Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33126 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nurul Diyanna; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Fitri Kurniasari, Nurusysyarifah Aliyyah
Abstrak: Kejadian hipertensi terus meningkat di Provinsi Jakarta dimana pada tahun 2021 terjadi 365.901 kejadian hipertensi. Kemudian, meningkat di tahun 2022 menjadi 469.921 kejadian serta meningkat kembali pada tahun 2023 hingga mencapai 580.393 kejadian. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah konsentrasi polutan udara. Provinsi Jakarta sendiri diketahui sebagai wilayah ke-4 sebagai wilayah paling berpolusi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor polutan udara (PM10, PM2.5, SO2, CO, O3, dan NO2) dengan kejadian hipertensi di Provinsi Jakarta Tahun 2021 – 2023. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi ekologi dengan unit analisis lima kota administrasi di Provinsi Jakarta menggunakan data sekunder. Analisis data menggunakan uji korelasi dan ditampilkan dalam tabel serta grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi PM2.5 memiliki hubungan yang signifikan negatif dengan kejadian hipertensi. Sedangkan untuk konsentrasi PM10, SO2, CO, O3, dan NO2 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi di Provinsi Jakarta tahun 2021 – 2023.
The incidence of hypertension continues to increase in Jakarta Province where in 2021 there were 365,901 incidents of hypertension. Then, it increased in 2022 to 469,921 incidents and increased again in 2023 to reach 580,393 incidents. One of the risk factors for hypertension is the concentration of air pollutants. Jakarta Province itself is known as the 4th most polluted area in Indonesia. This study aims to analyze the relationship between air pollutant factors (PM10, PM2.5, SO2, CO, O3, and NO2) with the incidence of hypertension in Jakarta Province in 2021 - 2023. This study used an ecological study research design with an analysis unit of five administrative cities in Jakarta Province using secondary data. Data analysis uses a correlation test, which is displayed in tables and graphs. The results showed that PM2.5 concentration had a significant negative relationship with the incidence of hypertension. Meanwhile, the concentrations of PM10, SO2, CO, O3, and NO2 show no significant relationship with the incidence of hypertension in Jakarta Province in 2021-2023.
Read More
S-11868
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Puti Afifah Sholeha; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara tingkat polusi udara dan factor lingkungan dengan kejadian hipertensi esensial di Jakarta Pusat pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan data konsentrasi polutan udara dan kejadian hipertensi esensial setiap minggunya pada tahun 2019 di Jakarta Pusat. Hasil studi menunjukkan hubungan yang signifikan antara variabel konsentrasi SO2 dengan kejadian hipertensi dengan korelasi yang cukup kuat (P-value = 0,005; r = 0,421).
Read More
S-10868
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fayza Chairunnisa Permana; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Laila Fitria, Erni Pelita Fitratunnisa
Abstrak:
Pada tahun 2022, Provinsi DKI Jakarta menempati urutan ke-empat dengan cakupan pneumonia balita tertinggi (53,2%) melebihi cakupan pneumonia balita Indonesia (38,78%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor iklim (suhu udara, kelembaban relatif, curah hujan dan tekanan udara), faktor polutan (PM10, SO2, CO, O3, NO2), dan faktor sosioekonomi orang tua (pendidikan dan pekerjaan) terhadap proporsi pneumonia pada balita di Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 – 2022. Desain studi ekologi menggunakan data sekunder dengan unit analisis proporsi pneumonia perbulan di Provinsi DKI Jakarta. Data diolah dan dianalisis dengan grafik dan dianalisis menggunakan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi pneumonia balita menurun signifikan pada 2020 – 2021 akibat COVID-19. Selama 10 tahun faktor polutan seperti CO mengalami penurunan di akhir periode, sementara faktor polutan seperti SO2 cenderung meningkat. Terdapat hubungan yang signifikan antara curah hujan, tekanan udara, PM10 CO, SO2 dan jenis pekerjaan orang tua dengan status sosioekonomi rendah terhadap proporsi pneumonia balita Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 – 2022. Proprosi pneumonia balita 2013 – 2022 lebih tinggi dibandingkan proporsi pneumonia balita Indonesia tahun 2022 dengan faktor risiko berupa curah hujan, tekanan udara, PM10 CO, SO2 dan jenis pekerjaan orang tua dengan status sosioekonomi rendah.

In 2022, the Province of DKI Jakarta ranked fourth with the highest coverage of pneumonia in toddlers (53.2%), exceeding Indonesia's toddler pneumonia coverage (38.78%). This study aimed to analyze the relationship between climate factors (air temperature, relative humidity, rainfall, and air pressure), pollutant factors (PM10, SO2, CO, O3, NO2), and parents' socioeconomic factors (education and occupation) on the proportion of pneumonia in toddlers in DKI Jakarta from 2013 to 2022. The ecological study design used secondary data, analyzing the proportion of pneumonia per month in DKI Jakarta. Data were processed and analyzed using graphs and correlation tests. The results showed a significant decrease in toddler pneumonia proportion in 2020–2021 due to COVID-19. Over ten years, pollutants such as CO decreased at the end of the period, while SO2 levels increased. A significant relationship was found between rainfall, air pressure, PM10 CO, SO2, and parental occupation with low socioeconomic status on the proportion of toddler pneumonia in DKI Jakarta from 2013 to 2022. The proportion of toddler pneumonia DKI Jakarta from 2013 to 2022 was higher (1.65%) compared to Indonesia's proportion (1.57%) in 2022, with risk factors including rainfall, air pressure, PM10 CO, SO2, and parents' occupation with low socioeconomic status.
Read More
S-11730
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fadhilah Rasya Rahmadianingputri' Pembimbing: Zakianis; Penguji: R. Budi Haryanto, Edwin Nasli
Abstrak: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang dapat merenggut sekitar 1,5 juta jiwa setiap tahunnya. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang paling sering menyerang paru-paru. Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 2020, Provinsi DKI Jakarta berada diurutan kedua dalam hal Penyakit Tuberkulosis, yaitu 228 kasus per 100.000 penduduk. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit tuberculosis, meliputi faktor sosioekonomi, faktor kondisi rumah dan lingkungan, dan faktor gaya hidup. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara faktor status sosioekonomi, faktor kondisi rumah dan lingkungan, dan faktor gaya hidup terhadap kasus kejadian Penyakit Tuberkulosis di Provinsi DKI Jakarta tahun 2021. Serta, menganalisis hubungan antara kejadian Penyakit Tuberkulosis dan kematian COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan unit analisis kecamatan di Provinsi DKI Jakarta yang berjumlah 44. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, Badan Pusat Statistik, dan Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Data disajikan dengan table untuk mengetahui besarnya kejadian Penyakit Tuberkulosis. Hasil analysis bivariat dengan uji korelasi menunjukkan bahwa faktor sosioekonomi, yaitu tingkat Pendidikan yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit Tuberkulosis.
Tuberculosis is an infectious disease that can kills almost 1,5 million humans every year. Tuberculosis is a disease that attacks the lung frequently. Tuberculosis is a disease caused by bacteria Mycobacterium tuberculosis. in 2020, DKI Jakarta Province, the capital city of Indonesia, was the second rank with the highest tuberculosis, that was 228 cases per 100.000 population. There are many factors that influence the incidence of tuberculosis, including socioeconomic factors, house and environmental condition factors, and lifestyle factors. The objective of this research is to analyze the relationship between socioeconomic status factors, house and environmental condition factors, and lifestyle factors with incidence of tuberculosis in DKI Jakarta Province in 2021. This research used Ecological study design with sub-district analysis unit in DKI Jakarta Province amounts 44. The data used are secondary data from DKI Jakarta Health Agency, DKI Jakarta Department of Population and Civil Registration, Central Statistics Agency, and Open Data from the DKI Jakarta Government. The data was displayed in a table to find out the magnitude of the incidence of tuberculosis. The results of the study indicate that socioeconomic factors, namely low levels of education are risk factors for the occurrence of Tuberculosis.
Read More
S-10975
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Angela Olivia Sitompul; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Budi Hartono, Wakhyono Budianto
Abstrak:
Transportasi merupakan sarana yang dipergunakan untuk melakukan perpindahan manusia maupun barang. Transportasi darat menjadi transportasi yang paling banyak digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Selain memberikan keuntungan bagi kehidupan, disisi lain transportasi juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya, bilamana terjadi kecelakaan lalu lintas yang dapat menimbulkan konsekuensi serius pada kesehatan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor risiko kecelakaan (faktor manusia, kendaraan, dan lingkungan) dengan kejadian kecelakaan lalu lintas di Kota Administrasi Jakarta Timur pada tahun 2023. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross-sectional dengan metode kuantitatif dan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah pengemudi yang terlibat kejadian kecelakaan lalu lintas mayoritas mengalami cedera/luka dan gambaran distribusinya didominasi oleh kelompok usia ≤ 35 tahun, berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan tinggi, memiliki pekerjaan, mengalami kecelakaan akibat perilaku lengah dan kondisi jalan berlubang. Terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian kecelakaan lalu lintas dengan faktor manusia, yaitu pendidikan dan kecepatan tinggi. Dimana pengemudi dengan pendidikan tinggi lebih berisiko 62,7 kali untuk mengalami kecelakaan lalu lintas dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah dan pengemudi yang berkendara dengan kecepatan tinggi lebih berisiko 0,04 kali mengalami kecelakaan lalu lintas dibandingkan dengan yang berkendara dalam kecepatan rendah. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian kecelakaan lalu lintas dengan faktor kendaraan dan faktor lingkungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor manusia memiliki peran penting dalam terjadinya kecelakaan.

Transportation is a tool used to carry out the movement of people and goods. Land transportation is the most widely used transportation by humans in everyday life. In addition to providing benefits for life, on the other hand transportation can also have a negative impact on its users, if a traffic accident occurs which then has serious consequences for public health. The purpose of this study was to analyze the relationship between accident risk factors (human, vehicle, and environmental factors) and traffic accidents in the Administrative City of East Jakarta in 2023. The research design used was a cross-sectional with quantitative methods and simple random sampling technique. The results of this study are that the majority of drivers involved in traffic accidents experience injuries and the distribution is dominated by the age group ≤ 35 years, male, highly educated, has a job, has accidents due to negligent behavior and potholes potholes on the road. There is a significant relationship between traffic accidents and human factors, namely education and high speed. Where drivers with higher education are 62.7 times more at risk of experiencing traffic accidents than those with low education and drivers who drive at high speeds are 0.04 times more at risk of experiencing traffic accidents than those who drive at low speeds. There is no significant relationship between traffic accidents and vehicle and environmental factors. The conclusion of this study is that the human factor has an important role in the occurrence of accidents.
Read More
S-11393
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Saskia Almaida; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Suyud Warno Utomo, Nurusysyarifah Aliyyah
Abstrak: Kejadian BBLR juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang berasal dari ibu hamil dan janin. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melihat keterkaitan antara faktor pajanan polutan udara (PM2,5) faktor ibu hamil (ibu dengan kurang energi kronis/KEK dan anemia), dan faktor bayi (jenis kelamin) dengan kejadian BBLR di Jakarta Pusat tahun 2017-2019. Penelitian ini menggunakan desain studi studi ekologi dengan jenis time trend. Data yang digunakan berupa data sekunder yang berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat. Hubungan antara variabel data dianalisis secara statistik (uji korelasi Pearson) dan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsentrasi PM2,5 dengan BBLR (p = 0,001; r = 0,514); dan jenis kelamin baik laki-laki (p = 0,000; r = 0,861) maupun perempuan (p = 0,000; r = 0,838) dengan BBLR.
Read More
S-10624
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Feby An’nisa Putri Harahap; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Laila Fitria, Zhara Juliane
Abstrak: Kualitas udara dapat memburuk akibat pencemaran udara serta faktor meteorologis seperti suhu, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin. Pencemaran udara adalah terjadinya kontaminasi udara di dalam dan luar ruangan oleh gas dan padatan yang merubah karakteristik alaminya. Polutan utama pada pencemaran udara meliputi PM2,5, PM10, CO, O3, BC, SO2 dan NOx. Pencemaran udara dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit, salah satunya adalah ISPA. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan bawah, disebabkan oleh lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan riketsia. Gejala ISPA, yang dapat muncul dalam hitungan jam atau hari, meliputi demam, batuk, nyeri tenggorokan, pilek, dan kesulitan bernapas. Infeksi ini dapat berkisar dari tanpa gejala hingga parah dan fatal. ISPA sendiri merupakan salah satu penyakit yang akibat dari adanya pencemaran udara. Di Indonesia, ISPA merupakan penyakit menular yang paling sering dijumpai di layanan kesehatan sedangkan di Kota Bogor kejadian ISPA pernah mencapai 100 ribu kasus setiap tahunnya pada tahun 2014-2016. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin menganalisis hubunungan antara kualitas udara ambien (PM10, SO2, NO2 dan O3) dan faktor meteorologis (suhu, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin) dengan kejadian ISPA di Kota Bogor tahun 2019-2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan studi ekologi time trend. Hasil uji korelasi menyatakan bahwa terdapat hubungan antara konsentrasi SO2 dengan kejadian ISPA (p = 0,002). Sedangkan tidak terdapat hubungan antara konsentrasi PM10 dengan kejadian ISPA (p = 0,093), konsentrasi NO2 dengan kejadian ISPA (p = 0,283), konsentrasi O3 dengan kejadian ISPA (p = 0,439), suhu dengan kejadian ISPA (p = 0,571), kelembaban dengan kejadian ISPA (p = 1,000), curah hujan dengan kejadian ISPA (p = 0,732) dan kecepatan angin dengan kejadian ISPA (p = 0,334). Kemudian di dapatkan persamaan dari hasil uji regresi linear berganda antara PM10 dan SO2 dengan kejadian ISPA yaitu Kejadian ISPA = -41413,496 + 399,0079 (PM10) + 891,919 (SO2). Sedangkan hasil analisis spasial menunjukkan bahwa selama periode penelitian, kecematan Tanah Sareal merupakan wilayah yang memiliki kejadian ISPA di Kota Bogor. Dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat hubungan yang signifikan antara SO2 dan kejadian ISPA di Kota Bogor pada tahun 2019-2022.
Air quality can deteriorate due to air pollution and meteorological factors such as temperature, humidity, rainfall, and wind speed. Air pollution is the contamination of indoor and outdoor air by gases and solids that alter its natural characteristics. Major air pollutants include PM2.5, PM10, CO, O3, BC, SO2, and NOx. Air pollution can lead to various diseases, one of which is Acute Respiratory Infection (ARI). ARI is a contagious disease affecting the upper and lower respiratory tracts, caused by over 300 types of bacteria, viruses, and rickettsia. ARI symptoms, which can appear within hours or days, include fever, cough, sore throat, runny nose, and difficulty breathing. The infection can range from asymptomatic to severe and fatal. ARI is one of the diseases caused by air pollution. In Indonesia, ARI is the most common infectious disease encountered in healthcare facilities, and in Bogor City, ARI cases reached 100,000 annually between 2014-2016. Therefore, this study aimed to analyze the relationship between ambient air quality (PM10, SO2, NO2, and O3) and meteorological factors (temperature, humidity, rainfall, and wind speed) with ARI incidence in Bogor City from 2019 to 2022. This study employed a quantitative descriptive method with a time-trend ecological study design. Correlation test results indicated a significant relationship between SO2 concentration and ARI incidence (p = 0.002). However, no significant relationships were found between PM10 concentration and ARI incidence (p = 0.093), NO2 concentration and ARI incidence (p = 0.283), O3 concentration and ARI incidence (p = 0.439), temperature and ARI incidence (p = 0.571), humidity and ARI incidence (p = 1.000), rainfall and ARI incidence (p = 0.732), and wind speed and ARI incidence (p = 0.334). A multiple linear regression analysis between PM10 and SO2 with ARI incidence yielded the equation: ARI Incidence = -41413.496 + 399.0079 (PM10) + 891.919 (SO2). Spatial analysis results showed that during the study period, Tanah Sareal district had the highest ARI incidence in Bogor City. In conclusion, only SO2 concentration was significantly associated with ARI incidence in Bogor City from 2019 to 2022.
Read More
S-11760
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Habibah Nurul Rahmah; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Laila Fitria, Hariyanto
Abstrak:
Latar Belakang: Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria masih menjadi penyakit menular paling mematikan kedua di dunia dan masih menjadi penyakit endemis di Indonesia. Kabupaten Mimika merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang berstatus endemis tinggi malaria (API 597,58‰ per tahun 2022). Tujuan: Mengetahui hubungan antara faktor iklim (suhu udara, kelembaban, dan curah hujan) dan pengobatan malaria dengan kejadian malaria di Kabupaten Mimika tahun 2016–2022. Metode: Desain studi ekologi menggunakan data sekunder dengan analisis korelasi dan uji regresi linear ganda. Skenario waktu time lag 0, 1, dan 2 diterapkan untuk melihat hubungan antara faktor iklim dengan kejadian malaria per bulan di Kabupaten Mimika tahun 2016–2022. Hasil: Hasil analisis dengan uji korelasi menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengobatan malaria dengan kejadian malaria tahun 2016–2022 (p = 0,000; r = 0,990). Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara suhu udara, kelembaban, dan curah hujan rata-rata dengan kejadian malaria di Kabupaten Mimika tahun 2016–2022 pada seluruh skenario waktu. Analisis dengan uji regresi linear ganda menghasilkan model prediksi dengan persamaan Kejadian Malaria = 4912,9 - 129,3 (suhu udara) - 3,36 (curah hujan) - 13,6 (kelembaban) + 0,997 (pengobatan ACT). Berdasarkan hasil uji regresi linear ganda model dapat menjelaskan 98% variasi variabel kejadian malaria (R Square = 0,980). Variabel yang paling dominan terhadap kejadian malaria di Kabupaten Mimika tahun 2016–2022 adalah pengobatan malaria

Background: Malaria is an infectious disease caused by Plasmodium parasites and transmitted to humans through the bite of female Anopheles mosquitoes. Malaria is the wolrd’s second deadliest infectious disease and an endemic disease in Indonesia. Mimika Regency is one of the regencies in Indonesia that has a high malaria endemic status (API 597.58‰ as of 2022). Objective: To determine the relationship between climatic factors (air temperature, humidity, and rainfall) and malaria treatment with malaria incidence in Mimika Regency in 2016–2022. Methods: Ecological study using secondary data with correlation analysis and multiple linear regression. Scenarios of time lag 0, 1, and 2 were applied to investigate the relationship between climate factors and malaria incidence in Mimika Regency in 2016–2022. Results: The results of the correlation test showed a significant relationship between malaria treatment and the incidence of malaria in 2016–2022 (p = 0,000; r = 0,990). No significant relationship was found between average air temperature, humidity, and rainfall with malaria incidence in Mimika Regency in 2016–2022 in all time scenarios. Multiple linear regression analysis produced a predictive model with the equation Malaria Incidence = 4912,9 - 129,3 (air temperature) - 3,36 (rainfall) - 13,6 (humidity) + 0,997 (ACT treatment). Based on the multiple linear regression result, the model can explain 98% of malaria incidence variation (R Square = 0,980). The most dominant variable for malaria incidence in Mimika Regency in 2016–2022 is malaria treatment
Read More
S-11292
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Salsa Rahmadania Fitriani; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Laila Fitria, Randy Novirsa
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara faktor kualitas udara (AQI dan konsentrasi PM2.5) dan faktor individu (usia dan jenis kelamin) dengan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan tren waktu mingguan dari bulan Maret-Desember 2020. Data agregat jumlah kasus COVID-19 diperoleh dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, sedangkan data kualitas udara diperoleh dari website airnow.gov milik kedutaan besar Amerika Serikat untuk Indonesia di Jakarta.
Read More
S-10593
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novita Putri Evayanti; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Budi Haryanto, Haryoto Kusnoputranto, Inggariwati
Abstrak: Pendahuluan. Infeksi terobosan adalah kejadian dimana sampel SARS-CoV-2 RNA atau antigen ditemukan pada orang yang telah melakukan vaksinasi lengkap yang telah teregistrasi di Badan POM Republik Indonesia. Infeksi terobosan vaksin COVID-19 telah banyak diteliti dan ditemukan kejadiannya di beberapa negara, Hal tersebut membuktikan vaksin tidak 100% efektif dalam mencegah penularan infeksi. Jenis vaksin yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Sinovac dan Oxford-AstraZeneca sehingga perlu diteliti lebih jauh mengenai hubungan vaksin dengan insiden infeksi terobosan COVID-19 guna dapat menentukan langkah pengendalian pandemi di provinsi DKI Jakarta. Metodologi. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan teknik simple random sampling dimana populasi diambil dari seluruh warga yang berdomisili di Provinsi DKI Jakarta dan sudah mendapatkan vaksin COVID-19 secara lengkap yaitu dua dosis dalam waktu minimal 14 hari setelah penyuntikan. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan tools SPSS 20 dengan uji chi square dan regresi logistik sederhana untuk mengetahui hubungan antara jenis vaksin terhadap insiden infeksi terobosan dan analisis multivariat regresi logistik untuk mengetahui hubungan hubungan jenis vaksin dengan insiden infeksi terobosan vaksin COVID-19. Hasil dan Pembahasan. Tidak ada hubungan jenis vaksin terhadap insiden infeksi terobosan vaksin COVID-19 pada responden yang sudah divaksin lengkap sebanyak 2 dosis di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2021 (P-Value= 0,189), OR 1,975 (CI 95%=0,803-4,859) artinya jenis vaksin Oxford-AstraZeneca memiliki odds 1,975 kali lebih tinggi untuk mengalami insiden infeksi terobosan dibandingkan jenis vaksin Sinovac. Hasil uji regresi logistik ganda variabel kormobid didapatkan OR sebesar 0,479 (CI 95%: 0,213-1,081 )responden yang memiliki jenis vaksin Sinovac dan Oxford-AstraZeneca beresiko 0,479 kali mengalami insiden infeksi terobosan vaksin COVID-19 setelah dikontrol variabel Komorbid. Hasil analisis model persamaan regresi logistik menunjukkan bahwa probabilitas responden yang mengalami insiden infeksi terobosan vaksin COVID-19 sebesar 88.4% oleh variabel Komorbid. Beberapa faktor dapat menjadi hubungan perbedaan angka yang insiden kejadian bila dibandingkan dengan negara lain seperti faktor jenis vaksin yang digunakan dan jumlah responden yang diteliti. Sejalan dengan temuan Duarte, et al, 2021 di Chile korelasi jenis vaksin dengan insiden infeksi terobosan tidak terbukti. Kesimpulan dan Saran. Insiden infeksi terobosan COVID-19 masih terjadi pada kelompok vaksin Sinovac dan Oxford-AstraZeneca, diharapkan setiap orang dapat terus menjaga protokol kesehatan dan menerapkan perilaku 5M dalam kehidupan sehari-hari. Namun, vaksin terbukti efektif dalam menekan angka insiden sakit COVID-19
Read More
T-6346
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive