Ditemukan 20938 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Valencia Natasha; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Kurnia Sari, Astrid Saraswaty Dewi
Abstrak:
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai penerapan telemedicine untuk pemantauan jarak jauh pasien COVID-19. metode yang digunakan penelitian ini adalah literature review. pencarian studi dilakukan pada Pubmed dan ScienceDirect dengan kata kunci "telemedicine" AND "monitoring" AND "COVID-19". Terdapat 18 studi yang terinklusi dalam penelitian.jenis telemedicine yang digunakan adalah aplikasi seluler, website, sms, dan telepon
Read More
S-10759
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Bima Mediristanto; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Septiara Putri, Wilda Alvernia
Abstrak:
Penulisan literature review ini bertujuan untuk menganalisis kegunaan telehealth dan telemedicine untuk pelayanan rawat jalan penyakit kronis. Hasil penelitian mengatakan telehealth dan telemedicine dapat meningkatkan kualitas hidup pasien maupun petugas kesehatan dengan menggunakan media, seperti telepon, pesan teks, ataupun panggilan video melalui sistem yang tidak rumit, penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti baik lisan maupun tulisan, serta penggunaannya yang fleksibel.
Read More
S-10818
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Imelda Octaviani Dwi Jasmin; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Helen, Agus Rahmanto
Abstrak:
Tujuan penelitian adalah mengetahui penerapan sasaran keselamatan pasien berdasarkan pendekatan sistem. Penelitian ini menggunakan literature review menggunakan data sekunder dari pencarian online yaitu Google Scholar dan GARUDA. Hasil pencarian literatur mendapatkan 5 artikel tahun 20172019 yang menganalis penerapan sasaran keselamatan pasien berdasarkan input, proses, dan output. Hasil penelitian menunjukkan, komponen input masih kurang optimal yaitu kebijakan/SOP; SDM; diklat & sosialisasi; metode; sarana prasarana; dana; dan organisasi. Pada proses ditemukan masih adanya tenaga kesehatan yang belum menerapkan prosedur pada sasaran keselamatan pasien yang telah ditentukan. Output yang dihasilkan adalah belum adanya rumah sakit yang dapat mencapai target sasaran keselamatan pasien yang telah ditetapkan. Kesimpulannya adalah masih belum tercapainya penerapan sasaran keselamatan pasien di rumah sakit karena masih kurang optimalnya komponen input dan proses. Rumah sakit dapat meningkatkan sumber daya untuk membantu tenaga kesehatan dalam penerapan sasaran keselamatan pasien.
Read More
S-10772
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Claudya Veronica Febriana Najoan; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Purnawan Junadi, Vetty Yulianty
Abstrak:
Teknologi dalam bidang kesehatan sudah ada sejak lama. Salah satu pemanfaatannya yaitu telemedicine atau pengobatan jarak jauh. Terjadi peningkatan penggunaan telemedicine di negara maju maupun negara berkembang saat pandemi COVID-19 karena mengharuskan masyarakat untuk dibatasi secara social. Peningkatan penggunaan telemedicine ini, berjalan beriringan dengan tantangan-tantangan di dalamnya, khususnya pada negara berkembang, yang belum terbiasa dengan pelayanan ini. Untuk dapat mengatasi tantangan tersebut, maka diperlukan peningkatan kualitas pelayanan. Salah satunya dengan cara menilai aspek-aspek kepuasan pasien pengguna telemedicine dan mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran nilai kepuasan pasien pengguna telemedicine saat masa pandemi COVID-19 dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien di beberapa negara berkembang. Informasi penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil penelusuran website dan jurnal yang telah di publikasikan dengan bantuan akses online database seperti ScienceDirect, SAGE Journals, ProQuest, dan PubMed. Terdapat 10 studi yang termasuk dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien dari berbagai negara berkembang dengan deskripsi klinik yang berbeda memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap telemedicine secara keseluruhan dengan aspek penilaian berdasarkan TAM dan teori kepuasan pasien. Pada negara berkembang aspek yang paling berpengaruh yaitu usefulness, privacy, waktu dan biaya, dan willingness to use again. Sedangkan, pada aspek trust, klinik kesehatan mental dari negara berbeda, sama-sama memiliki tingkat kepuasan yang rendah. Faktor gender, usia, dan edukasi tidak terlalu mempengaruhi kepuasan pasien. Akan tetapi, faktor-faktor tersebut tidak bisa diabaikan supaya penyedia layanan dapat menyesuaikan kebutuhan pasien sesuai dengn faktor-faktor tersebut atau memberikan pelayanan patient centered. Selain itu, diperlukan edukasi kepada masyarakat tentang telemedicine supaya teknologi ini bisa tepat guna. Rekomendasi lainnya untuk negara berkembang yaitu melaksanakan survei kepuasan bukan hanya di beberapa klinik penyedia layanan tetapi lebih luas lagi, supaya dapat menghasilkan hasil evaluasi yang mewakili seluruh pengguna telemedicine di negara tersebut.
Technology in the health sector has existed for a long time. One of its uses is telemedicine or distance medicine. increasing use of telemedicine in developed and developing countries during the COVID-19 pandemic because people must be socially restricted. This increase in the use of telemedicine goes hand in hand with challenges in it, especially in developing countries, which are not yet familiar with this service. To be able to overcome these challenges, it is necessary to improve the quality of service. One of them is by assessing aspects of patient satisfaction using telemedicine and finding out the factors that influence patient satisfaction. The purpose of this study was to determine the description of patient satisfaction using telemedicine during the COVID-19 pandemic and the factors that affect patient satisfaction in several developing countries. This research information was obtained based on the results of searching websites and journals that have been published with the help of online database access such as ScienceDirect, SAGE Journals, ProQuest, and PubMed. There are 10 studies included in this study. The results showed that the majority of patients from various backgrounds developed with clinical descriptions that had a high level of satisfaction with telemedicine as a whole with aspects based on TAM and patient satisfaction theory. In developing countries the most influential aspects are usability, privacy, time and cost, and willingness to reuse. Meanwhile, on the aspect of trust, mental health clinics from different countries both have low levels of satisfaction. Gender, age, and education factors did not significantly affect patient satisfaction. However, these factors cannot be ignored so that service providers can adjust patient needs according to these factors or provide patient-centred services. In addition, it is necessary to educate the public about telemedicine so that this technology can be effective. Another recommendation for developing countries is to carry out a satisfaction survey not only in a number of service provider clinics but more broadly, so that it can produce evaluation results that are representative of all telemedicine users in the country.
Read More
Technology in the health sector has existed for a long time. One of its uses is telemedicine or distance medicine. increasing use of telemedicine in developed and developing countries during the COVID-19 pandemic because people must be socially restricted. This increase in the use of telemedicine goes hand in hand with challenges in it, especially in developing countries, which are not yet familiar with this service. To be able to overcome these challenges, it is necessary to improve the quality of service. One of them is by assessing aspects of patient satisfaction using telemedicine and finding out the factors that influence patient satisfaction. The purpose of this study was to determine the description of patient satisfaction using telemedicine during the COVID-19 pandemic and the factors that affect patient satisfaction in several developing countries. This research information was obtained based on the results of searching websites and journals that have been published with the help of online database access such as ScienceDirect, SAGE Journals, ProQuest, and PubMed. There are 10 studies included in this study. The results showed that the majority of patients from various backgrounds developed with clinical descriptions that had a high level of satisfaction with telemedicine as a whole with aspects based on TAM and patient satisfaction theory. In developing countries the most influential aspects are usability, privacy, time and cost, and willingness to reuse. Meanwhile, on the aspect of trust, mental health clinics from different countries both have low levels of satisfaction. Gender, age, and education factors did not significantly affect patient satisfaction. However, these factors cannot be ignored so that service providers can adjust patient needs according to these factors or provide patient-centred services. In addition, it is necessary to educate the public about telemedicine so that this technology can be effective. Another recommendation for developing countries is to carry out a satisfaction survey not only in a number of service provider clinics but more broadly, so that it can produce evaluation results that are representative of all telemedicine users in the country.
S-10989
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tri Priyo Anggoro; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: R. Sutiawan, Wahyu Sulistiadi, Donni Hendrawan, I Ketut Agung Enriko
Abstrak:
Pandemi Covid-19 menyebabkan terhambatnya pasien Program Rujuk Balik (PRB) untuk melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan. Salah satu solusi pelayanan kesehatan untuk pasien PRB dalam situasi pandemi Covid-19 adalah dengan mengadopsi layanan telemedicine. Namun, sebagian besar peserta PRB merupakan pasien berusia lanjut dan tidak terlalu mahir dalam menggunakan perangkat elektronik. Sehingga, apakah memungkinkan layanan telemedicine dapat dikembangkan untuk pasien PRB? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan permasalahan dan kebutuhan pengembangan telemedicine bagi peserta PRB dan menyusun prototype telemedicine untuk peserta PRB. Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berupa telaah regulasi dan wawancara mendalam. Penelitian ini menunjukkan bahwa telemedicine untuk pasien PRB dapat dikembangkan untuk menghindari penularan Covid-19 pada pasien kronis yang berisiko tinggi dan pelayanan telemedicine berpotensi untuk dapat terus dimanfaatkan setelah pandemi berakhir karena penggunaan telemedicine akan sangat membantu bagi pasien yang jauh dari fasilitas kesehatan atau pasien yang memiliki keterbatasan waktu untuk mengakses fasilitas kesehatan. Permasalahan utama dalam pengembangan layanan telemedicine pasien PRB yang dirasakan oleh user adalah pelaksanaan pemeriksaan fisik dan penunjang serta memastikan hasil pemeriksaan akurat, validasi data dokter dan pasien, pencatatan rekam medis secara online dan penyimpanan data yang aman, mekanisme penjelasan obat secara detail ke pasien dan mekanisme pemberian obat sehingga pasien tidak perlu datang ke faskes, monitoring kondisi pasien kronis secara berkala, pasien lansia yang tidak familiar dengan teknologi terkinidan hilangnya aspek sentuhan dan interaksi manusia dalam pelayanan telemedicine. Solusi terhadap permasalahan tersebut, menjadi dasar pengembangan desain prototype telemedicine pasien PRB, yaitu menambahkan fitur voice & video call untuk mempermudah dokter melakukan pemeriksaan fisik secara virtual disertakan dengan petunjuk pemeriksaan fisik secara virtual, proses validasi data dokter dan pasien saat mengakses layanan telemedicine dan menampilkan STR & SIP dokter dalam aplikasi telemedicine yang dilengkapi dengan link validasi data di Konsil Kedokteran Indonesia, sistem telemedicine yang berbasis pada fasilitas kesehatan, sehingga data rekam medis pasien tersimpan di faskes, resep obat dilengkapi dengan penjelasan cara penggunaan obat dan fitur pengantaran obat ke rumah dengan bekerjasama dengan jasa penagntaran, menambahkan fitur monitoring kondisi pasien secara berkala, menyederhanakan fitur telemedicine dengan langkah-langkah yang mudah dipahami dan mengadakan admin asistensi untuk mengarahkan pasien lansia., menambahkan fitur voice& video call dalam telemedicine disertai dengan SOP bagi dokter untuk memastikan aspek humanisme menjadi sentral dalam pelayanan telemedicine. Berdasarkan hasil uji kelayakan aplikasi didapatkan bahwa user pasien dan dokter menganggap bahwa desain aplikasi menarik, mudah untuk diingat, terhindar dari kesahalan dan aman digunakan, mudah untuk dioperasikan, efisien dalam memberikan dan mendapatkan pelayanan kesehatan dan user puas dengan aplikasi telemedicine
Read More
T-6098
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ayu Septri Husnul Muthmainnah; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Helen Andriani, Purnawan Junadi
Abstrak:
Tujuan: Untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengankeefektifan pelayanan menggunakan telemedicine secara langsung dari tenagakesehatan kepada pasien jarak jauh yang tidak dilakukan di fasilitas pelayanankesehatan.
Metode: Tinjauan literature dari studi kuantitatif, kualitatif, campuran danreview dengan menggunakan lima database ilmiah utama (Science Direct, PubMed,DOAJ, SAGE Journals, dan Google Scholar). Kriteria inklusi adalah sebagai berikut:(1) pelayanan telemedicine yang diberikan langsung kepada pasien; 2) semua bentukpelayanan termasuk aplikasi kesehatan; 3) pada studi kuantitatif, terdapat faktor yangmelekat pada intervensi telemedicine yang menunjukkan hasil signifikan atau relevandengan outcome kesehatan; 4) pada studi kualitatif, dibahas secara kritis faktor-faktoryang berhubungan dengan keefektifan implementasi telemedicine. Peneliti kemudianmenelaah studi dan mengekstraksi faktor.
Hasil: Dua puluh delapan dari 15.504 studidimasukkan. Sebagian besar jurnal dipublikasi pada tahun 2014, lebih banyak di negaramaju seperti Amerika Serikat dan Inggris, dan paling banyak menggunakan desainkualitatif. Faktor yang diidentifikasi yaitu faktor teknologi, faktor penerimaan, faktorpembayaran, faktor organisasi, dan faktor kebijakan, kemudian ditambah dengan faktordukungan klinis dan identifikasi kebutuhan. Setelah faktor diidentifikasi, dimasukkangrey literature sebanyak dua puluh empat guna dianalisis faktornya dengan keadaan diIndonesia.
Kesimpulan: Penelitian ini mendukung dan memperkaya penelitian yangsudah ada. Kekuatan penelitian ini adalah memakai semua metodologi penelitian yangada. Selain itu penelitian ini juga menelaah secara dalam untuk mencari faktor-faktor didalam literature. Namun penelitian ini hanya memberikan gambaran faktor, Dalamkaitannya penemuan ini dengan keadaan di Indonesia terdapat beberapa temuan yangpatut dipertimbangkan, terutama faktor kebijakan.
Kata kunci : Berbasis Rumah, Faktor, Kebijakan, Organisasi, Pembiayaan, Penerimaan,Teknologi, Telemedicine, Telehealth
Objective: To provide an overview of the factors related to the effectiveness of servicesusing telemedicine directly from health professional to long-distance patients who arenot carried out in health care facilities.
Methods: Literature review of quantitative,qualitative, mixed and review studies using five major scientific databases (ScienceDirect, PubMed, DOAJ, SAGE Journals, and Google Scholar). The inclusion criteriawere as follows: (1) telemedicine services provided directly to patients; 2) all forms ofservices including health applications; 3) in quantitative studies, there are factorsinherent in telemedicine interventions that show significant results or are relevant tohealth outcomes; 4) in a qualitative study, the factors related to the effectiveness oftelemedicine implementation were discussed critically. The researcher then examinesthe study and extracts factors.
Results: Twenty-eight out of 15,504 studies wereincluded. Most of the journals were published in 2014, mostly in developed countriessuch as the United States and United Kingdom, and mostly used qualitative designs.The identified factors are technology factors, acceptance factors, payment factors,organizational factors, and policy factors, then added with clinical support factors andneeds identification. After the factors were identified, twenty-four gray literature wasentered in order to analyze the factors with the conditions in Indonesia.
Conclusion:This research supports and enriches existing research. The strength of this research isthat it uses all available research methodologies. In addition, this research alsoexamines in depth to find factors in the literature. However, this study only provides anoverview of the factors. In relation to this finding with the situation in Indonesia, thereare several findings that should be considered, especially policy factors.
Keywords: Home Based, Factors, Policy, Organization, Financing, Acceptance, Technology, Telemedicine, Telehealth.
Read More
Metode: Tinjauan literature dari studi kuantitatif, kualitatif, campuran danreview dengan menggunakan lima database ilmiah utama (Science Direct, PubMed,DOAJ, SAGE Journals, dan Google Scholar). Kriteria inklusi adalah sebagai berikut:(1) pelayanan telemedicine yang diberikan langsung kepada pasien; 2) semua bentukpelayanan termasuk aplikasi kesehatan; 3) pada studi kuantitatif, terdapat faktor yangmelekat pada intervensi telemedicine yang menunjukkan hasil signifikan atau relevandengan outcome kesehatan; 4) pada studi kualitatif, dibahas secara kritis faktor-faktoryang berhubungan dengan keefektifan implementasi telemedicine. Peneliti kemudianmenelaah studi dan mengekstraksi faktor.
Hasil: Dua puluh delapan dari 15.504 studidimasukkan. Sebagian besar jurnal dipublikasi pada tahun 2014, lebih banyak di negaramaju seperti Amerika Serikat dan Inggris, dan paling banyak menggunakan desainkualitatif. Faktor yang diidentifikasi yaitu faktor teknologi, faktor penerimaan, faktorpembayaran, faktor organisasi, dan faktor kebijakan, kemudian ditambah dengan faktordukungan klinis dan identifikasi kebutuhan. Setelah faktor diidentifikasi, dimasukkangrey literature sebanyak dua puluh empat guna dianalisis faktornya dengan keadaan diIndonesia.
Kesimpulan: Penelitian ini mendukung dan memperkaya penelitian yangsudah ada. Kekuatan penelitian ini adalah memakai semua metodologi penelitian yangada. Selain itu penelitian ini juga menelaah secara dalam untuk mencari faktor-faktor didalam literature. Namun penelitian ini hanya memberikan gambaran faktor, Dalamkaitannya penemuan ini dengan keadaan di Indonesia terdapat beberapa temuan yangpatut dipertimbangkan, terutama faktor kebijakan.
Kata kunci : Berbasis Rumah, Faktor, Kebijakan, Organisasi, Pembiayaan, Penerimaan,Teknologi, Telemedicine, Telehealth
Objective: To provide an overview of the factors related to the effectiveness of servicesusing telemedicine directly from health professional to long-distance patients who arenot carried out in health care facilities.
Methods: Literature review of quantitative,qualitative, mixed and review studies using five major scientific databases (ScienceDirect, PubMed, DOAJ, SAGE Journals, and Google Scholar). The inclusion criteriawere as follows: (1) telemedicine services provided directly to patients; 2) all forms ofservices including health applications; 3) in quantitative studies, there are factorsinherent in telemedicine interventions that show significant results or are relevant tohealth outcomes; 4) in a qualitative study, the factors related to the effectiveness oftelemedicine implementation were discussed critically. The researcher then examinesthe study and extracts factors.
Results: Twenty-eight out of 15,504 studies wereincluded. Most of the journals were published in 2014, mostly in developed countriessuch as the United States and United Kingdom, and mostly used qualitative designs.The identified factors are technology factors, acceptance factors, payment factors,organizational factors, and policy factors, then added with clinical support factors andneeds identification. After the factors were identified, twenty-four gray literature wasentered in order to analyze the factors with the conditions in Indonesia.
Conclusion:This research supports and enriches existing research. The strength of this research isthat it uses all available research methodologies. In addition, this research alsoexamines in depth to find factors in the literature. However, this study only provides anoverview of the factors. In relation to this finding with the situation in Indonesia, thereare several findings that should be considered, especially policy factors.
Keywords: Home Based, Factors, Policy, Organization, Financing, Acceptance, Technology, Telemedicine, Telehealth.
S-10387
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Syahlaa Talitha Ainayyah; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Ede Surya Darmawan, Novita Dwi Istanti
Abstrak:
Penelitian ini menggunakan metode literature review yang membahas mengenai tantangan dalam pemanfaatan telemedicine selama pandemi. Seperti yang kita ketahui bersama, Covid-19 masih terus terjadi hingga saat ini. Berbagai negara menetapkan kebijakan lockdown guna mencegah penyebaran virus tersebut. Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan upaya PPKM untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Pelayanan publik menghadapi dilema, salah satunya pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, penggunaan layanan telemedicine sangat dianjurkan pada masa pandemi. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apa saja tantangan dalam pemanfaatan telemedicine selama pandemic. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review dengan mencari artikel penelitian yang telah dipublikasi dengan menggunakan online database yaitu PubMed, Oxford Academic, dan SpringerLink. Berdasarkan hasil pencarian, didapatkan sejumlah 961 artikel dan dari jumlah tersebut dilakukan seleksi. Hasil seleksi didapatkan sebanyak 6 artikel yang dianalisis. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat beberapa tantangan dalam pemanfaatan telemedicine selama pandemi. Tantangan tersebut antara lain teknologi, privasi / kerahasiaan, proses komunikasi, dan finansial. Tantangan terkait teknologi yang dimaksud ialah koneksi internet yang tidak stabil, kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakan teknologi, serta kemampuan penyimpanan teknologi yang dimiliki.
This study uses a literature review that discusses the challenges in using telemedicine during a pandemic. As we all know, Covid-19 is still happening today. Various countries have imposed lockdown to prevent the spread of the virus. The Indonesian government itself has made PPKM efforts to control the spread of Covid-19. Public services face a dilemma, one of which is health services. Therefore, the use of telemedicine is highly recommended during the pandemic. The purpose of this paper is to find out what are the challenges in using telemedicine during a pandemic. The research method used is literature review by searching for research articles that have been published using online databases,namely PubMed, Oxford Academic, and SpringerLink. Based on the search results, a number of 961 articles were obtained and from that number a selection was made.The selection results obtained as many as 6 articles were analyzed. The results showed that there were several challenges in using telemedicine during a pandemic. These challenges include technology, privacy/confidentiality, communication processes, and finance. The challenges related to the technology in question are unstable internet connections, the ability of human resources to use technology, and the ability to store technology owned
Read More
This study uses a literature review that discusses the challenges in using telemedicine during a pandemic. As we all know, Covid-19 is still happening today. Various countries have imposed lockdown to prevent the spread of the virus. The Indonesian government itself has made PPKM efforts to control the spread of Covid-19. Public services face a dilemma, one of which is health services. Therefore, the use of telemedicine is highly recommended during the pandemic. The purpose of this paper is to find out what are the challenges in using telemedicine during a pandemic. The research method used is literature review by searching for research articles that have been published using online databases,namely PubMed, Oxford Academic, and SpringerLink. Based on the search results, a number of 961 articles were obtained and from that number a selection was made.The selection results obtained as many as 6 articles were analyzed. The results showed that there were several challenges in using telemedicine during a pandemic. These challenges include technology, privacy/confidentiality, communication processes, and finance. The challenges related to the technology in question are unstable internet connections, the ability of human resources to use technology, and the ability to store technology owned
S-10935
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nadia Putri Salsabila; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Septiara Putri, Agus Rahmanto
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas telemedis dalam untuk perawatan paliatif bagi pasien kanker selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode literature review.
Read More
S-10853
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Arifah Alfiyyah; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Agus Rahmanto
Abstrak:
Menteri Kesehatan RI pada tahun 2019 mengeluarkan peraturan mengenai penyelenggaraan pelayanan telemedicine antar fasilitas pelayanan kesehatan. Telemedicine ditujukan terutama pada daerah pedesaan atau rural area. Pasien tetap mendapatkan diagnosis dan arahan perawatan dari dokter spesialis dan sub-spesialis. Menjaga mutu pelayanan penting dilakukan, maka seluruh pelayanan berbasis telemedicine didokumentasikan dalam rekam medis elektronik (RME) dengan informasi lengkap dalam proses pelayanan. Penelitian ini menggunakan metode narrative literature review dengan memanfaatkan kanal jurnal Garuda, Google Scholar, IEEE Explore, ProQuest, PubMed, Science Direct, dan Scopus. Dengan pendekatan input, proses dan output total ada 8 artikel ilmiah yang didapatkan menunjukan negara-negara yang telah memiliki kebijakan telemedicine/telehealth di rural area. Hasil yang didapatkan sepakat kelebihan dalam menggunakan telemedicine dapat meningkatkan pelayanan kesehatan, mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk menuju fasilitas kesehatan dan efisiensi waktu, mendapatkan pelayanan secara real-time dengan dokter spesialis. Kekurangan setelah menyelenggarakannya seperti belum adanya standar dan pedoman pelayanan terutama dalam pengambilan gambar agar konsisten, sangat bergantung dengan kualitas jaringan dan kecanggihan infrastruktur, dan membutuhkan sumber keuangan yang besar untuk memelihara dan mengembangkannya. Peraturan telemedicine saat ini di Indonesia masih terbatas antar tenaga kesehatan. Dengan melihat dari negara-negara yang telah memiliki kebijakan nasional khusus telemedicine dapat berguna lebih penggunaannya secara langsung untuk pasien di rural area. Mutu pelayanan kesehatan juga meningkat dalam hal promotif, preventif kuratif, dan rehabilitatif. Dalam penelitian ini tidak ditemukan hasil khusus mutu dari RME dengan telemedicine. Namun, RME yang lengkap dan mudah diakses dapat meningkatkan pelayanan kesehatan. Beberapa hal yang dapat diusulkan dari penelitian ini antara lain menetapkan visi dan misi dari penggunaan telemedicine, membuat standar dan pedoman dengan jelas dan rinci saat menggunakannya, RME harus dapat memuat hal-hal yang dibutuhkan agar bermutu dan kerjasama dari berbagai pihak untuk dapat memelihara serta mengembangkan telemedicine terutama dalam hal akses RME untuk memudahkan dalam melakukan penyimpanan dan mengaksesnya. Kata kunci: Telemedicine, rekam medis elektronik, mutu, rural area, literature review.
Read More
S-10385
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hikmahwati; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Anhari Achadi, Amal C. Sjaaf, Rico Mardiansyah, Roberia
Abstrak:
Kebijakan Telemedicine yang dikeluarkan dalam bentuk Surat Edaran menjadi topik yang menarik sebab kekuatan hukum dari surat edaran yang lemah serta belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai telemedicine dalam bentuk layanan konsultasi klinis langsung antara dokter dan pasien sebelumnya. Selain itu, hasil survey menunjukkan masyarakat lebih percaya dengan telemedicine yang diselenggarakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Sementara, pemerintah DKI Jakarta belum secara langsung memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang berada dalam naungannya untuk memberikan layanan telemedicine. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan telemedicine untuk mencegah penyebaran COVID-19 oleh pemerintah DKI Jakarta. Penelitian kualitatif dengan desain studi kasus kebijakan ini menggunakan data primer yang berasal dari wawancara mendalam dan data sekunder yang berasal dari telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk surat edaran ini tidak dilaksanakan. Hal utama yang menyebabkan tidak dilaksanakannya kebijakan ini adalah bentuk produk hukum berupa surat edaran menciptakan pilihan untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan. Kondisi ini juga didukung dengan keterbatasan kecepatan internet di fasilitas pelayanan kesehatan dibawah pemerintah DKI Jakarta serta tidak dilibatkannya pemerintah DKI Jakarta saat perumusan kebijakan. Selain itu, masih terdapat permasalahan etik dan kewenangan klinis yang masih abu-abu yang membuat pemerintah DKI Jakarta belum menerapkan kebijakan ini. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk segera dibentuknya peraturan gubernur sebagai kebijakan lingkup daerah. Untuk lingkup nasional, disarankan untuk membentuk satu peraturan baru mengenai standar pelayanan kesehatan telemedicine, revisi beberapa peraturan perundangundangan terkait dan penambahan aturan telemedicine dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia
The telemedicine policy which was issued in the form of a circular letter, is an interesting topic, because the legal power of circular letter which weak and previously there were no legislation regulating telemedicine in the form of direct clinical consultation services between doctors and patients. On the other hand, current survey showed that people has more confidence using telemedicine which is organized by healthcare service facilities. Meanwhile, the government of DKI Jakarta has not directly utilized the healthcare service facilities under its auspices to provide telemedicine services. This study aims to analyze the implementation of telemedicine policies to prevent the spread of COVID-19 by the government of DKI Jakarta. This is qualitative research with case study design using primary data from in-depth interviews and secondary data from document review. The results show that the policy issued in the form of a circular letter is not implemented because the form of the legal product chosen creates the choice to implemented or not implemented. This condition is also supported by limited internet speed in healthcare service facilities under the government of DKI Jakarta and DKI Jakarta government are not involved on the formulation steps. In addition, there were still ethics issues and uncertainity of clinical authority that made DKI Jakarta government not implement this policy. Therefore, researchers suggest that the governor's regulation need to be formed as a regional policy. For the national scope, it is recommended to formulate a new regulation regarding telemedicine healthcare service standards, revise several related laws and regulations and addition of telemedicine regulations in the Indonesian Medical Code of Ethics
Read More
The telemedicine policy which was issued in the form of a circular letter, is an interesting topic, because the legal power of circular letter which weak and previously there were no legislation regulating telemedicine in the form of direct clinical consultation services between doctors and patients. On the other hand, current survey showed that people has more confidence using telemedicine which is organized by healthcare service facilities. Meanwhile, the government of DKI Jakarta has not directly utilized the healthcare service facilities under its auspices to provide telemedicine services. This study aims to analyze the implementation of telemedicine policies to prevent the spread of COVID-19 by the government of DKI Jakarta. This is qualitative research with case study design using primary data from in-depth interviews and secondary data from document review. The results show that the policy issued in the form of a circular letter is not implemented because the form of the legal product chosen creates the choice to implemented or not implemented. This condition is also supported by limited internet speed in healthcare service facilities under the government of DKI Jakarta and DKI Jakarta government are not involved on the formulation steps. In addition, there were still ethics issues and uncertainity of clinical authority that made DKI Jakarta government not implement this policy. Therefore, researchers suggest that the governor's regulation need to be formed as a regional policy. For the national scope, it is recommended to formulate a new regulation regarding telemedicine healthcare service standards, revise several related laws and regulations and addition of telemedicine regulations in the Indonesian Medical Code of Ethics
T-6111
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
