Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 38083 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Haryudha; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Hadi Pratomo, Rita Damayanti, Sarah Handayani, Purwadi
Abstrak: Puskesmas sebagai gatekeeper sistem pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peran besar dalam menjangkau pelayanan kesehatan dasar di masyarakat dimana tenaga kesehatan merupakan salah satu pondasi utamanya. Sejak Mei 2020, Puskesmas memiliki peran tambahan dalam melakukan pelacakan kontak erat dan pemantauannya. Tenaga kesehatan Puskesmas berpotensi memiliki resiko mengalami burnout yang memiliki dampak negatif pada pelayanan kesehatan ke pasien, kesehatan tenaga kesehatan, dan juga sistem kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor sumber daya yang berhubungan dengan burnout pada pada tenaga kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta pada Juli 2021. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain studi cross sectional dengan multi-stage random sampling. Pengumpulan data dilakukan kepada 317 tenaga kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta dengan menggunakan kuesioner CBI dalam Bahasa Indonesia, SRQ-20 dalam bahasa Indonesia, dan kuesioner determinan burnout yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor burnout sebesar 44,29 yang berarti bahwa secara umum tenaga kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta tidak mengalami burnout. Namun jika dilihat berdasarkan domain penyusunnya, 62% nakes Puskesmas di DKI Jakarta mengalami personal burnout, 45,7% mengalami work-related burnout, dan 26,2% mengalami client-related burnout. Uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa lingkungan kerja, kepuasan finansial, dan status depresi berhubungan secara signifikan dengan burnout tenaga kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta. Faktor lingkungan kerja yang termasuk ke dalam sumber daya personal merupakan variabel paling dominan terhadap burnout tenaga kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta (p<0.001, OR=15.735)
Read More
T-6125
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurhanifah; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Evi Martha, Harmayani, Maheka Karmanie
Abstrak:
Hingga 12 Oktober 2022, COVID-19 di Indonesia menyebabkan 6.450.248 orang terpapar dan 158.249 jiwa meninggal dunia. Vaksinasi COVID-19 menjadi salah satu upaya Pemerintah untuk mengurangi transmisi/penularan, menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan COVID-19. Tujuannya untuk membentuk kekebalan kelompok di masyarakat minimal 60%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerimaan vaksinasi COVID-19 booster pada tenaga kerja di Kota Tangerang. Penelitian kuantitaif menggunakan desain studi survei cross sectional. Pengumpulan data dilakukan kepada 319 responden di Kota Tengerang dengan menggunakan kuesioner Vaccination Acceptance Scale dalam bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 170 responden (53,3%) menerima vaksinasi COVID-19 booster dengan baik. Namun, jika dilihat dari pertanyaannya, terdapat 41,7% responden menerima vaksinasi karena diwajibkan. Hal ini menunjukkan belum ada kesadaran pribadi responden untuk melakukan vaksinasi booster COVID-19. Terdapat hubungan antara pekerjaan, persepsi hambatan, persepsi manfaat, keterpaparan informasi, dan riwayat vaksinasi COVID-19 dengan penerimaan vaksinasi booster COVID-19. Variabel yang paling dominan pada penerimaan vaksinasi COVID-19 booster adalah persepsi manfaat.

Until 12 October 2022, COVID-19 in Indonesia caused 6,450,248 people to be exposed and 158,249 died. Nationally, based on the distribution map of COVID-19 cases, Vaccination against COVID-19 is one of the Government's efforts to reduce transmission/transmission, reduce morbidity and mortality caused by COVID-19. The aim is to form group immunity in the community of at least 60%. The purpose of this study was to determine the factors associated with receiving the COVID-19 booster vaccination for workers in Tangerang City. This quantitative study used a cross-sectional survey study design. Data collection was carried out on 319 respondents in Tengerang City using the Vaccination Acceptance Scale questionnaire in Indonesian. The results showed that 170 respondents (53.3%) received the COVID-19 booster vaccination well. However, judging from the questions, 41.7% of the respondents received the vaccination because it was mandatory. This shows that there is no personal awareness of the respondents to carry out the COVID-19 booster vaccination. There is a relationship between work, perceived barriers, perceived benefits, information exposure, and history of COVID-19 vaccination and receiving the COVID-19 booster vaccination. The most dominant variable in receiving the booster COVID-19 vaccination is perceived benefit.
Read More
T-6507
Depok : FKM UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fathurrahman; Pembimbing: Rita Damayanti, Besral; Penguji: Widyastuti Soerojo
S-4540
Depok : FKM UI, 2006
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Julia Christy Labetubun; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Tri Krianto, Hadi Pratomo, Ahmad Hidayat, Dewi Nur Aisyah
Abstrak: Pandemi COVID-19 telah berlangsung selama 1 tahun lebih, terhitung sejak bulan Maret 2020 hingga Desember 2021. Ketua Dinkes Provinsi DKI Jakarta memaparkan nilai reproduksi efektif (Rt) yang menjadi indikasi tingkat penularan COVID-19 telah mencapai <1 (0,96) per 17 November 2021. Namun saat ini, nilai Rt meningkat menjadi 0,98 dimana target capaian Rt adalah 0,5-0,7. Oleh karena itu, pemerintah menganjurkan peningkatan kepatuhan terhadap perilaku preventif salah satunya adalah pelaksanaan perilaku 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan dan Mengurangi mobilitas) yang dimuat dalam Kepmenkes No. HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Data dari Unit SDM RSDC Wisma Atlet pada 01 November 2021, didapati bahwa terdapat 76 relawan yang terkonfirmasi positif, yakni 64 tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan pada 09 September hingga 29 Oktober 2021. Informasi yang disampaikan melalui Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet bahwa sudah terdapat 3 perawat dan 1 TTK (Tenaga Teknik Kefarmasian) yang dinyatakan meninggal pada bulan Juli, Agustus dan Oktober 2021. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku 5M relawan (tenaga kesehatan) di RSDC Wisma Atlet
Read More
T-6430
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Karina Samaria Santosa; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Sabarinah B Prasetyo, Tri Krianto, Bambang Setiaji, Dian Kusumadewi
Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemelekan kesehatan pasien di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (KDK FKUI) Kiara dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kemelekan kesehatan tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 27,4% responden memiliki tingkat kemelekan kesehatan tinggi dan 72,6% memiliki tingkat kemelekan kesehatan rendah.Faktor yang paling berhubungan dengan tingkat kemelekan kesehatan adalah akses informasi kesehatan. Terdapat peranan informasi kesehatan dari pendekatan kedokteran keluarga KDK FKUI Kiara pada tingkat kemelekan kesehatan pasien. Diperlukan upaya peningkatan kemelekan kesehatan pasien melalui peningkatan akses informasi kesehatan. Kata Kunci: kemelekan kesehatan, kedokteran keluarga, akses informasi Kesehatan


 The objective of this study was to assess patient’s health literacy level in Kiara Family Medicine Clinic of Medical Faculty University of Indonesia and its determinants. This was a quantitative research with cross sectional design. The results showed that 27,4% respondent had high health literacy level and 72,6% respondents had low health literacy level. The most dominant influencing factor of health literacy was accessibility to health information. Health information by family medicine approach by Kiara Family Medicine Clinic had a role in patient’s health literacy. More efforts are needed in promoting patient’s health literacy through improving health information access. Key words: health literacy, family medicine, health information access

Read More
T-3568
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fenindra Anggi Alifta; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Dadan Erwandi, Sugiarti
Abstrak: Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan tapi juga pendidikan. Pembelajaran daring dianggap sebagai salah satu solusi agar aktivitas akademik dapat terus berjalan. Nyatanya sistem baru ini mengakibatkan stres bagi beberapa mahasiswa. Selain faktor yang berhubungan langsung dalam proses perkuliahan, terdapat pula permasalahan dari kehidupan sehari-hari yang beresiko mengakibatkan munculnya stres khususnya pada mahasiswa Ekstensi yang tidak jarang beberapa dari mereka sudah bekerja dan berumah tangga. Hal ini menambah beban tugasnya dalam menjalani tanggung jawabnya sehari-harinya serta berdampingan memaksimalkan tugasnya sebagai seorang mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa selama masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan studi cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Ekstensi FKM UI yang berjumlah 176 responden dengan kriteria inklusi mahasiswa dengan status akademis aktif dan kriteria eksklusi mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden ketika penelitian berlangsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Dari hasil penelitian didapatkan 5,7% responden mengalami stres berat. Hasil analisis bivariat diperoleh dua faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa yaitu jadwal perkuliahan dengan p-value 0,005 dan metode pembelajaran dengan p-value 0,01. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk mengambil tindakan dalam pencegahan dan pengendalian stres pada mahasiswa.
The Covid-19 pandemic has not only impacted the health sector but also education. Online learning is considered one of the solutions so that academic activities can continue to run. But, this new system caused stress for some students. In addition to factors that are directly related to the lecture process, there are also problems from everyday life that are at risk of causing stress, especially for Extension students, some of whom are already working and having families. This adds to the burden of his duties in carrying out his daily responsibilities and side by side maximizing his duties as a student. This study aims to determine the factors associated with student stress levels during the Covid-19 pandemic in students of the Extension Program of the Faculty of Public Health, University of Indonesia. This study is a quantitative study with a cross-sectional study. The sample in this study were all Extension FKM UI students totaling 176 respondents with inclusion criteria of students with active academic status and exclusion criteria of students who were not willing to be respondents when the research took place. The data used in this study are primary data obtained through questionnaires given to respondents. From the results of the study, it was found that 5.7% of respondents experienced severe stress. The results of the bivariate analysis obtained two factors related to the stress level of students, namely the lecture schedule with a p-value of 0.005 and the learning method with a p-value of 0.01. From the results of this study, it is hoped that it can be used as basic data to take action in preventing and controlling stress in students.
Read More
S-11124
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lia Meiliyana; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dian Ayubi, Dien Anshari, Sarah Handayani, Purwa Kurnia Sucahyo
Abstrak: Latar belakang : COVID-19 merupakan jenis penyakit menular baru, yang ditemukan pada Desember 2019 dan menjadi pandemi di tahun 2020. Tenaga kesehatan merupakan garda depan yang berjuang melindungi masyarakat melawan pandemi COVID-19. Tingkat kematian nakes di Indonesia sangat tinggi. Belum ada obat untuk penyakit ini, dan satu-satunya cara adalah dengan mencegah paparan penyakit dengan protokol kesehatan tepat dan konsisten. Teori perilaku yang digunakan pada penelitian ini adalah health belief model. Tujuan: untuk menganalisis perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan puskesmas, dalam masa pandemi di Indonesia tahun 2020. Metode penelitian: kuantitatif dengan desain cross sectional, menggunakan data sekunder, hasil survei PPPKMI yang bekerja sama dengan PPK FKM UI, yang diselenggarakan pada webinar ke-8 PPPKMI di bulan Juni 2020. Variabel independen yang dipilih: faktor modifikasi, persepsi kerawanan, persepsi keseriusan, persepsi hambatan, dan isyarat bertindak, dengan variabel dependennya perilaku pencegahan COVID-19 pada Tenaga kesehatan puskesmas di Indonesia. Hasil: Sampel didapatkan 651 responden yang bekerja di Puskesmas, dengan perempuan 82%, usia terbanyak 2029 tahun, PNS 54,7% dan wilayah kerja pulau Jawa 62,7%. Proporsi tindakan yang dilakukan yaitu selalu memakai masker saat keluar rumah 93,7%, ditempat kerja 96,2%, selalu mencuci tangan 90%, selalu menjaga jarak 86,7%, dan ketersediaan masker harian≥3 buah 81,6%. Deskripsi mempraktikan perilaku pencegahan sebesar 97,75%. Variabel yang signifikan adalah jenis kelamin, wilayah kerja dan persepsi hambatan. Kesimpulan: penelitian ini menemukan bahwa persepsi hambatan menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di Puskesmas dengan p-value =0,000 OR.2,293
Background: COVID-19 is a new contagious disease that was emerging in December 2019 and became a pandemic in 2020. Both morbidity and mortality rates have hit worldwide due to this disease. Health workers as the frontliner had to protect public from the COVID-19 infection. This study used Health Belief Model framework. Objective: To analyze the prevention behavior of COVID-19 among health workers at health centers, during the pandemic in Indonesia in 2020. Method: This study using cross-sectional approach on secondary data of the Association of Indonesian Public Health Educators and Educators (PPPKMI) 2020 in June 2020 survey. Selected variables consist of modification factors, perceived threats, perceived barriers, and cues to action. Whereas dependent variable wass the COVID-19 Prevention Behavior in Health Workers at the Puskesmas. Results: The total sample used was 651 respondents consist of 82% female, 20-29 years old, 54.3% civil servants and 66.2% working area in Java. The average of practicing preventive behavior was 97,75 points with the proportion of actions taken, namely always wearing mask when leaving the house 93,7%, at work 96.2%, always wash hands 90%, always keep a distance 85.7 and the availability of personal masks is above 96%. Independent variables that have a significant relationship with COVID-19 prevention behavior are Gender, Working Area and Perceptions of Barriers. Conclusion: this study found that perceived barriers were the most influencing factor on COVID-19 prevention behavior among health workers at Puskesmas p-value =0,000 OR.2,293
Read More
T-6105
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Oktrina Gustanela; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Dian Ayubi, Kemal Nazaruddin Siregar, Tutwuri Handayani, Hendra Gunawan
Abstrak:
Pada 11 Maret 2020 World Health Organization mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi. Upaya pengendalian COVID-19 dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi agar mendapat perlindungan optimal. Pandemi tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada pelaku usaha mikro. Menurut skala usahanya penurunan penjualan pada usaha mikro sebesar 43,3%. Percepatan vaksinasi pada pelaku usaha bertujuan untuk percepatan pemulihan kesehatan dan ekonomi. Teori Health Belief Model (HBM) bertujuan mengajarkan informasi tentang risiko dan perilaku untuk meminimalkan risiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku vaksinasi COVID-19 pada pelaku usaha mikro di Kota Padang. Metode pada penelitian ini dengan desain Cross Sectional. Sasaran pada penelitian ini adalah pelaku usaha mikro di Kota Padang dengan sampel 190 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan KoboToolbox secara daring dan luring. Hasil penelitian menunjukkan 56,8% melakukan vaksinasi COVID-19 dua dosis. Pengetahuan, persepsi manfaat, dan persepsi hambatan berhubungan dengan perilaku vaksinasi COVID-19. Persepsi manfaat merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku vaksinasi COVID-19. Berdasarkan teori HBM pengetahuan akan membawa perubahan, pengetahuan tentang COVID-19 dan vaksin COVID-19 akan menentukan tindakan terhadap pelaksaaan Vaksinasi COVID-19. Tingginya persepsi manfaat dibandingkan persepsi hambatan terhadap vaksinasi COVID-19 dapat memengaruhi seseorang untuk melakukan vaksinasi COVID-19.

On March 11, 2020, the World Health Organization declared COVID-19 as a pandemic. Efforts to control COVID-19 can be carried out by implementing health protocols and vaccinations to get optimal protection. The pandemic does not only have an impact on health, but also on micro-enterprises. According to the scale of business, the sales decline for micro businesses were 43.3%. Acceleration of vaccination for business actors aim to accelerate health and economic recovery. The Health Belief Model (HBM) theory aims to teach information about risks and behaviors to minimize these risks. This study aims to identify factors related to COVID-19 vaccination behavior in micro-enterprises in Padang City. The method in this research was a cross sectional design. The target of this research wàs micro business actors in Padang City with a sample of 190 respondents. Data was collected using a questionnaire with KoboToolbox online and offline. The results showed 56,8% took two doses of COVID-19 vaccination. Knowledge, perceived benefits, and perceived barriers are related to COVID-19 vaccination behavior. Perceived benefits is the most dominant factor related to the behavior of COVID-19 vaccination. Based on the HBM theory, knowledge will bring about change, knowledge of COVID-19 and the COVID-19 vaccine will determine the actions that will be taken to carry out COVID-19 vaccinations. The high perceived benefits compared to perceived barriers toward COVID-19 vaccination can influence someone to get COVID-19 vaccination.
Read More
T-6573
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dianthi Nidaul Hasanah; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Tri Krianto, Adji Kusambarto
Abstrak: Hasil Survei YLKI pada tahun 2013 juga menunjukkan bahwa, pelanggaran merokok di wilayah KTR paling banyak adalah supir dan kernet angkutan umum di Jakarta. Terdapat 57% supir dan kernet yang tetap merokok di dalam angkutan umum meskipun sudah ada Pergub No. 88 Tahun 2010 mengenai Kawasan Dilarang Merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku merokok di angkutan umum pada supir angkot di kawasan Terminal Kampung Rambutan tahun 2014.
 
Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross-sectional dan pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling yang dilakukan pada 90 orang responden, yaitu supir angkot perokok aktif di kawasan Terminal Kampung Rambutan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.
 
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 61,1% supir angkot yang merokok di dalam angkutan umumnya dalam kondisi sedang ngetem maupun menyetir. Faktor sikap dan kriteria tipe perokok adalah faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok di angkutan umum pada supir angkot. Oleh sebab itu, untuk kedepannya perlu dilakukan promosi kesehatan terkait rokok dan KDM yang lebih gencar dari pengelola terminal dan penegasan peraturan KDM yang perlu ditingkatkan lagi.
 

 
YLKI survey results in 2013 showed that smoking violations in the KTR most is precisely by th drivers and conductors of public transport in Jakarta. There are 57% of drivers and conductors who continue to smoke in public transport although there was Pergub No. 88 Tahun 2010 regarding Smoking Area Prohibitation. The purpose of this study was to determine what factors are associated with smoking behavior in public transport on public transportation drivers in Kampung Rambutan Terminal in 2014.
 
This quantitative study with cross-sectional design using purposive sampling conducted on 90 respondents, which is active smoking minivan drivers in Kampung Rambutan Terminal. The instrument used in this study was a questionnaire.
 
The results of this study indicate that there are 61.1% minivan drivers who smoke in public transport in the condition of waiting their passengers and driving. Attitude and type of smoking are the associated factors with smoking behavior in public transport on public transportation drivers. Therefore, for the future needs to be done related to health promotion and smoking area prohibitation more intensively by terminal’s superintendents. And Smoking Area Prohibitation regulation needs to be improved again.
Read More
S-8608
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmadyanti; Pembimbing: Adi Sasongko; Penguji: Ella Nurlaella Hadi, Sudarto Ronoatmodjo, Doni Arianto, Harni Koesno
Abstrak: Abstrak

Studi ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Manajemen dan langkah- Langkah Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal di Puskesmas Wilayah Sudinkes Jakarta Utara Tahun 2012. Dengan menggunakan data primer. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Cross Sectional dan pengolahan data dengan SPSS. Penelitian ini menggunakan total populasi. Populasi dalam penelitian in adalah seluruh bidan yang bertugas diruang bersalin yang aktif, di Puskesmas Jakarta Utara yang berjumlah pada saat pengambilan data 103 bidan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bidan yang melaksanakan Asuhan Persalinan Normal (APN) lengkap adalah 11,7%,umur diatas 27 tahun 58,3%, pendidikan diatas D III Kebidanan 96,1%, lama kerja lebih dari 6,5 tahun 22,3%, status pernikahan menikah 64,1%, status kepegawaian PNS 27,2%, tingkat pengetahuan baik 42,7%, pernah ikut pelatihan APN 11,7%, menerima jasa dari pasien 63,1%, menerima sanksi 19,4% dan supervisi 67,0%. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistic ganda didapat hubungan yang bermakna adalah umur dengan OR 8,100 artinya bidan yang umur lebih dari 27 tahun mempunyai peluang 8,1 kali melaksanakan manajemen dan langkah - langkah APN lengkap dibanding dengan umur bidan yang kurang dari 27 tahun.


This study aims to determine the factors - Factors related to the manajement and Step-Step Implementation Asuhan Persalinan Normal Delivery in Nort Jakarta Sudinkes Regional Health center 2012. By using primary data. This type research design and data processing with SPSS. This research using the total population. The population in this study were all midwives in the delivery room that is active, in North jakarta clinic, amounting midwife who perform Orphanage Normal Delivery (APN) was 11,7%, aged more than 27 years of 58,3%, on D III Midwifery education 96,1% duration of employment more than 6,5 years of 22,3%, 64,1% were married marital status, civil service employeyment status 27,2%, 42,7% good knowledge level, never participated in training APN 11,7%, received fee of 63,1% of patients, receiving 19,4% sanction and supervision 67,0%. The results of multivariate analysis with multyple logistic regression obtained meaningful relationship is with OR 8,100 mean age of midwives aged more than 27 years had a 8,1 times management and implementation complete APN miwives compared with age less than 27 years.

Read More
T-3717
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive