Ditemukan 33331 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Pramita Yogaswari Bhadra; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mufti Wirawan, Widura Imam Mustopo
Abstrak:
Read More
Beban kerja akan berpengaruh pada stres kerja baik itu stres yang bersifat positif maupun stress yang bersifat negatif. Kinerja yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap performa dari produk yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan di PT. X ini bertujuan untuk melihat beban kerja dan lingkungan kerja terhadap stres kerja karyawan dalam peningkatan kinerja. Menggunakan analisa regresi logistik berganda, Penelitian ini melibatkan 65 orang karyawan pada Divisi Quality Management menggunakan kuesioner. Hasilnya adalah beban kerja dan lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada Divisi Quality Management.
Workload will affect work stress, both positive stress and negative stress. Good performance will of course affect the performance of the products produced. Research conducted at PT. This X aims to look at workload and work environment on employee work stress in improving performance. Using multiple logistic regression analysis, this research involved 65 employees in the Quality Management Division using a questionnaire. The result is that workload and work environment have a significant influence on employee performance in the Quality Management Division.
T-7085
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mario Raka Pratama; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Mufti Wirawan, Fransiscus Fendy Novento ; Muhyi Nur Fitrahanefi
Abstrak:
PT X merupakan sebuah perusahaan tambang di Papua Tengah, melaporkan bahwa selama pandemi Covid-19, 57.8% pekerja mengalami burnout, 47.7% stres, dan 51.4% depresi. Divisi geoteknikal PT X, yang memiliki pekerjaan berisiko tinggi dan mobilitas tinggi, menghadapi faktor risiko gangguan psikososial yang signifikan. Penelitian tahun 2024 bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko ini dan memberikan rekomendasi untuk pengelolaan gangguan psikososial, mendukung komitmen perusahaan dalam pencegahan, perlindungan, promosi, dan dukungan kesehatan mental karyawan. Studi ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang deskriptif analitik di divisi geoteknikal PT X di Tembagapura dan Timika, Papua, dari April hingga Mei 2024. Populasi penelitian terdiri dari 644 karyawan, dengan 323 responden yang dipilih secara acak sederhana. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner COPSOQ III dan DASS-21. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gejala depresi 12.38%, ansietas 17.96%, dan stres kerja 21.67% di antara karyawan divisi geoteknikal PT X tahun 2024, dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Faktor individu, pekerjaan, organisasional, interpersonal, dan sosial berkontribusi signifikan terhadap gejala-gejala tersebut. Perusahaan disarankan mengadopsi strategi intervensi komprehensif untuk mengelola dan mencegah gangguan psikososial di kalangan karyawan.
PT X is a mining company in Central Papua, reported that during the Covid-19 pandemic, 57.8% of its employees’ experienced burnout, 47.7% experienced stress, and 51.4% experienced depression. PT X's geotechnical division, characterized by high-risk and high-mobility roles, faces significant psychosocial risk factors. The 2024 study aimed to identify these risk factors and provide recommendations for managing psychosocial disorders, supporting the company's commitment to prevention, protection, promotion, and support for employees' mental health. This quantitative study employed a cross-sectional descriptive analytic design in PT X's geotechnical division in Tembagapura and Timika, Papua, from April to May 2024. The study population comprised 644 employees, with 323 randomly selected respondents. Data were collected using COPSOQ III and DASS-21 questionnaires. The research findings revealed a prevalence of 12.38% for depression, 17.96% for anxiety, and 21.67% for work stress among PT X's geotechnical division employees in 2024, with varying severity levels. Individual, occupational, organizational, interpersonal, and social factors significantly contributed to these symptoms. The company is advised to adopt a comprehensive intervention strategy to manage and prevent psychosocial disorders among its employees.
Read More
PT X merupakan sebuah perusahaan tambang di Papua Tengah, melaporkan bahwa selama pandemi Covid-19, 57.8% pekerja mengalami burnout, 47.7% stres, dan 51.4% depresi. Divisi geoteknikal PT X, yang memiliki pekerjaan berisiko tinggi dan mobilitas tinggi, menghadapi faktor risiko gangguan psikososial yang signifikan. Penelitian tahun 2024 bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko ini dan memberikan rekomendasi untuk pengelolaan gangguan psikososial, mendukung komitmen perusahaan dalam pencegahan, perlindungan, promosi, dan dukungan kesehatan mental karyawan. Studi ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang deskriptif analitik di divisi geoteknikal PT X di Tembagapura dan Timika, Papua, dari April hingga Mei 2024. Populasi penelitian terdiri dari 644 karyawan, dengan 323 responden yang dipilih secara acak sederhana. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner COPSOQ III dan DASS-21. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gejala depresi 12.38%, ansietas 17.96%, dan stres kerja 21.67% di antara karyawan divisi geoteknikal PT X tahun 2024, dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Faktor individu, pekerjaan, organisasional, interpersonal, dan sosial berkontribusi signifikan terhadap gejala-gejala tersebut. Perusahaan disarankan mengadopsi strategi intervensi komprehensif untuk mengelola dan mencegah gangguan psikososial di kalangan karyawan.
PT X is a mining company in Central Papua, reported that during the Covid-19 pandemic, 57.8% of its employees’ experienced burnout, 47.7% experienced stress, and 51.4% experienced depression. PT X's geotechnical division, characterized by high-risk and high-mobility roles, faces significant psychosocial risk factors. The 2024 study aimed to identify these risk factors and provide recommendations for managing psychosocial disorders, supporting the company's commitment to prevention, protection, promotion, and support for employees' mental health. This quantitative study employed a cross-sectional descriptive analytic design in PT X's geotechnical division in Tembagapura and Timika, Papua, from April to May 2024. The study population comprised 644 employees, with 323 randomly selected respondents. Data were collected using COPSOQ III and DASS-21 questionnaires. The research findings revealed a prevalence of 12.38% for depression, 17.96% for anxiety, and 21.67% for work stress among PT X's geotechnical division employees in 2024, with varying severity levels. Individual, occupational, organizational, interpersonal, and social factors significantly contributed to these symptoms. The company is advised to adopt a comprehensive intervention strategy to manage and prevent psychosocial disorders among its employees.
T-7092
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Khairul Fajarudin; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Fatma Lestari, Indri Hapsari Susilowati, Doni Masditok, Handojo Kun
Abstrak:
Tesis ini menyelidiki dan membandingkan berbagai faktor psikososial dan faktor lingkungan sosial yang dapat memberikan pengaruh pada satu atau berbagai gejala distress pada pekerja di perusahaan geothermal PT. X. Penelitian ini adalah penelitian semi kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian menemukan 10 dari 11 indikator faktor psikososial yang dominan di persepsikan sebagian atau lebih responden, dengan 5 gejala stress kerja yang dominan adalah sakit kepala & pusing, MSDs, marah, sulit tidur, dan perubahan nafsu makan. Penelitian menyarankan kepada perusahaan untuk meninjau kembali beban kerja dan kapasitas kerja yang ada, meningkatkan proses manajemen kerja, memperbaiki komunikasi kerja dari tenaga asing, serta menciptakan lingkungan kerja yang suportif.
This thesis investigates and compares various psychosocial factors and social environment factors that can influence to one or several distress symptoms to workers in the geothermal company PT. X. This research is semi-quantitative research with a descriptive design. The research found 10 out of 11 dominant indicators of psychosocial factors perceived by half or more of the respondents, with 5 dominant stress symptoms are headache and dizziness, MSDs, angry, sleep difficulties, and change in appetite. The research suggests the company review the workload and current work capacity, improve work process management, improve communication by the foreign workers, and create a supportive work environment
Read More
This thesis investigates and compares various psychosocial factors and social environment factors that can influence to one or several distress symptoms to workers in the geothermal company PT. X. This research is semi-quantitative research with a descriptive design. The research found 10 out of 11 dominant indicators of psychosocial factors perceived by half or more of the respondents, with 5 dominant stress symptoms are headache and dizziness, MSDs, angry, sleep difficulties, and change in appetite. The research suggests the company review the workload and current work capacity, improve work process management, improve communication by the foreign workers, and create a supportive work environment
T-6184
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Cheryl Khairunnisa Miyanda; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Fatma Lestari, Cynthia Kurnia Sari, Robertus Wisnu Wijaya
Abstrak:
Distres kerja merupakan bahaya fisik dan emosional yang disebabkan tidak imbangnya antara kebutuhan pekerjaan dengan kemampuan, sumber daya atau kebutuhan individu (NIOSH, 2014). Distres kerja dapat berdampak pada perubahan fungsi kognitif, emosi, dan perilaku serta penurunan kinerja dan produktivitas. Penelitian ini dilakukan guna menganalisis faktor psikososial yang dapat berdampak pada distres kerja agar penaggulangan lebih lanjut dapat dilakukan dan kerugian pada individu maupun perusahaan dapat diminimalisir. Penelitian ini dilakukan di sektor konstruksi pada pekerja Divisi Civil & Trackwork Proyek Light Rail Transit (LRT) PT X pada bulan November- Desember 2021. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi yang dipilih yaitu cross sectional dengan sampel 110 pekerja. Data diambil menggunakan kuesioner yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Hasil dari penelitian pada arena individual dan arena rumah tidak terdapat variabel yang signifikan dengan tingkat distress kerja. Pada Arena pekerjaan content of work, variabel yang signifikan antara lain: durasi kerja (pvalue = 0,001), status pekerjaan kerja (p-value = 0,002), dan kondisi lingkungan pekerjaan (p-value = 0,006). Pada arena pekerjaan context of work, variabel yang signifikan antara lain: struktur dan iklim organisasi (p-value = 0,003), hubungan interpersonal (p-value = 0,001), peran dalam organisasi (p-value = 0,002). Gaya manajemen/kepemimpinan organisasi (p-value = 0,007), kesempatan karir (p-value = 0,001), dan kepuasan kerja (p-value = 0,034). Variabel yang paling berhubungan dengan tingkat distres kerja yaitu durasi kerja (p-value=0,001, OR=12,1) diikuti oleh kesempatan karir (p-value=0,001, OR=1,264) serta status pekerjaan (p-value=0,007, OR=1,100).
Read More
T-6394
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Aji Utomo Putro; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Fatma Lestari, Ajeng Pramayu, Hairuddin Bangun Prasetyo
Abstrak:
Angka kematian akibat lift di dunia pada 1999-2009 sebesar 263 orang yang disebabkan 57% terjatuh, 18% terjepit, 17% tertimpa benda, dan 9% penyebab lainnya. Salah satu upaya pencegahan kecelakaan dengan menganalisis faktor psikososial yang mengakibatkan stres kerja dan perilaku berisiko yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor psikososial terhadap stres kerja dan perilaku berisiko karyawan di PT. X. Metode penelitian yaitu deskriptif kuantitatif, desain studi cross-sectional, dengan sampel 200 orang. Faktor psikososial yang berhubungan yaitu beban kerja dan kecepatan kerja, pengendalian, fungsi organisasi, hubungan interpersonal, peran organisasi, pengembangan karir, home-work interface, tuntutan psikologis, partisipasi atau pengawasan, perundungan dan kekerasan. Terdapat hubungan antara stres kerja dan perilaku berisiko. Perilaku yang sering muncul ketika karyawan mengalami stres kerja yaitu terburu-buru saat bekerja. Keluhan stres kerja paling tinggi terkait keluhan fisiologis yaitu konsumsi obat penghilang sakit kepala; keluhan perilaku yaitu menyela dan memotong kalimat orang lain; keluhan emosional yaitu enggan pergi kerja. PT X sebaiknya melakukan risk assesment lebih komprehensif, memperjelas pengembangan karir, dan perhitungan ulang terkait beban kerja, efektifitas dan efisiensi agar tidak berdampak buruk terhadap work-life balance karyawan
The death rate due to elevators in the world at 1999-2009 was 263 people, caused by 57% falling, 18% being pinched, 17% falling by objects, and 9% other causes. One of the efforts to prevent accidents was to analyze psychosocial factors that caused work stress and at-risk behavior that can lead to work accidents. The purpose of this study was to determine the relationship of psychosocial factors to work stress and at-risk behavior of employees at PT. X which is engaged in the elevator and escalator sector. This research method was descriptive quantitative, cross-sectional study, with a sample of 200 people. Psychosocial factors related to workload and work speed, job control, organizational function, interpersonal relationships, organizational roles, career development, home-work interface, psychological demands, participation or supervision, bullying and violence. There is a relationship between work stress and at-risk behavior. Behaviors that often arise when employees experience work stress are rushing at work decisions. The highest work stress complaints were related to physiological complaints, namely the consumption of headache relievers; behavioral complaints, namely interrupting and cutting other people's sentences; emotional complaints, namely refusal to go to work; Cognitive complaints are difficulty thinking clearly and concentrating. PT X should conduct a more comprehensive risk assessment, clarify career development, and recalculate the workload, effectiveness and efficiency to prevent negative impact on employees' work-life balance.
Read More
The death rate due to elevators in the world at 1999-2009 was 263 people, caused by 57% falling, 18% being pinched, 17% falling by objects, and 9% other causes. One of the efforts to prevent accidents was to analyze psychosocial factors that caused work stress and at-risk behavior that can lead to work accidents. The purpose of this study was to determine the relationship of psychosocial factors to work stress and at-risk behavior of employees at PT. X which is engaged in the elevator and escalator sector. This research method was descriptive quantitative, cross-sectional study, with a sample of 200 people. Psychosocial factors related to workload and work speed, job control, organizational function, interpersonal relationships, organizational roles, career development, home-work interface, psychological demands, participation or supervision, bullying and violence. There is a relationship between work stress and at-risk behavior. Behaviors that often arise when employees experience work stress are rushing at work decisions. The highest work stress complaints were related to physiological complaints, namely the consumption of headache relievers; behavioral complaints, namely interrupting and cutting other people's sentences; emotional complaints, namely refusal to go to work; Cognitive complaints are difficulty thinking clearly and concentrating. PT X should conduct a more comprehensive risk assessment, clarify career development, and recalculate the workload, effectiveness and efficiency to prevent negative impact on employees' work-life balance.
T-6200
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Analisis Faktor Risiko Psikososial Pada Karyawan Selama Pandemi Covid-19 Di Universitas X Tahun 2022
Ira Risnawati; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Abdul Kadir, Hendra, Decy Situngkir, Ahmad Irfandi
Abstrak:
Read More
Bahaya psikososial di tempat kerja adalah interaksi antara lingkungan kerja, job content, kondisi organisasi dengan kapasitas, kebutuhan, budaya, pertimbangan personal pekerja yang berpotensi mempengaruhi kesehatan, performa kerja dan kepuasan kerja. Risiko psikososial di tempat kerja berdampak pada kesehatan fisik, mental dan sosial para pekerja. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis faktor psikososial yang berhubungan terhadap tingkat risiko psikososial. Penelitian ini dilakukan di Universitas X pada karyawan pada bulan Januari-Mei 2022. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel 188 responden. Data risiko psikososial diambil menggunakan instrumen Pandemic-Related Perceived Stress Scale of COVID- 19 (PSS-10-C), data factor psikososial diambil menggunakan kuesioner yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas menggunakan instrumen COPSOQ III dan NIOSH Generic Job Questionnaire. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada arena rumah dan sosial tidak terdapat variabel yang signifikan dengan tingkat risiko psikososial. Pada arena individu terdapat usia yang berhubungan signifikan terhadap tingkat risiko psikososial. Pada arena kerja variabel yang berhubungan signifikan dengan tingkat risiko psikososial adalah masa kerja, pola WFH, beban kerja, konflik peran, ketidakjelasan peran, job insecurity, work life balance. Variabel yang paling berhubungan adalah pola WFH, konflik peran, dan work life balance.
Psychosocial hazards in the workplace are interactions between the work environment, job content, organizational conditions with capacities, needs, culture, and personal considerations of workers that have the potential to affect health, work performance and job satisfaction. Psychosocial risks in the workplace have an impact on the physical, mental and social health of workers. The purpose of this study is to analyze psychosocial factors related to the level of psychosocial risk. This research was conducted at University X on employees in January-May 2022. This research is quantitative using a cross sectional study design with a sample of 188 respondents. Psychosocial risk data was taken using the Pandemic-Related Perceived Stress Scale of COVID-19 (PSS-10-C) instrument, psychosocial factor data was taken using a questionnaire that had passed the validity and reliability test using the COPSOQ III instrument and the NIOSH Generic Job Questionnaire. The results of this study indicate that in the home and social arenas there are no significant variables with the level of psychosocial risk. In the individual arena, age is significantly associated with the level of psychosocial risk. In the work arena, the variables that are significantly related to the level of psychosocial risk are years of service, WFH pattern, workload, role conflict, role ambiguity, job insecurity, work life balance. The most related variables are WFH pattern, role conflict, and work life balance.
T-6485
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gatha Haris Widodo; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Baiduri Widanarko, Neni Julyatri Sagala
Abstrak:
Perkembangan bisnis yang pesat di Indonesia saat ini menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk sektor kesehatan. Laboratorium merupakan salah satu sarana dalam sektor kesehatan yang dituntut dapat unggul dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. PT. X adalah salah satu laboratoium swasta di Indonesia yang sudah memiliki beberapa penghargaan. Bagian pelayanan menjadi salah bagian terpenting dalam suatu sistem produksi di perusahaan ini. Penilaian terhadap faktor-faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres pada pekerja bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek belum pernah dilakukan sebelumnya, dimana pencatatan mengenai penilaian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan stres dan pengendaliannya belum tersedia sebagai suatu dokumen K3 yang dapat disosialisasikan bagi seluruh elemen bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan tingkat stres pekerja bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek tahun 2016. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan bagian pelayanan yang berjumlah 291 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari instansi terkait dan data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Dari hasil penelitian didapatkan 51,2% responden mengalami stress kerja tinggi dan 48,8% mengalami stres kerja rendah. Hasil analisis bivariat dengan tingkat kemaknaan 5%, diperoleh lima faktor yang berhubungan dengan stres kerja yakni budaya dan fungsi organisasi dengan p value 0,001, peran dalam organisasi dengan p value 0,002, pengembangan karir 0,001, hubungan interpersonal dengan p value 0,001, dan peralatan kerja dengan p value 0,001. Dari hasil penelitian tersebut perusahaan harus segera mengambil tindakan pengendalian untuk guna mencegah terjadinya stres di kalangan pekerja dan yang akhirnya bisa merugikan pekerja dan perusahaan sendiri.
Read More
S-9203
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tri Buana Yogaswara; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Abdul Kadir, Indri Hapsari Susilowati, Dedei Adnan Fauzi, Ajeng Pramayu
Abstrak:
Read More
Posisi kerja merupakan titik penentu dalam menganalisis keefektivan dari suatu pekerjaan. Apabila posisi kerja yang dilakukan oleh pekerja sudah baik dan ergonomis maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh oleh pekerja tersebut akan baik, akan tetapi bila posisi kerja pada pekerja tersebut salah atau tidak ergonomis maka pekerja tersebut mudah kelelahan dan terjadi kelainan pada bentuk tulang.Penelitian yang dilakukan di PT. X ini bertujuan untuk melihat kondisi kesehatan kerja di PT X dari sisi Antropometri, Desain Alat Kerja, Tempat Kerja pada Kelelahan Pekerja. . Menggunakan analisa univariat dan bivariat, penelitian ini melibatkan 79 orang karyawan pada Divisi Produksi menggunakan teknik sensus. Hasilnya adalah profil antropometri ,desain alat kerja, tempat kerja dan kelelahan pekerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja.
Work position is a determining point in analyzing the effectiveness of a job. If the work position carried out by the worker is good and ergonomic, it can be ascertained that the results obtained by the worker will be good, but if the work position for the worker is wrong or not ergonomic, then the worker is easily fatigued and abnormalities occur in the shape of the bones. at PT. X aims to see the working health conditions at PT X from an anthropometric perspective, work equipment design, work place and worker fatigue. . Using univariate and bivariate analysis, this study involved 79 employees in the Production Division using a census technique. The result is that anthropometric profiles, work tool design, workplace and worker fatigue have a significant effect on improving performance.
T-6895
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ade Yunita; Pembimbing: Suharnyoto Martomulyono
S-2977
Depok : FKM-UI, 2002
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gede Putu Yusdasma M; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji; Dadan Erwandi, Yuni Kusminanti, Aidil Putra
T-2979
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
