Ditemukan 32987 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Dhea Synthia; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Syahrizal Syarif, Trisari Anggondowati, Hidayat Nuh Ghazali Djadjuli
Abstrak:
Read More
Kepatuhan minum obat antihipertensi menjadi prioritas teratas dalam efektifitas pengobatan penderita hipertensi. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berisiko membuat tekanan darah tidak terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kepatuhan minum obat antihipertensi pada penderita hipertensi di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan populasi penderita hipertensi di Kota Depok dan jumlah sampel sebanyak 185 orang yang diambil menggunakan teknik cluster sampling. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden dan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54,1% penderita hipertensi di Kota Depok terkategori tidak patuh minum obat antihipertensi. Persepsi individu dan faktor predisposisi yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi diantaranya persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan, efikasi diri, isyarat untuk bertindak, usia, pengetahuan dan sikap tentang hipertensi dan kepatuhan minum obat antihipertensi. Efikasi diri menjadi faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku kepatuhan minum obat antihipertensi (OR:2,63; 95%CI:1,055-6,563) dengan hasil penderita hipertensi yang memiliki efikasi diri rendah berisiko 2,6 kali untuk berperilaku tidak patuh minum obat antihipertensi. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan pelatihan guna meningkatkan efikasi diri penderita hipertensi seperti keterampilan mengelola kesehatan, manajemen stress, dan adanya kelompok pendukung.
Adherence to taking antihypertensive medication is the top priority in the effective treatment of hypertension patients. Non-adherence risks causing uncontrolled blood pressure. This study aims to determine the determinants of adherence to taking antihypertensive medication in patients with hypertension in Depok City. It used a cross-sectional design with a population of hypertensive patients in Depok City and a sample size of 185 people taken using cluster sampling. Data were collected through questionnaires filled out by respondents and analyzed univariately, bivariately, and multivariately. The results showed that 54,1% of hypertensive patients in Depok City were categorized as non-adherent to taking antihypertensive drugs. Individual perceptions and predisposing factors associated with adherence include perceived susceptibility, severity, benefits, barriers, self-efficacy, cues to action, age, knowledge, and attitudes about hypertension. Self-efficacy is the most dominant factor associated with antihypertensive medication adherence behavior (OR: 2,63; 95% CI: 1,055–6,563), with hypertensive patients with low self-efficacy being 2,6 times more likely to exhibit non-adherent behavior. Therefore, it is necessary to develop training to increase self-efficacy in hypertensive patients, such as health management skills, stress management, and support groups.
T-7227
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ariqa Salsabila; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Evi Martha, Fitrianindita
Abstrak:
Read More
Indikator penderita obat hipertensi berobat teratur dalam IKS (Indeks Keluarga Sehat) wilayah Puskesmas Harjamukti kota Depok di tahun 2022 hanya mencapai 43,5% sehingga program PTM Hipertensi masih menjadi program utama. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan minum obat antihipertensi di Puskesmas Harjamukti dan juga melihat faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendorong pada kepatuhan minum obat antihipertensi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan desain studi potong lintang yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan total sampel sebanyak 150 orang pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Harjamukti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 64% pasien hipertensi di Puskesmas Harjamukti memiliki kepatuhan yang rendah dan hanya 16,7% dari total responden yang memiliki kepatuhan tinggi. Perlu dilakukan penyuluhan lebih mendalam terkait alat bantu kepatuhan minum obat, juga membangun sistem pengingat minum obat di Puskesmas Harjamukti.
The indicator for hypertension patients taking regular medication in the IKS (Indeks Keluarga Sehat) area of the Harjamukti Primary Health Care, Depok in 2022 only reach 43.5%, the Non-communicable Disease Hypertension program is still the main program of Harjamukti Primary Health Care. This research was conducted with the aim of knowing the description of patient’s adherence in taking antihypertensive medication at the Harjamukti Primary Health Care and also to see the predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors in the adherence to antihypertensive medication. The research method used is quantitative with a descriptive cross-sectional study design. Data collection was carried out using a questionnaire with a total sample of 150 hypertension patients in Harjamukti Primary Health Care working area. The results showed that 64% of hypertensive patients at the Harjamukti Community Health Center had low adherence, and only 16,7% of them are having high adherence. It is necessary to provide more in-depth education regarding adherence supporting tools, as well as establishing a medication reminder system in the Harjamukti Primary Health Care.
S-11591
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nurul Aliyah; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Syahrizal, Anita Rahmiwati, Yudhi Setiawan
Abstrak:
Read More
Masalah ketidakpatuhan dalam pengobatan sering dijumpai pada penyakit yang memerlukan penanganan jangka panjang, seperti hipertensi. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan hipertensi sering kali menjadi penyebab utama berbagai kecacatan. Alasan utama yang mendasari ketidakpatuhan minum obat pada pasien hipertensi tersebut ialah kurangnya pengetahuan pasien akan pentingnya minum obat hipertensi secara teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi penderita hipertensi di Puskesmas Boom baru Kota Palembang berdasarkan teori Lawrence Green. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 102 sampel. Jumlah sampel dihitung dengan rumus Lemeshow dan sampel diambil secara purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan 74 responden (72,5%) patuh dalam minum obat antihipertensi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi meliputi pengetahuan, sikap, motivasi diri, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi, adalah pengetahuan dengan nilai OR = 8,040 (95% CI: 2,151 - 30,050). Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan, sikap, motivasi dengan menyediakan media informasi melalui media sosial seperti membuat grup whatsapp sebagai media komunikasi secara daring antara penderita hipertensi dan tenaga kesehatan di Puskesmas Boom baru dan sebagai media penyebaran informasi sebagai upaya peningkatan pengetahuan. Edukasi diperlukan dengan menitikberatkan pada pengetahuan mengenai hipertensi dan tatalaksananya. Juga perlu dilakukan langkah pendekatan dengan keluarga sebagai upaya untuk menjalin kerjasama antara tenaga kesehatan dan keluarga dalam memberikan dukungan bagi penderita hipertensi.
The problem of non-adherence medication is often encountered in diseases that require long-term management, such as hypertension. Non-adherence among hypertension medication is often become as main cause of various disabilities. The main reason underlying of the non-adherence medication among hypertension patients are the lack of patients knowledges of the importance of taking hypertension medication regularly. This study aims to determine the factors associated with adherence to taking antihypertension medication among hypertension patients who regularly seek treatment at the Boom Baru Public Health Centre, Palembang City based on Lawrence Green's theory. This study used a cross sectional design with 102 samples. The number of samples was calculated using the Lemeshow and the samples were taken by purposive sampling according to the inclusion and exclusion criterias. Datas were collected by interview using a questionnaire which was analysed univariately, bivariately and multivariately. The results showed that 74 respondents (72.5%) were compliant in taking antihypertension medication. Factors associated with adherence on taking antihypertension medication includes knowledge, attitude, self-motivation, family support and health worker support. The most dominant factor associated with adherence to taking antihypertension drug is knowledge with OR = 8,040 (95% CI: 2,151 - 30,050). Efforts need to be made to improve knowledge, attitudes, motivation by providing information media through social media such as creating a WhatsApp group as an online communication medium between hypertension patients and health workers at Puskesmas Boom Baru and as a medium for disseminating information as an effort to increase knowledge. Education is needed with an emphasis on knowledge about hypertension and its management. It is also necessary to take steps to approach families as an effort to establish cooperation between health workers and families in providing support for people with hypertension.
T-6954
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ashka Dwita Arisawara; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Tiara Amelia, Erick Persson Jeffry
Abstrak:
ipertensi merupakan salah satu penyakit dengan angka mortalitas dan morbiditasyang sangat tinggi di dunia. Hipertensi merupakan penyakit terbanyak dengan kasus3.336 di Puskesmas Pasar Manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi pada lansia diwilayah kerja Puskesmas pasar Manggis Tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Responden dalam penelitian ini yaitulansia (≥60 tahun) dengan hipertensi yang bertempat tinggal di wilayah kerja PuskesmasPasar Manggis sebanyak 59 responden, yang dipilih menggunakan metode quotasampling. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara via telepon dengan panduankuesioner Morisky Medication Adherence Scale-8 (MMAS-8) dan kuesioner yang telahdiadaptasi dari penelitian sebelumnya serta dianalisis dengan uji chi-square . Hasilpenelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan (p=0,011), pengetahuan (p=0,009), dandukungan keluarga (p=0,001) memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhanminum obat antihipertensi. Jenis kelamin, umur, peran petugas kesehatan dan aksesterhadap pelayanan kesehatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengankepatuhan minum obat antihipertensi (p> 0,05). Hasil penelitian ini diharapkanbermanfaat bagi Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan & Puskesmas Pasar Manggissebagai dasar pengambilan keputusan untuk upaya kedepannya dalam meningkatkankesadaran, pengobatan dan pengendalian penyakit hipertensi di masyarakat.Kata Kunci:Kepatuhan Minum Obat, Obat Antihipertensi, Tekanan Darah, Hipertensi, Lansia
Hypertension is a disease with very high mortality and morbidity in the world.Hypertension is the most common disease with cases of 3.336 in Puskesmas PasarManggis. This study aims to determine the factors associated with antihypertensivemedication adherence among elderly in the working area of Pasar Manggis Health Centerin 2020. This research is a quantitative-based cross-sectional design. Respondents in thisstudy were 59 elderly (≥60 years old) with hypertension who lived in the working area ofPasar Manggis Health Center which were selected using the quota sampling method.Data was collected through phone interview questions with the Morisky MedicationAdherence Scale-8 (MMAS-8) questionnaire and a questionnaire that has been modifiedfrom previous studies which will be analyzed by chi-square test. The results showed thateducational factors (p = 0.011), knowledge (p = 0.009), and family support (p = 0.001)had a significant relationship with antihypertensive medication adherence. Gender, age,role of health workers and access to health services do not have a significant relationshipwith antihypertensive medication adherence (p> 0.05). The result of this study areexpected to benefit the Sout Jakarta city Health Office & Pasar Manggis Health Centeras a basis for making decisions for future efforts to raise awareness, treatmet and controlof hypertension in the community.Keyword: Medication Adherence, Antihypertensive Medication, Blood Pressure,Hypertension, Elderly.
Read More
Hypertension is a disease with very high mortality and morbidity in the world.Hypertension is the most common disease with cases of 3.336 in Puskesmas PasarManggis. This study aims to determine the factors associated with antihypertensivemedication adherence among elderly in the working area of Pasar Manggis Health Centerin 2020. This research is a quantitative-based cross-sectional design. Respondents in thisstudy were 59 elderly (≥60 years old) with hypertension who lived in the working area ofPasar Manggis Health Center which were selected using the quota sampling method.Data was collected through phone interview questions with the Morisky MedicationAdherence Scale-8 (MMAS-8) questionnaire and a questionnaire that has been modifiedfrom previous studies which will be analyzed by chi-square test. The results showed thateducational factors (p = 0.011), knowledge (p = 0.009), and family support (p = 0.001)had a significant relationship with antihypertensive medication adherence. Gender, age,role of health workers and access to health services do not have a significant relationshipwith antihypertensive medication adherence (p> 0.05). The result of this study areexpected to benefit the Sout Jakarta city Health Office & Pasar Manggis Health Centeras a basis for making decisions for future efforts to raise awareness, treatmet and controlof hypertension in the community.Keyword: Medication Adherence, Antihypertensive Medication, Blood Pressure,Hypertension, Elderly.
S-10357
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sabbina Maharani; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Tiara Amelia, Dhina Elfarina
Abstrak:
Read More
Di Puskesmas Kecamatan Cilodong, hipertensi termasuk ke dalam 10 besar penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan tahun 2022. Kasus hipertensi di wilayah kerja Puskesmas juga terus mengalami peningkatan dari tahun 2020 hingga tahun 2022. Namun, masih ditemukan pasien yang tidak patuh minum obat akibat kurangnya kesadaran, lupa, dan tempat tinggal yang jauh dari Puskesmas untuk mendapatkan obat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan perilaku kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB) di Puskesmas Kecamatan Cilodong tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Dalam penelitian ini, terdapat 99 responden yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling serta merupakan pasien hipertensi yang terdaftar di Puskesmas Kecamatan Cilodong, berusia ≥ 18 tahun, dan tidak sedang hamil. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari-Maret tahun 2024 melalui wawancara secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan Uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor kepatuhan minum obat responden sebesar 58,75 dari skala 100. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan (p value = 0,001), sikap (p value = 0,001), norma subjektif (p value = 0,005), persepsi kontrol perilaku (p value = 0,001), dan niat (p value = 0,001) dengan perilaku kepatuhan minum obat pasien hipertensi. Akan tetapi, usia, tingkat pendidikan, lama menderita hipertensi, dan riwayat stroke tidak berhubungan signifikan (p value > 0,05) dengan perilaku kepatuhan minum obat pasien hipertensi. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mendukung kepatuhan minum obat pasien hipertensi, seperti konseling secara menyeluruh, pembuatan sistem pelaporan khusus terkait hipertensi dari kader kepada tenaga kesehatan, dan inovasi agar pasien ingat minum obat.
At Puskesmas Kecamatan Cilodong, hypertension is included in the top 10 most common diseases among outpatients in 2022. Hypertension cases in the work area of Puskesmas also continue to increase from 2020 to 2022. However, there are still hypertensive patients who do not adhere to taking their medication due to lack of awareness, forgetting, and living far from Puskesmas to get medicine. This study aims to determine the determinants of medication adherence behavior in hypertensive patients based on the Theory of Planned Behavior (TPB) at the Puskesmas Kecamatan Cilodong in 2024. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. In this study, there were 99 respondents who were selected using a purposive sampling method and were hypertensive patients registered at Puskesmas Kecamatan Cilodong, aged ≥ 18 years old, and not pregnant. Data collection was carried out in February-March 2024 through direct interviews with respondents using a questionnaire. The data was analyzed using the Chi-Square Test. The results of the study showed that the average respondent's medication adherence score is 58.75 on a scale of 100. The results of the study also showed that there is a relationship between knowledge (p value = 0.001), attitude (p value = 0.001), subjective norm (p value = 0.005), perceived of behavioral control (p value = 0.001), and intention (p value = 0.001) with medication adherence behavior in hypertensive patients. However, age, education level, duration of suffering from hypertension, and history of stroke are not significantly associated (p value > 0.05) with medication adherence behavior in hypertensive patients. Several efforts need to be taken to support hypertensive patients' medication adherence, such as comprehensive counseling, creating a specific reporting system about hypertension from cadres to health workers, and innovation so that patients remember to take their medication.
S-11557
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hilda Amalia; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Dian Ayubi, Yuliani
Abstrak:
Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan COVID-19 pada penderita hipertensi di Kota Depok Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada penderita hipertensi di Kota Depok, Jawa Barat bulan Agustus-September 2021. Pengumpulan data secara online menggunakan google form. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dalam skala 100, rata-rata skor untuk tiap variabel adalah pengetahuan sebesar 85,2, sikap sebesar 77,7, dan perilaku pencegahan COVID-19 sebesar 82,4.
Read More
S-10854
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Apriany; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Besral, Tri Krianto, Sundari, Sakri Sabatmaja
Abstrak:
Read More
Hipertensi menjadi masalah kesehatan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan prevalensi. Komplikasi akibat hipertensi meningkatkan angka kecacatan, kesakitan, kematian dan menjadi beban yang masih sulit diatasi di Indonesia. Di Indonesia, prevalensi hipertensi untuk usia 18 tahun mencapai 34,1%, di DKI Jakarta mencapai angka 33,43%. Berdasarkan data dinas kesehatan Provinsi DKI tahun 2021, Jakarta Selatan merupakan daerah penderita hipertensi terbanyak kedua di DKI Jakarta (216.137) dan di tahun 2022 (197.744). Kecamatan tertinggi prevalensi hipertensi tahun 2021 di Jakarta Selatan adalah Pasar Minggu. RS Angkatan Laut Marinir Cilandak Pasar Minggu tahun 2020 melaporkan data kunjungan pasien hipertensi sebesar 4187, tahun 2021 sebesar 4221, tahun 2022 sebesar 3875 sejalan dengan data provinsi DKI yang mengambarkan tingginya penderita hipertensi di kota Jakarta Selatan. Tingginya prevalensi menunjukkan masih kurang baiknya pengendalian tekanan darah. Menurut Riskesdas 2018 penderita hipertensi tidak minum obat disebabkan merasa sehat (59,8%). Banyak penderita hipertensi yang tidak menyadari mengalami hipertensi dan tidak mendapatkan pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan upaya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi determinan yang berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah melalui konstruk Health Belief Model di Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir Cilandak. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner melalui wawancara pada pasien penderita hipertensi sebanyak 125 responden. Hasil Penelitian menunjukan sebanyak 76,0% responden dengan kepatuhan baik dan 24,0% responden memiliki tingkat kepatuhan yang kurang. Hasil analisis Multivariat, terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pendidikan (aOR: 10,22), pekerjaan (aOR:0,16), pengetahuan (aOR:4,41), dan keterpaparan informasi (aOR:0,22) dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah. Variabel pendidikan adalah yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam melakukan pengendalian tekanan darah. Dalam Health Belief Model, pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah. Peningkatan pendidikan kesehatan dapat menjadi intervensi yang baik pada perubahan perilaku kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah di RS Angkatan Laut Marinir Cilandak.
Hypertension is a health problem that has an increasing prevalence every year. Complications due to hypertension increase the rate of disability, morbidity and mortality and are a burden that is still difficult to overcome in Indonesia. In Indonesia, the prevalence of hypertension for those aged 18 years reached 34.1%, in DKI Jakarta it reached 33.43%. Based on data from the DKI Provincial Health Office for 2021, South Jakarta is the area with the second most hypertension sufferers in DKI Jakarta (216,137) and in 2022 (197,744). The district with the highest prevalence of hypertension in 2021 in South Jakarta is Pasar Minggu. Cilandak Pasar Minggu Marine Naval Hospital in 2020 reported data on visits of hypertensive patients of 4187, in 2021 it was 4221, in 2022 it was 3875 which is in line with DKI provincial data which illustrates the high prevalence of hypertension in the city of South Jakarta. The high prevalence indicates that blood pressure is not well controlled. According to Riskesdas 2018, people with hypertension do not take medication because they feel healthy (59.8%). Many people with hypertension are not aware that they have hypertension and do not get treatment. This shows that perception influences a person's behavior in making health efforts. This study aims to identify the determinants associated with compliance with hypertension in controlling blood pressure through the Health Belief Model construct at the Cilandak Marine Naval Hospital. Data collection was carried out by filling out questionnaires through interviews with 125 respondents with hypertension. The results of the study showed that 76.0% of respondents had good compliance and 24.0% of respondents had poor compliance. The results of the multivariate analysis showed that there was a significant relationship between the variables of education (aOR: 10,22), work (aOR:0,16), knowledge (aOR:4,41), and information exposure (aOR:0,22) with compliance hypertension patient in blood pressure control. The education variable is the most dominantly related to compliance with hypertension in controlling blood pressure. In the Health Belief Model, good knowledge can improve compliance with hypertension in controlling blood pressure. Improving health education can be a good intervention in changing compliance behavior of hypertension sufferers in controlling blood pressure at the Cilandak Marine Naval Hospital.
T-6825
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tantri Juliyanti; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Dian Ayubi, Yunita Sitorus
S-9624
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Lissa Ervina; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Tri Krianto, Anwar Hassan, Yuniarti Situmorang, Yoan Hotnida Naomi Hutabarat
T-4112
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Imelda Sussanti Nailius; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Tri Krianto, Rudy Priyono, Tiurmasari E. Saragih
Abstrak:
Tuberkulosis merupakan salah satu prioritas utama masalah kesehatan saat ini dengan jumlah kasus yang diobati dan dilaporkan di Indonesia masih dibawah target nasional pada tahun 2021. Angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis di Kota Kupang dilaporkan dalam empat tahun terakhir belum tercapai secara optimal. Salah satu faktor ketidakberhasilan minum obat disebabkan karena jangka waktu minum obat yang lama yang memungkinkan untuk terjadi ketidakpatuhan dalam minum obat. Ketidakpatuhan dalam minum obat dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan, pengobatan ulang maupun resisten terhadap obat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan determinan sosial dan literasi kesehatan dengan kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis di Kota Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan pada penderita tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan di puskesmas di Kota Kupang. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner secara online (self administered survey) pada 126 penderita tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan di 11 puskesmas di Kota Kupang. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik sederhana dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menemukan 23,8 % penderita tuberkulosis tidak patuh dalam minum obat tuberkulosis. Variabel literasi kesehatan (p=0,008) dan umur responden (p=0,029) dengan p-value <0,05 dinyatakan berhubungan signifikan dengan kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis. Literasi kesehatan menjadi variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis setelah di kontrol oleh variabel umur, pendidikan dan pendapatan. Pentingnya kolaborasi terintegrasi antara berbagai lembaga terkait untuk melakukan edukasi terkait tuberkulosis lewat berbagai media dapat meningkatkan literasi kesehatan masyarakat dan kepatuhan minum obat tuberkulosis.
Tuberculosis is one of the most challenging public health issues at the moment, with the number of cases being treated and reported in Indonesia still falling short of the national objective for 2021. In the last four years, the success rate for tuberculosis treatment in Kupang City has not been optimal. One of the reasons people fail to take medication is because they have been taking it for a long time, which allows for non-compliance. Non-adherence in taking medication can lead to treatment failure, re-treatment or drug resistance. The purpose of this study was to determine the relationship between social determinants and health literacy with medication adherence for tuberculosis patients in Kupang City. This study is a cross-sectional quantitative study that was carried out on tuberculosis patients receiving care at a medical facility in Kupang City. Data were collected by filling out online questionnaires (self-administered survey) on 126 tuberculosis patients who were undergoing treatment at 11 health centers in Kupang City. Simple logistic regression and multiple logistic regression were used to analyze the data. According to the study's findings, 23.8 percent of tuberculosis patients did not take their tuberculosis medications. Health literacy variables (p=0.008) and respondent age (p=0.029) with p-value 0.05 were shown to be significantly related to tuberculosis patients' medication adherence. After adjusting for age, education, and income, health literacy emerged as the most influential variable in affecting medication adherence in tuberculosis patients. The significance of integrated collaboration among multiple associated entities to undertake tuberculosis education through various media can improve public health literacy and adherence to tuberculosis medications.
Read More
Tuberculosis is one of the most challenging public health issues at the moment, with the number of cases being treated and reported in Indonesia still falling short of the national objective for 2021. In the last four years, the success rate for tuberculosis treatment in Kupang City has not been optimal. One of the reasons people fail to take medication is because they have been taking it for a long time, which allows for non-compliance. Non-adherence in taking medication can lead to treatment failure, re-treatment or drug resistance. The purpose of this study was to determine the relationship between social determinants and health literacy with medication adherence for tuberculosis patients in Kupang City. This study is a cross-sectional quantitative study that was carried out on tuberculosis patients receiving care at a medical facility in Kupang City. Data were collected by filling out online questionnaires (self-administered survey) on 126 tuberculosis patients who were undergoing treatment at 11 health centers in Kupang City. Simple logistic regression and multiple logistic regression were used to analyze the data. According to the study's findings, 23.8 percent of tuberculosis patients did not take their tuberculosis medications. Health literacy variables (p=0.008) and respondent age (p=0.029) with p-value 0.05 were shown to be significantly related to tuberculosis patients' medication adherence. After adjusting for age, education, and income, health literacy emerged as the most influential variable in affecting medication adherence in tuberculosis patients. The significance of integrated collaboration among multiple associated entities to undertake tuberculosis education through various media can improve public health literacy and adherence to tuberculosis medications.
T-6470
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
