Ditemukan 38163 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Nabila Qotrun Nada; PembimnbingL: Asih Setiarini; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Imas Arumsari
Abstrak:
Read More
Latar belakang: Night Eating Syndrome (NES) adalah gangguan makan dengan peningkatan asupan makanan malam hari dan gangguan tidur, sering dikaitkan dengan stres, kualitas tidur buruk, serta disfungsi ritme sirkadian. Mahasiswa kesehatan memiliki risiko tinggi akibat tekanan akademik dan gaya hidup tidak teratur. Tujuan: Mengetahui prevalensi NES serta hubungannya dengan jenis kelamin, status gizi, kualitas dan durasi tidur, ritme sirkadian, depresi, stres, kecemasan, dan tempat tinggal pada mahasiswa S1 Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2024. Metode: Penelitian potong lintang dengan 148 responden. Data dikumpulkan menggunakan NEQ, DASS-21, PSQI, dan MEQ; dianalisis univariat dan bivariat (uji chi-square). Hasil: Prevalensi NES sebesar 37,8%. Status gizi gemuk memiliki hubungan signifikan dan bersifat protektif (p=0,019). Selain itu, NES berhubungan signifikan dengan depresi sedang (p=0,025) dan berat (p=0,001), kecemasan berat (p=0,001), stres berat (p=0,002), kualitas tidur buruk (p=0,042), ritme sirkadian tipe malam (p=0,001) dan netral (p=0,011), serta tempat tinggal tidak bersama keluarga (p<0,001). Jenis kelamin (p=0,770), status gizi kurus (p=0,209), dan durasi tidur (p=0,334) tidak signifikan. Kesimpulan: NES cukup tinggi ditemukan pada mahasiswa kesehatan dan berhubungan terutama dengan faktor psikologis, ritme sirkadian, kualitas tidur, serta tempat tinggal. Diperlukan upaya promotif dan preventif kampus, seperti edukasi manajemen stres, sleep hygiene, dan pemantauan kesehatan mental.
Background: Night Eating Syndrome (NES) is an eating disorder characterized by increased food intake at night and sleep disturbances. NES is often linked to psychological stress, poor sleep quality, and circadian rhythm disruption. Health science students are at higher risk due to academic pressure and irregular lifestyles. Objective: To determine NES prevalence and its association with gender, nutritional status, sleep quality and duration, circadian rhythm, depression, stress, anxiety, and living arrangements among undergraduate students in the Health Sciences Cluster, Universitas Indonesia, class of 2024. Methods: Cross-sectional study with 148 respondents using NEQ, DASS-21, PSQI, and MEQ questionnaires. Data were analyzed with univariate and bivariate (chi-square) methods. Results: NES prevalence was 37.8%. Overweight status was significantly associated and found to be protective (p=0.019). NES was also significantly associated with moderate depression (p=0.025), severe depression (p=0.001), severe anxiety (p=0.001), severe stress (p=0.002), poor sleep quality (p=0.042), evening-type circadian rhythm (p=0.001), neutral type (p=0.011), and living apart from family (p<0.001). No significant association was found with gender (p=0.770), underweight status (p=0.209), or sleep duration (p=0.334). Conclusion: NES was relatively common among health science students and significantly associated with psychological factors, circadian rhythm, sleep quality, and living arrangements. Preventive and promotive interventions are necessary to reduce the risk of NES and improve student well-being. Preventive and promotive interventions are necessary to reduce the risk of NES and improve student well-being.
Background: Night Eating Syndrome (NES) is an eating disorder characterized by increased food intake at night and sleep disturbances. NES is often linked to psychological stress, poor sleep quality, and circadian rhythm disruption. Health science students are at higher risk due to academic pressure and irregular lifestyles. Objective: To determine NES prevalence and its association with gender, nutritional status, sleep quality and duration, circadian rhythm, depression, stress, anxiety, and living arrangements among undergraduate students in the Health Sciences Cluster, Universitas Indonesia, class of 2024. Methods: Cross-sectional study with 148 respondents using NEQ, DASS-21, PSQI, and MEQ questionnaires. Data were analyzed with univariate and bivariate (chi-square) methods. Results: NES prevalence was 37.8%. Overweight status was significantly associated and found to be protective (p=0.019). NES was also significantly associated with moderate depression (p=0.025), severe depression (p=0.001), severe anxiety (p=0.001), severe stress (p=0.002), poor sleep quality (p=0.042), evening-type circadian rhythm (p=0.001), neutral type (p=0.011), and living apart from family (p<0.001). No significant association was found with gender (p=0.770), underweight status (p=0.209), or sleep duration (p=0.334). Conclusion: NES was relatively common among health science students and significantly associated with psychological factors, circadian rhythm, sleep quality, and living arrangements. Preventive and promotive interventions are necessary to reduce the risk of NES and improve student well-being. Preventive and promotive interventions are necessary to reduce the risk of NES and improve student well-being.
S-12040
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rizka Kharisma Putri; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Ayu Dewi Sartika, Tiara Lutfie
S-8375
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nurfida Fadhia; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Rahmawati
Abstrak:
Skripsi ini membahas hubungan pengetahuan gizi dan faktor lainnya denganasupan vitamin C. Penelitian menggunakan desain studi cross-sectional dengantotal sampel 290. Penelitian ini dilakukan di Rumpun Ilmu Kesehatan UniversitasIndonesia dengan sasaran mahasiswa RIK UI angkatan 2013 pada tahun 2014.Analisis hubungan menggunakan chi square, uji t independen, dan regresi logistikganda. Hasil yang didapat adalah sebanyak 62,4 % mahasiswa tidak mencukupikebutuhan vitamin C perhari dan faktor yang berhubungan secara bermakna adalah konsumsi buah dan sayur, uang saku, dan konsumsi suplemen vitamin C.Tetapi tidak ada hubungan yang bermakna dengan pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan, jenis kelamin, perilaku diet, ketersediaan buah dan sayur, dan durasimenonton televisi. Faktor dominan pada penelitian ini adalah konsumsi suplemenvitamin C.
Kata kunci : asupan, vitamin C, suplemen, buah, sayur, uang saku
This paper discusses about the relationship of nutrition knowledge and otherfactors with vitamin C intake. This study used a cross-sectional design with 290 oftotal sample and was conducted in Science Health of Universitas Indonesia andthe target is college student batch 2013, Science Health of UI in 2014. Analyseused chi square, independent t-test, and multiple logistic regression. The resultwere 62,4 % of college student do not meet their recommended daily intake ofvitamin C and the factors that significantly associated are fruit and vegetableconsumption, pocket money, and consumption of vitamin C supplement. Nosignificant relationship with nutrition knowledge, breakfast habits, gender,dieting, fruit and vegetable availability, and duration of television viewing. Thedominant factor in this study was consumption of vitamin C supplement.
Keyword : vitamin C, intake, supplement, fruit, vegetable, pocket money
Read More
Kata kunci : asupan, vitamin C, suplemen, buah, sayur, uang saku
This paper discusses about the relationship of nutrition knowledge and otherfactors with vitamin C intake. This study used a cross-sectional design with 290 oftotal sample and was conducted in Science Health of Universitas Indonesia andthe target is college student batch 2013, Science Health of UI in 2014. Analyseused chi square, independent t-test, and multiple logistic regression. The resultwere 62,4 % of college student do not meet their recommended daily intake ofvitamin C and the factors that significantly associated are fruit and vegetableconsumption, pocket money, and consumption of vitamin C supplement. Nosignificant relationship with nutrition knowledge, breakfast habits, gender,dieting, fruit and vegetable availability, and duration of television viewing. Thedominant factor in this study was consumption of vitamin C supplement.
Keyword : vitamin C, intake, supplement, fruit, vegetable, pocket money
S-8229
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Jusephina; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Fatmah, Marudut
Abstrak:
Literasi gizi adalah tingkatan dimana seseorang memiliki kapasitas untuk menperoleh, memproses, dan memahami informasi dasar seputar gizi. Literasi gizi dapat memengaruhi pembentukan pola makan pada usia remaja dan dewasa muda. Skripsi ini meneliti tingkat literasi gizi pada mahasiswa untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengannya, antara lain jenis kelamin, rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan, dan tingkat uang saku. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional kepada 373 mahasiswa sarjana Universitas Indonesia angkatan 2017 dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari tiga domain literasi fungsional, interaktif, dan kritikal. Data dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 47.2% responden memiliki literasi gizi tidak adekuat. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan dengan tingkat literasi gizi total (p = 0.000, OR = 4.6). Rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan juga berhubungan bermakna dengan literasi gizi fungsional (p = 0.000, OR = 2.9), dengan literasi gizi interaktif (p = 0.002, OR = 2.5), dan dengan literasi gizi kritikal (p = 0.001, OR = 2.7). Kata kunci: Jenis Kelamin, Literasi gizi, Mahasiswa sarjana tahun pertama, Rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan, Uang saku. Nutrition literacy is defined as the degree to which individual has the capacity to obtain, process, and understand about basic nutrition information. Nutrition literacy can affect the formation of different diet in adolescents and young adults. This thesis examines the level of nutrition literacy among first-year undergraduate students to know about the factors associated with it, including gender, clusters of health and non-health science, and allowance. This study used cross-sectional design to 373 first-year undergraduate students in University of Indonesia by using the questionnaire instrument consisting of three domains: functional, interactive, and critical. Data were analyzed by chi-square test. The result showed that 47,2% of respondents had inadequate nutrition literacy. The result of bivariate analysis showed that there is a significant correlation between health science and non health science cluster with the total nutrition literacy rate (p = 0.000, OR = 4.6). Health science and non health science cluster were also significantly associated with the functional nutrition literacy (p = 0.000, OR = 2.9), interactive nutrition literacy (p = 0.002, OR = 2.5), and critical nutrition literacy (p = 0.001, OR = 2.7). Key words: Allowance, First-year undergraduate students, Gender, Health science and non health science cluster, Nutrition Literacy
Read More
S-9748
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nofika Aisyah; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Rahmawati
Abstrak:
Weight cycling adalah siklus berulang penurunan berat badan dengan sengaja melalui diet yang diikuti dengan kenaikan berat badan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap kejadian weight cycling pada mahasiswi S1 Reguler Angkatan 2014 Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Indonesia Tahun 2015. Variabel yang diteliti adalah keseimbangan asupan saat diet, frekuensi makan, aktivitas olahraga, dukungan sosial, dan eating self-efficacy. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Metode pengambilan sampel adalah systematic random sampling yang melibatkan 130 orang mahasiswi S1 Reguler Angkatan 2014 Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora Univeritas Indonesia yang berusia 16-20 tahun pada April-Mei 2015. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner secara mandiri dan wawancara semiquantitative food frequency questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan 40,8% responden mengalami weight cycling dan sebanyak 73,6% weight cycler mengalami weight cycling tingkat ringan. Uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian weight cycling dengan keseimbangan asupan saat diet (OR=4,013), frekuensi makan (OR=2,938), aktivitas olahraga (OR=4,243 dan OR=3,250), dan dukungan sosial (OR=3,866). Hasil uji regresi logistik ganda model prediksi menunjukkan bahwa aktivitas olahraga, terutama kelompok responden kurang aktif berolahraga (OR=6,597) merupakan faktor dominan terhadap kejadian weight cycling pada mahasiswi S1 Reguler Angkatan 2014 Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Indonesia Tahun 2015. Kata Kunci : Weight cycling, mahasiswi, keseimbangan asupan saat diet, frekuensi makan, aktivitas olahraga, dukungan sosial, eating self-efficacy.
Read More
S-8637
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Latifah; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Rahmawati
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap kecukupan asupan zat besi pada mahasiswa S-1 Reguler Angkatan 2013 Rumpun IlmuKesehatan Universitas Indonesia Tahun 2014. Desain yang digunakan adalahcross sectional, melibatkan 290 (perempuan=214; laki-laki=76) mahasiswa S-1Reguler Angkatan 2013 RIK UI yang berusia 17-20 tahun pada April-Mei 2014.Metode pengambilan sampel adalah proporsional cluster random sampling.Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dan wawancara asupan makanan 2x24 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa 83.8% responden tidak tercukupi kebutuhan zat besinya. Rata-rata asupan zat besi pada perempuan danlaki-laki adalah 12.3 mg/hari dan 16.0 mg/hari. Uji chi square menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (OR=7.56), perilaku konsumsi heme dan non heme (OR=2.86), konsumsi suplemen zat besi(OR=4.73), persepsi citra tubuh (OR=2.38), dan keterpaparan media massa(OR=3.01) terhadap kecukupan asupan zat besi. Analisis regresi logistik gandamenunjukan bahwa jenis kelamin (OR=19.17) dan konsumsi suplemen zat besi(OR=11.28) merupakan faktor dominan kecukupan asupan zat besi padamahasiswa S-1 Reguler Angkatan 2013 RIK UI Tahun 2014.
Kata Kunci :Jenis Kelamin, Perilaku Konsumsi Heme dan Non Heme, Konsumsi SuplemenZat Besi, Persepsi Citra Tubuh, Keterpaparan Media Massa, Kecukupan AsupanZat Besi.
Read More
Kata Kunci :Jenis Kelamin, Perilaku Konsumsi Heme dan Non Heme, Konsumsi SuplemenZat Besi, Persepsi Citra Tubuh, Keterpaparan Media Massa, Kecukupan AsupanZat Besi.
S-8396
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fadia Ramadhanti Taufani; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Evi Fatimah
Abstrak:
Energi yang berasal dari zat gizi makro dibutuhkan untuk melakukan metabolisme tubuh, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Kebiasaan konsumsi energi dan zat gizi yang tidak seimbang dengan pola makan yang tidak tepat akan menyebabkan masalah gizi. Sebaliknya, asupan energi dan zat gizi seimbang serta berkualitas dapat mempertahankan kesehatan fisik dan stabilitas mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan energi serta apakah terdapat hubungan dengan mindful eating dan faktor lainnya pada mahasiswa S1 Reguler Gizi FKM UI tahun 2022. Variabel independen pada penelitian ini adalah mindful eating, pengetahuan gizi, uang jajan untuk membeli makanan dan minuman, stress, konsumsi makanan selingan, konsumsi minuman manis, dan durasi tidur. Variabel dependen penelitian ini adalah asupan energi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-Juni 2022 kepada 136 mahasiswi tahun angkatan 2019-2021. Data yang digunakan didapatkan dari pengisian kuesioner serta food record weekday dan weekend yang diisi mandiri oleh responden. Sebesar 8.1% mahasiswi S1 Reguler Gizi FKM UI memiliki asupan energi tinggi yaitu > 80% AKG. Analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara stres, konsumsi makanan selingan, dan konsumsi minuman manis dengan asupan energi. Peneliti menyarankan kepada pihak universitas untuk dapat memberikan edukasi terkait pedoman gizi seimbang.
Energy derived from macronutrients is needed to carry out body metabolism, physical activity, and growth. Nutritional problems brought on by inappropriate eating patterns or unbalanced energy and nutrient consumption habits. On the other hand, a balanced and quality intake of energy and nutrients can maintain a person's physical health and mental stability. The aim of this study was to analyze the relationship between mindful eating and other factors with energy intake in Students of Nutritional Programs at FKM UI. The dependent variable of this study was energy intake, while the independent variables were mindful eating, nutritional knowledge, allowance, stress level, snack consumption and Sugar-sweetened beverages (SSBs) and sleep duration. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. Data were collected from March to June 2022 for 136 nutrition students of class 2019 to 2021. Data was obtained from food record 2x24 hours and online questionnaire. The result show that as many as 8.1% of student consumed high energy intake (fulfilled > 80% of Recommended Dietary Allowances). The result also showed that stress level, snack consumption and SSBs were related to students? energy intake. Researcher suggest to university to provide education related to balanced nutrition guidelines.
Read More
Energy derived from macronutrients is needed to carry out body metabolism, physical activity, and growth. Nutritional problems brought on by inappropriate eating patterns or unbalanced energy and nutrient consumption habits. On the other hand, a balanced and quality intake of energy and nutrients can maintain a person's physical health and mental stability. The aim of this study was to analyze the relationship between mindful eating and other factors with energy intake in Students of Nutritional Programs at FKM UI. The dependent variable of this study was energy intake, while the independent variables were mindful eating, nutritional knowledge, allowance, stress level, snack consumption and Sugar-sweetened beverages (SSBs) and sleep duration. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. Data were collected from March to June 2022 for 136 nutrition students of class 2019 to 2021. Data was obtained from food record 2x24 hours and online questionnaire. The result show that as many as 8.1% of student consumed high energy intake (fulfilled > 80% of Recommended Dietary Allowances). The result also showed that stress level, snack consumption and SSBs were related to students? energy intake. Researcher suggest to university to provide education related to balanced nutrition guidelines.
S-11007
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fardilla Fitriyani Sumardi; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Heras Ganefi Tamara
Abstrak:
Obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapatmeningkatkan risiko hipertensi, dislipidemia, diabetes tipe 2, penyakit jantungkoroner, stroke, osteoartritis, dan kanker. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan perilaku sedentary, asupan gizi, pola makan, kebiasaanmengkonsumsi makanan dan minuman ringan tinggi energi, pengetahuan gizi, danjenis kelamin dengan obesitas pada mahasiswa S1 Reguler FIB UI. Penelitian inimenggunakan desain studi cross-sectional yang dilaksanakan pada bulan Februarihingga Juni 2017. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa S1 Reguler laki-lakidan perempuan sebanyak 151 mahasiswa dari setiap angkatan. Pengumpulan datadilakukan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, pengisian kuesionermandiri, serta wawancara 2x24 hours food recall. Prevalensi obesitas sebesar22,5%. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara perilaku sedentary(p-value:0,004), kebiasaan mengkonsumsi makanan ringan tinggi energi (p-value:0,024), dan kebiasaan mengkonsumsi minuman ringan tinggi energi (p-value:0,000) dengan obesitas. berdasarkan hasil penelitian disarankan agarmahasiswa lebih aktif secara fisik dan mengurangi konsumsi makanan danminuman ringan tinggi energi.
Kata kunci : Obesitas, mahasiswa, perilaku sedentary, kebiasaan konsumsimakanan dan minuman ringan tinggi energi
Read More
Kata kunci : Obesitas, mahasiswa, perilaku sedentary, kebiasaan konsumsimakanan dan minuman ringan tinggi energi
S-9570
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Narita Putri; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Triyanti, Mury Kuswari
Abstrak:
Nilai estimasi VO2Max, kapasitas maksimum oksigen yang dapat digunakan didalam tubuh per menit, merupakan indikator terbaik untuk menentukan tingkatkebugaran kardiorespiratori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rata-ratanilai estimasi VO2Max pada mahasiswa S1 Reguler Rumpun Ilmu Kesehatan UIserta hubungannya dengan jenis kelamin, aktivitas fisik, indeks massa tubuh(IMT), persen lemak tubuh, asupan gizi makro dan mikro, kualitas tidur, sertatingkat stres. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan totalsampel 122. Pengukuran nilai estimasi VO2Max dilakukan dengan metode QueensCollege Step Test dan didapatkan hasil rata-rata 38,9±6,9 mL/kg/menit (43,9±7,9mL/kg/menit pada laki-laki dan 35,4±2,8 mL/kg/menit pada perempuan; p value <0,05). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan nilai estimasiVO2Max secara bermakna berdasarkan jenis kelamin. Hasil bivariat jugamenunjukkan adanya hubungan secara bermakna dengan pola positif antaravariabel aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupankarbohidrat, vitamin B1, B2, dan Fe. Hubungan bermakna dengan pola negatifditemukan pada variabel persen lemak tubuh.Kata kunci: VO2Max, Queens College Step Test, mahasiswa.
Read More
S-9213
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Kholida Eliyana; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Fadila Wirawan
Abstrak:
Read More
Label informasi nilai gizi produk pangan kemasan dapat digunakan untuk memantau asupan makanan, sehingga pemahaman terhadap informasi nilai gizi pada kemasan harus diperhatikan karena akan mempengaruhi pemilihan makanan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan membaca label informasi nilai gizi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilaksanakan bulan Mei-Juli 2023 pada Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Sampel penelitian ini yaitu 208 responden melalui pengisian kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu chi square dan uji t independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30,8% responden memiliki kebiasaan baik dalam membaca label informasi nilai gizi. Uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara gaya hidup dan pengetahuan gizi pada produk pangan kemasan dengan kebiasaan membaca label informasi nilai gizi. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai keuntungan dan cara membaca label informasi nilai gizi untuk meningkatkan kebiasaan yang baik dalam membaca label informasi gizi sebelum membeli produk pangan kemasan.
Nutrition labels on packaged food products can be utilized to monitor dietary intake and understanding of nutrition labels on the packaging should be noticed because it affects daily food selection. Lack of understanding of nutrition labels will impact inappropriate food selection. The Objective of this study is to identify the factors influencing the habit of reading nutritional information labels. The research adopts a quantitative approach with a cross-sectional design. Data collection was conducted from May to July 2023 among students from the Health Sciences Cluster at the University of Indonesia. The sample in this study was 208 respondents who were collected with a self-administered questionnaire and who were selected using accidental sampling. The study utilized two statistical analysis methods: chi-square and independent t-test. This study showed that 30,8% respondents have a good habit of reading nutrition labels. According to bivariate analysis, there was a significant association between healthy lifestyle and nutrition knowledge of packaged food products with the habit of reading nutritional information labels. Therefore, it is necessary to improve knowledge and understanding of the benefits and methods of reading nutritional information labels to enhance the good habit of reading such labels before purchasing packaged food products
S-11467
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
