Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 26472 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ayu Ummu Islamee; Pembimbing: Ratna Djuwita Hatma; Penguji: Renti Mahkota, Rustika
S-5437
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farah Fitrania; Pemb. Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Renti Mahkota, Rustika
S-5447
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Randy Elbert; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Yovsyah, Soewarta Kosen
Abstrak:
Penyakit kardiovaskular juga merupakan penyebab utama kematian secara global. Di Indonesia, penyakit kardiovaskular mengalami peningkatan prevalensi setiap tahunnya dan menempati peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian terutama pada usia produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit kardiovaskular pada penduduk usia produktif di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukan prevalensi penyakit kardiovaskular pada penduduk usia produktif di Provinsi DI Yogyakarta pada tahun 2018 adalah sebesar 2,7%. Faktor yang berhubungan secaara statistik dengan kejadian penyakit kardiovaskular yaitu umur (POR = 4,615; 95% CI: 3,489-6,104), jenis kelamin (POR = 0,751; 95% CI: 0,566-0,995), tingkat pendidikan (POR = 1,405; 95% CI: 1,064 – 1,855), hipertensi (nilai POR = 2,391; 95% CI: 1,810-3,158), diabetes melitus (POR = 8,531; 95% CI: 5,899 – 12,337), status merokok (POR = 1,979; 95% CI: 1,327-2,950; dan POR = 2,794; 95% CI: 1,738-4,492), obesitas (POR = 1,630; 95% CI: 1,206 - 2,204), aktivitas fisik (POR = 1,968; 95% CI: 1,292 – 2,999), gangguan mental emosional (POR = 2,344; 95% CI: 1,661 – 3,307), konsumsi makanan asin (POR = 0,693; 95% CI: 0,519 – 0,927), dan konsumsi makanan lemak/kolesterol/gorengan (POR = 0,698; 95% CI: 0,517 – 0,944). Sementara itu, konsumsi buah dan sayur serta konsumsi alkohol tidak berhubungan secara statistik dengan kejadian penyakit kardiovaskular. Optimalisasi program pengendalian PTM seperti CERDIK dapat membantu pencegahan kejadian penyakit kardiovaskular.

Cardiovascular disease is the leading cause of death globally. In Indonesia, cardiovascular disease has an increasing prevalence every year and ranks highest as a cause of death, especially in productive age. This study aims to determine the factors associated with the incidence of cardiovascular disease in the productive age population in the Special Region of Yogyakarta based on data from the 2018 Basic Health Research. The design of this research study was cross-sectional with bivariate analysis. The results showed that the prevalence of cardiovascular disease in the productive age population in Yogyakarta Province in 2018 was 2.7%. Statistically related factors to cardiovascular disease incidence were age (POR = 4.615; 95% CI: 3.489-6.104), sex (POR = 0.751; 95% CI: 0.566-0.995), education level (POR = 1.405; 95% CI: 1.064 – 1.855), hypertension (POR value = 2.391; 95% CI: 1.810-3.158), diabetes mellitus (POR = 8.531; 95% CI: 5.899 – 12.337), smoking status (POR = 1.979; 95% CI: 1.327-2.950; and POR = 2.794; 95% CI: 1.738-4.492), obesity (POR = 1.630; 95% CI: 1.206 - 2.204), physical activity (POR = 1.968; 95% CI: 1.292 – 2.999), mental emotional disorders (POR = 2.344; 95% CI: 1.661 – 3.307), consumption of salty foods (POR = 0.693; 95% CI: 0.519 – 0.927), and consumption of fat/cholesterol/fried foods (POR = 0.698; 95% CI: 0.517 – 0.944). Meanwhile, fruit and vegetable consumption and alcohol consumption were not statistically associated with the incidence of cardiovascular disease. Optimization of NCD control programs such as CERDIK can help prevent cardiovascular disease events.
Read More
S-11246
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rudini; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Yovsyah, Evy Nuryana
Abstrak: Jumlah jamaah haji Indonesia yang menunaikan haji di Arab Saudi setiaptahun adalah yang terbanyak. Jumlahnya adalah seperlima dari seluruh jamaahdidunia yang berhaji di Arab Saudi dengan rata-rata per tahun setidaknya lebihdari 200.000 jamaah haji. Banyaknya jumlah jamaah haji diikuti juga tingginyainsiden kematian dibandingkan dengan negara islam lainnya. Studi ini bertujuanuntuk mengetahui insiden kematian jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/1436 H beserta faktor risikonya.Desain penelitian dengan cohort retrospektif dimana variabel independenberupa usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status risiko tinggi, menderitapenyakit sistem sirkulasi dan respirasi. Data dianalisis dengan analisis univariatuntuk mengetahui distribusi frekuensi variabel yang ada dan analisis bivariatmenggunakan chi square dengan nilai pengamatan di nyatakan dalam nilai pdengan tingkat kemaknaan () 5% dan CI 95%. Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H. Sampelmenggunakan seluruh populasi dengan kriteria inklusi terdaftar dalam SiskohatkesKemenkes RI pada pemeriksaan akhir di embarkasi keberangkatan serta data yangada terisi lengkap yaitu sejumlah 148.049 jamaah haji.Penelitian ini mendapatkan angka insiden kematian yang terjadi padajamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H sebesar 4,3 per 1.000jamaah haji. Dimana usia lanjut (> 61 tahun) memiliki risiko 16,8 kali (95% CI:11,6-25,5), pensiunan 14,76 kali (95% CI: 10,8-20,2), pendidikan rendah 2,13 kali(95% CI: 1,67-2,71), berusia > 60 tahun dan memiliki paling sedikit satu riwayatpenyakit 9,62 kali (95% CI: 7,12-13,04), menderita penyakit sistem sirkulasi 2,52kali (95% C: 2,12-3,00), dan menderita penyakit sistem respirasi 3,20 kali (95%CI: 2,27-4,48) untuk mengalami kematian pada jamaah haji reguler Indonesia.Untuk itu diperlukan upaya yang lebih baik lagi untuk menurunkan insidenkematian dengan optimalisasi pembinaan kesehatan jamaah haji sebelumkeberangkatan terutama yang mempunyai status risiko tinggi seperti usia lanjut,pendidikan menengah kebawah, menderita penyakit sirkulasi atau respirasi.Disamping itu pentingnya edukasi agar jamaah haji mengoptimalkan pemanfaatanlayanan kesehatan yang ada serta berperilaku hidup bersih dan sehat.Kata Kunci : Jamaah Haji, Insiden Kematian, cohort retrospektif.
Read More
S-9032
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lilyana; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Rustika
S-5426
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eko Taufik Zulfikar; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Yovsyah, Eka Jusup Singka
Abstrak: Ischemic heart disease adalah salah satu penyebab kematian pada jemaah haji Indonesia. Berdasarkan hasil surveilans yang dilakukan oleh Pusat Kesehatan Haji Tahun 2015, kematian akibat ischemic heart disease sebanyak 20,76% dari total kematian akibat Cardiovascular Diseases. Tujuan penelitian untuk mengkaji faktor yang berhubungan dengan kematian akibat ischemic heart disease pada jemaah haji Indonesia Tahun 2015M/1436H meliputi faktor usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi, riwayat dislipidemia dan riwayat diabetes mellitus. Penelitian dilakukan di Pusat Kesehatan Haji pada Bulan April - Juni 2016.
 
Desain studi yang digunakan adalah Case Control menggunakan data sekunder jemaah haji Indonesia (Siskohatkes) dengan jumlah sampel 250 orang terdiri dari kasus (50 orang) dan kontrol (200 orang), dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan menampilkan nilai OR dan 95% CI.
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia lanjut (≥60 tahun) memiliki risiko 2,471 kali (95% CI:1,256-4,861), riwayat hipertensi memiliki risiko 1,924 kali (95% CI: 1,018-3,635), riwayat dislipidemia memiliki risiko 5,054 kali (95% CI:2,169-11,775) dan riwayat diabetes mellitus memiliki risiko 3,782 kali (95% CI:1,693-8,450) untuk mengalami kematian akibat ischemic heart disease pada jemaah haji di Arab Saudi. Pada jemaah usia lanjut (≥ 60 tahun) dan memiliki riwayat ischemic heart disease untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan rajin memeriksakan kesehatan agar dapat menurunkan faktor risiko kematian.
 

Ischemic heart disease is one of causes of mortality on Indonesia pilgrims. Based on the results of surveillance done by the central government pilgrim health 2015 M, a death resulting from ischemic heart disease as many as 20,76% of the total death from cardiovascular diseases. Research objectives to assess factors that deals with death from ischemic heart disease on Indonesia pilgrims of 2015 M / 1436 H, covering factors age, sex, the acts of hypertension, the acts of dislipidemia and the acts of diabetes mellitus. The research was done at the center for health hajj in April - June 2016.
 
Design study used is case control use secondary data Indonesia pilgrims (Siskohatkes) with the sample of the 250 people consisting of a case (50 people) and control (200 people), analyzed use thest chi-square and display value OR and 95% CI.
 
The research results show that age (≥60 years) risk having 2,471 times (95% CI:1,256-4,861), the acts of hypertension risk having 1,924 times (95% CI: 1,018-3,635), the acts of dislipidemia risk having 5,054 times (95% CI:2,169-11,775) and the acts of diabetes mellitus risk having 3,782 times (95% CI:1,693-8,450) to undergo death from ischemic heart disease on Indonesia pilgrims in Saudi Arabia. In the Indonesia pilgrims age (≥60 years) and having the acts of ischemic heart disease to keep healthy lifestyle and diligent health check to lower risk factors death.
Read More
S-9033
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Junaedi; Pemb. Ratna Djuwita; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Yovsyah, Eulis Wulantari, M. Sugeng Hidayat
T-3921
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chaerul Basri; Nuning M Kiptiyah; Penguji: Ratna Djuwita, Endang Burni P., Didik Supriyono
Abstrak:

Penyakit antraks atau yang sering dikenal juga sebagai penyakit radang limpa, radang kura, miltbrand, miltvuur atau splenic fever merupakan salah satu zoonosis utama di hampir seluruh negara di dunia. Berdasarkan gejala klinis yang ditimbulkan, dikenal 3 tipe penyakit antraks yaitu antraks tipe kulit atau cutaneus anthrax, antraks tipe pencernaan atau gastrointestinal anthrax dan antraks tipe pernapasan atau pulmonary anthrax. Setiap tahun diperkirakan terjadi sekitar 2,000 - 20.000 kasus antraks pada manusia secara global di seluruh dunia dan sebagian besar merupakan antraks tipe kulit. Penyakit antraks tipe kulit mencapai 90% dari seluruh kejadian infeksi antraks di seluruh dunia. Di Indonesia selama periode tahun 2002-2006 ditemukan 282 kasus antraks pada manusia dengan kematian 20 kasus, Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menyebutkan selama periode tahun 2001 hingga tahun 2007 di Kabupaten Bogor pada manusia telah terjadi 97 kasus penyakit antraks dengan kematian mencapai 8 .orang atau CFR yang mencapai 8,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit antraks tipe kulit pada manusia di Kabupaten Bogor. Desain yang dirancang untuk mencapai tujuan penelitian ini menggunakan desain penelitian epidemiologi observasional kasus kontrol. Kasus dalam penelitian diambil dari catatan penderita penyakit antraks tipe kulit di Puskesmas dan dinyatakan positif terinfeksi bakteri antraks berdasarkan pemeriksaan serologis Laboratorium Balivet Bogor. Kontrol diperoleh dari penduduk Kabupaten Bogor yang tinggal pada Rukun Tetangga (RT) yang sama dengan orang yang didiagnosis sebagai penderita penyakit antraks tipe kulit dan tidak menunjukkan gejala-gejala klinis penyakit antraks tipe kulit. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur dan observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri dibantu oleh Staf Puskesmas Kabupaten Bogor. Analisis data melalui tiga tahapan yaitu univariat untuk analisis distribusi frekuensi, biavariat dengan uji Chi-square, serta analisis muitivariat dengan pendekatan regresi logistik model prediksi. Seluruh analisis diproses dengan menggunakan software SPSS 13,0 dan SAS 9,1. Faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit antraks tipe kullt adalah memegang hewan rentan yang memiliki OR=6,648 (95% CI=2,914-15,167) dan variabel menangani daging yang memiliki OR=5,318 (95% CI: 1,801-15,702). Logit kejadian penyakit antraks tipe kufit = -0.1857 + 0,9472 memegang hewan rentan + O,8355 menangani daging. Berdasarkan penelitian ini disarankan agar masyarakat yang memegang temak atau menangani daging yang berasal dari daerah 'endemis diharapkan memproteksi dirinya dengan menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan dan sepatu boot. Perlu disosialisasikan kepada masyarakat mengenai gejala dan akibat yang ditimbulkan dari penyakit antraks pada hewan. Selain itu, kepada pemilik hewan ternak tidak diperbolehkan memotong paksa hewan ternak yang sakit karena dapat menyebarkan kuman antraks. Upaya meminimalisasi kontak antara masyarakat dengan hewan ternak rentan dapat diupayakan dengan melakukan restrukturisasi peternakan dengan memisahkan kawasan pemukiman dan kawasan sentra peternakan.


Anthrax disease or well known as spleenitis, kura inflammation, miltbrand, miltvuur or spleenic fever is one of important zoonotic disease in almost the entire country of the world. Based on clinical signs was emerged, it famed 3 types of anthrax disease namely skin type or cutaneous anthrax, digestive type or gastrointestinal anthrax and respiratory type or pulmonary anthrax. Every year 2000 - 20000 cases of anthrax disease were occurred in human in entire world and most of parts are skin type or cutaneous anthrax, Skin type of anthrax disease was reached 90% from entire infection of anthrax in the world, In Indonesia for along 2002-2006 periods has found 282 cases of anthrax in human with 20 cases death. Health Service Bogor District reported that along period 2001-2007 in Bogor District occurred 97 human cases of anthrax disease with 8 death or CFR 8.2%. This research is aim to know several of risk factors which are related with occurrence of skin type of anthrax disease in Bogor district for 2003 - 2007.. The research was designed to reach out for the goal of this research is use case Control epidemiological research design. Case of this research is taken from victim of skin type of anthrax disease record in Puskesmas (Center for Health Services) and clarified as positive infected by anthrax bacterial based on laboratory serological examination in Balitvet Bogar. Control is taken from inhabitant in Bogor district which are live in the same area with people who is diagnose as a victim of skin type of anthrax disease and do not showed clinical signs of skin type of anthrax disease. Data collection is done through by structured interview and observation which is doing by researcher itself and assisted by Puskesmas Staff in Bogor District. Analysis data is done trough three steps that are univariate for analysis of frequency distribution, bivariate with Chi-square and also multivariate analysis with prediction model of logistic regression approaches. All analysis processed by SPSS 13.0 and SAS 9.1 The risk factors which are related with occurrence of skin type of anthrax disease are holding susceptible animal with OR=6.648 (9S% CI=2.914-15.l67) and variable of meat handling with OR=5.318 (95% CI= 1.801 -15.702). Logit of occurrence of skin type of anthrax disease = -0.1857 + 0.9472 holding susceptible animal + 0.8355 meat handling. According to this research is suggested in order that societies who are hold their livestock or handled the meat which come from endemic area is able to protect them with coverall such as glove and boot. It is necessary to socialize the societies about clinical signs and the consequences from anthrax disease in animals. Beside that. the livestock owners have not allowed to slaughter by forced sick animals since it will be able to spread anthrax organism. Minimalism contact between society and susceptible animals can be done by restructures of animal husbandry and separated the settlement area from central of animal husbandry area as efforts.

Read More
T-2990
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widawati; Pembimbing: Lukman Hakim Tarigan; Penguji: Krisnawati Bantas, Fitriani Manan
S-5577
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Prillia Syafira Liani; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Helda, Edi Supriyatna
S-9960
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive