Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35800 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nadia Putri Maretta; Pembimbing: Prastuti Soewondo; Penguji: Ede Surya Darmawan, Adang Bachtiar, Mira Miranti Puspitasari, Utang Wardaya
Abstrak:
Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang menjadi 60% penyebab kematian di Indonesia. DM tipe 2 dapat dilakukan pencegahannya yaitu dengan melakukan deteksi dini pada kelompok tanpa gejala dan prediabetes. Adanya Posbindu PTM menjadi salah satu wadah kegiatan untuk menyebarluaskan upaya deteksi dini DM tipe 2 di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pemberdayaan Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok pada tahun 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Didapatkan informan sebanyak 11 orang dengan latar belakang peran yang berbeda. Teknik triangulasi sumber dan metode digunakan untuk melakukan crosscheck atau validasi data informan. Hasil: Belum semua Kelurahan di wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok memiliki Posbindu PTM dan pelaksanaanya masih belum optimal dalam menjangkau warga usia produktif (usia >15 tahun). Di masa pandemi Covid 19 pelaksanaan Posbindu PTM dihentikan. Permasalahan yang ditemui pada kesiapan variabel input yaitu ketersediaan SDM yang kurang memadai dan kompetensi kader yang tidak merata, keterbatasan dana operasional, sarana dan prasarana yang kurang memadai, tidak tersedianya petunjuk teknis bagi kader, dan kurangnya dukungan dari instansi pemerintah maupun swasta. Kemudian dari kesesuaian variabel proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian, aktuasi, kontrol dan evaluasi masih harus dimaksimalkan yaitu dengan melakukan kolaborasi lintas sektoral dengan memaksimalkan peran masing-masing pihak yang terlibat. Pada capaian output indikator kuantitas pelaksanaan Posbindu PTM sudah berjalan sesuai panduan, namun pada indikator cakupan pemeriksaan faktor risiko DM tipe 2 dan cakupan rujukan masih belum tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kesimpulan: Pemberdayaan Posbindu PTM dalam upaya pencegahan DM tipe 2 belum berjalan optimal yang berakibat pada belum optimalnya temuan dini pada kelompok yang rentan menderita DM tipe 2. Disarankan agar semua pihak yang terlibat untuk berkolaborasi meningkatkan peran masing-masing di dalam pemberdayaan Posbindu PTM sebagai upaya pencegahan DM tipe 2

Background: The existence of Posbindu PTM has become a place for activities to disseminate early detection efforts for type 2 diabetes in the community. The purpose of this study was to investigate the implementation of empowerment Posbindu PTM. Method: This study use a qualitative approach. It was found 11 informants from different backgrounds. Result: The implementation is still not optimal in reaching productive age communities. During in Covid 19 situation, the Posbindu PTM was stopped. Problems encountered in the readiness of input variables are the availability of inadequate human resources and uneven competence of cadres, limited operational funds, inadequate facilities and infrastructure, unavailability of technical instructions for cadres, and lack of support from government and private agencies. Then from the suitability of the process variables ranging from planning, organizing, actuation, control and evaluation still have to be maximized, namely by conducting cross-sectoral collaboration by maximizing the role of each party involved. At the achievement of the output indicator the quantity of Posbindu PTM has been running according to the guidelines, but the indicator coverage of risk factors for DM type 2 and referral coverage has not been achieved in accordance with the targets set by the Department of Health. Conclusion: The empowerment of Posbindu PTM in preventing type 2 DM has not run optimally. It is recommended that all parties involved to collaborate increase their respective roles in empowering Posbindu PTM to prevent DM type 2

Read More
T-5892
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alfiyah; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Mieke Savitri, Kurnia Sari, Punto Dewo, Firy Triyanti
Abstrak: Posbindu PTM merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengendalikanpenyakit tidak menular melalui peningkatan peran serta masyarakat dalam deteksi dinifaktor risiko penyakit tidak menular. Cakupan kunjungan masyarakat ke Posbindu PTMdi Kota Bogor pada tahun 2017 hanya 12,96% belum mencapai target yang diharapkanyaitu 30%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kegiatanPosbindu PTM di Kota Bogor. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam,Focus Group Discussion (FGD), telaah dokumen dan observasi. Informan penelitianterdiri dari 11 informan wawancara mendalam dan 24 informan FGD. Observasidilakukan di 2 Posbindu PTM di Puskesmas Mekarwangi dan Puskesmas Cipaku. Hasilpenelitian berdasarkan aspek standar dan tujuan kebijakan sudah cukup mendukungnamun untuk sasaran peserta Posbindu PTM belum semua informan mengetahui, aspeksumber daya manusia tenaga dan kompetensi kader masih kurang, anggaran berasal daridana APBD dan BOK, sarana prasana sudah cukup memadai namun untuk media promosipreventif masih kurang, aspek komunikasi antar pelaksana kegiatan sudah terjalin namunbelum efektif terutama pada penyebaran informasi mengenai sasaran dan jadwal kegiatan,aspek karakteristik badan pelaksana untuk hubungan dan proses koordinasi sudah terjalinnamun belum optimal terutama kordinasi tugas antar kader, aspek sikap pelaksanapetugas sudah cukup baik namun sikap dan motivasi kader masih kurang belum semuanyaterlibat aktif pada kegiatan, aspek dukungan lingkungan sosial belum optimal hadirnyatokoh masyarakat pada saat pelaksanaan kegiatan, dukungan dana sudah cukupmendukung dari bantuan masyarakat, dan dukungan politik dari pemerintah daerah sudahcukup baik dengan dikeluarkannya SK Walikota. Rekomendasi perlu adanya refreshingkader dengan melakukan studi banding ke Posbindu terbaik, pelatihan secara berkala danperekrutan kader baru, pemberian reward atau pemilihan kader teladan dan PosbinduPTM terbaik, peningkatan kerja sama lintas sektor lembaga pendidikan, pemerintah danswasta.

Non Communicable Disease Integrated Service Post (NCDISP) is one of the efforts toprevent and control non-communicable diseases by using, will also change the language.The coverage of the community to NCDISP in 2017 only 12.96% has not reached theexpected target of 30%. This study aims to find out how the implementation of NCDISPactivities in the city of Bogor. The method used is in-depth interviews, Focus GroupDiscussion (FGD), study documents and observations. The research informants consistedof 11 informant interviews and 24 FGD informants. Observations were conducted at 2NCDISP at Mekarwangi Health Center and Cipaku Health Center. The results of researchbased on the aspects of standards and objectives that exist but still for the targetparticipants NCDISP not all information, resources and energy resources cadres are stilllacking, funds come from APBD and BOK funds, facilities are quite adequate yet forpreventive media campaign less, communication aspect between executor of activity hasnot been established but not yet effective especially at disseminating information abouttarget and schedule of activity, executor body aspect for relationship and process whichhave been intertwined but not optimal especially for duties among cadres, and others.good but the attitude and motivation of the cadres are still less actively involved activelyin the activities, the social environment is not optimally the presence of communityfigures at the time of implementation of activities, The amount of funds is enough supportfrom the public assistance, and funds from the local government is quite good with theissuance of SK Mayor. Suggestions need to be refreshed by doing cadres by conductingcomparative studies to the best NCDISP, online training and recruitment of new cadres,reward prizes or selecting best cadres and NCDISP, enhancing education, governmentand private sector cooperation.
Read More
T-5295
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fauzia; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Wahyu Sulistiadi, Chita Septiawati, Nanik Widayani
T-3965
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evvi Rotua; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Ede Surya Darmawan, Trio Toufik
Abstrak: Posbindu PTM diharapkan dapat menanggulangi masalah tingginya angka kesakitan dan angka kematian akibat PTM. Penelitian ini bertujuan menganalisis determinan pemanfaatan Posbindu PTM di KKP Kelas I Tanjung Priok. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 114 sampel dan menggunakan data sekunder kegiatan Posbindu PTM dan hasil pemeriksaan kesehatan pegawai. Teknik analisis yang digunakan adalah uji chi square dan regresi logistik untuk memperoleh gambaran hubungan antara karakteristik individu dan status kesehatan terhadap pemanfaatan Posbindu PTM. Berdasarkan hasil uji bivariat dan uji multivariat regresi logistik baik usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status kesehatan tidak mempengaruhi pemanfaatan Posbindu PTM (p value > 0,05).

The role of Posbindu PTM for NCDs is to overcome the mortality rate and morbidity rate. The aim of this study is to anlyze the role of Posbindu PTM for NCDs on Health Quarantine Office on Port of Tanjung Priok. The amount of sample that used in thir risert was 114 sample and the data was taken from the activities of Posbindu PTM and the resulth of health examination that have been done. Analyses technique used in this analyses was chi square and logistic regression to get the pictures of the correlation between the characteristic and health status. The result shows that there was no correlation between the utilization of Posbindu for NCDs with age, gender, education, job title and healt status ( p value > 0,05). 
Read More
T-5067
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Uswatun Hasanah Nuri Rosyidi; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Zakiah
Abstrak: Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit utama penyebab kematian terbesar di dunia, peningkatan prevalensi penderita PTM di Indonesia meningkat berdasarkan Riskesdas tahun 2013 dan Riskesdas tahun 2018. PTM menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menyebabkan tingginya mortalitas dan morbiditas pada pasien yang mengakibatkan beban pembiayaan kesehatan yang tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan data yang valid dan akurat untuk menciptakan sebuah program kesehatan untuk upaya pengendalian PTM, salah satunya adalah dengan memperkuat sistem informasi surveilans faktor risiko PTM. Penyelenggaraan sistem informasi surveilans faktor risiko PTM diharapkan dapat memberikan data yang vailid dan adekuat sebagai salah satu landasan dalam mengambil keputusan dan perencanaan program pengendalian PTM yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penerapan sistem informasi surveilans faktor risiko PTM di Indonesia untuk digunakan sebagai bahan monitoring dan evaluasi di masa mendatang. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan menggunakan metode literature review dengan basis data google scholars dan dokumen penelitian alumni FKM UI. Pendekatan input, proses, output digunakan untuk memperoleh gambaran terperinci dalam komponen penyelenggaraan sistem informasi surveilas faktor risiko PTM. Hasil pencarian diperoleh dua studi terinklusi yang menunjukkan bahwa sumber daya yang menjadi komponen input dalam penyelenggaraan sistem informasi surveilans faktor risiko PTM tidak memadai, komponen proses yang mencakup kegiatan surveilans belum dilaksanakan menggunakan web based system secara keseluruhan, dan pada ouput informasi didiseminakan kepada jajaran strukturl yang lebih tinggi, namun belum ada bukti yang menunjukkan hasil diseminasi tersebut dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat umum. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa adanya kendala yang ditemui mengakibatkan sistem informasi surveilans faktor risiko PTM belum terlaksana dengan optimal. Kata kunci: Sistem Surveilans, Faktor Risiko, Penyakit Tidak Menular, Pencatatan dan Pelaporan. Non-Communicable Diseases (NCDs) is are the main cause of death in the world, the prevalency of NCDs in Indonesia increased based on according to Riskesdas in 2013 Riskesdas in and 2018. NCDs are public health problems that cause high number in mortality and morbidity in patients, which results in high burden of the health financing. With that being said, it is necessary to develop comprehensive, effective, efficient, and sustainable prevention through systematically targeted health programs. Therefore, valid and accurate data to create a health program for NCDs control efforts is highly needed by strengthening the surveillance information system risk factor of NCDs. The expectancy of implementing surveillance information systems for risk factor of NCDs to provide adequate and reliable data as a basis for making decisions and planning for the proper NCDs control program. This study aims to get an overview of apply the surveillance information systems for risk factor of NCDs in Indonesia that can be used as material for monitoring and evaluation in the future. This research is a qualitative study using the literature review method with a Google Scholars database and FKM UI alumni research documents database. The used of input, process and output approaches to get a detail picture of the components of the surveillance information systems risk factor of NCDs. The researchers get results of the search by Two inclusive studies which met the inclusive criteria showed that the resources that became the input part in the implementation of the surveillance information system risk factor of NCDs were inadequate, the process part that included surveillance activities had not been carried out using a web-based system as a whole thoroughly, and the output was disseminated to the ranks of the structure higher, but there is no evidence that the results of dissemination can be easily accessed by the public. Based on the results of this study, the researcher concluded that the obstacles encountered resulted in the surveillance information system risk factor of NCDs not being implemented optimally. Key words: Surveillance system, Risk Factors, Non-Communicable Diseases, Recording and Reporting
Read More
S-10372
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vina Sri Avriantini; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Mardiati Nadjib, Adik Wibowo, Intan Widayati, Didik Supriyono
Abstrak:
Tuberkulosis adalah salah satu penyakit menular yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi dengan menjadi 10 penyakit mematikan di dunia tahun 2015. Menurut laporan WHO tahun 2017, di tingkat global diperkirakan 10,4 juta kasus TB baru. Sedangkan di Indonesia ditemukan jumlah kasus baru TB paru sebanyak 425.089 kasus. Jumlah yang tertinggi dilaporkan berada di provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah dengan presentase 43% dari seluruh Propinsi. Jumlah kasus di Kabupaten Bogor sebanyak 8.099 orang. Angka penemuan penderita TB Paru BTA (+) tahun 2017 sebanyak 3.861 orang (73,88%). Sedangkan untuk angka kesembuhan penderita TB paru BTA (+) di Puskesmas dan rumah sakit Kabupaten Bogor terus mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 97% hingga tahun 2018 (Triwulan 2) sebesar 82%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi program penanggulangan TB Paru di Puskesmas Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2020 mulai dari komponen input, proses maupun outputnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth interview), observasi dan telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juli 2020. Pengambilan data dilakukan di 6 Puskesmas di wilayah kabupaten Bogor dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Jumlah informan adalah 25 orang yang terdiri dari 6 Kepala Puskesmas, 6 petugas TB, 6 petugas laboratorium, 6 petugas promkes dan 1 orang wasor TB di Dinas Kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka penemuan kasus Puskesmas Sukaraja dan Puskesmas Ciburayut sudah mencapai target yaitu di atas 70%, sedangkan Puskesmas Ciawi, Puskesmas Cinagara dan Puskesmas Karya mekar belum mencapai target. Untuk angka keberhasilan pengobatan hanya Puskesmas Cimandala, Puskesmas Sukaraja dan Puskesmas Karyamekar yang sudah mencapai target, sedangkan Puskesmas Ciburayut, Puskesmas Ciawi dan Puskesmas Cinagara belum mencapai target. Keberhasilan program TB di Puskesmas Cimandala dan Puskesmas Sukaraja didukung oleh SDM dengan jumlah yang cukup, pendidikan yang sesuai dan terlatih, kemudian sarana dan prasarana yang cukup memadai, pendanaan yang cukup, sistem informasi yang terintegrasi dan kontinyu, kerjasama lintas program dan lintas sektor yang baik, serta manajemen yang baik di Puskesmas. Sedangkan Puskesmas Karya mekar dan Puskesmas Cinagara belum mencapai target, karena memiliki kendala kurangnya SDM baik jumlah maupun tenaga terlatih, sarana dan prasarana TB yang kurang memadai, kerjasama lintas sektor yang belum maksimal, serta belum optimalnya peran promkes dalam memberikan edukasi terhadap masyarakat. Rekomendasi dari penelitian ini adalah agar keberhasilan yang dicapai melalui faktor-faktor pendukungnya dapat diterapkan bagi Puskesmas-puskemas lain di Kabupaten Bogor.

Tuberculosis is a contagious disease that causes high morbidity and mortality rates and have becoming 10 deadly diseases in the world in 2015. WHO have been estimating the total of 10,4 million new TB cases at the global level in 2017. There are 425.089 new TB cases have been found in Indonesia. The largest number of TB cases has been reported in Jawa Barat, Jawa Timur, and Jawa Tengah which has precentage 43% of all Province. The TB cases in Kabupaten Bogor is about 8.099 cases. In one year, the number of patients with pulmonary TB BTA (+) in the year of 2017 is 3861 people. At the same time, the number of recovery patients with pulmonary TB has  decreased from 97% (2015) to 82% (the second quarter in 2018). This Research is intended to ascertain how to implement pulmonary Tuberculosis Disease Countermeasures Program in Puskesmas on Kabupaten Bogor during 2020. The research encompass in many aspect from input component until output component. It’s use qualitative study with data collection through indepth interview, observation and review of documentation. The research data is acquired from 6 puskesmas and Public Health Office in Kabupaten Bogor in range March – July 2020. The informant consist of 6 Heads of Puskesmas, 6 tuberculosis focal persons, 6 laboratory technicians, 6 promkes officer and 1 wasor TB in Public Health Office. The result form this research show that Puskesmas Sukarja and Cibaruyut have met the target at above 70% Suspected Case numbers. Puskesmas Ciawi, Puskesmas Cinagara and Puskesmas Karya Mekar have not reached the target for case founding. The target of successful rate has been fulfilled in Puskesmas Cimandala, Puskesmas Sukaraja and Puskesmas Karyamekar, but not yet in Puskesmas Ciburayut, Puskesmas Ciawi and Puskesmas Cinagara. Puskesmas Cimandala and Puskesmas Sukaraja are quite successful in the TB Programme due to the fulfillment of adequately trained human resources, adequate infrastructure, sufficient funding, integrated of system information, collaboration on sectoral program – cross sectoral and good management in Puskesmas. Puskesmas Karya Mekar and Puskesmas Cinagara have not reached the target due to insufficient of trained human resource, inadequate infrastructures, collaboration of cross sector are not optimally implemented and leak education about health information to the public. The recommendation from this research is that the success achieved through supporting factors can be applied to the other Puskesmas in Kabupaten Bogor.

Read More
T-5964
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Stya Hadi Saputra; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Vetty Yuliyanty Permanasari, Karnadi
Abstrak: Capaian cakupan CDR Kota Depok dari tahun 2009 sampai 2014 di bawah target nasional. Kota Depok berada di urutan 24 dari 27 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat dengan nilai CDR sebesar 34,28%. Hanya 5 dari 32 puskesmas yang mencapai target nasional pada tahun 2014. Penelitian kualitatif ini membahas tentang penemuan kasus TB paru BTA positif di Kota Depok. Sampelnya adalah Puskesmas Pancoran Mas yang mencapai target dan Puskesmas Sawangan yang tidak mencapai target. Variabel yang diteliti adalah faktor input puskesmas (SDM, Dana, Sarana Prasarana dan Implementasi), peran Dinas Kesehatan dan faktor Kemitraan Masyarakat. Ditemukan bahwa keberhasilan penemuan kasus TB paru BTA positif terutama karena promosi kesehatan yang melibatkan lintas program dan sektor. Petugas P2TB mempunyai peran penting untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan keluarga pasien didukung dengan ketersedian dana. Penelitian ini menyarankan diperluas evaluasi melibatkan seluruh petugas yang terkait dalam pelaksanaan P2TB, baik di Dinas Kesehatan maupun Puskesmas Kata kunci : Penemuan Kasus TB Paru BTA Positif, Puskesmas dan Studi Kualitatif Case detection of TB cases with BTA positive has been underperformed in Depok since 2009 to 2014. Depok is listed as member 24 of the 27 district / city in West Java with CDR value of 34,28%. Of the 32 health centers in the city of Depok, only 5 community health center (15.6%), reached the national target of in 2014. This study discusses case finding of BTA positive pulmonary TB cases samples were Puskesmas Pancoran Mas with good performance and Puskesmas Sawangan that has not reached the target. Variables involved were Puskesmas input factors (Human Resources, Cost, Infrastructure and Implementation), role of district health office and community participation. It was found that the success of the case detection BTA positive pulmonary TB cases mainly because of health promotion involving other programs and multisectors. The P2TB officers played an important role to disseminate and provide education to the community and the families of patients, supported by the sufficient funding. The study suggested to conduct a thorough evaluation involving all relevant staffs in the implementation of P2TB, both in the District Health Office and Community Health Center. Key Words: Case Detection Rate of Tuberulosis, Community Health Center and Qualitative Study
Read More
S-8673
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurkarti Azni; Pembimbing: Ede Surya Darmawan, Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Pujianto, Punto Dewo, Daria Juliana Rasinta Ginting
Abstrak: Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM),merupakan salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat esensial yang dilaksanakan olehPuskesmas. Akreditasi Puskesmas adalah bentuk program menjaga mutu dan bentukstandarisasi terhadap pelayanan Puskesmas agar dapat memberikan pelayananberkualitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dilakukan pada bulan April-Mei 2018, bertujuan untuk melihat pengaruh akreditasi terhadap kinerja puskesmaskhususnya pada Penyelenggaraan Program P2PTM. Hasil penelitian, secara umumOutput penyelenggaraan program P2PTM pada Puskesmas terakreditasi lebih baikdibandingkan Puskesmas belum terakreditasi. Kegiatan kemitraan dan dana ygbersumber dari masyarakat belum berjalan, Skrining Iva test dan CBE dan skrining DMmasih sekitar 5%, hal ini menunjukkan kurangnya partisipasi masyarakat dan kurangefektifnya pemberdayaan masyarakat. Komponen Input SDM, dana, sarana danpetunjuk Pelaksanaan belum memadai. Komponen Proses perencanaan (P1),Pengorganisasian dan penggerakkan (P2) pada Puskesmas terakreditasi lebih baikdibandingkan Puskesmas belum terakreditasi, P3 sudah berjalan walaupun belumoptimal di beberapa Puskesmas. Perlu meningkatkan kerjasama lintas sektor dan upayapemberdayaan masyarakat untuk mendukung Program P2PTM. Perlu mendorongPuskesmas untuk meningkatkan pennerapan Manajemen Puskesmas dan melakukanContiniously Quality Improvement untuk mencapai peningkatan kualitas sebagai tujuanutama Akreditasi Puskesmas.
Read More
T-5285
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Atrie Fitriah Pribadi; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Pujiyanto, Vetty Yulianty Permanasari, Nurjamil, Punto Dewo
T-5287
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ledy Visna Asfiani; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yuianty Permanasari, Purwati, Harnoto
Abstrak: Kontinuitas peserta untuk mengikuti Prolanis merupakan salah satu indikatorkomitmen pelayanan di FKTP, sehingga mengetahui tingkat kepatuhan dan faktoryang mempengaruhinya menjadi hal yang penting. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan mengikuti Prolanis dandeterminannya pada peserta dengan DM tipe 2 di lima FKTP BPJS Bekasi.Penelitian ini menggunakan disain cross sectional, pengumpulan data melaluipengisian kuesioner pada 228 peserta Prolanis dengan DM tipe 2 di lima FKTPBPJS Bekasi dan diambil dengan acak sederhana secara proporsional sesuaidengan jumlah peserta di tiap FKTP.
Hasil penelitian menunjukkan tingkatkepatuhan peserta Prolanis dengan DM tipe 2 di lima FKTP tersebut adalah 3.59.Lama menderita sakit, persepsi manfaat, persepsi penghalang dan pelaksanaanpedoman program berhubungan dengan tingkat kepatuhan peserta. Persepsipenghalang merupakan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengantingkat kepatuhan peserta. Faktor pada individu dan provider tersebut dapatdijadikan sebagai bahan telaah bagi FKTP dalam memfasilitasi kebutuhan pesertasehingga dapat meningkatkan tingkat kepatuhan untuk mengikuti Prolanis.Kata Kunci: Tingkat kepatuhan, peserta Prolanis, DM tipe 2, determinan.Daftar Pustaka: 83 (1985-2015).
Read More
T-4592
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive