Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39191 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nurrina Riska Amalia; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Julia Rantetampang, Fadhil
Abstrak:
Stres kerja sebagai salahsatu bagian dari bahaya psikososial telah menjadi perhatian tidak hanya di negara maju namun juga di negara berkembang. Namun belum banyak penelitian yang membahas faktor penyebab stres di industri jasa khsusunya jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi. Penelitian ini berfokus untuk mengungkap hubungan faktor pekerjaan, faktor individu dan lingkungan dengan stres kerja. Faktor pekerjaan meliputi jadwal kerja, beban kerja, gaji/ pendapatan, pengembangan karir, budaya organisasi, kontrol pekerjaan dan hubungan interpersonal. Faktor individu meliputi usia, pendidikan, jabatan, status kepegawaian, status pernikahan dan kebiasaan merokok. Sedangkan faktor lingkungan meliputi dukungan orang terdekat, olahraga/ hoby dan kontak sosial dengan kegiatan . Penelitian dilakukan di perusahaan jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi di Wilayah Jawa Tengah yang meliputi Cabang Semarang, Unit Pelayanan Kudus, Unit Pelayanan Surakarta, dan Cabang Cilacap, dengan jumlah 123 dari 172 populasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan scross sectional dengan kuesioner yang diadaptasi dari kuesioner Perceived Stress Scale (PSS-10) dan NIOSH Generic Job Stress Questionaire yang dimodifikasi sesuai kebutuhan peneliti. Kuesioner dibagikan kepada responden di Wilayah Jawa Tengah secara daring dan dihasilkan bahwa sebanyak 34,1% pegawai mengalami stres kerja rendah dan 65% mengalami stres kerja sedang-tinggi. Penelitian menjelaskan bahwa beban kerja, kebiasan merokok, dukungan orang terdekat dan kontak dengan kegiatan memiliki hubungan dengan stres kerja di PT X. Sedangkan usia, pendidikan, masa kerja, jabatan, status kepegawaian, status pernikahan, jadwal kerja, gaji/ pendapatan, budaya organisasi, pengembangan karir, kontrol pekerjaan, hubungan interpersonal dan olahraga tidak memiliki hubungan dengan stres kerja. Berdasarkan hasil penelitian ini maka perusahaan perlu melakukan tindakan yang dapat menurunkan risiko stres kerja seperti pengaturan beban kerja dan family gathering

Work stress as a part of psychosocial hazards has become a concern not only in developed countries but also in developing countries. However, there is not much research that discusses the factors that cause stress in the service industry, especially testing, inspection, and certification services. This research focuses on uncovering the relationship between work factors, individual factors, and environmental factors with work stress. Job factors include work schedule, workload, salary/income, career development, organizational culture, job control, and interpersonal relationships. Individual factors include age, education, position, employment status, marital status, and smoking habits. Meanwhile, environmental factors include support from people closest to you, sports/hobbies, and social contact with activities. The research was conducted at testing, inspection, and certification service companies in the Central Java Region which included the Semarang Branch, Kudus Service Unit, Surakarta Service Unit, and Cilacap Branch, with a total of 123 out of 172 populations. This research used a cross-sectional approach with a questionnaire adapted from the Perceived Stress Scale (PSS-10) questionnaire and the NIOSH Generic Job Stress Questionnaire which was modified according to the researcher's needs. Questionnaires were distributed to respondents in the Central Java Region online and it was found that 34.1% of employees experienced low work stress and 65% experienced moderate-high work stress. Research explains that workload, smoking habits, support from those closest to you and contact with activities are related to work stress at PT X. Meanwhile, age, education, length of service, position, employment status, marital status, work schedule, salary/income, organizational culture, career development, job control, interpersonal relationships, and sports have no relationship with work stress. Based on the results of this research, companies need to take actions that can reduce the risk of work stress, such as managing workloads and family gatherings
Read More
T-7161
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Oksen Pariangan; Pembimbing: Zulkifli Djunaid; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Mufti Wirawan, Erwan Saiful, Purwadi
Abstrak:
Bahaya psikososial berpengaruh terhadap kesehatan kerja melalui persepsi dan pengalaman yang dialami pekerja. Bahaya psikososial tak hanya berkaitan dari individu pekerja, melainkan konteks pekerjaan, sosial dan perusahaan atau organisasinya. Peneliti melihat bagaimana tingkat risiko psikososial yang dihadapi oleh para pekerja di sektor migas dengan menggunakan HSE Management Standard Indicator Tool dari HSE UK yan bertujuan untuk menghasilkan gambaran sesuai dengan tingkatan dan kategori, yaitu demand, control, manager support, peer support, relationship, role, dan change. Penelitian berhasil mendapatkan 63 responden pengisi kuesioner dengan sebelumnya menggunakan pendekatan rumus besar sampel jenuh dari data sekunder dan secara umum, gambaran kondisi psikososial di PT X berada pada level 4.

Psychososial hazards affect occupational health through perceptions and experiences experienced by workers. Psychososial hazards are not only related to individual workers, but also to the work, sosial and corporate context or organization. Researchers see how the level of psychososial risk faced by workers in the oil and gas sector by using the HSE Management Standard Indicator Tool from HSE UK which aims to produce a picture according to levels and categories, namely demand, control, manager support, peer support, relationship, role, and change. The study succeeded in getting 63 respondents to fill out the questionnaire by previously using a saturated sample size formula approach from secondary data and in general, the description of psychososial conditions at PT X was at level 4..
Read More
T-6550
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Liza Maulidya ; Pembimbing: L. Meily; Penguji: Abdul Kadir, Indri Hapsari Susilowati, Lidwina Margaretha Laka, Tan Malaka
Abstrak:
Keluhan pada tulang belakang (Musculoskeletal Disorder) sering dijumpai pada pekerja perkantoran, salah satunya adalah keluhan nyeri tengkuk. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan keluhan nyeri tengkuk pada pekerja kantor pusat salah satu perusahaan penyewaan alat berat di Jakarta Tahun 2024. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi akut keluhan nyeri tengkuk sebesar 59,7% dan prevalensi keluhan kronis sebesar 61,2%. Didapatkan jenis kelamin, jenis pekerjaan, penggunaan telefon genggam (paling dominan) dan masalah tidur berhubungan signifikan dengan kejadian keluhan nyeri tengkuk pekerja kantor pusat. Sedangkan usia, IMT, tingkat pendidikan, literasi kesehatan, merokok, olahraga, peregangan, perilaku perebah, lama bekerja di depan device, jumlah waktu istirahat, depresi, kecemasan, stres, posisi dan penggunaan layar monitor, posisi dan penggunaan keybaord, posisi dan penggunaan sandaran lengan, desain kursi kerja, desain meja kerja, suhu, pencahayaan dan postur kerja, tidak berhubungan dengan keluhan nyeri tengkuk pada pekerja kantor pusat perusahaan penyewaan alat berat di Jakarta tahun 2024.

Office employees are likely to suffer the discomfort on the spine (Musculoskeletal Disorder), one of the them are discomfort of the neck (neck pain). This study was conducted to determine the risk factors related to neck pain discomfort among office employees. The methodology of this research is cross-sectional. The results of the study showed that the acute prevalence of neck pain discomfort among office employees was 59.7% and chronic prevalence of neck pain was 61,2%. There was a significant relationship between gender, the type of administrative work, mobile phone overuse (most significant), sleep problem and neck pain discomfort. There was no relationship between age, BMI, education level, health literacy, smoking, exercise, stretching, reclining behavior, duration of device use, rest time, depression, anxiety, stress, position and use of additional monitors, position and use of keyboards, position and use of armrests, chair design, desk design, temperature, lighting, and working posture with neck pain complaints. In multivariate analysis, the final model for risk factors related to neck pain complaints includes the variables gender, occupation, mobile phone use, and sleep problems.
Read More
T-7140
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Achmad Dahlan; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Doni Agus Sumitro, Fermi Dwi Wicaksono
Abstrak: Tesis ini membahas faktor-faktor risiko kelelahan dan pemulihan kelelahan, tingkat kelelahan dan pemulihan, serta potensi penurunan Human Performance akibat kelelahan akut dan kronis. Penelitian ini dilakukan di perusahaan Migas X yang merupakan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) dengan proses kerja kompleks dan kritikal yang berpotensi menimbulkan kelelahan pada pekerja dan menyebabkan kecelakaan kerja. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional area dilakukan dengan metode pengisian kuesioner online oleh 1650 responden yang didapatkan dengan cara random sampling pada bulan April hingga Mei 2021. Data yang masuk di olah untuk mendaptkan nilai kelelahan akut, kronis, pemulihan, at-risk behavior, human performance, kemudian dilakukan Analisis hubungan antara faktor risiko kelelahan, nilai kelelahan, pemulihan serta human performance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam faktor risiko yang secara signifikan memengaruhi kelelahan akut, sembilan faktor risiko yang secara signifikan memengaruhi kelelahan kronis, dua faktor yang secara signifikan memengaruhi pemulihan kelelahan, serta terdapat hubungan yang signifikan antara kenaikan tingkat kelelahan kronis ataupun akut terhadap penurunan Human Performance
This thesis discusses the factors of fatigue and recovery, level of fatigue and recovery, the potential human performance degradation due to acute and chronic fatigue. This research was conducted at the Migas X company which is an oil and gas company with a complex and critical process that causes fatigue to workers and potentially cause work accidents. The design of this study is a cross sectional and the data conducted by online questionnaire which filled out by 1650 respondents obtained by random sampling in April till May 2021. The results showed that there were six risk faktors that significantly affected acute fatigue, nine risk faktors that significantly affected chronic fatigue, two faktors that significantly exhaust fatigue recovery, and there is a significant relationship between an increase in chronic or acute fatigue and a decrease in Human Performance
Read More
T-6297
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Martina Lapotulo; Pembimbing: Doni Hikmat Ramadhan
S-3390
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chandra Prijanahadi; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf; Penguji: Chandra Satrya, Amiroel Pribadi
T-2324
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desmantoh; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Mufti Wirawan, Aris Raharjo
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran iklim keselamatan di PT XY yang merupakan perusahaan jasa pertambangan yang bekerja di area divisi concentrating PT Z. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan semi kuantitatif. Data diambil pada Bulan Oktober ? November 2022 dari area North South, SAG-Mill 1, dan SAGMill 2 dengan kuesioner yang diadaptasi dari NOSACQ-50 yang meliputi 7 variabel iklim keselamatan di tempat kerja. Kemudian, dilakukan wawancara beberapa pekerja sebagai bahan analisis mendalam untuk pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan keseluruhan iklim keselamatan PT XY ada pada angka 3,14 (Cukup Baik). Faktor Prioritas dan komitmen manajemen menunjukkan angka 3,19 (Cukup Baik), Pemberdayaan manajemen keselamatan menunjukkan angka 3,11 (Cukup Baik), Keadilan manajemen keselamatan menunjukkan angka 3,06 (Cukup Baik), Komitmen tenaga kerja terhadap keselamatan menunjukkan angka 3,27 (Cukup Baik), Prioritas keselamatan tenaga kerja dan tidak ditolerirnya bahaya dan risiko menunjukkan angka 3,04 (Cukup Baik), Pembelajaran, komunikasi, dan inovasi menunjukkan angka 3,18 (Cukup Baik), dan Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan menunjukkan angka 3,16 (Cukup Baik)

This study aims to obtain an overview of the safety climate at PT XY, which is a mining service company working in the area of the PT Z concentrating division. This research uses a cross-sectional study design with a semi quantitative approach. Data was taken in October - November 2022 from the North South, SAG-Mill 1, and SAG-Mill 2 areas using a questionnaire adapted from NOSACQ-50, including 7 climate variables of safety at work. Then, conducted interviews with several workers as material for in-depth analysis for discussion. The results showed that PT XY's overall safety climate was at 3.14 (Good Enough). Management safety priority, commitment, and competence factors show a score of 3.19 (Good Enough), Management safety empowerment shows a score of 3.11 (Good Enough), Management safety justice shows a score of 3.06 (Good Enough), Workers? safety commitment shows a score of 3, 27 (Good Enough), Workers? safety priority and risk non-acceptance is 3.04 (Good Enough), Safety communication, learning, and trust in co-worker safety competence is 3.18 (Good Enough), and Workers? trust in the efficacy of safety systems is indicated 3.16 (Good Enough)
Read More
T-6540
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andhika Stevianingrum; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Fatma Lestari, Chandra Satrya, Astrid Wina Lestari, Siti Rahmatia Pratiwi
Abstrak: Tesis ini membahas terkait gambaran tingkat kematangan budaya keselamatan dan kesehatan kerja (Safety Culture Maturity Level) serta kinerja keselamatan di PT. X, sebuah perusahaan jasa pertambangan batubara. Penelitian dilakukan dengan pendekatan semi-kuantitatif dengan desain studi cross-sectional pada pekerja di jobsite A,B,C,D pada bulan April - Juni 2022. Variabel kematangan budaya K3 nantinya dilihat keterkaitannya terhadap kinerja keselamatan di PT.X. Hasil penelitian menunjukkan hasil tingkat kematangan budaya keselamatan di PT X pada level Proaktif dengan kinerja keselamatan berdasarkan tingkat kejadian kecelakaan yang dinilai baik, sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kematangan budaya keselamatan dengan kinerja keselamatan di PT.X
Read More
T-6395
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adi Gadang Wiratmoko; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Dadan Erwandi, Devie Fitri Octaviani, Gunawan Pujiyanto
Abstrak: PT X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan danpelayanan air bersih, dalam menjalankan operasional bisnisnya PT X sangatberisiko mengalami kerugian finansial maupun non finansial jika terjadi interupsikhususnya bencana alam, dalam studi kasus tesis ini adalah bencana banjir, untukitu PT X telah menyusun rencana keberlangsungan bisnis untuk menghadapibencana banjir.Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, dengan melakukan diskusi kelompokorganisasi dan observasi dokumen untuk mengkaji penerapan analisis risiko danbusiness continuty plan, studi kasus : Banjir di PT X. Pemenuhan rencanakeberlangsungan bisnis (business continuity plan) dilakukan simplifikasi hanyapada tahapan Planning dan Do (Implementation) berdasarkan standar ISO 22301:2014 (business continuity management system).Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek penilaian risiko, PT X telahmelakukan identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko dan pengendalianrisiko dengan baik, namun belum dilakukan monitor, review dan update secaraberkala terhadap risk register dan analisis dampak bisnis. Hirarki pengendalianberupa rekayasa engineering belum maksimal dan frame of thingking futures riskpada proses identifikasi risiko belum dilakukan. PT. X telah merencanakan sumberdaya yang dibutuhkan pada saat terjadi bencana dengan baik dicerminkan daripemenuhan semua klausul ISO 22301 : 2014 pada tahapan planning danimplementation, namun masih adanya inkonsistensi pada beberapa klausul,penilaian sumber daya belum disesuaikan dengan perubahan kondisi risiko sertakondisi lingkungan terbaru pada implementasi business continuity plan.Kata kunci: analisis risiko, business continuity plan, ISO 22301 : 2014
PT X is a company in the sector supply and service of clean water, in operatingbusiness, PT X very risky financial and non financial loss if the occurrence ofinterruptions, In the study of the thesis case it was a disaster of flood. For whichPT X have been drawing up and developed a business continuity plan to facedisasters flood.The analysis was conducted by qualitative method, by conducting organizationalgroup discussions and document observation to assess the application of an analysisof risks and business continuty plan, case study: flood in PT X. The fulfillment ofsustainability plan business, business continuity plan done simplification only onstage planning and implementation ) based on the iso standard 22301: 2014 (business continuity management system ).The research results show that of the aspect of risk assessment, PT X haveidentified risk, an analysis of risks, evaluation risks and control risk well, but hasnot done monitoring, review and updating periodically to risk register and BusinessImpact Analysis. Control hierarchy of engineering has and frame of thingkingfutures risk in process of risk identification has not been done yet. PT. X hasplanned the required resources in the event of a disaster well reflected from thefulfillment of all clauses of ISO 22301: 2014 at the planning and implementationstage, but inconsistencies in some clauses and resource appraisals have not beenadjusted to changes in risk conditions, and the latest environmental aspects on theimplementation of business continuity plan ..Keywords: risk analysis, business continuity plan, ISO 22301 : 2014.
Read More
T-5219
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alya Hanifah; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Abdul Kadir, Tubagus Dwika Yuantoko
Abstrak:

Stres kerja adalah respon buruk seseorang secara fisik maupun emosional, ketika kompetensi pekerja tidak mampu memenuhi tuntutan pekerjaan yang diberikan. Berdasarkan penelitian terdahulu, pekerja di industri garmen juga memiliki risiko mengalami stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor risiko psikosisal dengan kejadian stres kerja pada pekerja PT X, sebuah perusahaan garmen di Semarang, Jawa Tengah. Faktor yang diteliti antara lain faktor individu, faktor konten kerja, faktor konteks kerja, dan faktor effort-reward. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dengan desain studi the explanatory sequential. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara dilakukan untuk pengumpulan data kualitatif. Pengolahan data menggunakan uji chi-square dengan software SPSS 27.0 untuk mengetahui apakah ada hubungan yang siginifikan antara variabel independen dengan variabele dependen. Berdasarkan uji statistik, didapatkan prevalensi stres kerja sebesar 24,9% pada responden secara keseluruhan, sebesar 26,5% pada tim produksi, dan 18,2% pada tim supporting. Variabel yang berhubungan dengan stres kerja pada pekerja secara keseluruhan antara lain: lingkungan dan peralatan kerja (p= 0,004); desain tugas (p= 0,042); beban kerja (p= 0,001); jadwal kerja (p= 0,001); pengembangan karir (p= 0,001); hubungan interpersonal (p= 0,034); status pernikahan (p= 0,003); dan effort-reward (p= 0,002). Oleh karena itu, perlu dilakukan tindak lanjut berupa penerapan manajamen stres kerja dari tingkat manajemen, terutama pada faktor yang berhubungan dengan stres kerja, untuk mencegah kejadian stres kerja yang lebih besar.


Work-related stress was an bad someone physically or emotionally, when workers ability unable to meet the demands of jobs provided. Based on the research before, workers in the garment industry also have  the risk of experiencing work stress. This study attempts to analyze the relationship between the psychosocial risk factors with work stress on workers PT X, a garment company in Semarang, Central Java. The individual factors, the content of work factors, the context of work factors, and the effort-reward factors was included in this study. Mixed method were used with the explanatory sequential design study. Quantitative data collected by using questionnaire and interviews performed for qualitative data collection. Data processing uses a chi-square test with software SPSS 27.0 to analyze if there's any significant connection between independent variables and dependent variable. By statistical test, prevalence of work stress prevalence is 24.9 % on all respondents, 26.5 % on production team, and 18.2 % on supporting team. Variables associated with work stress include: environment and work equipment (p = 0.004 ); task design (p = 0,042 ); workload (p = 0.001 ); work schedule (p = 0.001 ); career development (0.001 ); interpersonal relationship (p = 0.034 ); marital status (= 0.003); and effort-reward factor (p = 0,00). Based on this research, the company needs to implemented stress management program, especially on the factors associated with work stress, to prevent more stress from happening. Keyword: work stress, psychosocial risk factor, the garment company, production team, supporting team 

Read More
S-11817
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive