data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner, pengukuran antropometri, dan wawancara food recall 1x24 jam dari 156 responden yang dipilih dengan cara nonprobability sampling (consecutive sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 34,6% responden mengalami gangguan mental emosional. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara kualitas diet, moderasi diet, balansi diet, dan uang saku dengan kejadian gangguan mental emosional pada responden. Moderasi diet ditemukan sebagai faktor dominan dari kejadian gangguan mental emosional pada siswasiswi SMA Negeri 1 Jakarta tahun 2018. Siswa-siswi yang moderasi dietnya buruk atau dengan kata lain mengonsumsi total lemak, lemak jenuh, kolesterol, natrium, dan makanan kalori kosong (gula, minyak, alkohol) secara berlebih berisiko 3,628 kali besar mengalami kejadian gangguan mental emosional dibandingkan yang memiliki moderasi diet baik. Perlu dilakukan upaya edukasi mengenai pentingnya diet yang berkualitas terutama dibagian moderasi dan faktor risiko lainnya sebagai upaya pencegahan terjadinya gangguan mental emosional serta gangguan mental yang lebih serius. Kata kunci : Gangguan mental emosional, faktor terkait gizi, moderasi diet, kualitas diet, anak sekolah menengah atas Psychological distress is a state of emotional suffering or psychological changes experienced by a person characterized by symptoms of depression, anxiety, and feelings of unease (fatigue, sleeplessness, loss of motivation). The relationship between dietary and lifestyle factors to mental health began to be a concern lately. The purpose of this study is to determine the dominant factors that affect the prevalence of psychological distress in the students of SMA Negeri 1 Jakarta in 2018. The study was conducted quantitatively by cross sectional method, using primary data obtained through questionnaires, anthropometric measurements, and interview food recall 1x24 hours from 156 respondents selected by nonprobability sampling (consecutive sampling). The results showed that as much as 34.6% of respondents experiencing psychological distress. The results of bivariate analysis with chi square test found significant relationship between diet quality, dietary moderation, dietary balance, and allowance with the incidence of psychological distress in respondents. Dietary moderation was found to be the dominant factor of psychological distress in high school students of SMA Negeri 1 Jakarta 2018. Students with poor dietary moderation or in other words consumed total fat, saturated fat, cholesterol, sodium, and empty calorie foods (sugar, oil, alcohol) excessively are at risk 3,628 times bigger to experience psychological distress than those with good dietary moderation. Educational efforts need to be made about the importance of quality diet, especially in the moderation and other significant risk factors as an effort to prevent the incidence of psychological distress and more serious mental disorders. Key word : Psychological distress, nutrition related factors, dietary moderation, diet quality, high school students
Read More
S-9715
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irmalia Afrianty; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Ahmad Syafiq, Hartono
Abstrak: Citra tubuh adalah pandangan subjektif penampilan fisik seseorangberdasarkan pengamatan diri dalam kaitannya dengan kepuasan ukuran tubuh.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dan faktordominan terhadap citra tubuh pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain studicross sectional. Data dikumpulkan dari 120 siswa-siswi di SMAI Al-Azhar 4 Bekasidengan menyebarkan self-administered questionnaire dan pengukuran antropometri.Analisis data menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda modelprediksi. Hasil penelitian menunjukkan 73,3% responden memiliki ketidakpuasancitra tubuh. Terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan kelompokresponden berdasarkan jenis kelamin, distorsi, status gizi, riwayat diet, pengaruhteman dan pengaruh media. Sedangkan tidak ditemukan hubungan yang bermaknaantara citra tubuh dengan kelompok responden berdasarkan aktivitas fisik,pengetahuan gizi, kepercayaan diri, dan pengaruh orang tua. Hasil analisis multivariatmenunjukkan faktor dominan terhadap ketidakpuasan citra tubuh adalah status gizi.
Kata kunci : citra tubuh; distorsi; remaja; riwayat diet; status gizi
Body image is subjective view of one's physical appearance based on observations inrelation to body size satisfaction. This study aims to determine factors associated anddominant factor to body image among students. This study used cross sectional designstudy. Data was completed by 120 students in SMAI Al-Azhar 4 Bekasi using self-administered questionnaire and anthropometric measurement. Analysis data used chisquare test and logistic regression test with prediction model. The results showed that73,3% respondents have body image dissastisfaction. There are significant relationshipof body image and respondents group according to gender, distortion, nutritionalstatus, diet history, friends influence, and media influence. Whereas, there are nosignificant relationship of body image and respondents group according to physicalactivity, nutritional knowledge, self esteem, and parental influence. Multivariateanalysis showed that the dominant factor of dissatisfaction body image is nutritionalstatus.
Keywords : body image; distortion; adolescent; diet history; nutritional status
Read More
S-9149
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive