Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34658 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Annisa Khairunnisa; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penuguji: Engkus Kusdinar Achmad, Ishiko Heriatno
S-7547
Depok : FKMUI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Annisa Khairunisa; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Ishiko Herianto
Abstrak: Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang berhubungan dengan nafsu makan kurang pada pasien hemodialisis di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan nafsu makan kurang pada pasien hemodialisis di RSPAD Gatot Soebroto. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan pada bulam April-Juni 2012 dengan metode wawancara pengisian kuisioner. Data yang dikumpulkan terdiri dari kondisi nafsu makan, karakteristik pasien (jenis kelamin dan usia), gejala gangguan gastrointestinal, perubahan sensasi pengecapan dan penciuman, lama hemodialisis, depresi, dan ansietas.
Read More
S-7337
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Christoper Bagus Rijadi; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Trini Sudiarti, Ishiko Herianto
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang hubungan usia, jenis kelamin, penampilan makanan, rasa makanan, menu makanan, penyajian makanan, dan pelayanan penyaji dengan daya terima makanan lunak pada pasien dewasa di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Sampel penelitian ini adalah pasien rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi dan dipilih secara purposive sampling yaitu sebanyak 94 pasien. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional). Daya terima diukur berdasarkan hasil selisih antara penimbangan berat awal makanan dengan sisa makanan pasien dalam sehari.
 
Dari hasil penelitian ini prevalensi rata-rata total daya terima makanan lunak responden dalam sehari adalah sebesar 72,4%. Terdapat hubungan bermakna antara penampilan makanan, rasa makanan, menu makanan, dan pelayanan penyaji dengan daya terima makanan responden. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, dan penyajian makanan dengan daya terima makanan responden. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan lagi mengenai mutu makanan terutama penampilan makanan, rasa makanan, menu makanan, dan pelayanan penyaji di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta agar daya terima pasien menjadi baik.
 

This thesis discusses the relationship of age, sex, food appearance,taste of food, food menu, food presentation, and service providers with soft food acceptance in adult patients at Gatot Soebroto The Army Hospital Jakarta. Sample of this study were inpatients who met the inclusion criteria and were selected by purposive sampling. The number of sample is 94. This study is a descriptive cross-sectional study design. Food acceptance is measured by the difference between the initial weighing of food with the rest of the patients in the daily diet.
 
From the results of this study the prevalence of the average total power received in a day soft foods respondent amounted to 72.4%. There is a significant relationship between the appearance of food, the taste of food, the menu and service providers with the food acceptance. There were no significant associations between age, gender, and presentation of food with the respondents food acceptance. Therefore there is need for more improvement of the quality of food, especially food appearance, taste of food, food menu, and service providers Gatot Subroto Central Army Hospital in Jakarta to force patients into good eating.
Read More
S-7351
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sintha Fransiske Simanungkalit; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Endang L. Achadi, Gunawan Dwiprayitno
S-7413
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ridanti Indraswari Prastiwi; Pembimbing: Yvonne Magdalena Indrawani; Penguji: Trini Sudiarti, Rahmawati
S-7149
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Herlinda Lizamona; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Nurul Dina Rahmawati, Nurchayatie, Suhardini
Abstrak:

Malnutrisi merupakan komplikasi serius yang umum terjadi pada pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK) yang menjalani hemodialisa (HD). Kondisi ini berdampak negatif terhadap kualitas hidup, meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kejadian malnutrisi pada pasien PGK dengan HD di RSUP Fatmawati Jakarta. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian terdiri dari 133 pasien rawat jalan yang menjalani HD minimal tiga bulan. Status gizi diukur menggunakan metode Subjective Global Assessment (SGA). Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dan Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), sementara data sekunder berasal dari telaah rekam medis. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square, dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa usia ≥60 tahun (OR = 2,9; p = 0,036) dan asupan energi <70% dari kebutuhan harian (OR = 7,8; p = 0,003) berhubungan signifikan dengan kejadian malnutrisi. Faktor lain seperti jenis kelamin, durasi dan frekuensi HD, komorbiditas (diabetes melitus, hipertensi, penyakit kardiovaskular), serta asupan protein, lemak, dan karbohidrat tidak berhubungan signifikan secara statistik. Temuan ini menegaskan bahwa usia lanjut dan defisit asupan energi merupakan faktor dominan terhadap risiko malnutrisi. Oleh karena itu, pemantauan status gizi secara berkala dan intervensi gizi yang difokuskan pada peningkatan asupan energi perlu menjadi prioritas dalam tata laksana pasien HD. Strategi yang disarankan meliputi konseling gizi individual, edukasi kepada keluarga, dan pemberian oral nutrition supplement jika diperlukan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengembangan kebijakan intervensi gizi berbasis bukti dan penyusunan pedoman pemantauan gizi bagi pasien PGK dengan HD di rumah sakit rujukan nasional. Pendekatan multidisiplin antara dokter, ahli gizi, perawat, dan keluarga sangat diperlukan untuk mendukung pencapaian status gizi optimal secara berkelanjutan.


Malnutrition is a serious complication commonly found in patients with Chronic Kidney Disease (CKD) undergoing hemodialysis (HD). This condition negatively affects quality of life and increases the risks of morbidity and mortality. This study aimed to analyze the factors associated with malnutrition among CKD patients undergoing HD at Fatmawati Central General Hospital, Jakarta. The study employed a cross-sectional design with a quantitative approach. The sample consisted of 133 outpatients who had been on HD for at least three months. Nutritional status was assessed using the Subjective Global Assessment (SGA) method. Primary data were collected through interviews using structured questionnaires and a Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), while secondary data were obtained from medical records. Data analysis included univariate, bivariate (chi-square test), and multivariate analyses using multiple logistic regression. The results showed that patients aged ≥60 years (OR = 2.9; p = 0.036) and those with energy intake <70% of daily requirements (OR = 7.8; p = 0.003) had a significantly higher risk of malnutrition. Other variables such as sex, duration and frequency of HD, comorbidities (diabetes mellitus, hypertension, cardiovascular disease), and intake of protein, fat, and carbohydrates were not statistically associated with nutritional status. These findings highlight that older age and insufficient energy intake are dominant risk factors for malnutrition. Therefore, regular nutritional monitoring and interventions focused on increasing energy intake should be prioritized in the management of HD patients. Recommended strategies include individualized nutrition counseling, family education, and provision of oral nutrition supplements when necessary. This study is expected to serve as a foundation for the development of evidence-based nutrition intervention policies and guidelines for nutritional monitoring of CKD patients undergoing HD in national referral hospitals. A multidisciplinary approach involving physicians, dietitians, nurses, and family members is essential to support the achievement of optimal and sustainable nutritional status in HD patients.

 

Read More
T-7272
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitri Ayu Rahmawati; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Salimar
Abstrak: Kebiasaan makan tidak baik dapat berdampak pada status gizi dan dalam jangka panjangmemiliki manifestasi terhadap risiko kesehatan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan makan pada remaja diSMA Negeri 81 Jakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatifdengan desain studi potong lintang (cross sectional). Kebiasaan makan sebagai variabeldependen merupakan variabel komposit dari frekuensi makan, porsi konsumsi kelompokjenis pangan, dan frekuensi konsumsi makanan cepat saji. Sementara itu, variabelindependen pada penelitian ini adalah peran teman sebaya, frekuensi penggunaan mediasosial (twitter, youtube, instagram, dan blog) untuk mencari konten tentang makanan,pengetahuan gizi, tingkat stres, tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, dan uangsaku harian. Data pada penelitian ini diambil secara daring dari 176 responden di kelas Xdan XI secara acak dengan menggunakan kuesioner dan SQ-FFQ yang diisi secaramandiri. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 84,6% responden memilikikebiasaan makan tidak baik. Terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antarakebiasaan makan dengan pengetahuan gizi (p=0,017). Tidak ditemukan adanya faktordominan kebiasaan makan pada penelitian ini, akan tetapi berdasarkan hasil analisisregresi logistik ditemukan kecenderungan bahwa remaja dengan pengetahuan gizi tidakbaik berpeluang memiliki kebiasaan makan tidak baik sebesar 4,6 kali.Kata kunci: Kebiasaan makan, remaja, pengetahuan gizi.
Read More
S-10266
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mindo Lupiana; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Kusharisupeni, Sandra Fikawati, Ida Ruslita, Hera Nurlita
T-3225
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Qoriatusholihah; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Syahidah Asma Amani
Abstrak:
KEK merupakan tidak tercukupinya zat gizi yang dibutuhkan tubuh akibat kekurangan makanan dalam jangka waktu lama yang ditandai dengan ukuran LiLA <23,5 cm. Remaja perempuan merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami KEK. Menurut Riskesdas (2018), remaja perempuan menjadi kelompok dengan prevalensi KEK tertinggi di Indonesia (36,3%) yang jika dikategorikan berdasarkan klasifikasi masalah kesmas menurut WHO termasuk prevalensi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko KEK pada remaja perempuan SMA Negeri di Kota Depok serta faktor dominannya. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan total sampel 240 responden. Data dianalisis menggunakan uji bivariat chi-square dan uji multivariat regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 44,6% remaja perempuan SMA Negeri di Kota Depok berisiko KEK. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi, asupan zat gizi makro, pendapatan orang tua, pengetahuan terkait gizi, body image, dan pengaruh media sosial dengan risiko KEK pada remaja perempuan SMA Negeri di Kota Depok. Namun tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dan pekerjaan orang tua dengan risiko KEK pada remaja perempuan SMA Negeri di Kota Depok. Pengetahuan terkait gizi merupakan faktor dominan risiko KEK pada remaja perempuan SMA Negeri di Kota Depok (OR=10,294)

CED) is a condition of insufficient nutrients needed by the body due to long-term food shortage, characterized by an MUAC <23.5 cm. Adolescent girls are one of the groups vulnerable to CED. According to the 2018 Riskesdas, adolescent girls have the highest prevalence of CED in Indonesia (36.3%), which, when categorized based on WHO's classification of public health problems, is considered a high prevalence. This study aims to determine the factors associated with the risk of CED in female high school students in Depok City and its dominant factor. This study used a cross-sectional design with a total sample of 240 respondents. Data were analyzed using chi-square and multiple logistic regression. The results showed that 44.6% of female high school students in Depok City were at risk of CED. There were significant relationships between energy intake, macronutrient intake, parental income, nutrition-related knowledge, body image, and social media influence with the risk of CED in female high school students in Depok City. However, there was no significant relationship between parental education and occupation with the risk of CED in female high school students in Depok City. Nutrition-related knowledge was the dominant factor for CED risk in female high school students in Depok City (OR=10.294).

Read More
S-11572
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Saskia Hanan Rafifah; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Triyanti, Vitria Melani
Abstrak: Latar belakang: Kecenderungan perilaku makan menyimpang dapat didefinisikan sebagai gangguan kesehatan fisik dan psikososial yang ditandai dengan disfungsi perilaku makan dan penyimpangan citra tubuh. WHO (2019) menyatakan bahwa secara global terdapat 3 juta anak-anak dan remaja yang mengalami perilaku makan menyimpang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada remaja putri di SMA Negeri 28 Jakarta tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dan menggunakan data primer yang diambil dari 161 responden. Hasil: Prevalensi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada remaja putri di SMA Negeri 28 Jakarta tahun 2024 sebesar 67,7%. Terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh, riwayat diet, pengaruh keluarga, dan pengaruh media sosial dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang. Terdapat perbedaan rata-rata skor tingkat stres dan nilai standar deviasi IMT/U antara remaja putri yang memiliki kecenderungan PMM dengan remaja putri tanpa kecenderungan PMM. Sementara itu, diketahui bahwa kepercayaan diri, pengaruh teman sebaya, dan ketergantungan media sosial tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang. Kesimpulan: Sekolah dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada remaja putri dengan menyelenggarakan edukasi yang menyasar para siswa, guru, dan orang tua sehingga dapat mempermudah dalam melakukan deteksi dini.
Background: The tendency of eating disorders can be defined as physical and psychosocial health disorders characterized by dysfunctional eating behavior and distorted body image. WHO (2019) states that globally there are 3 million children and adolescents experiencing eating disorders. Objective: This study aims to determine the factors associated with the tendency of eating disorders among adolescent girls at Senior High School 28 Jakarta in 2024. Method: This research uses a quantitative approach with a cross-sectional design and uses primary data collected from 161 respondents. Results: The prevalence of the tendency of eating disorders in adolescent girls at Senior High School 28 Jakarta in 2024 was 67,7%. There is a significant relationship between body image, diet history, family influence, and social media influence with the tendency of eating disorders. There are differences in the average stress level scores and standard deviations of BMI for age between adolescent girls with the tendency of eating disorders and adolescent girls without the tendency of eating disorders. Meanwhile, it is known that self-confidence, peer influence, and social media dependence do not have a significant relationship with the tendency of eating disorders. Conclusion: Schools can increase awareness of the tendency of eating disorders in adolescent girls by conducting education targeting students, teachers, and parents to facilitate early detection.
Read More
S-11754
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive