Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39413 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rosmalinda; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yulianty Permanasari, Oos Fatimah Rosyati, Amila Megraini
Abstrak:

Tugas dan tanggung jawab dari tenaga analis kesehatan, mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen, melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen, mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium, mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji, mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya, membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efisien untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium, merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium, membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman, merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.(Permenkes Nomor 42 Tahun 2015.pdf, t.t.)Tujuan penelitian untuk melihat gambaran ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan tenaga ATLM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus Analisis Ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik (Atlm) Puskesmas di Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2023. Desain ini bertujuan untuk mempelajari secara mendalam tentang kejadian yang terjadi dalam konteks tertentu. Dengan menggunakan berbagai bukti, penelitian ini akan menggali informasi yang detail dan lengkap mengenai suatu kasus. Studi kasus memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi kejadian dengan mendalam, terbatas pada lokasi dan waktu tertentu, dan menyajikan informasi secara deskriptif. Hasil didapatkan dari 43 Puskesmas di level Kabupaten ada 28 Puskesmas yang belum memiliki tenaga ATLM sehingga belum memenuhi kesesuaian standar PMK 43 tahun 2019, hanya 15 Puskesmas yang memiliki tenaga ATLM dan baru 7 Puskesmas yang memiliki tenaga yang lengkap yakni 9 jenis tenaga. Perencanaan yang baik terhadap ketersediaan dan upaya pemenuhan tenaga diharapkan mampu menjadi salah satu solusi untuk pemenuhan tenaga ATLM.


Duties and responsibilities of health analyst personnel, develop procedures for taking and processing specimens, carry out analytical tests on reagents and specimens, operate and maintain laboratory equipment/instruments, evaluate laboratory data to ensure accuracy and quality control procedures and develop solutions to problems related to test result data, evaluating new techniques, instruments and procedures to determine their practical benefits, assisting clinicians in utilizing laboratory data effectively and efficiently to interpret laboratory test results, planning, organizing, implementing and evaluating laboratory activities, guiding and coaching other health workers in the field of laboratory engineering, designing and carrying out research in the field of health laboratories. (Permenkes Number 42 of 2015.pdf, t.t.) The aim of the research is to see a picture of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill ATLM personnel. This research uses a qualitative research method with a case study design, analysis of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill medical laboratory technology experts (ATLM) for health centers in Lebak Regency, Banten Province in 2023. This design aims to study in depth about events that occur in a certain context. By using various evidence, this research will dig up detailed and complete information about a case. Case studies allow researchers to explore events in depth, are limited to a specific location and time, and present information descriptively. The results obtained from 43 Community Health Centers at the Regency level, there are 28 Community Health Centers that do not have ATLM staff so they do not meet the 2019 PMK 43 standards, only 15 Community Health Centers have ATLM staff and only 7 Community Health Centers have complete staff, namely 9 types of staff. It is hoped that good planning regarding the availability and efforts to fulfill personnel can be one of the solutions for fulfilling ATLM personnel.

Read More
T-7128
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Prasetyaning Jati; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Atna Permana
Abstrak:
Ahli Teknologi Labotatorium Medik (ATLM) merupakan tenaga kesehatan yang berperan penting dalam menunjang pemeriksaan medis. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), standar minimal tenaga ATLM Puskesmas adalah 1 (satu) baik di Puskesmas Perkotaan, Pedesaan, Terpencil, maupun Sangat Terpencil. Ketersediaan ATLM Puskesmas yang belum memenuhi standar ketenagaan minimal masih menjadi masalah besar di dunia kesehatan. Maka, penelitian ini akan menganalisis ketersediaan tenaga ATLM Puskesmas dengan standar ketenagaan minimal yang ditinjau pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian cross-sectional study dengan metode kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK) pada tahun 2021. Analisis dilakukan dengan menghitung gap antara data existing dengan kebutuhan minimal tenaga ATLM Puskesmas pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota pada tahun 2021. Analisis ketersediaan tenaga ATLM Puskesmas tersebut dihubungkan dengan Kapasitas Fiskal Daerah (KFD) untuk mengidentifikasi kemampuan daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam mengelola urusan kesehatan termasuk pemenuhan tenaga ATLM Puskesmas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara nasional, tidak terjadi kekurangan tenaga ATLM Puskesmas. Namun, apabila ditinjau pada tingkat provinsi, 10 provinsi (29,41%) di Indonesia masih mengalami kekurangan tenaga ATLM Puskesmas. Sementara itu, pada tingkat kabupaten/kota, 173 kabupaten/kota (33,66%) masih mengalami kekurangan tenaga ATLM Puskesmas dan 6 kabupaten/kota (1,17%) tidak memiliki tenaga ATLM Puskesmas. KFD provinsi dan kabupaten/kota yang mengalami kekurangan dan/atau tidak memiliki tenaga ATLM Puskesmas bervariasi mulai dari kategori sangat rendah hingga sangat tinggi.

Medical Laboratory Technologists Experts (ATLM) are health workers who play an important role in supporting medical examinations. Minister of Health Regulation Number 43 of 2019 concerning Primary Health Centers (Puskesmas), the minimum standard for ATLM Puskesmas is 1 (one) both in Urban, Rural, Remote and Very Remote Primary Health Centers. Availability of ATLM Puskesmas that do not meet minimum standards is still a big problem in the world of health. Thus, this study will analyze the availability of ATLM Puskesmas with a minimum workforce standard reviewed at the national, provincial and district/city levels. This research was conducted using a cross-sectional study design with quantitative methods. The data used is secondary data from the Health Human Resources Information System (SISDMK) in 2021. The analysis is carried out by calculating the gap between the existing data and the minimum requirement for ATLM health workers at the national, provincial and district/city levels in 2021. Availability analysis The ATLM at the Puskesmas are connected with the Regional Fiscal Capacity (KFD) to identify the capacity of the provincial and district/city regions in managing health affairs including the fulfillment of ATLM Puskesmas personnel. The results of this study indicate that nationally, there is no shortage of ATLM Puskesmas personnel. However, when viewed at the provincial level, 10 provinces (29.41%) in Indonesia still experience a shortage of ATLM Puskesmas personnel. Meanwhile, at the district/city level, 173 districts/cities (33.66%) still experienced a shortage of ATLM staff at the Puskesmas and 6 districts/cities (1.17%) did not have ATLM staff at the Puskesmas. KFD of Province and district/city that experience a shortage and/or do not have ATLM Puskesmas personnel vary from very low to very high categories.
Read More
S-11177
Depok : FKMUI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hadiyanto; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Anhari Achadi, Budi Hartoono
Abstrak:

Ketersediaan dan penyebaran tenaga kesehatan merupakan masalah di dunia, tenaga kesehatan cenderung di daerah perkotaan, metoda penelitian adalah kualitatif serta dilakukan triangulasi dan analisis isi. Kabupaten Bogor memberikan insentif material dan non material bagi tenaga kesehatan dalam penelitian menunjukan insentif bukan merupakan satu-satunya faktor yang membuat tenaga kesehatan untuk bertahan ada hal yang mempengaruhi yaitu faktor personal dari tenaga kesehatan seperti tempat tinggal yang dekat dengan tempat pekerjaan, mencintai pekerjaannya dan faktor lainnya adalah kebebasan untuk mengembangkan diri sehingga dapat berinovasi dan berkreasi, penghargaan kepada tenaga kesehatan juga merupakan hal yang penting.


 Availability and spread of health workers is a problem in the world, health workers tend to be in urban areas, the research method is qualitative and carried out triangulation and content analysis. Bogor regency provide material and non material incentives for health workers in the study showed incentives are not the only factor that makes health workers to stay there are things that affect the health of the personal factors such as living close to the place of work, loves his work and the factors another is the freedom to develop themselves so that they can innovate and be creative, awards to health professionals is also an important.

Read More
T-3620
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurrahmiati; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Amal C. Sjaaf, Anwar Hassan, Idawaty Abdurachman
Abstrak:

Periode persalinan merupakan periode yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu di Indonesia, kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60% dari seluruh kematian ibu. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu. Propinsi Banten yang merupakan wilayah pada penelitian ini membutuhkan upaya yang lebih besar untuk mencapai cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan mengingat cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang dicapai hanya sebesar 68,9% menurut data susenas 2009. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan cakuipan persalinan oleh tenaga kesehatan di provinsi Banten tahun 2010, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode cross sectional. Penelitian menunjukkan bahwa jarak tempuh dan pelayanan persalinan di puskesmas merupakan faktor yang berhubungan secara signifikan dalam meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Nilai R square sebesar 0.217 artinya 8 (delapan) variabel bebas yang diteliti dapat menjelaskan variabel cakupan persalinan 21.7% , sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.


 Delivery period is the period that contribute greatly to maternal mortality in Indonesia, death during childbirth and a first week of an estimated 60% of all maternal deaths. Aid deliveries by trained health personnel to be very important in an effort to decrease maternal mortality. Banten Province which is a region in this study requires a larger effort to achieve coverage of deliveries by health personnel in accordance with the target of Minimum Services Standard in 2015 ie by 90%, considering the scope of delivery by health personnel who achieved 68.9% (Susenas, 2009). This study used cross sectional method. Study shows that the mileage and service delivery in health centers is a factor that has a significant association in improving the coverage of deliveries by health personnel. R square value of 0.217 means 8 (eight) independent variables under study may explain the variable scope of delivery for 21.7%, while the rest is explained by other variables not included in this study.

Read More
T-3498
Depok : FKM UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Ihdayani Sitanggang; Pembimbing: Amal C. Sjaaf; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Yuniarto Budi Santosa
S-8336
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rival Alfia; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Popy Yuniar, Eksi Wijayanti, Nurul Hakim
Abstrak:

Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Kabupaten Lebak tahun 2023 terjadi ketidakmerataan, dimana (39,5%) 17 Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak tidak mencapai target cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) dari target Nasional yaitu sebesar 100%.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus yang dilaksanakan di dua puskesmas dengan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tertinggi dan terendah di Kabupaten Lebak. Jumlah informan dalam penelitian ini yaitu enam informan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi melalui telaah dokumen, kemudian dilakukan analisis data kualitatif.
Penelitian menunjukkan bahwa cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) berkaitan dengan pelayanan kesehatan, sumber daya manusia, logistik vaksin, pembiayaan, pencatatan pelaporan, penggerakan pelaksanaan serta pengawasan pengendalian penilaian. Sehingga dapat disimpulkan kinerja program imunisasi terhadap cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Kabupaten Lebak tahun 2023 masih menghadapi beberapa tantangan utama yang berdampak pada ketidakmerataan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL).


The coverage of Complete Basic Immunization (CBI) in Lebak Regency in 2023 was uneven, where (39.5%) 17 Health Centers in the working area of the Lebak Regency Health Office did not achieve the target of Complete Basic Immunization (CBI) coverage from the National target of 100%.  The study used a qualitative approach with a case study design carried out in two health centers with the highest and lowest Complete Basic Immunization (CBI) coverage in Lebak Regency. The number of informants in this study was six informants. Data collection was carried out through in-depth interviews and observations through document review, then qualitative data analysis was carried out.  The study shows that the coverage of Complete Basic Immunization (CBI) is related to health services, human resources, vaccine logistics, financing, reporting records, implementation mobilization and supervision of assessment control. So it can be concluded that the performance of the immunization program on the coverage of Complete Basic Immunization (CBI) in Lebak Regency in 2023 still faces several major challenges that have an impact on the uneven coverage of Complete Basic Immunization (CBI).

Read More
T-7255
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asmah; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yulianty Permanasari, Pri Helga Ismiati, Dewi Maria
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan pengendalian pneumonia balitadilihat dari komponen input, proses, dan output. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, berlokasi di dinas kesehatan dan 2 puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan di dinas kesehatan sarana dan dana cukup. Untuk perencanaan, pelaksanaan dan monitoring kegiatan belum maksimal dilaksanaka nkarena keterbatasan SDM dimana pemegang program ISPA merangkap program diare sehingga tidak fokus dan kesulitan untuk memantau 43 puskesmas. Data kelengkapan laporan sebesar 97,09% dan ketepatan laporan baru mencapai 6,01%.Hasil penelitian di puskesmas masih ada sarana yang belum lengkap dan petugas di BP anak puskesmas belum terampil dalam tata laksana kasus dan menggunakan alat sound timer. Perencanaan kegiatan pneumonia balita belum ada di POA (PlanOf Action) puskesmas. Diperlukan penambahan SDM kesehatan dan workshop MTBS serta bimbingan teknis untuk petugas puskesmas. Kata kunci : pneumonia balita, puskesmas, dinas kesehatan, sistem
This study aims at assessing the implementation of pneumonia control for under-five children. From input, process and output components. This study usesqualitative approach in district health office and two public health centers(puskesmas). The results show that there is enough equipment, materials andsufficient fund in district health office. But, planning, implementation, andmonitoring activities have not been implemented well since there is one staff onlyat district health office who is responsible for managing acute respiratoryprogram. She also needs to manage diarrhea program and monitor 43 puskesmas.The report completeness at district health office reaches 97.09%, but timelinessreaches 6.01% only. In contrary with the condition at district health office, atpuskesmas where the achievement is low, there is still lack of equipment andmaterials. The personnel also lacks of skill in managing the pneumonia case andusing sound timer. The plan of action of pneumonia control program for under-five children has also not been written in the puskesmas plan of action. Morehuman resources, capacity building on integrated management of childhoodillnesses, and technical assistance for puskesmas personnel are needed. Keywords: pneumonia, under-five children, puskesmas, district health office,IMCI, system
Read More
T-4164
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Heni Hendrawati; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Puput Oktamianti, Amila Megraeni, Budi Hartono
T-3431
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agus Susanto; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Agustin Kusumayati, Sri Handayani, Emil Noviyadi
T-3537
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Donny Novriansyah; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Jaslis Ilyas, Yuli Prapanca Satar
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan(berdasarkan fungsi pengambil keputusan, fungsi pegawas, fungsi Actuating(penggerak) dan fungsi motivator) dan kompensasi (berdasarkan upah dan gaji,insentif, tunjangan dan fasilitas) terhadap kinerja pegawai Dinas KesehatanKabupaten Lebong Provinsi Bengkulu tahun 2014. Penelitian ini menggunakanmetode kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian inipegawai negeri sipil yang berjumlah 90 orang. Sampel diambil dengan menggunakan metode random sampling (probability sampling).Faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong adalah kompensasi berdasarkan upah dan gaji (Beta= 0,533). Hasil penelitian bahwa kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu tahun 2014 berkinerja dengan kategoribaik. Kata kunci : kepemimpinan, kompensasi, kinerja
The purpose of this study to find out influence of leadership (pursuant tofunction taker of decision, supervisor function, function of actuating andmotivator function) and compensation (pursuant to wage and salary, incentive,facility and subsidy) to officer performance of Public Health Service Sub-Province of Lebong Provinsi Bengkulu at 2014. This research use quantitativemethod with sectional cross desain. Sample in this study all are of the employeesin health lebong 90 person. Sampling taken by using method of random sampling(sampling probability).The most Influence factor to officer performance of Public Health ServiceSub-Province of Lebong is compensation pursuant to wage and salary (Beta=0,533). Result of research that performance officer of Public Health Service Sub-Province of Lebong Provinsi Bengkulu at 2014 have performance with goodcategory. Keyword : Leadership, Compensation, Performance
Read More
T-4129
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive