Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 27181 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Mifta Novikasari; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Endang Laksminingsih Achadi, Nani Dharmasetiawani, Iip Syaiful
Abstrak: Abstrak

Praktek pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih sangat rendah, hanya sebesar 15,3%. Ayah memiliki peran dalam mendukung keberhasilan praktek pemberian ASI Eksklusif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan keberhasilan praktek pemberian ASI di Komunitas Ayah ASI. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel sebanyak 212 responden. Penelitian dilakukan melalui social media di komunitas akun twitter @ID_AyahASI pada bulan Mei 2013. Prevalensi keberhasilan praktek pemberian ASI Eksklusif dalam penelitian ini sebesar 88,7%.

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ayah dengan pengetahuan yang baik dan sikap yang positif berhasil mendukung ibu untuk memberikan ASI Eksklusif dengan masing-masing pvalue sebesar 0,008 dan 0,027. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa ayah dengan pengetahuan yang baik akan berpeluang sebesar 3,4 kali lebih besar dalam mendukung keberhasilan praktek pemberian ASI Eksklusif. Pada penelitian ini, pengetahuan merupakan faktor dominan yang paling berhubungan dengan keberhasilan praktek pemberian ASI Eksklusif.


The prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia is still quite low at around 15% of the relevant population. A father has an important role that may contribute to a more successful exclusive breastfeeding practice. The purpose of this study was to determine the main factors associated between the father and successful practice of exclusive breastfeeding within the Breastfeeding Father Community. The study utilized a cross-sectional method and with 212 respondents as the sample. The data was taken on May 2013 through social media in twitter community called @ID_AyahASI. The prevalence for successful of exclusive breastfeeding practice was 88,7%.

Bivariate analysis showed higher proportion of better father?s knowledge and positive attitude will support the successful of exclusive breastfeeding practice (p-value=0,008 and p-value=0,027). Multivariate analysis verified that fathers who had better knowledge regarding breastfeeding is 3,4 times more likely to be successful in supporting the practice of exclusive breastfeeding. The study shows that a father?s background knowledge regarding breastfeeding is the main factor that contributes to the success of exclusive breastfeeding.

Read More
T-3951
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ester Ibrahim; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Kusharisupeni, Endang Laksminingsih Achadi, Iip Syaiful, M.I Tri Hadiah
T-1432
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Faiz Marzuki; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti
S-3868
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Allisya Aurelia; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Asih Setiarini, Kusharisupeni Djokosujono
Abstrak:
Pemberian ASI eksklusif memiliki dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, namun persentase cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Nusa Tenggara Barat berdasarkan data Riskesdas 2018, yaitu hanya sebesar 20,3%. Hal ini masih dibawah target pencapaian indikator ASI Eksklusif yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-23 bulan di NTB. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional dengan sampel berjumlah 802 bayi usia 0-23 bulan yang tinggal di NTB serta menggunakan data Riset Kesehatan Dasar 2018. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Hasil menunjukan bahwa dari 802 subjek, 56,7% diberikan ASI eksklusif. Analisis bivariat juga menunjukan antara paritas dan IMD dengan pemberian ASI eksklusif (p-value < 0,05). Analisis multivariat menunjukan bahwa paritas merupakan faktor dominan pemberian ASI eksklusif (p-value = 0,002 ; OR : 1,6 ; 95% CI : 1,1 – 2,1).

EBF has a positive impact for both the mother and the baby, but based on the Indonesia Basic Health Research (Riskesdas) in 2018, only 20,3% of infants aged 0-5 months in West Tenggara Province are exclusive breastfed. It is still has not reached target indicator set by the Ministry of Health, which is 80%. This study aims to identify the determinant factor and related factor associated with EBF in infants aged 0-23 months in West Tenggara Province. This research is a quantitative study with a cross sectional study design with a sample of 802 infants aged 0-23 months who live in West Nusa Tenggara. The data was obtained from the Indonesia Basic Health Research 2018. The association between risk factor and EBF were measured through chi square bivariate analysis. Multivariate analysis was done using multiple logistic regression. Among 802 subjects, 56,7% breastfed exclusively. This study found that parity and early initiation of breastfeeding (EIBF) were significantly associated with EBF (p-value < 0,05). Parity was the most dominant risk factor of EBF (p-value = 0,002 ; OR : 1,6 ; 95% CI : 1,1 – 2,1).
Read More
S-11397
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suci Destriatania; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Kusharisupeni, Caroline Endah Wuryaningsih, Besar, Dien Sunyoto, Trina Astuti
Abstrak: Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap ayah terhadap praktik inisiasi menyusu segera dan pemberian ASI eksklusif. Sebanyak 536 pasangan suami istri yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang diperoleh dari metode sampel tidak acak menjadi sampel dalam studi ini. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistik.
 
Sebesar 83,6% dan 59,1% ayah memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang manajemen laktasi prenatal dan postnatal. Pengetahuan manajemen laktasi prenatal dan postnatal tidak berhubungan dengan praktik inisiasi menyusu segera, tetapi pengetahuan manajemen laktasi postnatal berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif (pv=0,04). Sebesar 62,7% ayah menunjukkan sikap kurang mendukung pada saat kelahiran, tetapi 89,6% dan 61,9% menunjukkan dukungannya ketika masa kehamilan dan menyusui.
 
Dalam studi ini sikap ayah selama masa kehamilan dan menyusui merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi praktik inisiasi menyusu segera (pv=0,03) dan pemberian ASI eksklusif (pv=0,01). Pengetahuan yang baik dan sikap yang positif diketahui sebagai faktor penting dalam keberhasilan praktik inisasi menyusu segera dan pemberian ASI eksklusif. Hal tersebut mengindikasikan perlunya edukasi tentang menyusui yang melibatkan ayah.
 

The aim of this study is to analyze the relationship between knowledge and attitude of fathers on early initiate breastfeeding and exclusive breastfeeding practices. A non probability random sampling towards 536 couples whose baby was aged 0-6 months. The study design was cross sectional with quantitative data approach by using a structured questionnaire. Chi square and logistic regression methods were used for data analysis.
 
Around 83,6% and 59,1% of fathers had low level of knowledge on prenatal and postnatal lactation management. Knowledge about prenatal and postnatal lactation management were not associated with early initiate breastfeeding practice. However, postnatal lactation management knowledge was significantly associated with exclusive breastfeeding practice (p=0.04). There was 62,7% of fathers presented low support at birth, but 89,6% and 61,9% of them showed high support in pregnancy and breastfeeding period.
 
Attitude of fathers in pregnancy and breastfeeding period were associated with early initiate breastfeeding (p=0.03) and exclusive breastfeeding (p=0,01). Good knowledge and positive attitude were known as an important factors of successful early initiate breastfeeding and exclusive breastfeeding practices. This indicates a need of breastfeeding education for fathers.
Read More
T-3229
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tory Maulana Awaludin; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Dewi Dwinurwati
S-6599
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zakiyah; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Sandra Fikawati, Nurfi Arfiansyah
S-7469
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yeye Fahrina Inayatillah; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Triyanti, Triana Astuti
S-6363
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khouw Loanita Theresiana; Pembimbing: Syafri Guricci; Penguji: Achmad Syafiq, Tatang S. Fallah, Bachtiar Oesman
Abstrak:

Jendela paling kritis kurang gizi terletak pada usia 6-12 bulan karena air susu ibu (ASI) saja sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi. Sehingga diperlukan makanan pelengkap ASI yaitu makanan pendamping ASI (MP-ASI). Praktek pemberian MP-ASI dipengaruhi berbagai faktor antara lain faktor biologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan pelayanan kesehatan sehingga menimbulkan banyak permasalahan dalam praktek pemberian MP-ASI tersebut. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai praktek pemberian MP-ASI dan faktor-faktor yang berhubungan dengan praktek pemberian MP-ASI pada bayi 4-11 bulan di Kabupaten Tangerang.Penelitian ini menggunakan desain potong lintang / cross sectional pada bayi umur 4-11 bulan di Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, di mana pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2002. Sebagai sampel adalah ibu yang mempunyai bayi berusia 4-11 bulan yang diambil sesuai dengan metode survei cepat (Ariawan, 1996), menggunakan rancangan cluster dengan cara probability proportional to size (pps), sehingga didapat jumlah sampel sebesar 300 responden, dan pada waktu pelaksanaan ternyata 1 responden sudah pindah sehingga akhirnya diperoleh data dari 299 orang ibu yang mempunyai bayi 4-11 bulan.Pengumpulan data dilakukan oleh 6 orang alumni Akademi Gizi Jakarta yang telah dilatih lebih dahulu. Variabel dependen yaitu praktek pemberian MP-ASI dan variabel independen adalah umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan gizi ibu, jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga dan peran petugas kesehatan. Untuk melengkapi data pada variabel praktek pemberian MP-ASI, juga dilaksanakan diskusi kelompok terarah di 2 desa cluster yang masing-masing dihadiri oleh ± 10 orang tokoh masyarakat, tokoh agama dan kader posyandu. Sedangkan untuk variabel peran petugas kesehatan dilengkapi dengan wawancara langsung terhadap 29 oang pembina desa di lokasi penelitian. Analisis yang dilakukan adalah univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik.Hasil penelitian menunjukkan proporsi 59,2% praktek pemberian MP-ASI yang baik dan 40,8% dengan praktek pemberian MP-ASI yang kurang balk. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan praktek pemberian MP-ASI adalah pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anggota keluarga, dan peran petugas kesehatan (p < 0,005), sedangkan variabel umur ibu, pengetahuan gizi dan pendapatan keluarga tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan praktek pemberian MP-ASI (p > 0,005). Hasil analisis multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan praktek pemberian MP-ASI adalah peran petugas kesehatan dengan OR 3,6 yang berarti ibu yang tidak mendapatkan peran petugas kesehatan mempunyai peluang 3,5697 kali untuk praktek pemberian MP-ASI yang kurang baik dibandingkan dengan ibu yang mendapat peran petugas kesehatan yang baik.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa praktek pemberian MP-ASI di Kabupaten Tangerang belum optimal karena masih ada 40,8% dengan praktek pemberian MP-ASI yang kurang baik. Untuk itu disarankan adanya dukungan langsung dari pembuat kebijakan dengan lintas sektor terkait untuk meningkatkan pendidikan, adanya tempat penitipan bayi di sekitar tempat kerja, meningkatkan pemeliharaan ternak di tingkat keluarga. Untuk instansi kesehatan dalam hal ini Dinas Kesehatan , Puskesmas dan Organisasi Profesi didalamnya seperti IDI, IBI agar meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan motivasi mengenai praktek pemberian MP-ASI dengan tepat dan benar. Untuk peneliti lain agar dapat dilanjutkan dengan penelitian kohort mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan fisiologi pengeluaran ASI pada hari-hari pertama yang menyebabkan tingginya pemberian makanan prelakteal.


 

The most critical window of malnourished is on age 6-12 months, since the only breast-feeding is not enough to complete the nutrition need of infant. So it is need food complete the breast-feeding, that is food for complementary feeding. The practice in giving complementary feeding is influenced some factors, among others biology, economy, social culture, technology and health service, so raise a lot of problem in practice of giving the complementary feeding. The objective of this study was to obtain the information on the practice in giving complementary feeding and the factors that related to the practice of giving complementary feeding on infant age 4-11 months in Tangerang District.This study design was cross-sectional on infant age 4-11 months in Tangerang District, Banten Province, where the data was conducted on March 2002. The sample was the mothers having infant age 4-11 months that taken based on rapid survey method (Ariawan, 1996), using cluster design by probability proportional to size (pps), so it obtained the number of sample was 300 respondents. On the implementation, the fact that 1 respondent had moved, so finally it obtained 299 mothers having infant age 4-11 months.The data was collected by 6 alumnus of Nutrition Academy of Jakarta, which trained in advance. Dependent variable was the practice of giving complementary feeding and independent variable were mother's age, mother's education, mother's occupation, the knowledge of mother's nutrition, the number of family, family income and role of health provider. To complete the date on practice in giving complementary feeding variable, it also conducted the Focus Group Discussion at 2 cluster villages, where in each village attended by ± 10 community leaders, religion leaders and cadre. While for variable on the role of health provider it completed with in-depth interview to 29 village referrals at the study location. The analysis that conducted was univariate, bivariate and multivariate by logistic regression.The result of this study showed that the proportion was 59.2% having good practice in giving complementary feeding and 40,8% was not good in practice in giving complementary feeding. Based on bivariate analysis known that the variable that having significant relationship with the practice in giving complementary feeding was mother's education, mother's occupation, number of family member, and the role of health worker (p<0.005). While the variable of mother's age, the knowledge on nutrition and family income have not significant relationship with practice in giving complementary feeding (p>0.005). The result of logistic regression multivariate analysis showed that the variable that the most dominant having relationship with practice in giving complementary feeding was the role of health provider with OR 3,5697. It means that the mother who had not get the role of health provider having tendency as 3.5697 times for practice in giving complementary feeding that was not good compared with mother whose obtain the role of good health provider.Based on this study, it can be concluded that the practice in giving complementary feeding at Tangerang District is not optimal yet, since there is still 40,8% with practice in giving complementary feeding not good. It is recommended the availability of direct role from policy maker by related cross sector to improve education, the availability of day-care for infant at around the working place, and improving animal care at the family level. For health Institution, i.e. Local Health Service, Health Center and profession organization such as Association of Indonesia Medical Doctors, Association of Indonesian Midwives in order to improve their knowledge, skill and motivation on the practice in giving MP-ASI correctly and timely. For other researchers should continue cohort study on the factors that related to physiology breast-feeding expenses on the first day that caused to the high in giving the pre-lactation food.

Read More
T-1448
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Melinda Mastan; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Asih Setiarini, Anies Irawati
Abstrak: Meskipun manfaat dari ASI eksklusif sudah tidak diragukan lagi, cakupan pemberian ASIeksklusif di Indonesia masih rendah, yaitu hanya 42% pada tahun 2012. Pekerjaan ibuterbukti merupakan faktor yang berisiko tinggi untuk menghambat ibu memberikan ASIeksklusif. Maka dari itu, penelitian ini berusaha menggunakan konsep positive devianceuntuk menelusuri faktor determinan keberhasilan pemberian ASI eksklusif padakelompok ibu yang memiliki risiko tinggi untuk tidak ASI eksklusif, yaitu ibu bekerja.Penelitian dengan metode cross-sectional ini menganalisis data sekunder dari 376 ibubekerja dengan bayi usia 0-5 bulan di Indonesia pada SDKI tahun 2017. Analisis denganuji chi-square dan regresi logistik ganda dengan confidence interval 95% dilakukan untukmenganalisis faktor yang berhubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif. Diantara 376 ibu yang bekerja, 45,5% nya diidentifikasi sebagai pelaku positive deviance,yang berhasil memberikan ASI eksklusif. Pada analisis multivariat, ditemukan kunjunganANC, kunjungan PNC, dan status ekonomi sebagai faktor yang berhubungan secarasignifikan dengan pemberian ASI eksklusif di antara ibu bekerja. Kunjungan ANCmerupakan faktor dominan yang berhubungan dengan ASI eksklusif dengan OR 1,831(95% CI: 1,075-3,118). Perilaku melakukan kunjungan ANC dan PNC, termasukmendapatkan edukasi dan konseling terkait menyusui dari petugas kesehatan saatkunjungan tersebut dapat mendukung pemberian ASI eksklusif di antara ibu bekerja diIndonesia.
Kata kunci: ASI eksklusif, positive deviance, ibu bekerja
Despite the fact that exclusive breastfeeding brings a lot of benefits for infants andmothers, breastfeeding rates in Indonesia remains low, which is only 42% in 2012.Maternal employment is proven to be the highest risk in preventing mothers to breastfeedexclusively. The objective of this study was to apply the positive deviance concept toexplore the determinant factors of the success of exclusive breastfeeding among workingmothers in Indonesia. This cross-sectional study included data on 376 working motherswith 0-5 months old infants in Indonesia from SDKI 2017. Chi-square test and multiplelogistic regression with 95% confidence intervals were applied to analyze factors thatwere significantly associated with exclusive breastfeeding. Among 376 working mothers,45,5% were identified as positive deviants, who succeded in exclusive breastfeeding. Inmultivariate analysis, ANC visits, PNC visits, and economic status were found to befactors that were significantly associated with exclusive breastfeeding among workingmothers. ANC visits were the dominant factor associated with exclusive breastfeedingwith OR 1,831 (95% CI: 1,075-3,118). ANC visits and PNC visits, including gettingbreastfeeding education and counseling from health professionals in each visit areimportant in helping working mothers succeed in breastfeed exclusively.
Key words:Exclusive breastfeeding, positive deviance, working mothers.
Read More
S-10269
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive