Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 26162 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Naila Allika Zatialiyah Mayuza; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Abdul Kadir, Subkhan
Abstrak: Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar menyumbang kejadian kecelakaan kerja di Indonesia. Sebagian besar kecelakaan kerja disebabkan oleh persepsi pekerja yang belum menganggap keselamatan menjadi prioritas utama. Dalam mencegah kejadian kecelakaan diperlukan budaya keselamatan yang baik di tempat kerja. Oleh karena itu, pendekatan yang dapat dilakukan salah satunya dengan memahami persepsi pekerja akan keselamatan yang dikenal dengan iklim keselamatan. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran iklim keselamatan melalui survei persepsi pekerja terhadap komitmen manajemen, komunikasi K3, aturan dan prosedur K3, pelatihan K3, akuntabilitas pribadi, dan lingkungan yang mendukung. Desain penelitian deskriptif dan metode Proportionate Stratified Random Sampling digunakan dalam studi ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklim keselamatan pada proyek konstruksi dalam kondisi baik. Persepsi pekerja pada dimensi komitmen manajemen mendapatkan penilaian terbaik dari keenam dimensi iklim keselamatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pekerja menaruh keperacayaan akan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilakukan oleh perusahaan di tempat kerja. Selain itu, dimensi akuntabilitas pribadi perlu diperhatikan untuk dapat menghilangkan perasaan khawatir pekerja akan risiko kecelakaan di tempat kerja.
The construction sector is one sector that significant contributors to most accidents in Indonesia. Most accidents are caused by the perception of workers who do not consider safety to be a top priority. Preventing accidents requires a good safety culture in the workplace. Therefore, one approach that can be taken is by understanding workers' perceptions of safety, which is known as the safety climate. This thesis aims to provide an overview of the safety climate through a survey of workers' perceptions of management commitment, OSH communication, OSH rules and procedures, OSH training, personal accountability, and a supportive environment. Descriptive research design and proportional stratified random sampling method were used in this study. The results of this study indicate that the safety climate in the construction project is in good condition. Workers' perceptions of the management commitment dimension get the best score from the six safety climate dimensions. This shows that workers put their trust in the implementation of occupational safety and health that has been carried out by the company in the workplace. In addition, the dimension of personal accountability needs to be considered in order to eliminate workers' feelings of worry about the risk of accidents in the workplace.
Read More
S-11075
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Nurmala Dewi; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Abdul Kadir, Hairuddin Bangun Prasetyo, Marina Kartikawati
Abstrak: Indonesia telah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memiliki tren peningkatan suhu setiap tahunnya sehingga diperkirakan akan meningkatkan risiko penyakit terkait panas di Indonesia. Peningkatan suhu diprediksi akan menimbulkan kerugian ekonomi karena penurunan kesehatan seperti meningkatnya tekanan darah atau penyakit terkait panas lainnya dan peningkatan angka kematian. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan tekanan panas dan faktor individu terhadap tekanan darah pekerja sektor konstruksi proyek Depo Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Penelitian ini menggunakan analisis analitik dengan desain crosssectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus uji hipotesis proporsi dua populasi dan diambil dengan metode pengambilan sampel secara acak sederhana berjumlah 185 pekerja. Variabel dalam penelitian ini adalah tekanan darah, tekanan panas dan faktor individu. Tekanan panas diukur menggunakan alat Thermal Environment Monitor QuestTemp 34o dan anemometer. Sedangkan tekanan darah diukur menggunakan Spygmomanometer (Merk Omron tipe HEM-7130). Untuk mencegah kejadian tekanan darah tinggi, perusahaan disarankan melakukan pengendalian lingkungan kerja
The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency predicted that Indonesia would have a trend of increasing temperatures every year, so it is estimated that it will increase the risk of heat-related diseases. An increase intemperature is predicted to cause economic losses due to declining health, such as increased blood pressure or other heat-related diseases and increased mortality. The purpose of this study was to determine the relationship between heat stress and blood pressure of workers in the construction sector of the Depo project Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. This cross-sectional study analyses WBGT and blood pressure data from construction workers. The number of samples in this study was calculated using the hypothesis test formula for the proportion of two populations and was taken with a simple random sampling method totaling 185 workers. The variables in this study were blood pressure, heat pressure and individual factor. Thermal pressure was measured using a QuestTemp 34o Thermal Environment Monitor tool and an anemometer. While blood pressure is measured using a sphygmomanometer (Omron brand type HEM-7130) The company is suggested to immediately control the work environment
Read More
T-6390
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Suci Rahmawati; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Auliah Rahmi
Abstrak: Pembangunan infrastruktur dan kegiatan konstruksi menjadi salah satu cara bagi pemerintah Indonesia untuk membangun perekonomian nasional. Namun disisi lain proses kerja kegiatan konstruksi memiliki bahaya dan risiko, salah satunya bahaya fisik yang menjadi bahaya paling tinggi salah satunya adalah unsafe condition seperti lingkungan kerja panas yang merupakan kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan udara, dan suhu radiasi. Apabila kombinasi tersebut dihubungkan dengan produksi panas tubuh maka akan menyebabkan tekanan panas (heat stress). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan tekanan panas (heat stress), dan faktor individu (usia, indeks massa tubuh, riwayat keturunan hipertensi, dan status hidrasi) dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini dilakukan pada Agustus-Desember 2021 pada pekerja konstruksi proyek Depo Light Rail Transit (LRT) Jabodebek Jatimulya, Jawa Barat. Pendekatan menggunakan kuantitatif observasional deskriptif analitik dengan studi cross sectional dan melibatkan 185 responden yang diambil menggunakan cluster proporsional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan 67% pekerja mengalami tekanan panas, 69,7% berusia < tahun, 76,8% memiliki IMT tidak berlebih, 73% tidak memiliki riwayat keturunan hipertensi, 91,9% mengalami dehidrasi tidak berat. Berdasarkan hasil analisis, variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi adalah variabel tekanan panas (heat stress), usia, dan riwayat keturunan hipertensi (P value= 0,05)
Read More
S-10900
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mochammad Faried Karesya; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdham; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Abdul Kadir, Marina Kartikawati, Hairuddin Bangun Prasetyo
Abstrak:
Tingginya dampak fisiologis akibat tekanan panas telah terjadi pada pekerja Proyek Jabodebek LRT Depo Jatimulya salah satunya adalah gangguan pada fungsi organ tertentu dalam tubuh (heat related illness) dimana pekerja mengeluhkan cuaca panas jika di siang hari yang menyebabkan 7 (tujuh) pekerja diantaranya pusing dan 3 (tiga) pekerja lainnya mengeluhkan cepat haus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tekanan panas dan keluhan subjektif pada pekerja proyek LRT Jabodebek Depo Jatimulya, baik outdoor (area lintasan) maupun indoor (OCC Building) sebanyak 185 responden. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional dan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan selama periode Agustus-Desember 2021. Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden bekerja dengan nilai WBGT lebih dari NAB (67,0%) dan mengalami keluhan subyektif berat (73,5%). Dimana variabel temperatur udara (p-value = 0,000), kelembaban udara (p-value = 0,000), beban kerja (p-value = 0,001), pakaian kerja (p-value = 0,001), dan indeks tekanan panas (p-value = 0,000), memiliki hubungan yang signifikan dengan keluhan subyektif. Sedangkan kecepatan aliran udara (p-value = 0,240) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan keluhan subyektif. Didukung dengan hasil pemodelan akhir, bahwa variabel indeks tekanan panas merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan keluhan subyektif (OR 4,191). Diharapkan kedepannya perusahaan melakukan pengendalian teknik, pengendalian administratif, dan pengendalian personal, untuk meminimalisir risiko kejadian keluhan subyektif kepada para pekerja.

Heat stress has had a large physiological impact on workers in Jabodebek Depo Jatimulya Light Rail Transit (LRT) Construction Project, one of which is a disruption in the function of certain organs in the body, where workers complain of hot weather during the day, which leads 7 (seven) workers had dizziness and 3 (three) other workers complain of thirst. The purpose of this study is to examine the association between workers' subjective complaints due to heat exposure among 185 workers, both outdoors and indoors. This study is quantitative research using a cross-sectional study design, secondary data gathered between August and December 2021. The results showed that the majority of respondents worked with WBGT values of more than threshold values (67.0%) and experienced severe subjective complaints (73.5%). The air temperature (p-value = 0,000), air humidity (p-value = 0,000), workload (p-value = 0.001), workwear (p-value = 0.001), and heat pressure index (p-value = 0,000) have a significant relationship with subjective complaints, while the velocity of air flow (p-value = 0.240) does not. It is supported by the results of the final modeling that the heat pressure index variable is the most dominant factor related to subjective complaints (OR 4,191). It is hoped that in the future, the corporation will implement technical, administrative, and personal controls to reduce the likelihood of subjective complaints from employees
Read More
T-6571
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andri Dwi Puji; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Abdul Kadir, Marina Kartikawati, M. Fadri Al Baihaqi
Abstrak: Berdasarkan data Health and Safety Executive (HSE) pada tahun 2016 terdapat 507.000 pekerja yang menderita gangguan otot rangka. Berdasarkan data HSE, industri konstruksi merupakan salah satu dari tiga jenis industri dengan tingkat gangguan otot rangka tertinggi periode tahun 2014 - 2016. Salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja dan kecacatan pekerja di negara negara maju dan berkembang adalah gangguan otot rangka. Peneitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko dan keluhan gangguan otot rangka pada pekerja proyek Konstruksi Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek Depo Jatimulya tahun 202. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang dilakukan pada bulan Agustus – Desember 2021 dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data faktor lingkungan, psikososial dan individu diambil menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Ramdhan (2021). Data postur kerja diambil menggunakan menggunakan metode ergonomic risk assesment REBA (Rapid Entire Body Assesment). Data keluhan gangguan otot rangka menggunakan Nordic Body Map dengan mengambil batasan bahwa keluhan gangguan otot rangka yang terjadi dialami dalam tujuh hari terakhir. Data kemudian dianalisis dengan uji statistik chi square. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 71,9% responden merasakan adanya keluhan gangguan otot rangka dan 28,1% responden tidak merasakan adanya keluhan gangguan otot rangka. Dari penelitian ini juga diketahui terdapat hubungan antara postur kerja (OR = 2,372), tuntutan kerja (OR=3,273), stress kerja (OR=3,452), kepuasan kerja (OR=6,741) dan dukungan sosial (OR=2765) dengan keluhan gangguan otot rangka pada pekerja (p<0,05). Sedangkan faktor lingkungan (temperature), faktor individu (umur, lama kerja, konsumsi rokok dan indeks masa tubuh) diketahui tidak memiliki hubungan dengan keluhan gangguan otot rangka pada pekerja (p>0,05).

Based on data from the Health and Safety Executive (HSE) in 2016, there were 507,000 workers suffering from musculoskeletal disorder. Based on HSE data, the construction industry is one of the three types of industries with the highest level of musculoskeletal disorder in the period 2014 - 2016. One of the main causes of work accidents and worker disability in developed and developing countries is musculoskeletal disorder. This study aims to analyze the risk factors and complaints of musculoskeletal disorder in workers of the Jabodebek LRT Infrastructure Development Project Depo Jatimulya in 202. This study is a quantitative study with a cross sectional study design conducted in August – December 2021 using primary and secondary data. secondary. Data on environmental, psychosocial and individual factors were taken using a questionnaire developed by Ramdhan (2021). Work posture data was taken using the REBA (Rapid Entire Body Assessment) ergonomic risk assessment method. The data on complaints of skeletal muscle disorders uses the Nordic Body Map by taking the limitation that complaints of skeletal muscle disorders that have occurred have been experienced in the last seven days. The data were then analyzed by chi square statistical test. The results of the study showed that 71.9% of respondents felt complaints of skeletal muscle disorders and 28.1% of respondents did not feel any complaints of skeletal muscle disorders. From this study, it is also known that there is a relationship between work posture (OR = 2,372), work demands (OR = 3,273), job stress (OR = 3,452), job satisfaction (OR = 6.741) and social support (OR = 2765) with complaints of disorders. skeletal muscle in workers (p<0.05). Meanwhile, environmental factors (temperature), individual factors (age, length of work, cigarette consumption and body mass index) are known to have no relationship with complaints of skeletal muscle disorders in workers (p>0.05).
Read More
T-6568
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desy Fitria Ilriyanti; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Ri Hastiti Laksita, Auliah Rahmi
Abstrak: Pekerja konstruksi merupakan profesi dengan tingkat risiko yang tinggi, seringkali dijumpai pekerja mengalami kejadian stres akibat pekerjaan. Faktor yang berkontribusi pada kejadian stres kerja ini yaitu faktor bahaya fisik dan faktor psikososial, namun tidak menutup kemungkinan pengaruh dari karakteristik individu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tekanan panas dan faktor psikososial di tempat kerja dengan tingkat stres kerja pada pekerja konstruksi proyek pembangunan Depo LRT Jabodebek, Jatimulya, Bekasi Timur tahun 2021. Faktor-faktor yang diteliti diantaranya yaitu faktor bahaya fisik berupa tekanan panas, faktor psikososial meliputi konten pekerjaan (beban kerja, jadwal kerja, dan desain tugas) dan konteks pekerjaan (peran dalam organisasi, hubungan interpersonal, dan kepuasan kerja), serta karakteristik individu. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sebanyak 185 pekerja konstruksi berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 155 pekerja konstruksi (83,8%) mengalami tingkat stres sedang dan 145 pekerja (78,4%) mengalami kejadian tekanan panas. Ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor jadwal kerja, beban kerja, desain tugas, peran dalam organisasi, hubungan interpersonal, dan status pernikahan dengan tingkat stres kerja. Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka perlu dilakukan upaya pengendalian terhadap pajanan panas dan faktor psikososial yang terdapat pada proyek pembangunan Depo LRT Jabodebek supaya dapat meminimalisir terjadinya stres pada pekerja.
Construction workers are a profession with a high level of risk, workers are often found experiencing stress due to work. Factors that contribute to the occurrence of work stress are physical hazard factors and psychosocial factors, and also individual characteristics. This study aims to analyze the relationship between heat stress and psychosocial factors in the workplace to work stress levels on construction workers at the Jabodebek LRT Depot construction project, Jatimulya, East Bekasi in 2021. The factors studied included physical hazard factors, namely heat stress, psychosocial factors including work content (workload, work schedule, and task design) and work context (role in the organization, interpersonal relationships, and job satisfaction), also individual characteristics. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design. A total of 185 construction workers participated in this study. The results showed that 155 construction workers (83.8%) experienced moderate stress levels and 145 workers (78.4%) experienced heat stress. Found a significant relationship between work schedule, workload, task design, role in the organization, interpersonal relationships, and marital status to work stress levels. Based on the results obtained, it is necessary to control the heat exposure and psychosocial factors contained in the Jabodebek LRT Depot development project to minimize stress on workers.
Read More
S-11080
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Ashari Ciptaningrum; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Chandra Satrya, M. Mushanif Mukti
Abstrak: Kecelakaan konstruksi terjadi dikarenakan pekerjaan konstruksi mengandung bahaya dan risiko yang cukup tinggi. Khususnya pada pekerjaan pemasangan (erection) baja di proyek pembangunan stasiun LRT, dimana pekerja dihadapkan pada kondisi seperti; lokasi kerja di ketinggian, melibatkan alat-alat berat dan peralatan tajam, kondisi cuaca panas, dan durasi kerja yang panjang. Untuk menghindari kecelakaan pada pembangunan stasiun LRT, maka diperlukan penilaian risiko pada proses pekerjaan erection tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja pada proses pekerjaan erection baja pada proyek pembangunan stasiun LRT oleh PT X dengan mengacu pada metode analisis risiko semi-kuantitatif AS/NZS ISO 31000:2009 tentang Manajemen Risiko. Desain penelitian yang dilakukan bersifat observasional dengan metode analisis deskriptif. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa risiko tertinggi pada pekerjaan erection baja ialah terjatuh, terbentur material baja, terjepit komponen peralatan erection, dan kelelahan akibat durasi kerja yang panjang. Pengendalian yang direkomendasikan antara lain, penggunaan manlift, penambahan persediaan APD, pengadaan system reward & punishment bagi pekerja, dan pengawasan yang optimal oleh supervisor, HSE manager, konsultan pengawas, serta pihak kementrian perhubungan.
Read More
S-9946
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Abdulah Anshor; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Andhini Indah Noviari
Abstrak: Skripsi ini membahas mengenai Human Reliability Assessment (HRA) pada proses pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) pada Proyek Stasiun LRT PT X menggunakan metode Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART) dengan tujuan untuk mengetahui Human Error Probability (HEP) yang terdapat dalam proses pekerjaan pengeboran di pembangunan JPO. Penelitian ini adalah penelitian semikuantitatif dengan desain studi deskriptif yang dilakukan dengan observasi langsung proses pekerjaan pengeboran oleh 90 orang pekerja tukang bangunan di Stasiun LRT Bekasi Barat, Ciracas, dan Harjamukti.
Read More
S-10595
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wawan Sasongko; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Rahmi, Auliah
Abstrak: Pembangunan Depo Light Rail Transit (LRT) Jabodebek memiliki luas sekitar 12 ha yang mana 80% areanya merupakan area terbuka (terpajan panas). Mekanisme terjadinya heat stress terjadi karena kombinasi dari faktor lingkungan, faktor pekerjaan, dan karakteristik pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang telah dilakukan pada bulan Agustus 2021 dengan 185 responden (126 pekerja outdoor dan 59 pekerja indoor). Hasil penelitian menunjukan indeks WBGT outdoor berada pada kisaran 25,9º C - 33,1º C dengan rata-rata 29,4º C dan WBGT indoor yaitu berada diantara 25,9º C - 35,3º C dengan rata-rata 30,4º C. Setelah dilakukan observasi dan perhitungan antara beban kerja, pola kerja dan faktor koreksi pakaian yang merujuk dari Peraturan Menteri Kesehatan nomor 70 Tahun 2016, diketahui bahwasannya 100% responden penelitian mengalami kejadian tekanan panas. Pada pekerja outdoor terdapat 56,35% merasakan keluhan ringan dan 43,65% merasakan keluhan berat. Persentase keluhan/gangguan kesehatan tertinggi yang dirasakan yaitu jarang buang air kecil (98,41%), lemas (88,89%), dan banyak keringat (85,71%). Sedangkan untuk pekerja indoor terdapat 67,80% merasakan keluhan ringan dan 32,20% merasakan keluhan berat. Persentase keluhan/gangguan kesehatan tertinggi yang dirasakan yaitu kurang konsentrasi (62,71%), kram otot tungkai bawah (57,63%) dan kram otot lengan (55,93%). Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya pengendalian terhadap pajanan panas yang terdapat di proyek pembangunan depo LRT Jabodebek agar dapat meminimalisir dampak keluhan/gangguan kesehatan pada pekerja sehingga pekerja tidak menderita Heat Related Symptoms
The construction of the Jabodebek Light Rail Transit (LRT) Depo has an area of about 12 ha of which 80% of the area is an open area (exposed to heat). The mechanism of heat stress occurs due to a combination of environmental factors, job factors, and job characteristics. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design that was conducted in August 2021 with 185 respondents (126 outdoor workers and 59 indoor workers). The results showed that the outdoor WBGT index was in the range of 25.9º C - 33.1º C with an average of 29.4º C and indoor WBGT was between 25.9º C - 35.3º C with an average of 30.4º C. After observing and calculating the workload, work patterns and clothing correction factors referring to the Regulation of the Minister of Health number 70 of 2016, it is known that 100% of research respondents experienced heat stress events. In outdoor workers, 56.35% felt mild complaints and 43.65% felt severe complaints. The highest percentage of perceived health complaints/disorders were infrequent urination (98.41%), weakness (88.89%), and a lot of sweating (85.71%). Meanwhile, for indoor workers, 67.80% felt mild complaints and 32.20% felt severe complaints. The highest percentage of perceived health complaints/disorders were lack of concentration (62.71%), lower leg muscle cramps (57.63%) and arm muscle cramps (55.93%). Based on this, it is necessary to carry out various efforts to control heat exposure in the Jabodebek LRT depot development project in order to minimize the impact of complaints/health problems on workers so that workers do not suffer from Heat Related Symptoms.
Read More
S-10918
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Luh Putu Putri Jayanthi; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Erdy Techrisna, Marina Kertikawati
Abstrak: Pekerjaan konstruksi merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Kelelahan merupakan risiko paling kritis penyebab dari kecelakaan kerja yang terjadi. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat proporsi usia, status gizi (Indeks Masa Tubuh), status kesehatan, masa kerja, jam kerja, waktu istirahat, kebiasaan olahraga, konsumsi kafein, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, kualitas tidur, kepuasan kerja, tuntutan di tempat kerja, kontrol terhadap pekerjaan, dukungan sosial dan stres kerja terhadap kelelahan kerja itu sendiri, serta uji kelelahan secara subjektif dan objektif. Penelitian kelelahan ini dilakukan secara objektif dengan menggunakan alat berupa aplikasi sleep 2 peak dan subjektif dengan kuesioner yang meliputi Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Sleep Hygiene Index untuk melihat higiene tidur dan kuesioner adaptasi dari Copenhagen Psychosocial Questionnaire-III yang menyasar kepada 75 pekerja konstruksi Light Rail Transit (LRT) PT. X, dimana perusahaan ini juga bergerak di bidang konstruksi bangunan dan merupakan jenis pekerjaan baru di PT. X. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Analisis dari penelitian ini secara bivariat diperoleh bahwa ada perbedaan yang signifikan pada uji kelelahan secara subjektif dan kelelahan secara objektif (p=0,000). Serta secara multivariat diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara status kesehatan, kualitas tidur, higiene tidur, kepuasan kerja, tuntutan dalam pekerjaan, kontrol pekerjaan, dukungan sosial dan stres kerja terhadap kelelahan
Read More
T-5561
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive