Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33833 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Imtinan Marsa Sancaya; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: M. Romauli Simatupang, Asih Setiarini
Abstrak:
Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi anemia ibu hamil yang tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain. Padahal anemia pada ibu hamil menyumbang 40% penyebab kematian ibu yang tinggi di Indonesia, selain itu juga berdampak pada pertumbuhan janin yang terhambat, meningkatkan risiko BBLR dan bayi lahir prematur, serta mengakari stunting dan anemia dini. Salah satu cara yang direkomendasikan oleh WHO untuk mencegah anemia pada ibu hamil adalah melakukan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) oral setiap hari sebagai bagian dari perawatan antenatal pada ibu hamil. Kemenkes (2015) menganjurkan untuk ibu hamil mengonsumsi TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilan sebagai bentuk pencegahan anemia. Berdasarkan survei SDKI 2017, provinsi dengan tingkat konsumsi TTD terendah adalah Provinsi Sulawesi Tenggara (14%) disusul dengan Provinsi Sumatera Utara (15%). Pada hasil riset SDKI 2012 sebelumnya Provinsi Sumatera Utara juga berada di posisi 4 terendah konsumsi TTD ibu hamil sesuai anjuran, dengan persentase 8,7%. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan data yang diambil adalah data sekunder SDKI 2017 di Provinsi Sumatera Utara dengan sampel sebanyak 464 orang. Variabel dalam penelitian adalah: umur, pekerjaan, pendidikan, wilayah tempat tinggal, paritas, jarak antar kelahiran, frekuensi ANC, jenis tenaga dan tempat pemeriksaan kehamilan, dan ketersediaan TTD di rumah. Hasil analisis univariat adalah ibu hamil di Sumatera Utara menunjukkan bahwa lebih banyak persentase ibu yang masuk dalam kelompok umur berisiko, memiliki pendidikan rendah dan menengah, dengan status bekerja, tinggal di perkotaan, memiliki riwayat paritas multipara, memiliki jarak antar kelahiran ≥24 bulan, frekuensi ANC sesuai, nakes sebagai tenaga ANC, faskes sebagai tempat ANC dan memiliki ketersediaan TTD di rumah. Hasil dari penelitian bivariat menunjukkan tiga variabel terbukti secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan kepatuhan ibu mengonsumsi TTD yakni pendidikan (p=0,002, OR=2,153), paritas (p=0,020, OR=3,544) dan frekuensi ANC (p=0,001, OR=2,419). Sedangkan variabel yang tidak menunjukkan hubungan yang bermakna antara lain umur (p=0,444), pekerjaan (p=0,236), wilayah tempat tinggal (p=0,523), jarak antar kelahiran (p=0,968), tenaga ANC (p=0,517), tempat ANC (p=1,000) dan ketersediaan TTD di rumah (tidak dapat dianalisis). Saran bagi instansi terkait dapat melakukan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi rendahnya tingkat pendidikan wanita di Sumatera Utara, menggencarkan promosi dan informasi TTD di sosial media, menggencarkan penyuluhan dan edukasi mengenai KB, membuat program layanan tambahan mengenai TTD untuk ibu hamil dengan pendidikan rendah. Selain itu bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang lebih baik dari segi pengujian data, metode dan sumber data.

Compared to other developing countries, Indonesia is one of the high prevalence countries with anemia among pregnant women. Whereas anemia in pregnant women causes 40% of high maternal mortality in Indonesia, it also impact on retarding fetal growth, increasing the risk of low birth weight and premature birth, as well as rooting stunting and early anemia. WHO recommends to prevent anemia in pregnant women by iron supplementation every day as part of antenatal care. Kemenkes RI (2015) recommends pregnant women to consume a minimum 90 tablets of iron supplement during pregnancy as a form of anemia prevention. Based on the IDHS 2017 survey, the province with the lowest level of iron consumption was Southeast Sulawesi (14%) followed by North Sumatra (15%). In the previous 2012 IDHS research results, North Sumatra was also in the 4th lowest position in the consumption of iron for pregnant women with 8.7%. Thus, the purpose of this study was to determine what factors influence the adherence to Iron Supplement consumption. This can be seen from several factors such as age, occupation, education, area of residence, parity, distance between births, frequency of ANC, type ANC workers, ANC place, and availability of iron tablets at home. This study uses a cross sectional design and using secondary data from the IDHS 2017 in North Sumatra with a sample of 464 people. The results of univariate analysis were pregnant women in North Sumatra showed that there was a higher percentage of mothers who belonged to the risk age group, had low and secondary education, working, lived in urban areas, multiparity parity, had a birth interval of 24 months, the frequency of ANC appropriate, health workers as ANC personnel, health facilities as ANC places and have the availability of iron tablets at home. The results of bivariat analysis showed that three variables were statistically proven to have a significant relationship with adherence of taking iron tablets among pregnant women, such as education (p=0.002, OR=2.153), parity (p=0.020, OR=3.544) and frequency of ANC (p=0.001, OR =2.419). While the variables that did not show a significant relationship were age (p=0.444), occupation (p=0.236), area of residence (p=0.523), distance between births (p=0.968), ANC personnel (0.517), ANC location (p=1,000) and availability of iron at home (can not be analyzed). From this study there is some suggestions for the government can collaborate across sectors to overcome the low level of women's education in North Sumatra, intensify promotion and information on iron tablets on social media, intensify counseling and education about family planning, create additional service programs regarding iron tablets for pregnant women with low education. In addition, other researchers can do better research in terms of testing data, methods and data sources.
Read More
S-11097
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wawan Gunawan; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Triyanti, Siti Arifah Pujonarti, Eka Rosiyati, Farida
Abstrak:
Anemia Gizi Besi pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu dan janin yang sedang berkembang. Tablet Tambah Darah (TTD) merupakan suplemen bagi ibu hamil yang bermanfaat mencegah dan mengobati anemia selama kehamilan. Masih rendahnya tingkat kepatuhan konsumsi TTD pada ibu hamil dipengaruhi oleh banyak faktor. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD di Kelurahan Terpilih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain studi cross-sectional dengan populasi seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan sejak awal kehamilan hingga melahirkan di kelurahan terpilih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Hasil penelitian: Dari 224 orang ibu, sebanyak 72.8% tidak patuh mengonsumsi TTD selama hamil. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan konsumsi TTD adalah usia Ibu. Ibu dengan usia tidak beresiko memiliki peluang untuk tidak patuh mengonsumsi TTD sebesar 2.729 kali dibandingkan dengan ibu yang memiliki usia berisiko, setelah di kontrol oleh pendidikan suami, dukungan suami, pekerjaanibu, pengetahuan ibu, keterpaparan media sosial dan efek samping. Diperlukan KIE (komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang manfaat konsumsi TTD dan dampak anemia pada ibu hamil yang tidak patuh mengonsumsi TTD.

Iron Nutritional Anaemia in pregnant women is a significant public health problem as it can adversely affect the health of the mother and the developing fetus. Blood Additive Tablets (TTD) are a supplement for pregnant women that is beneficial to prevent and treat anemia during pregnancy. Many factors influence the low compliance rate of TTD consumption among pregnant women. The purpose of the study was to determine what factors are associated with pregnant women's compliance in consuming TTD in Selected Village, Sawangan Subdistrict, Depok City. This study used secondary data with a cross-sectional study design with a population of all pregnant women who had examinations from the beginning of pregnancy to childbirth in selected villages in Sawangan Subdistrict, Depok City. Results: Of 224 mothers, as many as 72.8% were not compliant with taking TTD during pregnancy. The most dominant variable associated with adherence to TTD consumption was maternal age. Mothers with non-risk age had a chance to be non-compliant in taking TTD by 2.729 times compared to mothers with risk age, after controlling by husband's education, husband's support, mother's occupation, mother's knowledge, exposure to social media, and side effects. KIE (communication, information, and education) on the benefits of TTD consumption and the impact of anemia on non-adherent pregnant women consuming TTD is needed.
Read More
T-6898
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Imtinan Marsa Sancaya; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: M. Romauli Simatupang, Asih Setiarini
Depok : FKM UI, s.a.]
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nelda Amir; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Ahmad Syafiq, Diah Mulyawati Utari, Dewi Damayanti, Dwi Suwartini
Abstrak: Remaja putri merupakan kelompok yang rentan terkena anemia karena menstruasi tiap bulan. Anemia mempunyai dampak yang serius terutama pada ibu hamil, oleh sebab itu remaja putri harus mempunyai status besi yang baik untuk mencegah anemia, salah satunya dengan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD). Tesis ini membahas faktorfaktor yang berhubungan dengan niat konsumsi TTD pada remaja putri di dua sekolah menengah atas di kota Pariaman tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara manfaat yang dirasakan (perceived benefit), hambatan yang dirasakan (perceived barrier), dukungan keluarga, dan dukungan teman dengan niat konsumsi TTD pada remaja putri. Faktor dominan pada penelitian ini adalah hambatan yang dirasakan (perceived barrier) dengan Odds Ratio (OR) sebesar 6,910.
Kata kunci: Remaja putri, Tablet Tambah Darah (TTD), Perceived Barrier, Sekolah Menengah Atas

An adolescent girl is a group that more affected by anemia due to menstruation every month. Anemia has a serious impact especially in pregnant women, therefore adolescent girls must have a good iron status to prevent anemia, one of which is by taking iron tablets (TTD). This study aims to discuss the factors associated with the intention of consumption TTD in Adolescent girls in two high schools in Pariaman in 2019. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. The results showed a significant relationship between perceived benefits, perceived barriers, family support, and friend support to consume TTD in adolescent girls. The dominant factor in this study is the perceived barrier with an Odds Ratio of 6,910.
Key words: Adolescent girl, iron tablet, Perceived Barrier, senior high schoo
Read More
T-5770
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadia Rana Nabila; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Asih Setiarini, Fadila Wirawan
Abstrak: Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) sebanyak minimal satu kali per minggu merupakan suatu bentuk usaha pemerintah dalam penanggulangan anemia pada remaja putri. Meski demikian, konsumsi TTD pada remaja putri masih rendah. Terlebih pada kalangan mahasiswi karena mereka tidak lagi menerima TTD program seperti saat di bangku sekolah. Penelitian ini membahas faktor faktor yang berhubungan dengan konsumsi TTD pada mahasiswi di Rumpun Ilmu Kesehatan UI tahun 2022. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang yang melibatkan 115 mahasiswi berusia 18 19 tahun yang aktif berkuliah pada tahun ajaran 2021/2022. Mahasiswi yang sedang hamil dan/atau tidak dapat mengonsumsi TTD karena kondisi kesehatan dikeluarkan dari penelitian. Responden dipilih melalui sampel acak sederhana. Hubungan antara sikap, pengetahuan, perceived threat, perceived benefit, perceived barrier, self-efficacy, dukungan keluarga, dukungan sebaya, dan pekerjaan orang tua dianalisis menggunakan analisis bivariat dan multivariat. Penelitian ini menemukan adanya hubungan yang signifikan antara perceived benefit (P-value=0,01; OR=2,72) dan dukungan keluarga (P-value=0,00; OR=4,19) dengan konsumsi TTD pada mahasiswi. Dukungan keluarga ditemukan paling berhubungan dengan konsumsi TTD pada mahasiswi RIK (P-value=0,00; OR=4,01). Hasil penelitian menyarankan perlu dilaksanakannya sosialisasi TTD kepada orang tua, pembentukan kelompok sebaya untuk saling mengingatkan konsumsi TTD, dan sosialisasi TTD kepada mahasiswi melalui organisasi mahasiswa di kampus.
Read More
S-10988
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ahmad Sadiq; Pemb. Kusharisupeni, Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Yvonne Magdalena Indrawani, Anies Irawati, Syaiful
Abstrak:

Anemia gizi merupakan masalah defisiensi gizi yang terbanyak dan merupakan penyebab anemia terbesar pada kchamilan. Di Indonesia anemia gizi pada ibu hamil masih menjadi masalah gizi utama yaitu sebesar 40,1 % (SKRT 2001). Tczjadinya anemia gizi pada ibu hamil disebabkan oleh banyak faktor, yaitu rendahnya asupan besi, gangguan absorpsi dan kehilangan besi akibat perdarahan menahun, disamping status penyakit yang diderita ibu hamil seperti malaria, infeksi casing, HIV/AIDS dan penyakit genetik (thalassemia). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan prevalensi anemia gizi ibu hamil serta mengidentifikasi faktor - faktor yang berhubungan dengan kcjadian ibu hamil Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2008. Penelitian ini mengglmakan' pendekatan kuantitatif dcngan desain: ,wtcng !in!ang. Sampel adalah ibu hamil trimester I, II dan III yang terpilih melalui prosedur pemilihan sampel dengan metode random sampling. Junlah sampel seluruhnya adalah 228 ibu hamil. Cara pengambilan sampel menggunakan metode multisrage. Sebagai kluster adalah desa yang diambil sebanyak 30 desa dari 206 deca yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin. Desa dipilih secara acak proposional. Variabel dependen penelitian ini adalah kadar Hb ibu hamil yang diukur dengan metode sahli, sedangkan variabel independen terdiri dari umur ibu, LILA, paritas, pekerjaan, jarak kehamilan, riwayat penggunaan alat kontrasepsi, asupan zat besi, makanan sumber heme dan non heme, makanan peningkat dan penghambat absorpsi zat besi, TTD, pengetahuan tentang anemia, iingkat pendidikan ibu dan tingkat ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia gizi ibu hamil di Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 42,5 %. Berdasarkan usia kchamilan, prevalensi anemia gizi lebih tinggi pada ibu hamil trimester I (63,7 %) dibandingkan dengan trimester 1] (39,1 %) dan trimester IH 39,1 %). Sebagian besar responden berada pada umur yang tidak berisiko untuk hamil (20 - 35 tahun), tidak berisiko dalam paritas dan LILA. Seluruh ibu hamil (100%) telah melakukan ANC dengan jumlah yang bervariasi di tiap trimester. Terdapat 21,9 % responden yang belum pemah mendapatkan TTD, yang sebagian besar dialami oleh ibu hamil trimester I. Sebanyak 56,2 % mengonsumsi zat besi < 90 % AKG, jarang mengonsumsi makanan sumber heme (54,8 %) dan non heme (58,3 %), tetapi sering mengonsumsi makanan peningkat absorpsi Fe (51,3 %). Hasil uji bivariat dengan Chi-Square, terdapat hubungan yang bexmakna antara umur ibu (nilai p = 0,008, OR ; 2,485), umur kehamilan (nilai p = 0.047, OR : 0,372), jarak kelahiran (nilai p = 0,019, OR : 0,5 12), tingkat pengetahuan (nilai p = 0,024, OR : I ,l43) dengan anemia gizi ibu hamil di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2008. Hasil akhir analisis multivariat mendapatkan vaxiabel umur ibu merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan terjadinya anemia gizi ibu hamil Dengan nilai p 0,024, OR : 2,3 (95% CI 1,128 - 4,61 1), sehingga dapat disimpulkan responden dengan umur kehamilan berisiko (35 tahun) berpeluang untuk menderita anemia gizi sebesar 2,3 kali dibandingkan dengan responden yang berada pada kelompok umur aman untuk kehamilan (20 - 35 tahun) setelah dikontrol variabel umur kehamilan, jarak kelahiran, tingkat pendidikan dan pengetahun ibu. Saran yang diajukan dalam penelitian adalah meningkatkan KIE ibu hamil terutama mengenai anemia gizi, sumber malcanan heme, non heme, peningkat dan penghambat absorpsi F e rnelalui penyuluhan seeara rutin di posyandu dan puskcsmas. serta peningkatan cakupan suplementasi TTD. Terhadap temuan hasil penelitian ini, perlu dilakukan screening anemia pada remaja putri dan wanita sebelum hamil. Perlunya peningkatan kualitas pelayanan terutama dalam pemeriksaan kehamilan.


Anemia is the most nutrition deficiency problem and as the biggest anemia cause in pregnancy. In Indonesia, it still becomes the main nutrient problem (40,1% SKRT 2001). The nutrient anemia ofthe pregnant mother is caused by many factors, example : lack of calcium ,absorption hindrance and lost of calcium caused of chronic bleeding, besides the illness status suffered by pregnant mother such as malaria, wonn infection, HIV/AIDS and genetically illness ( thalasscmia ). This aim of this research in to have prevalantion of pregnant mother iron deficiency anemia and also to identify some factors related to pregnant woman’s case in Musi Banyuasin regency in 2008. This research uses quantitative rapprochement by cross sectional. The sample is at the first, second and third three semester of pregnant mother selected by stratiication sample of choosing procedures. The totally sample is 228 pregnant mothers. Sample withdrawal way uses the stratification multistage method. As the cluster is taken 30 villages from 206 which is in Musi Banyuasin Regency. It has taken in a cluster as proportional randomly. Dependent variable of the research is Hb value of pregnant woman measured by sahli method, and independent variable contents of motl1er’s age, mid arm circumstances, parity, job, pregnancy space, calcium consumption, heme and non heme food sources, barrier food of calcium absorption, iron tablets supplementation, anemia knowledge, mothers’ education level and economic level. The result of this research finds the nutrient anemia of pregnant mother in Musi Banyuasin Regency is totally 42,5%. Based on the pregnancy ages, iron deficiency anemia prevalantion is higher in the first semester of pregnant mother ( 63,7% ) than the second three semester 9 39,l% ) and the third three semester (39,l%). Most of respondents are in save ages of pregnancy ( 20-35 years old ) and has lower risks parity and mid ann circumtances. Bivariat test result with Chi-square, found significant relationship between mother’s ages (p:0,008, OR 2,485), pregnancy ages (p:0.047, OR 0,372), pregnancy space (p:0,019, OR 0,5l2), knowledge level (p:0,024 OR l,l43) with anemia of pregnant mother in Musi Banyuasin in 2008. The final result of mothers’ age analysis totally OR = 2,3 with 95% CI 1,128 - 4,661 1, so it can concluded that respondent with risk of pregnancy ages (35 years old) have chance to suffer iron deficiency anemia for 2,3 times higher than others respondents who are in save old of pregnancy (20-35 years old) afier being controlled by pregnancy ages variable, pregnancy space, education level and mothers’ knowledge. The suggestion is improvement of pregnant mothers BIC, specifically about nutrient anemia, heme and non heme food sources, increasing and barrier of iron pills supplement. For this research result, it needs to have anemia screening to girls and woman before being pregnant. Services Quality improvement is also needed especially in pregnancy checking up, motivate and controlling the pregnant mother to have iron pills supplement regularly.

Read More
T-2795
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuyun Darmawan; Pembimbing: Yayuk Hartriyanti
S-3495
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jessica Reitanya Putri; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Ahmad Syafiq, Endang Laksminingsih Achadi
Abstrak:
Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang sering ditemukan dalam populasi rentan, meliputi balita, remaja, wanita usia subur, dan ibu hamil. Anemia pada ibu hamil memiliki dampak terhadap ibu dan janin. Bagi ibu, anemia menyebabkan penurunan kualitas hidup yang dapat berujung pada kematian. Bayi yang dikandung oleh ibu anemia berisiko lahir tidak normal, mati saat lahir, dan mengalami stunting. Masalah kesehatan ibu saat hamil mempengaruhi periode emas 1000 HPK anak yang bersifat permanen terhadap kelangsungan hidup, sehingga perlu penanganan yang tepat untuk meminimalisir kejadian masalah tersebut. Laporan SKI 2023 menyatakan prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 27,7%, yang tergolong sebagai masalah kesehatan tingkat moderat. Penelitian bersifat kuantitatif menggunakan desain penelitian cross-sectional, bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2023 menggunakan data sekunder SKI 2023. Variabel dependen adalah anemia, dan variabel independen berupa faktor sosio-demografi, faktor gaya hidup, faktor pola makan, dan faktor masa kehamilan ibu. Analisis data menggunakan complex samples meliputi univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menemukan adanya hubungan signifikan antara konsumsi daging, unggas, dan hasil olahannya (p-value =  0,047), jarak kehamilan (p-value =  0,033), dan konsumsi PMT (p-value =  0,001) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia pada tahun 2023. Anemia is a common nutritional issue among vulnerable populations, including toddlers, adolescents, women of reproductive age, and pregnant women. Anemia in pregnant women impacts both the mother and fetus. For the mother, it reduces quality of life and can lead to mortality. Babies born to anemic mothers are at risk of congenital abnormalities, stillbirth, and stunting. Maternal health issues during pregnancy affect the critical first 1000 days of a child's life, with permanent consequences for survival, necessitating appropriate interventions to minimize these risks. The 2023 SKI report indicates a 27.7% prevalence of anemia among pregnant women in Indonesia, classified as a moderate public health issue. This study is a quantitative study using a cross-sectional design aimed to identify factors associated with anemia in pregnant women in Indonesia in 2023, utilizing secondary data from the 2023 SKI. The dependent variable was anemia, with independent variables from socio-demographic factors, lifestyle factors, dietary patterns, and pregnancy-related factors. Data analysis used complex samples, including univariate and bivariate analyses with chi-square tests. The study found significant associations between anemia in pregnant women and consumption of meat, poultry, and their processed products (p-value = 0.047), pregnancy interval (p-value = 0.033), and consumption of supplementary feeding (PMT) (p-value = 0.001) in Indonesia in 2023.
Read More
S-12028
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Putri Pertiwi; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Rahmawati
Abstrak: Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pemberian suplemen vitamin A pada balita usia 6-59 bulan di Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang melibatkan 1.728 balita usia 6-59 bulan di Indonesia. Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu, usia balita, riwayat imunisasi balita, kunjungan Antenatal Care (ANC), kunjungan Postanatal Care (PNC), tempat persalinan, dan keterpaparan media televisi dengan kepatuhan pemberian suplemen vitamin A. Riwayat imunisasi adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan pemberian suplemen vitamin A pada balita. Dengan demikian, penelitian ini menyarankan agar penguatan program imunisasi pada balita, edukasi kesehatan, kualitas kunjungan ANC dan PNC, serta pemanfaatan fasilitas kesehatan dan media terus ditingkatkan guna mencapai cakupan suplementasi vitamin A pada balita yang lebih baik.
Read More
S-10778
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adhiyatma Nizar Fuaddy; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Evi Fatimah
Abstrak: Kegiatan inspeksi K3 untuk alat berat menjadi syarat utama bagi setiap kegiatan yang dilaksanakan pada sektor konstruksi. Kegiatan inspeksi meliputi jenis alat berat, jenis inspeksi yang dilakukan, pelaksana inspeksi K3 alat berat, hingga tahapan dari pelaksanaan inspeksi yang didalamnya terdapat proses pencatatan (recording) dan pelaporan (reporting). Proses inspeksi K3 alat berat dapat dilakukan dengan memanfaatkan bantuan teknologi berbasis Android yang melibatkan pengguna, yaitu operator, pelaksana inspeksi K3 alat berat, supervisor, dan manager. Penelitian ini menggunakan metode penelitian (research) dan pengembangan (development) untuk membuat suatu rancang bangun aplikasi inspeksi K3 alat berat di sektor konstruksi.
Kata kunci: Inspeksi, alat berat, konstruksi

Occupational Health and Safety (OHS) inspection activities for heavy equipment are the main requirements for every activity carried out in the construction sector. Inspection activities include the type of heavy equipment, the type of inspection carried out, the implementer of OHS inspection of heavy equipment, up to the stages of carrying out the inspection in which there is a recording and reporting process. The process of inspection of heavy equipment can be done by utilizing the help of Android-based technology that involves users, such as operators, inspector of heavy equipment, supervisors, and managers. This study uses research and development methods to create a design for OHS heavy equipment inspection applications in the construction sector.
Key words: Inspection, heavy equipment, construction
Read More
S-10500
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive