Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 40084 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nur Wulan; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Tiara Amelia, Islah Akhlaqunnissa
Abstrak:
Pendahuluan : Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang tentang anemia dapat berakibat pada kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi selama kehamilan yang dikarenakan oleh ketidaktahuannya, sehingga pengetahuan mengenai anemia penting diketahui oleh ibu hamil. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara status anemia pada ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil. Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan pengetahuan ibu hamil berdasarkan status anemia pada ibu hamil. Digunakan kuesioner untuk mengetahui usia ibu, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan, dan pengetahuan ibu hamil mengenai anemia. Data yang digunakan akan dianalisis melalui uji chi square untuk uji bivariat. Hasil : Dari hasil penelitian ibu hamil dengan anemia sebanyak 46 orang dengan presentase 29.7%. Dan ibu hamil yang tidak anemia sebanyak 109 dengan presentase 70.3%. Dengan pengetahuan kurang dari rata - rata (< 76) mengalami anemia sebesar 56.5% dan tidak anemia 43,5%. Ibu hamil dengan pengetahuan lebih dari rata - rata (>76) mengalami anemia sebesar 35,8% dan tidak mengalami anemia sebesar 64.2% dengan 2.3 (95% CI : 1.2 - 4.7 ). Kesimpulan : Penelitian ini menemukan adanya hubungan anemia pada ibu hamil dengan tingkat pengetahuan ibu hamil. Disarankan agar peran bidan puskesmas melakukan konseling dan promosi pencegahan anemia.

Introduction: Pregnant women who have insufficient knowledge about anemia can result in a lack of consumption of foods containing iron during pregnancy due to their ignorance, so knowledge about anemia is important for pregnant women to know. This study aims to determine the relationship between anemia status in pregnant women and knowledge of pregnant women. Method: This study used a cross-sectional research design. This research was conducted to see the relationship between knowledge of pregnant women based on anemia status in pregnant women. A questionnaire was used to determine the mother's age, mother's education level, employment status, and pregnant women's knowledge about anemia. The data used will be analyzed using the chi square test for bivariate tests. Results: From the research results, there were 46 pregnant women with anemia with a percentage of 29.7%. And there were 109 pregnant women who were not anemic with a percentage of 70.3%. With less than average knowledge (< 76), 56.5% experienced anemia and 43.5% did not experience anemia. Pregnant women with more than average knowledge (>76) experienced anemia by 35.8% and did not experience anemia by 64.2% with 2.3 (95% CI: 1.2 - 4.7). Conclusion: This study found a relationship between anemia in pregnant women and the level of knowledge of pregnant women. It is recommended that the role of community health center midwives be to provide counseling and promotion of anemia prevention.
Read More
S-11790
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Handayani; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Tri Yunis Miko, Rita Nirmaya Dewi
S-6648
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Titus Indriyawati; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Bambang Wispriyono, Rita Damayanti, Antonius Tarigan, Dwi Adi Maryandi
Abstrak:
Konsumsi produk farmasetik atau obat-obatan meningkat pada sektor tertentu seiring dengan pergeseran penyakit dari yang semula menular menjadi tidak menular. Tingkat kepatuhan minum obat di masyarakat yang rendah menyebabkan akumulasi obat tidak digunakan di rumah tangga. Sebagian besar masyarakat Jakarta membuang obat sisa tanpa memberikan perlakuan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pengelolaan obat di rumah tangga di Kecamatan Matraman, Kota Jakarta Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang pada anggota rumah tangga (usia > 18 tahun) sebanyak 279 responden dengan pendekatan Knowledge-Attitude-Practices Model. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 72,8% responden memiliki pengetahuan baik, 54,5% responden memiliki sikap positif dan 51,6% responden memiliki pengelolaan obat di rumah tangga yang baik. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel yang memiliki hubungan dengan pengelolaan obat di rumah tangga adalah pengetahuan dan sikap (p value < 0,05), dengan nilsikap baik berpeluang 2.496 kali untuk memiliki perilaku baik dibandingkan responden dengan sikap kurang baik setelah dikontrol oleh variabel pengetahuan (aOR= 2,496; 95%CI 1,528 - 4,079). Dari penelitian ini disimpulkan masih perlu dilakukan upaya peningkatan pengelolaan obat di rumah tangga yang baik melalui pendidikan kesehatan sehingga meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat.

Consumption of pharmaceutical products or medicines increases in certain sectors in line with the disease shift from infectious to non-infectious. The low level of compliance with taking medication in the community causes an accumulation of unused medication in the household. Most people in Jakarta throw away leftover medicine without giving it any special treatment. This research aims to determine the relationship between community knowledge and attitudes and drug management in households in Matraman District, East Jakarta City. The research method used was a cross-sectional study of 279 household members (aged > 18 years) using the Knowledge-Attitude-Practices Model approach. The research results showed that 72.8% of respondents had good knowledge, 54.5% had a positive attitude and 51.6% had good household medication management. The results of the multivariate analysis show that the variables that are related to drug management in the household are knowledge and attitude (p-value < 0.05), with a good attitude being 2,496 times more likely to have good behavior compared to respondents with a less good attitude after being controlled by the knowledge variable (aOR = 2.496; 95% CI = 1.528 - 4.079). This research concludes that efforts are still needed to improve the good management of medicines in households through health education to increase public knowledge and attitudes.
Read More
T-7133
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nabila Putri Reiyan; Pembimbing: Tiara Amelia Penguji: Evi Martha, Nur Khajanah
Abstrak: Didapati bahwa sebanyak 22% dari total penduduk dunia memiliki hipertensi. Di Indonesia sebesar 34,1% dengan Jawa Barat sebesar 39,6%, Kota Bogor sebanyak 36,2%, dan Kecamatan Tanah Sareal sebanyak 30%. Dari jumlah penderita hipertensi tersebut paling banyak adalah perempuan. Hipertensi pada perempuan banyak dialami dalam kehamilan dan dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui gambaran karakteristik, pengetahuan, dan sikap ibu hamil terhadap hipertensi di Puskesmas Tanah Sareal tahun 2021-2022. Studi cross sectional dilakukan kepada 40 responden yang didapati dari purposive sampling. Data dianalisis secara univariat dan hasil penelitian menunjukkan bahwa 5% ibu hamil mengalami hipertensi, 80% usia 20-35 tahun, 47,5% memiliki pendidikan menegah, 82,5% tidak memiliki faktor genetik, 75% sedang mengalami hamil tunggal, 62,5% multigravida, 72,5% memiliki pengetahuan tinggi, dan 55% memiliki sikap positif. Pengetahuan pada ibu hamil dapat mempengaruhi dalam pencegahan hipertensi dengan meningkatnya pengetahuan dapat meningkatkan kesadaran dalam pencegahan dan deteksi dini penyakit.
22% of the total world population has hypertension. In Indonesia it has 34.1% with 39.6% in West Java, 36.2% in Bogor City, and 30% in Tanah Sareal District. From the number of patients with hypertension, most are women. Hypertension in women is often experienced in pregnancy and can cause death. This study aims to describe the characteristics, knowledge, and attitudes of pregnant women towards hypertension at Tanah Sareal Public Health Center in 2021-2022. A cross-sectional study was conducted on 40 respondents which was obtained from purposive sampling. The data analyzed with univariate and the results showed that 5% of pregnant women had hypertension, 80% aged 20-35 years, 47.5% had secondary education, 82.5% did not have genetic factors, 75% were having a single pregnancy, 62, 5% are multigravida, 72.5% have high knowledge, and 55% have a positive attitude. Knowledge of pregnant women can affect the prevention of hypertension with increased knowledge can increase awareness in the prevention and early detection of disease.
Read More
S-11071
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Butsainah Putri Rahmah; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Dien Anshari, Lina Purnamaasih
Abstrak:
Saat ini, terdapat peningkatan prevalensi perokok elektronik yang pesat di Indonesia. Berdasarkan Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021, prevalensi perokok di Indonesia meningkat 10 kali lipat dari 0.3% pada tahun 2011 menjadi 3% pada tahun 2021. Hasil SKI 2023 menunjukkan bahwa salah satu wilayah dengan prevalensi perokok elektronik tertinggi adalah DKI Jakarta dengan kelompok umur 10-14 memiliki prevalensi tertinggi yaitu 29.72%. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan serta sikap orang tua terhadap perilaku merokok elektronik pada remaja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan orang tua terhadap perilaku merokok elektronik pada remaja di SMP X Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam pada informan yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan orang tua memiliki pengetahuan dasar mengenai rokok elektronik yaitu berfungsi seperti rokok dengan menggunakan alat dan cairan tetapi pengetahuan mereka terhadap kandungan dan dampak kesehatan kurang. Orang tua juga memiliki sikap yang tidak setuju terhadap rokok elektronik atau sikap yang mendukung anak untuk tidak menggunakan rokok elektronik. Terdapat ragam praktik pencegahan yang dilakukan oleh orang tua seperti komunikasi terbuka, mengajarkan agama, menjaga lingkungan pertemanan anak, mendukung anak lelaki untuk berteman dengan perempuan karena melihat perempuan cenderung tidak merokok, serta memberi hukuman fisik dan non fisik. Disisi lain, seluruh informan tidak menerima informan mengenai rokok elektronik dari sekolah. Oleh karena itu, disarankan kepada sekolah untuk memberikan informasi terkait rokok elektronik kepada orang tua dan siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap mereka sebagai salah satu upaya pencegahan perilaku merokok elektronik pada remaja.

Currently, there is a rapid increase in the prevalence of e-cigarette smoking in Indonesia. According to the Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021, the prevalence of smokers in Indonesia increased 10 times higher from 0.3% in 2011 to 3% in 2021. The 2023 GATS results show that one of the regions with the highest prevalence of e-cigarette smokers is DKI Jakarta with the age group 10-14 having the highest prevalence of 29.72%. Several studies have shown a relationship between parental knowledge and attitudes towards adolescent e-cigarette smoking behavior. This study was conducted to determine the knowledge, attitudes, and preventive practices of parents towards e-cigarette smoking behavior in adolescents at SMP X Jakarta. This study was conducted using a qualitative approach with data collection through in-depth interviews with purposively selected informants. The results showed that parents have basic knowledge about e-cigarettes, which function like cigarettes by using tools and liquids, but their knowledge of the content and health effects is lacking. Parents also have a disapproving attitude towards e-cigarettes or an attitude that supports children not to use e-cigarettes. There are various prevention practices carried out by parents such as open communication, teaching religion, maintaining children's friendship environment, supporting boys to be friends with girls because they see women tend not to smoke, and giving physical and non-physical punishment. On the other hand, all informants did not receive informants about e-cigarettes from schools. Therefore, it is recommended for schools to provide information related to e-cigarettes to parents and students to improve their knowledge and attitudes as an effort to prevent e-cigarette smoking behavior in adolescents.
Read More
S-11693
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Varian Almerridho; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Dien Anshari, Bonnie Medana Pahlavie
Abstrak:

Latar Belakang. DKI Jakarta memiliki tingkat ketidakaktifan tertinggi di Indonesia (55,7%). Mahasiswa rentan terhadap gaya hidup sedentari karena tekanan akademik. Intensi aktivitas fisik dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, persepsi kontrol, dan dukungan sosial di media sosial.
Tujuan. Studi ini meneliti hubungan antara dukungan sosial di Instagram dan faktor TPB dengan intensi aktivitas fisik pada mahasiswa di DKI Jakarta.
Metode. Studi cross-sectional pada November 2024 melibatkan 376 responden untuk meneliti intensi aktivitas fisik, sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan dukungan sosial di Instagram menggunakan kerangka Theory of Planned Behavior (TPB). Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square.
Hasil. Mayoritas responden memiliki intensi aktivitas fisik tinggi sikap positif, norma subjektif positif, persepsi kontrol perilaku tinggi, serta dukungan sosial di Instagram yang cukup terhadap aktivitas fisik. Sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan dukungan sosial di Instagram memiliki hubungan positif yang signifikan dengan intensi aktivitas fisik (p-value <0.001). Dukungan sosial di Instagram, serta faktor TPB, memengaruhi intensi aktivitas fisik pada mahasiswa di DKI Jakarta. Upaya promosi kesehatan dan intervensi perlu dirancang lebih spesifik melalui media sosial untuk membangun kebiasaan aktivitas fisik yang baik pada mahasiswa.


Background: Physical activity is essential for health, with WHO recommending 150 minutes of moderate to vigorous exercise per week to prevent chronic diseases. The 2023 SKI data indicates that DKI Jakarta has the highest inactivity rate (55.7%). University students are particularly prone to sedentary lifestyles due to academic pressures. Physical activity intention, influenced by attitudes, subjective norms, perceived control, and social support—especially via Instagram—plays a crucial role in predicting behavior. This study explores the relationship between Instagram social support and physical activity intention among students in DKI Jakarta. Methods: A cross-sectional study in November 2024 involving 376 respondents examined physical activity intention, attitudes, subjective norms, perceived behavioral control, and social support on Instagram using the Theory of Planned Behavior (TPB) framework. Data were analyzed univariately and bivariately using the chi-square test. Results: Most respondents showed high physical activity intention (58%). Additionally, they demonstrated positive attitudes, positive subjective norms, high perceived behavioral control, and sufficient Instagram social support regarding physical activity. Attitudes, subjective norms, perceived behavioral control, and Instagram social support had a significant positive relationship with physical activity intention (p-value <0.001). Conclusion: Social support on Instagram, along with attitudes, perceived behavioral control, and subjective norms, influences physical activity intention among students in DKI Jakarta. Health promotion efforts and interventions should be tailored through social media to foster better physical activity habits among students.

Read More
S-11874
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amalia Mahmudah; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Marjuki
Abstrak:
Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tiga permasalahan utama terkait gizi, yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, serta kekurangan mikronutrien. Anemia masih menjadi salah satu isu kesehatan yang perlu mendapat perhatian. Remaja putri, khususnya siswi sekolah, merupakan kelompok yang rentan mengalami anemia defisiensi besi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti menstruasi yang berlangsung setiap bulan dan pola diet yang kurang tepat. Oleh karena itu, perilaku pencegahan anemia harus mulai diterapkan sejak dini agar tidak menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pencegahan anemia pada siswi SMKN 37 Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan metode cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 110 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel dengan perilaku pencegahan anemia di SMKN 37 Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54,5% responden memiliki perilaku pencegahan anemia yang baik. Pengetahuan (p = 1,00), sikap (p = 0,001), norma subyektif (p = 0,47), dan persepsi perilaku terkontrol (p = 0,001) diuji dalam penelitian ini. Sikap dan persepsi perilaku terkontrol terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pencegahan anemia. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak untuk meningkatkan promosi pencegahan anemia guna menumbuhkan kesadaran dan perilaku pencegahan anemia di kalangan remaja putri.


Currently, Indonesia is facing three major nutritional challenges: undernutrition, overnutrition, and micronutrient deficiencies. Anemia remains a significant public health issue that requires attention. Female adolescents, especially school-aged girls, are particularly susceptible to iron deficiency anemia. This vulnerability is due to several factors, including monthly menstruation and improper dietary habits. Therefore, it is important to instill preventive behaviors against anemia from an early age to avoid long-term health consequences. This study aims to analyze the determinants influencing anemia prevention behaviors among female students at SMKN 37 Jakarta. The research employed a quantitative approach with a cross-sectional design. A total of 110 participants were selected using purposive sampling. Data analysis was conducted using the chi-square test to examine the relationship between various factors and anemia prevention behaviors at SMKN 37 Jakarta. The results showed that 54.5% of respondents demonstrated good anemia prevention behaviors. The study assessed knowledge (p = 1.00), attitude (p = 0.001), subjective norms (p = 0.47), and perceived behavioral control (p = 0.001). Attitude and perceived behavioral control were found to have a significant relationship with anemia prevention behaviors. Therefore, support from various stakeholders is needed to promote anemia prevention and raise awareness among female adolescents.
Read More
S-12132
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wulan Ningsih; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Nunung Nurlaela Sari
Abstrak:
Data hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menunjukkan peningkatan prevalensi anemia dari 22.7% ditahun 2013 menjadi 32% di tahun 2018. Remaja putri menjadi kelompok yang rentan mengalami anemia. Pendistribusian tablet tambah darah (TTD) melalui usaha kesehatan sekolah (UKS) menjadi salah satu upaya pencegahan anemia remaja dan didukung berbagai kegiatan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi mendalam mengenai gambaran pelaksanaan UKS terkait pencegahan anemia di SMAN 63 Jakarta. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan informan meliputi penanggung jawab UKS Puskesmas, Kepala Sekolah, Guru Pembina UKS, Pengurus UKS, dan siswa sekolah terkait. Hasil penelitian menunjukkan komponen input untuk pencegahan anemia sudah tersedia baik SDM, dana, sarana prasarana. Dalam komponen proses, kegiatan pencegahan anemia meliputi penyuluhan, distribusi TTD, deteksi dini, sarapan bersama, dan hari minum TTD bersama di sekolah. Namun masih ada kegiatan yang belum rutin dilakukan dan proses pengawasan belum dilakukan dengan maksimal. Capaian kegiatan pencegahan anemia di sekolah tersebut untuk distribusi TTD sudah mencapai target yang ditetapkan (> 70%) namun untuk konsumsinya belum diperhatikan. Oleh sebab itu, disarankan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan pengawasan konsumsi TTD para siswinya. Puskesmas diharapkan memastikan terlaksananya kegiatan minum TTD bersama di sekolah dan dinas pendidikan turut mengawasi pihak sekolah terkait kegiatan pencegahan anemia yang dilakukan.

Data from basic health research (Riskesdas) shows an increase in the prevalence of anemia from 22.7% in 2013 to 32% in 2018. Adolescent girls are a group that is vulnerable to anemia. The distribution of iron tablets (TTD) through school health program (UKS) is one of the efforts to prevent anemia in adolescents and is supported by various other activities. This study aims to explore in-depth information regarding the description of UKS implementation related to anemia prevention at SMAN 63 Jakarta. This research was qualitative research with informants including the person in charge of UKS program ini the community health center, school principals, UKS supervisor teachers, UKS administrators, and related school students. The results of the study show that input components for anemia prevention are available both man, money, material. In the process component, anemia prevention activities include counseling, iron tablets distribution, early detection, breakfast together, and day of taking iron tablets together at school. However, there are still activities that have not been routinely carried out and the monitoring process has not been carried out optimally. The achievement of anemia prevention activities in these schools for the distribution of iron tablets has reached the set target (> 70%) but the consumption has not been considered. Therefore, it is suggested for the school to increase supervision of the consumption of iron tablets for their students. The Community Health Center is expected to ensure that joint iron tablets activities are carried out at schools and the education office will also oversee the school regarding anemia prevention activities being carried out.
Read More
S-11348
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jessica Apulina Ginting; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Dien Anshari, Ririn Arminsih Wulandari, Saksono Liliek Susanto, Monica Hutabarat
Abstrak:
Penyakit gigi dan mulut yang dialami oleh anak usia dini disebabkan oleh banyak faktor, namun kondisi kesehatan gigi dan mulut ini dapat dicegah serta diobati pada tahap awal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi ibu dalam melakukan upaya pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak usia dini berdasarkan Health Belief Models. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman pertanyaan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2022-Januari 2023 pada 16 informan meliputi 6 informan utama dan 2 informan dari Sekolah X, 6 informan utama dan 2 informan kunci dari PAUD Y. Hasil Penelitian menunjukkan perilaku pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan ibu kepada anaknya adalah menyikat gigi, mengurangi makanan dan minuman manis, dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/kesakitan terhadap penyakit gigi dan mulut, persepsi manfaat dan hambatan untuk melakukan perilaku tersebut, memiliki kemampuan melakukan perilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya yang berasal dari kesadaran diri, pengalaman terkena penyakit gigi, dukungan orang sekitar, dan program sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan perilaku ibu dalam mengupayakan pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak.

Oral diseases experienced by young children are caused by many factors, but these oral health conditions can be prevented and treated at an early stage. The purpose of this study was to analyze parent's perceptions in carrying out preventive actions for young children's oral health issues based on the Health Belief Models. This study used a qualitative approach with a case study design. Data collection was carried out by in-depth interviews using question guidelines carried out in December 2022-January 2023 on 16 informants including 6 main informants and 2 informants from School X, 6 main informants and 2 key informants from PAUD Y. The results showed that the preventive behavior of oral health issues carried out by parents to their children was brushing teeth, reducing sugary foods and drinks, and regular checks to the dentist. These behaviors are influenced by perceptions of susceptibility and perceptions of severity to oral and dental disease, perceptions of benefits and barriers to performing these behaviors, having the self-efficacy to perform these behaviors, and the presence of cues to action which come from self-awareness, experience of dental disease, support from surrounding people, and school’s programs. For this reason, it is necessary to improve parental behavior in seeking to prevent children's oral health issues.
Read More
T-6799
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widyawati; Pembimbing: Anwar Hassan, Sudarti Kresno; Penguji: Rina A. Anggorodi, Dahroni, Anis Abdul Muis
Abstrak:

WHO/UNICEF dan pemerintah Indonesia telah mencanangkan lnisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai bagian dari upaya mengoptimalisasi pemberian ASI eksklusifi Sebagai bagian manajernen laktasi yang relatif baru, IMD hams disoasialisasikan secara benar dan luas tidak hanya kepada kalangan tenaga medis saja tetapi juga pada masyarakat. Lokasi yang dipilih sebagai sasaran untulc mengetahui pelaksanaan IMD adalah Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat pada bulan Mei 2008. Puskesmas ini merupakan wilayah percontohan dalam program HSP USAID, sebagai tindak lanjut pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku pada Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak (KPP KIBBLA). Tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi yang mendalam mengenai IMD pada ibu neonatal, mengidentiiikasi faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat ibu neonatal dalam pelaksanaan IMD. Sedangkan manfaat penclitian (1) menjadi masukan pengarnbil keputusan dalarn program KIA dan Gizi; (2)masukan bagi pengembangan ilmu perilaku dalam metode pendekatan terhadap peningkatan IMD; (3)untuk menindaklanjuti penelitian ini. Metode yang digunakan adalah pendckatan kualitatif§ dengan sampel penelitian bejumlah 65 infonnan terbagi atas 5 informan kunci (4 bidan dan ldokter) dan 60 infon-nan (48 ibu neonatal, 6 suami, 6 orang tua). Teknik pengumpulan data melalui Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dan Wawancara Mendalam (WM). Disini obsen/asi bclum dilakukan. Pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : membuat catatan dari wawancara dan rekaman kaset, rekapitulasi hasil, transkrip, pengkategorian data, mcmbuat rnatriks dan analisis isi. Hasil penelitian rncngambil kesimpulan bahwa pengctahuan infonnan ibu neonatal masih rendah, karena kurangnya sosialisasi/ticlak adanya penyuluhan mengenai IMD. Dengan demikian perlu adanya sosialisasi/penyuluhan tentang IMD bagi ibu hamil yang dilaksanakan pada saat pemeriksaan kehamilan, dcngan menggunakan metode tatap muka dan juga menggunakan media terutarna Iembar balik dan leaflet.


 

WHO/UNICEF and the govemment of Indonesia have declared the method of early initiative breastfeeding as a part to optimalize the effort of giving breast milk. As a part of lactation management which is relatively new, early initiative breastfeeding should be well socialized, not only to medical coalegues but also to the community. The chosen location as a target in order to know the early initiative breastfeeding in Cengkareng community health center, West Jakarta in May 2008. This public health center is a role model in Health Service Program of USAID, as a follow up of Behavioral Change Communication for Mother, Newbom Baby and Child Health. The objectives of this study is to gain infomation about early initiative breastfeeding on neonatal mother, to identify the predisposition factors, the conceived factors, the strenghten factors on neonatal mother in carried out early initiative breastfeeding. The benefit of this study is to: (1) give inputs for the decision making in mother and child health program and nutrition; (2) give inputs for the development of behavioral science for approach method to elevate the early initiative breastfeeding; (3) to give follow up for this study. The method is qualitative approach, with 65 informan divided into 5 key informan (4 midwives and l medical doctor) and 60 informan (48 neonatal mothers, 6 husbands, 6 parents). The collecting data is by Directed Group Discussion and in depth Interview. Observation has not been carried out on this study. The management data is carried out by some steps, i.e: making records of interviews and cawette recording, result recapitulation, transcript, data categorization, making mattiks and content analysis. The conclusion of this study is the knowledge of neonatal mother is still low, because of the lack of sosialization or promotion about early initiative breastfeeding. Theneby, it is important to give sosialization or promotion about early initiative breastfeeding for pregnant mother which is given when mothers check their pregnancy, by using face-to-face method and media, especially with reverse sheet and leaflet.

Read More
T-2881
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive