Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34939 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nina Fentiana; Pembimbing: Trini Sudiarti; PengujI: Kusharisupeni, Kusdinar Achmad, Iip Syaiful, Dyah Santi
Abstrak: Abstrak

Obesitas di usia remaja berkaitan dengan morbiditas, mortalitas, dan peningkatan risiko bahaya penyakit kronis juga penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, gangguan orthopedik dan penyakit jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan lemak sebagai faktor dominan terjadinya obesitas pada remaja (16-18 tahun) di Indonesia tahun 2010. Rancangan penelitian adalah cross sectional (potong lintang) dengan mengolah data Riskesdas tahun 2010 pada bulan Oktober-November 2011. Jumlah sampel sebanyak 12.081 orang remaja. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square (bivariat) dan regresi logistik ganda (multivariat).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja di Indonesia tahun 2010 sebesar 1,5%. Hasil uji chi square (bivariat) menunjukkan ada perbedaan proporsi kejadian obesitas antara remaja dengan asupan energi lebih dan remaja dengan asupan energi tidak lebih.

Hasil analisis bivariat juga menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga, dan tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita dengan kejadian obesitas remaja. Asupan lemak adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan obesitas remaja setelah dikontrol variabel asupan energi, jenis kelamin, pekerjaan kepala keluarga, dan tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan (sosioekonomi). Hasil penelitian menyarankan mengurangi asupan lemak sebagai upaya pencegahan obesitas pada remaja.


Obesity in adolescence associated with morbidity, mortality, and increased risk of chronic disease is also danger of non-communicable diseases such as diabetes mellitus type 2, hypertension, orthopedic disorders and heart disease. The aim of this study is knowing fat intake as dominant factor of obesity in adolescents (16- 18 years) at Indonesia in 2010. Design of this study is a cross sectional and processing the data of Riskesdas 2010 in October-November 2011. The size of sample are 12.081 adolescents. Processing and data analysis using chi square test (bivariate) and multiple logistic regression (multivariate).

The results showed that the prevalence of obesity in adolescents Indonesia in 2010 is 1.5%. The results of chi square test (bivariate) showed have difference in the proportion of the incidence of obesity among adolescents with higher energy intake and energy intake of adolescents with no more.

The results of bivariate analysis also concluded significant association between sex, occupation head of the family, education head of the family, and the level of household expenditure per capita with the incidence of obese adolescents. Fat intake as dominant factor of obesity in adolescents having controlled variable energy intake, sex, occupation head of the family, and the level of household expenditure per capita per month (socioeconomic). The results of this study are suggested to reduce fat intake as a obesity prevention efforts.

Read More
T-3492
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rosyda Dianah; Pembimbning: Endang L. Achadi; Penguji: Kusdinar Achmad, Yvonne M. Indrawani, Dodik Briawan, Anies Irawati
T-3363
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ratu Tatya Rachman; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Diah M. Utari, Yunita
S-7953
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fauza Rizqiya; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Eti Rohati, Yuni Zahraini
T-4321
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Afrah; Permbimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Triyanti, Ika Permatasari
Abstrak:
Beban ganda malnutrisi overweight/obesitas dan anemia adalah koeksistensi kekurangan gizi (anemia defisiensi besi) bersama dengan kelebihan berat badan atau obesitas di dalam satu individu. Remaja overweight/obesitas berisiko mengalami penyakit tidak menular, menurunkan fungsi kognitif, menjadi malas, serta kurang aktif yang akan menambah beban kesehatan dan beban ekonomi sosial kedepannya. Remaja anemia defisiensi besi berisiko mengalami hasil kehamilan buruk (berat badan lahir rendah, prematuritas, kematian neonatal dan bayi) dan produktivitas kerja yang rendah dan prestasi belajar yang rendah. Individu dengan obesitas menyerap lebih sedikit besi daripada individu dengan IMT normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi, faktor-faktor yang berhubungan, dan faktor dominan kejadian beban ganda malnutrisi overweight/obesitas dan anemia intraindividu pada remaja usia 10-19 tahun di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional dengan menggunakan data Riskesdas 2018. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan chi square dan regresi logistic sederhana, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Hasil menunjukan bahwa prevalensi beban ganda malnutrisi overweight/obesitas dan anemia pada remaja adalah 2,9%. Analisis bivariat juga menunjukan adanya hubungan antara jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, tingkat Pendidikan ayah dan ibu dengan beban ganda (p-value < 0,05). Analisis multivariat menunjukan bahwa jenis kelamin perempuan merupakan faktor dominan kejadian beban ganda ini (p-value=0,000; OR: 1,931; 95% CI: 1,4-2,6). Bagi remaja perempuan sebaiknya rutin melakukan pengukuran Hb agar anemia terdeteksi. Dapat juga dibuatkan program pemeriksaan Hb rutin pada UKS sekolah, dengan begitu konsumsi TTD juga bisa terkontrol. Bagi remaja yang tinggal di wilayah perkotaan yang lebih berisiko karena kondisi remaja di wilayah perkotaan lebih banyak konsumsi makanan tinggi lemak dan padat energi, perlu lebih memerhatikan makanan yang dikonsumsi. Bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, bisa menggunakan metode 24h recall untuk variable konsumsi agar dapat lebih menggambarkan konsumsi responden.

The double burden of overweight/obesity malnutrition and anemia is the coexistence of malnutrition (iron deficiency anemia) together with being overweight or obese within a single individual. Overweight/obese adolescents are at risk of experiencing non-communicable diseases, decreasing cognitive function, becoming lazy, and inactive which will add to the health burden and social-economic burden in the future. Adolescents with iron deficiency anemia are at risk of experiencing poor pregnancy outcomes (low birth weight, prematurity, neonatal and infant mortality) and low work productivity and low academic achievement. Individuals with obesity absorb less iron than individuals with normal BMI. This study aims to determine the prevalence, associated factors, and dominant factors in the double burden of malnutrition overweight/obesity and intraindividual anemia among adolescents aged 10-19 years in Indonesia. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design using Riskesdas 2018 data. The data analysis used was univariate analysis, bivariate analysis using chi square and simple logistic regression, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results show that the prevalence of the double burden of malnutrition, overweight/obesity and anemia in adolescents is 2.9%. Bivariate analysis also showed that there was a relationship between gender, area of residence, educational level of fathers and mothers with a double burden (p-value <0.05). Multivariate analysis showed that female gender was the dominant factor for this double burden (p-value=0.000; OR: 1.931; 95% CI: 1.4- 2.6). For teenage girls, it is better to routinely measure Hb so that anemia can be detected. A program for routine Hb checks can also be made at school health unit, so that the consumption of iron supplements can also be recorded. For adolescents who live in urban areas who are more at risk because population in urban areas consumes more high-fat and energy-dense foods, it is necessary to pay more attention to the food consumed. For the Health Research and Development Agency, the 24h recall method can be used for the consumption variable in order to better describe the respondent's consumption.
Read More
S-11399
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erna Rosmanindar; Pembimbing: Yvonne Magdalena Indrawani; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Fatmah Yusron, Lucya Veronica Pardede, Fajrinayanti
T-4059
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dania Anisa Dersyaninda D. H.; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Anies Irawati
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi overweight dan obesitas pada remaja serta faktor-faktor yang berkaitan (sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis). Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat faktor dominan yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian cross sectional ini menggunakan data IFLS-5 tahun 2014-2015 dengan total responden sebanyak 2684 orang remaja. Uji chi-square digunakan untuk melihat hubungan antara faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis dengan overweight dan obesitas remaja. Faktor dominan ditentukan dengan menggunakan uji regresi logistik.
Read More
S-10630
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
RikaSoraya; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Ahmad Syafiq, Ratu Ayu Dewi Sartika, Hera Nurlita, Hera Ganefi
Abstrak: Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak dalam adiposa yang terdapat didalam tubuh, dipengaruhi oleh gaya hidup, lingkungan serta faktor genetik yang menyebabkan gangguan kesehatan. Masalah obesitas dapat terjadi pada anak-anak, remaja dan dewasa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan obesitas pada remaja SMA terpilih di Kota Bandung Tahun 2017. Rancangan penelitian cross sectional dengan menggunakan data primer dan sampel 227 orang. Pengolahan data dan analisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian didapatkan ada 21,1 % remaja obesitas. Hasil bivariate menunjukkan ada hubungan antara riwayat obesitas keluarga (p=0,026), berat badan lahir (p=0,032), kebiasaan sarapan (p=0,004), status gizi ibu (p=0,001), status gizi ayah (p=0,009) dengan obesitas remaja. Analisis multivariat didapatkan asupan energi merupakan faktor dominan dengan nilai Odds Ratio (OR) pada variabel ini 7,222 (95% CI : 1,145-45,549) artinya remaja yang memiliki asupan energi lebih mempunyai risiko 7,2 kali mengalami obesitas setelah dikontrol variabel kebiasaan sarapan, status gizi ibu, status gizi ayah, usia partus ibu, berat badan lahir, uang saku, pengetahuan gizi dan pendidikan ayah. Diharapkan remaja lebih memperdulikan tentang asupan gizi nya sehingga dapat terhindar dari masalah kesehatan Kata kunci : remaja, asupan energi, berat lahir, obesitas Obesity is the condition of excess fat in the adiposa tissue, which influenced by lifestyle, environment and genetic factors that cause health problems. Obesity problems can occur in children, adolescents and adults. The purpose of this study to determine the most factors are associated with obesity in selected high school adolescents in Bandung 2017. This study was cross sectional design using primary data and with 227 adolescents. Analysis data used chi-square test and multiple logistic regression. The study showes there was 21.1% adolescent obesity. The result of bivariate showed association between family obesity history (p = 0,026), birth weight (p=0,032), breakfast habits (p = 0,004), fat intake (p = 0,03) maternal nutritional status (p = 0,001), father's nutritional status (p = 0,009) with adolescent obesity. Multivariate analysis found that energy intake associated with adolescent obesity (p = 0,035) and OR 7,222 (95% CI: 1,145-45,549) mean that adolescents who had high energy intake may increase the risk of obesity 7,222 times after controlled variable breakfast habits, mother's nutritional status, father's nutritional status, maternal age, birth weight, pocket money, education nutrition, father education.It is expected that adolescents more concerned about nutritional intake to avoid health problems Keywords:adolescent,birth weight, energy intake, obesity
Read More
T-5021
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurillah Amaliah; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Engkus Kusnidar Achmad, Kusharisupeni, Abas Basuni Jahari, Eman Sumarna
Abstrak:

Menarche adalah menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang remaja putri. Menarche yang semakin dini memungkinkan remaja lebih cepat bersentuhan dengan kehidupan seksual sehingga kemungkinan untuk hamil dan menjadi ibu semakin besar. Menarche dini memberikan dampak terjadinya obesitas pada saat dewasa. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel yang berhubungan dengan status menarche, mengetahui hubungan status gizi dengan status menarche dan juga hubungan status gizi dengan status menarche pada remaja (usia 10-15 tahun) di Indonesia apakah dipengaruhi oleh asupan energi, keadaan sosial ekonomi keluarga, wilayah tempat tinggal dan usia menarche ibu. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah remaja usia 10–15 tahun. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil Riskesdas tahun 2010 yang dilakukan oleh Balitbangkes, KemKes RI.  Penelitian dilakukan bulan Mei – Juni 2011 di FKM - UI. Analisis data dilakukan untuk semua variabel, bivariat dan stratifikasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 6802 responden (usia 10-15 tahun) di Indonesia sebesar 20,8% (1418 responden) sudah mengalami menarche dengan rata-rata usia menarche adalah 12,74±1,19 tahun. Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan status menarche dengan nilai OR 1,940. Berdasarkan hasil analisis stratifikasi, tidak ada variabel confounder dalam hubungan antara status gizi dengan status menarche. Uji efek modifikasi juga menghasilkan tidak ada variabel yang berinteraksi pada hubungan antara status gizi dengan status menarche. Status gizi merupakan faktor utama yang berhubungan dengan status menarche, maka yang berkaitan dengan status gizi adalah konsumsi makanan sebagai asupan gizi remaja putri yang perlu mendapat perhatian utama. Oleh karena itu disarankan untuk memasyarakatkan dan menerapkan PUGS melalui sekolah dan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja diberikan sedini mungkin. Daftar bacaan : 51 (1985-2011) Kata kunci : menarche, status gizi, remaja


 Menarche is the first time menstruation experienced by girl. Early menarche allows a faster teenager in touch with her sex lives so the chances of teens to get pregnant and become a mother getting bigger. Early menarche impact obesity in adult. The study aims to know the description of variables related to menarche status, to know the association between nutritional status and menarche status and also the association between nutritional status and menarche in adolescent (aged 10-15 years) in Indonesia whether influenced by energy intake, family socio-economic situation, area of residence, and maternal age of menarche. This study was conducted with a quantitative approach and cross sectional design. The sample of study was girls aged 10-15 years. The data in this study is secondary data of Riskesdas in 2010 conducted by the National in Health Research and Development, Ministry of Health. The study was conducted in MayJune 2011 in the Faculty of Public Health – University of Indonesia, Depok – West Java. Data analysis are performed univariate, bivariate, and stratification. The study found that from 6802 respondents (aged 10-15 years) in Indonesia, 20,8% (1418 respondents) had experienced menarche with an average of menarche was 12,74±1,19 years. There is a significant association between nutritional status and menarche status with OR value 1,940. Based on stratification analysis, there is no confounder variables in association between nutritional status and menarche status. Modification effect test also shows there is no variable interact in association nutritional status and menarche status. Nutritional status is the major factor associated with menarche status, so that factor associated to nutritional status that is consumption of food as girl nutrient intake should receive primary attention. It is therefore advisible to promote and implement General Guidelines of Balance Nutrition through school and adolescent reproductive health knowledge should be given as early as possible. Reference : 51 (1985-2011) Key words : menarche, nutritional status, adolescents

Read More
T-3326
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Abstrak: Obesitas sentral merupakan kondisi dimana terjadi penumpukkan lemak di bagian perut. Obesitas sentral berhubungan dengan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus tipe II, hipertensi, dislipidemia, sindrom metabolik, dan kanker. Prevalensi obesitas sentral diketahui meningkat baik di negara maju dan negara berkembang. Sebanyak 40,2% individu di dunia diperkirakan mengalami obesitas sentral. Indonesia termasuk negara berkembang dengan peningkatan prevalensi obesitas sentral dengan peningkatan dari tahun 2007, 2013, dan 2018 menurut data Riskesdas berturut- turut sebesar 18%, 26% , dan 31%. Peningkatan obesitas sentral dikaitkan dengan perkembangan ekonomi dan urbanisasi yang menyebabkan perubahan tidak menguntungkan dalam kebiasaan konsumsi makanan berkalori tinggi dan minuman manis, aktivitas fisik, perilaku sedentari, dan stres. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi obesitas sentral di daerah perkotaan lebih tinggi dari prevalensi nasional, yaitu sebesar 35%. Penelitian bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaan Indonesia. Terdapat sebanyak 194.049 responden Riskesdas 2018 yang dilibatkan dalam penelitian.. Analisis data menggunakan uji bivariat chi-square dan uji multivariat regresi logistik ganda pada perangkat pengolah data. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat 15 variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas sentral, diantaranya: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status pernikahan, gangguan mental emosional, konsumsi makanna manis, konsumsi minuman manis, konsumsi makanan berlemak/gorengan, konsumsi softdrink, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok (p-value <0,05). Jenis kelamin perempuan diketahui sebagai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaa Indonesia (p-value 0,0005). OR dari kejadian obesitas sentral lebih tinggi 4,060 (95%CI: 3,947-4,175) kali pada kelompok responden berjenis kelamin perempuan, setelah dikontrol oleh variabel lainnya. Dengan demikian, masyarakat di wilayah perkotan, khususnya perempuan, dihimbau untuk lebih meningkatkan kesadaran terkait obesitas sentral . Masyarakat dihimbau untuk dapat mengurangi konsumsi makanan berisiko, melakukan olahraga secara teratur, menghindari stres, dan menghindari perilaku merokok dan konsumsi alkohol. Instansi kesehatan diharapkan dapat membantu masyarakat dengan memberikan edukasi gizi dan promosi keseatan terkait obesitas sentral.
Read More
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive