Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34048 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nurul Hidayah; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Purnawan Junadi, Wachyu Sulistiadi, Tri Erri Astoeti
Abstrak:

Depkes Rl menyatakan bahwa penyakit pulpa dan kerusakan tulang periapikal masih menjadi masalah, karena dari pantauan penyakit gigi dan mulut psnderita yang berkunjung ke rumah sakit menunjukkan bahwa kaxics gigi sebanyak l7,22% dan penyakit pulpa serta periapikal sebanyak 38,83%. Hal ini tidakjauh berbeda dengan data dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun 2006 bahwa dari kasus penyakit gigi dan mulut di Kota Tangerang penyakit pulpa dan nekrosis periapikal scbanyak 39,4%. Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mcmatuhi standar profesi dan menghomnati hak pasien. Dalam situasi apapun tenaga dolcter, selaku tenaga kesehatan pofesional, merupakan tenaga inti yang bertanggung jawab atas pelayanan medis yang dilakukannya. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas, dokter gigi diharapkan dapat bekerja secara profesional dalam memberikan pelayanan gigi dan mulut kepada masyarakat untuk memelihara kesehatan maupun pengobatan gigi. Bcrdasarkan hal tersebut, maka penulis berminat untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dokter gigi terhadap standar pelayanan medis pcngobatan nekrosis pulpa di Puskesmas Kota Tangerang. Penelitian ini menganalisis hubungan sejumlah faktor-faktor intemal yang terdiri dari umur, jenis kelamin, Iama kcuja, pengetahuan, pelatihan, pcrsepsi, motivasi dan sikap, serta sejumlah thktor-faktor ekstemal yang terdiri dari sax-ana, komitmen pimpinan dan beban kerja yang dinilai mempengamhi kepatuhan dokter gigi terhadap standar pelayanan medis pengobatan nekrosis pulpa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang dirancang dengan metode cross sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer yang diperoleh dari observasi dan penyebaran kuisioner kepada responden yaitu sebanyak 35 doktcr gigi di Puskesmas yang ada di Kota Tangerang. Penelitian ini mcnggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis membuktikan bahwa pada faktor intemal hanya variabel masa kexja dan motivasi, sedangkan pada faktor ekstemal hanya variabel beban kerja yang mempunyai hubungan signifikan dengan kepatuhan dokter gigi terhadap standar pelayanan medis pengobatan nekrosis pulpa. Pada analisis multivariat variabel independen yang mcmiiiki hubungun paiing dominan dengan kepatuhan adalah motivasi. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang untuk memotivasi dokter gigi agar mematuhi standar yang sudah ada dengan cara memberikan perhatian dan penghargaan kepada dokter gigi yang sudah melaksanakan standar pelayanan medis dengan baik. Seiain itu, perlu menambah personil dokter gigi untuk beberapa Puskesmas yang beban ke|janya relatif oukup tinggi sehingga beban kerja dokter gigi tidak terlalu tinggi dan dapat mematuhi standar pelayanan medis. Disamping itu, Dinas Kesehatan perlu memerhatiknn faktor sarana yang ada di tiap-tiap Puskesmas sebagai upaya memberikan rangsangan bagi dokter gigi umuk dapat belcexja dengan baik dan dapat mematuhi standar yang ada.


Depkes RI state that pulp disease and periapical bone damage still become problems, because 'fiom monitoring of tooth and mouth disease, patient that visited hospital shows tooth caries is 17.22% and pulp disease and periapical is 38.83%. It was not significantly different with Health Depanment Tangcrang City at 2006 that pulp and periapical nccroscs fiom tooth and mouth cases in Tangerang City are 39.4%. Health staff in conducting their task obliged to obey profession standard and respecting patients’ right. ln any situation, doctor as professional health staf£ is the core that responsible for medical service he gave. in conducting health service in Puskesmas, dentist hoped to work professionally in giving tooth and mouth services to public for maintaining health and tooth medication. Based on it, writer interested to research factors that affecting dentist compliance toward medical service standard of necroses pulp medication in Puskesmas Tangerang City. This research is analyzing relation of some intemal factors that consist of age, gender, work length, knowiedge, training, perception, motivation and attitude; also some extemal factors that consist of medium, leadership commitment and work responsibility that assessed affecting dentist obedient toward medical service standard of pulp necroses medication. This research is quantitative research designed by cross sectional method. Data used is secondary data and primary data that obtained from distributing questioner to 35 dentists in Puskwmas Tangerang City. This research is using analysis of univariate, bivariate and multivariate. Analysis result shows that intemal factors were only work length and motivation, while extemal factors was only work responsibility has significant relation with dentist compliance toward medical service standard of pulp necroses medication. On multivariate analysis of independent variable that has the most dominant relation with compliance is motivation. From this research suggested to Health Department Tangerang City to motivate dentist so that comply with available standard by giving attention and appreciation to dentist that already implementing good medical service standard. Besides, Health Department requires paying attention toward available medium factor in each Puskesmas as effort to encourage dentist work better and comply with available standard.

Read More
B-1009
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Christina Nusarita Intama; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Adang Bachtiar, Yohana Alfa Agustina, Putri Nadia
Abstrak:
Peningkatan jumlah pasien peserta JKN ke Poli gigi RSU Kota Tangerang Selatan setelah kasus COVID-19 mulai jauh menurun, menuntut penyedia layanan untuk dapat memberikan pelayanan berkualitas yang sesuai standar dan aman bagi pasien. Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas layanan pasien peserta JKN di Poli gigi RSU Kota Tangerang Selatan pada tahun 2022 menurut pihak penyedia layanan (RS) dan dari persepsi pasien. Penelitian menggunakan disain Convergent Mixed Methods. Disain studi kasus digunakan pada penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap pemberi layanan dan disain penelitian cross sectional dilakukan untuk mengetahui persepsi pasien terhadap kualitas layanan peserta JKN di Poli Bedah Mulut dan Penyakit Mulut. Pengambilan sampel secara consecutive sampling didapatkan sebanyak 40 responden. Hasil penelitian mendapatkan bahwa masih terdapat ketidaksesuaian untuk faktor jumlah dan jenis serta perencanaan kebutuhan SDM, jumlah ruangan, alat dan alat penunjang medis (rontgen foto Panoramic), kebijakan peningkatan mutu layanan, monitoring pelaksanaan SPO dan pemberian layanan sesuai indikasi. Faktor-faktor yang mendapat penilaian sangat baik dari pasien yaitu: ketersediaan obat, kemampuan dokter, pemanfaatan JKN tanpa biaya tambahan untuk tindakan, karyawan yang responsif, ramah dan perhatian, serta kebersihan peralatan dan prosedur tindakan. Faktor-faktor yang masih dapat ditingkatkan dan diperbaiki diantaranya: kebersihan ruangan, alat penunjang medis kejelasan informasi untuk pasien BPJS dan waktu tunggu pasien. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut dapat bermanfaat bagi upaya perbaikan dan peningkatan kualitas layanan pasien peserta JKN di RSU Kota Tangerang Selatan.

The increase in the number of JKN participant patients attending the dental clinic at RSU Kota Tangerang Selatan after COVID-19 cases began to decline considerably requires service providers to be able to provide quality services that meet standards and are safe for patients. This thesis discusses the factors related to the quality of service for JKN participant patients at the dental clinic at RSU Kota Tangerang Selatan in 2022 according to the provider (RS) and from patient perceptions. This research uses Convergent Mixed Methods design. The case study design was used in qualitative research by conducting interviews with service providers and a cross-sectional research design was carried out to determine patient perceptions of the quality of services for JKN participants at the Oral Surgery and Oral Disease Polyclinic. The results of the study found that from the service provider side, factors such as the number of human resources, the availability of facilities and infrastructure, policies to improve service quality, monitoring the implementation of SOP and providing services according to indications are related to service quality. Factors related to service quality and received very good evaluations from patients, namely: availability of medicines, ability of doctors, utilization of JKN without additional costs for procedures, the responsiveness, friendly and caring employees, as well as sterilized of equipment and procedures. Factors that can still be improved include: cleanliness of the room, additional costs for supporting examinations outside the hospital, clarity of information for BPJS patients and patient waiting times. Knowing these factors can be useful for efforts to improve and improve the quality of service for JKN participant patients at RSU Kota Tangerang Selatan.
Read More
B-2329
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rosmini Nurdin; Pembimbing: Adang Bachtiar
B-424
Depok : FKM UI, 2000
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
I Nyoman Rudi Susantha; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Jaslis Ilyas, Puput Oktamianti, I Nyoman Gede Anom, A. A. Ngurah Budiarta
Abstrak: Latar Belakang: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yangberhubungan dengan kepuasan terhadap imbal jasa medis dokter di Rumah SakitSanjiwani Gianyar.Methode: Penelitian observasional ini menggunakan methode potong lintangmelalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Responden kuantitatif adalah 75orang dokter umum dan dokter spesialis yang memenuhi kriteria inklusi sudahmenerima jasa medis minimal tiga kali. Informan penelitian terdiri dari DirekturRSUD Sanjiwani, Wadir Pelayanan, Wadir Umum, Wadir Keuangan Kepala KMF,Ketua Tim Jasa Pelayanan, Kepala KSM Bedah, Kepala KSM Neurologi, KepalaKSM Interna, Kepala KSM Pediatri total berjumlah 11 orang.Hasil: Lima elemen imbal jasa medis yang diteliti diantaranya: besar jasa medis,cara pembagian jasa medis, waktu pembagian jasa medis, kesesuaian jasa medis,serta perbandingan jasa medis yang diterima dengan rumah sakit lainnya. Hasilpenelitian menunjukkan adanya hubungan antara sistem pembagian jasa medis,komunikasi dan kepemimpinan, dengan kepuasan terhadap imbal jasa medis dokter(p<0.05).Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa perlu perbaikan dalam hal besarjasa medis, cara pembagian jasa medis, pola kepemimpinan yang mengayomidokter, mampu mengadvokasi pihak Owner, transparansi dalam segala bidang,mampu membangun komunikasi ke owner dan ke pihak dokter, dalam upayameningkatkan kepuasan dokter terkait imbal jasa medis dokter di rumah sakit.Kata kunci: Jasa Medis, Komunikasi, Kepemimpinan, Kepuasan.
Read More
B-2026
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rima Febrianti; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Mieke Savitri, Amroussy DT. Marsis
B-970
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putu Sudarsana; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Jaslis Ilyas, Mieke Savitri, Chairulsjah Sjahruddin, I Gede Made Arnata
Abstrak: Abstrak Kepatuhan terhadap pengobatan merupakan faktor penting dalam kesehatan lanjutan dan kesejahteraan pasien, kepatuhan dan ketaatan juga prasyarat untuk keefektifan pengobatan berdasarkan formularium yang telah ditentukan. Pengetahuan dokter pada formularium Rumah Sakit diperoleh dari buku maupun dari orang lain. Tindakan ini akan berpengaruh terhadap keputusan seorang dokter dalam menuliskan resep. Penelitian ini merupakan penelitian korelatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan keyakinan terhadap kepatuhan dalam menulis resep sesuai formularium dengan jumlah sampel 62 responden dan teknik pengambilan sampel total sampling. Kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan data sudah dilakukan uji reliabilitas dan validitas Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan keyakinan dengan kepatuhan dalam penulisan resep sesuai dengan formularium dengan p-value < 0,05. Hasil uji multivariat dengan regresi logistik menunjukkan keyakinan merupakan variabel yang paling dominan dengan p-value 0,004 < 0,05 dengan OR 7, 227 lebih tinggi dibandingkan variabel pengetahuan (OR:4,446) dan sikap (OR: 4,244). Hal ini berarti keyakinan sebanyak 7,227 meningkatkan kepatuhan dalam penulisan resep sesuai formularium. Pendidikan seorang dokter yang diperoleh pada tingkat tertentu akan mempengaruhi tindakan yang berdasar pada kemampuan intelektual. Sikap seorang dokter yang menggambarkan suka atau tidak suka terhadap formularium rumah sakit. Sikap ini diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman dokter lain. Keyakinan merupakan suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Keyakinan seorang dokter terhadap obat yang diperoleh dari orang yangdapat dipercaya, hal ini merupakan bagian yang sulit dirubah. Key word: Pengetahuan, sikap, keyakinan dan kepatuhan dalam menulis resep sesuai Formularium Abstract Adherence to treatment is an important factor in continued health and patient wellbeing, adherence are also prerequisites for the effectiveness of treatment based on established formularies. The doctor's knowledge on hospital formulary is obtained from books as well as from others. This action will affect the decision of a doctor in prescribing. This research is a correlative research that aims to determine the relationship of knowledge, attitudes and beliefs to compliance in prescribing recipes according to formulary with a total sample of 62 respondents and total sampling technique. Questionnaires used to obtain the data have been tested reliability and validity The results showed that there was a significant correlation between knowledge, attitude and belief with compliance in prescribing writing in accordance with formulary with p-value <0,05. The result of multivariate test with logistic regression showed that belief was the most dominant variable with pvalue 0.004 <0.05 with OR 7,227 higher than the knowledge variable (OR: 4,446) and attitude (OR: 4,244). This means belief as much as 7,227 improves compliance in prescribing writing according to formulary. The education of a physician acquired at some level will influence actions based on intellectual ability. The attitude of a doctor who describes likes or dislikes hospital formulary. This attitude is derived from the experience itself and the experience of other doctors. Belief is an attitude that is shown by man when he feels quite know and conclude that he has reached the truth. Because beliefs are an attitude, one's beliefs are not always true or, beliefs alone are not a guarantee of truth. A physician's belief in drugs obtained from a trusted person, this is a difficult part to change. Key words: Knowledge, attitudes, beliefs and compliance in writing appropriate recipes formulary
Read More
B-2027
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dinda Prita Vaudika; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Kurnia Sari, Lila Miryam
S-6141
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evita Mutia Anggriani; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Puput Oktamianti, Amila Megraini, Nur' Aini
Abstrak:

Rumah sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto merupakan rumah sakit rujukan tertinggi bagi Rumah Sakit TNI diseluruh penjuru nusantara, Salah satu pelayanan di Rumah Sakit Gatot Soebroto adalah Instalasi Gawat Darurat yang merupakan pintu  gerbang terdepan pelayanan di Gatot Soebroto. Salah satu standart dan prosedur adalah pelaksanaan Triase di Instalasi Gawat Darurat yaitu menyeleksi dan menilai kegawat daruratan dari setiap pasien untuk segera dapat diberikan pertolongan sesuai dengan tingkat kegawatan dan kedaruratan kemudian dicatat hasil pemeriksaan pada lembaran gawat darurat. Dari pengamatan awal membeikan hasil yang tidak sesuai dengan standar dan prosedur Triase yaitu  tidak adanya keberadaan  petugas Triase yaitu dokter dan perawat di ruangan Triase, ketidaktepatan  kehadiran  jam pelayanan petugas Triase, ketidak lengkapan pengisian daftar registrasi pasien baru datang ke Instalasi gawat darurat. Dalam  penelitian ini dilakukan pengamatan mengenai faktor individu, psikologis dan organisasi terhadap kepatuhan petugas Triase terhadap standar  dan prosedur Triase di IGD. Setelah dilakukan uji regresi linier sederhana dan  uji t independent maka dapat disimpulkan bahwa umur perawat, pengetahuan dokter dan perawat, pelatihan dokter dan perawat, komitmen pimpinan dokter dan kecukupan sarana dari segi perawat ada hubungan /perbedaan dengan kepatuhan petugas dalam melaksanakan standar dan prosedur Triase. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan yang ada di Triase perlu diupayakan petugas Triase selalu berada di area Triase karena Triase merupakan pintu utama untuk penanganan pasien di IGD.Studi ini juga menganjurkan agar komitmen pimpinan terhadap petugas Triase lebih ditingkatkan sehinggan dapat meningkatkan motivasi petugad Traise untuk patuh terhadap standard an prosedur Triase dengan harapan pelayanan yang diberian sesuai dengan standar yang ada dan dapat dipertanggung jawabkan.


 Central Army Hospital Gatot Subroto is the highest referral hospital, one service at Gatot Subroto Hospital Emergency Room is the gateway leading service in the Gatot Subroto. One is the implementation of standards and procedures in the unit Emergency Department Triage of selecting and assessing kegawat daruratan from each patient for immediate relief may be granted in accordance with the level of severity and emergency then recorded the results of the examination in the emergency sheet. From initial observations results inconsistent with the standards and procedures is not the existence of Triage Triage officers are doctors and nurses in the room Triage, inaccuracies Triage officer attendance at services, lack of charging lengkapan registration list of new patients coming to the emergency installation. In this study observations on individual factors, psychological and organizations for compliance officers to standards and procedures Triage Triage in the emergency room. After a simple linear regression test and independent t tests it can be concluded that the age of nurses, doctors and nurses the knowledge, training doctors and nurses, physician leadership commitment and the adequacy of existing nursing facilities in terms of the relationship / differences with the compliance officer in implementing standards and procedures Triage. To maintain and improve the quality of existing services need to be pursued in the Triage  officer is always in the area because of  Triage is the main entrance to the handling of patients in this IGD.Studi also recommends that the leadership's commitment to enhanced sehinggan Triage officers may increase the motivation  to officerTraige standards and procedures to Triage the hope diberian services in accordance with existing standards, and reliable.

Read More
B-1387
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayu Sahara; Pembimbing; Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Anhari Achadi, Habib Priyono
S-6891
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive