Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 94 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Mufti Wirawan; Pembimbing: Ridwan Zahdi Sjaaf; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Baiduri Widanarko, Widura Imam Mustopo, Dadang Supriatna
T-4455
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agra Mohamad Khaliwa; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mufti Wirawan, Chandra Satrya, Bambang Wibawarta, Yose Tireza Arizal
Abstrak: Persepsi risiko berkendara memiliki peran penting dalam terjadinya perilaku berisiko yang mengakibatkan kecelakaan di jalan raya, tak terkecuali pengemudi ojek daring. PT.X sebagai salah satu penyedia jasa layanan aplikasi ojek daring memiliki peran besar dalam mempengaruhi persepsi risiko berkendara pengemudinya. Selain itu, lingkungan sosial yang meliputi komunitas PT.X juga memiliki peran yang sama dalam menyampaikan isu-isu terkait keselamatan pada pengemudi ojek daring PT.X. Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh faktor organisasi dan komunitas terhadap persepsi risiko berkendara pengemudi ojek daring PT.X di 3 kota di Jawa Barat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang yang dilakukan di 3 kota di Jawa Barat. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara organisasi dan komunitas terhadap persepsi risiko berkendara pengemudi PT.X. Adapun aspek sosial-budaya di masing-masing kota menjadi salah satu temuan yang mempengaruhi pengaruh perspesi risiko berkendara pengemudi PT.X. Perlu ada peran serta pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk dapat menciptakan peraturan dan program terintegrasi terkait keselamatan demi mencipatakan persepsi risiko berkendara yang baik bagi para pengemudi ojek daring
Driving risk perception has an important role in the occurrence of safety behavior that results in road accidents, and online motorcycle taxi drivers are no exception. PT.X as one of the online motorcycle taxi application service providers has a big role in influencing their drivers risk perception. In addition, the social environment which includes the PT.X community also has the same role in conveying issues related to safety to PT.X online motorcycle taxi drivers. This study will discuss the influence of organizational and community factors against PT.X online motorcycle taxi drivers driving risk perception in 3 cities on West Java. This research is a quantitative research with a cross-sectional design which was conducted in 3 cities on West Java. The results explain that there is a significant relationship between organization and community against PT.X drivers driving risk perception. The socio-cultural aspects in each city are one of the findings that affect the influence of PT.X's driver's driving risk perception. There needs to be the participation of the government and other relevant stakeholders to be able to create integrated regulations and safety related program in order to create a good driving risk perception for online motorcycle taxi drivers
Read More
T-6299
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
M. Rahmanda Lintang Putranto; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mufti Wirawan, Chandra Satrya, Christofel, L. Kukuh Prabowo
Abstrak: Konstruksi merupakan salah satu sektor yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi, pada tahun 2020 sektor ini menyumbang sebesar 55,2% angka kecelakaan. Faktor manusia menjadi salah faktor penyebab kecelakaan kerja, data menyatakan bahwa pada sektor konstruksi didapatkan 70% kecelakaan kerja terjadi karena tindakan tidak aman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat tingkat persepsi risiko dari Proyek Z PT X, melihat hubungan antara variable bebas dengan variable terikat, dan menjelaskan kondisi persepsi risiko dengan program yang telah dijalankan oleh Proyek Z. Penelitian ini adalah penelitian semi-kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian ini adalah 82 orang dengan besar sampel 67 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas persepsi dari pekerja di Proyek Z buruk (55,7%). Variabel risk voluntarily, immediacy of effect, knowledge of risk, catastrophic potential, dan severity of consequences memiliki persentase buruk paling besar, dan terdapat hubungan yang signifikan pada semua variabel penelitian. Hasil analisis multivariate menjelaskan 4 variabel memiliki hubungan paling bermakna yaitu immediacy of effect, catastrophic potential, common dread, dan severity of consequences. Untuk solusi jangka pendek proyek Z dapat melakukan peningkatan pengawasan pada pekerjaan yang memiliki risiko tinggi, untuk jangka Panjang Proyek Z bisa meningkatkan perencanaan terkait identifikasi bahaya dan risiko lalu mengkomunikasikan kepada seluruh pekerja
Construction is one of the sectors that has a high risk of work accidents, in 2020 this sector has 55.2% accident rate. Human factor is one of the factors causing work accidents, 70% of work accidents occur due to unsafe actions. The purpose of this study is to see the Project Z PT X risk perception level, the relationship between independent and dependent variable, and to explain the condition of risk perception that has been run by Project Z. This research is a semi-quantitative study with a cross-sectional design. The population of this study was 82 people with a sample size of 67 people. The results showed that most workers perception in Project Z were bad (55.7%). Risk voluntarily, immediacy of effect, knowledge of risk, catastrophic potential, and severity of consequences have the largest bad percentage, and there is a significant relationship on all research variables. Multivariate analysis explained that 4 variables had the most significant relationship, namely immediacy of effect, catastrophic potential, common dread, and severity of consequences. For short-term solutions, Project Z can improve supervision on high risk categorized job, for long term Project Z can improve hazard and risk identification and communicating them to all workers
Read More
T-6300
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bahrain Munir; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Fatma Lestari, Mufti Wirawan, Doni Agus Sumitro, Maruli Halomoan Manik
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko pipa bawah laut milik PT. AZ yang terdampak proyek reklamasi kilang PT.XY berlokasi di perairan Jawa Barat. Menggunakan penilaian risiko proteksi pipa bawah laut DNVGL-RP-F107, penelitian memperhatikan Skenario Bahaya Besar yang teridentifikasi, yaitu: kejatuhan jangkar (dropped anchor) dan pengerukan tanah (soil excavation). Objek penelitian difokuskan pada pipa bawah laut berdiameter 12 dari GG A ke OPF (Onshore Processing Facilities) dalam kondisi terkubur dengan tingkat kedalaman 2 meter dari KP 24,6 ke KP 34,713 dekat area Reklamasi kilang seluas 280 Ha. Penelitian menggunakan data sekunder yang melingkupi karakteristik dan properti pipa bawah laut, karakteristik kapal serta jangkar yang melintas, dan aktivitas pengerukan Jawa Barat. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif analitik yang mengutamakan indepth-analysis. Hasil penelitian menunjukkan konsekuensi dropped anchor mendapat level kerusakan pipa D1, yang artinya tidak diperlukan tambahan safeguard untuk menurunkan residual risk. Untuk penilaian risiko soil excavation nilai initial risk yang dihasilkan adalah 9 (medium) dengan tingkat kerusakan D3 sehingga direkomendasikan safeguard tambahan untuk menurunkan residual risk menjadi Tolerable (ALARP). Beberapa saran ditambahkan untuk menjamin keselamatan operasi pasca proyek
This study aims to analyze the risk on subsea pipeline of PT. AZ affected by the PT. XY refinery reclamation project located on West Java Coastal. Using the DNVGL-RP-F107 subsea pipeline protection risk assessment, the study pays attention to the identified Major Accident Event, i.e., dropped anchor and soil excavation. The object of this research is focused on the 12 diameter subsea pipeline from GG A to OPF (Onshore Processing Facilities) with 2 meters burial depth from KP 24.6 to KP 34,713 near the 280 Ha refinery reclamation area. This study uses secondary data covering the characteristics and properties of the subsea pipeline, the passage ships/tugboat and deployed anchors, and the soil excavation activity. The approach used is quantitative descriptive analytic which prioritizes in-depth analysis. The results shows that the consequence of dropped anchor is with pipe damage level of D1 which means that no additional safeguard is needed to further reduce the residual risk. On soil excavation risk assessment, the initial risk value generated is 9 (medium) with pipe damage level of D3, therefore some additional safeguards recommended so that the residual risk becoming Tolerable (ALARP). Some additional advises are provide to ensure post-project operational safety
Read More
T-6438
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizki Ananda; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mufti Wirawan, Fatma Lestari, Robertus Wisnu Wijaya, Arif Airlangga Putra
Abstrak: Kondisi Pandemik yang disebabkan oleh COVID-19 meningkat cukup pesat di awal tahun 2020 dan menimbulkan banyak kerugian terhadap banyak perusahaan, sehingga beberapa perusahaan yang tidak siap akan penanganan keadaan darurat terpaksa harus gulung tikar. Business Continuity merupakan sebuah Langkah bagi setiap pengusaha untuk menangani kondisi yang tidak terduga yang bersifat pandemik. Salah satu aturan mengenai Business Continuity terdapat di dalam The National Fire Protection Association (NFPA) 1600, mengenai standar dari Manajemen Keadaan Darurat dan Business Continuity, yang mana memiliki beberapa point inti yaitu Recovery Point Objective (RPO), Maximum Tolerable Downtime (MTD), Recovery Time Objective (RTO). PT XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada jasa hulu minyak gas dan panas bumi, yang mana berada pada pekerjaan sektor Objek Vital Nasional. Perusahaan ini telah memilii Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang mengacu kepada ISO 4500:20018. Penelitian ini akan menganalisa bagaimana point penting Business Continuity yaitu RPO, MTD, dan RTO terdapat dalam sistem manajemen keselamatan kerja (SMK3) di PT XYZ saat ini dan menjadikan rekomendasi untuk perusahaan
Read More
T-6382
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irwan Mangatur Victor; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Fatma Lestari, Mufti Wirawan, Fajar Seno Jati, Doni Agus Sumitro
Abstrak: Dalam operasi industri migas lepas pantai instalasi pipa bawah laut digunakan sebagai moda transportasi untuk memindahkan produk migas dari satu tempat ke tempat lainnya, operasi pipa bawah laut tersebut tidak lepas dari bahaya dan resiko yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Mayoritas kegagalan pipa bawah laut terjadi disebabkan karena kegagalan dalam mengenali bahaya dan tidak adanya mitigasi bahaya yang tepat. Kegagalan tersebut dapat dicegah melalui suatu metode manajemen risiko keselamatan dan salah satu tahapan dari manajemen risiko tersebut adalah penilaian risiko. Pipa memiliki kerentanan dalam mengalami kerusakan yang dapat mengakibatkan berbagai insiden keselamatan yang berdampak pada keselamatan manusia, pencemaran lingkungan, serta bisnis perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian risiko pipa bawah laut 20 inchi yang berlokasi di perairan Kalimantan Timur milik PT.X pada fase operasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang didapatkan dari dokumen PT. X. Metodologi penilaian risiko pipeline (DNV-RP-F107) digunakan untuk mengidentifikasi risiko. Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, didapatkan bahwa penilaian Risiko pada Pipa utama 20 penyalur MIGAS PT X telah dilakukan pada skenario kejatuhan dan terseret jangkar, kebocoran pipa, dan kapal tenggelam dengan hasil penelitian menunjukan risiko yang masih bisa diterima (acceptable/minor risk). Mitigasi yang telah dilakukan oleh PT X dalam mengoperasikan pipa 20 untuk terus dipertahankan agar risiko pada ketiga skenario yang diteliti dapat terus terkontrol dan berada pada tingkat risiko yang rendah/dapat diterima
In offshore oil and gas industry operations, underwater pipeline installations are used as transportation to move oil and gas products from one place to another, the underwater pipeline operation cannot be separated from the dangers and risks that can be caused by various factors. Most subsea pipeline failures occur due to failure to recognize hazards and the absence of proper hazard mitigation. These failures can be prevented through a safety risk management method and one of the stages of risk management is risk assessment. Pipes have a vulnerability to damage that can result in various safety incidents that have an impact on human safety, environmental pollution, as well as the company's business. This study aims to conduct a risk assessment of the 20-inch submarine pipeline located in the waters of East Kalimantan belonging to PT.X in the operation phase. This research is a quantitative research using secondary data obtained from PT. X. A pipeline risk assessment methodology (DNV-RP-F107) will be used to identify risks. From the results of the analysis carried out in this study, it was found that the Risk assessment of the 20 main pipeline for oil and gas distributor PT X had been carried out in the scenarios of falling and being dragged by anchors, pipe leaks, and sinking ships with the results of the study showing acceptable risks. The mitigation that has been carried out by PT X in operating the 20 pipe is to be maintained so that the risks in the three scenarios studied can be controlled and are at a low/acceptable level of risk
Read More
T-6387
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hamas Musyaddad Abdul Aziz; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mufti Wirawan, Indri Hapsari Susilowati, Yan Fuadi, M. Hadi Rachman
Abstrak: Secara global, industri pertambangan telah lama dianggap sebagai salah satu industri paling berbahaya dengan risiko kesehatan dan keselamatan yang besar bagi para pekerjanya. Frekuensi kejadian kecelakaan kerja dapat di cegah dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja sekaligus perilaku perilaku tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, yang mulai menyadari pentingnya penerapan norma K3 di tempat kerja. Kematangan tingkat budaya keselamatan (safety maturity level) sangat penting untuk pencegahan perilaku tidak aman, terutama berbagai sector industry dengan tingkat cedera dan kematian yang tinggi. Konsep ini bertujuan untuk membantu organisasi dalam menetapkan tingkat kematangan budaya keselamatan mereka saat ini dan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan budaya keselamatan mereka, sehingga diketahui dimensi dan aspek budaya keselamatan yang perlu diperbaiki . Tujuan dari penelitian ini mendesain instrumen pengukuran budaya yang sesuai dengan kondisi di lingkungan PT. XYZ dengan 10 variabel penelitian commitment & support, Leadership, policy & strategy, engagement & involvement, value, safety cost, competency & training, information & communication dan safety performance, melakukan pengukuran budaya keselamatan pada PT. XYZ berdasarkan model tingkatan kematangan budaya keselamatan, dan melihat hubungan antar dimensi budaya keselamatan . Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah mix methode, kuantitatif dan studi literature untuk memilih dimensi budaya keselamatan yang dijadikan variable penelitian dengan jumlah sampel penelitian 123 orang. Hasil penelitian dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) . Hasil penelitian menunjukan penilaian terhadap safety maturity level dengan 10 (sepuluh) dimensi budaya keselamatan di PT.XYZ berada pada poin 3.56 (Compliant to Proactive), terdapat 9 (sembilan) hipotesis yang dapat diterima, terdapat hubungan yang bermakna antara Leadership (L) dengan Policy & Strategy (PS), dimensi Policy & Strategy (PS) dengan Safety Cost (SC), dimensi Commitment & Support (CS) dengan Process (P), dimensi Leadership (L) dengan Engagement & Involvement (EI), dimensi Safety Cost (SC) dengan Competency & Training (CT), dimensi Process (P) dengan Information & Communication (IC), dimensi Engagement & Involvement (EI) dengan Value (V), dimensi Competency & Training (CT) dengan Safety Performance (SP), Value (V) dengan Safety Performance (SP) dan 1 hipotesis yang tidak diterima, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi Information & Communication (IC) dengan Safety Performance (SP).
Globally, the mining industry has long been considered one of the most dangerous industries with great health and safety risks to its workers. The frequency of work accidents can be prevented by planning, implementing and monitoring Occupational Safety and Health (K3) in the workplace as well as the behavior of workers in particular and the community in general, who are starting to realize the importance of implementing OSH norms in the workplace. Maturity level of safety culture (safety maturity level) is very important for the prevention of unsafe behavior, especially various industrial sectors with high rates of injury and death. This concept aims to assist organizations in determining the maturity level of their current safety culture and identify the actions needed to improve their safety culture, so that the dimensions and aspects of safety culture need to be improved . The purpose of this study is to design a cultural measurement instrument that is appropriate to the conditions in the PT. XYZ with 10 research variables commitment & support, Leadership, policy & strategy, engagement & involvement, value, safety cost, competency & training, information & communication and safety performance, measured safety culture at PT. XYZ is based on a safety culture maturity level model, and looks at the relationship between safety culture dimensions. The method used in this study is a mix method, quantitative and literature study to select the dimensions of safety culture which are used as research variables with research sample of 123 people. The results were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM). The results of the study show that the assessment of the safety maturity level with 10 (ten) dimensions of safety culture at PT. XYZ is at point 3.56 (Compliant to Proactive), there are 9 (nine) hypotheses that can be accepted, there is a significant relationship between Leadership (L) and Policy & Strategy (PS), Policy & Strategy (PS) dimension with Safety Cost (SC), Commitment & Support (CS) dimension with Process (P), Leadership dimension (L) with Engagement & Involvement (EI), Safety Cost dimension (SC) with Competency & Training (CT), Process dimension (P) with Information & Communication (IC), Engagement & Involvement (EI) dimension with Value (V), Competency & Training (CT) dimension with Safety Performance (SP) , Value (V) with Safety Performance (SP) and 1 hypothesis which is not accepted, there is no significant relationship between Information & Communication (IC) and Safety Performance (SP) dimensions.
Read More
T-6466
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indrawan Adri; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Mufti Wirawan, Ridwan Zahdi Sjaaf, Yan Fuadi, Ade Kurdiman
Abstrak: PT. XY perusahaan jasa pelayanan Dump Truck anak perusahaan semen di sektor tambang batu kapur, di PT. XY pernah terjadi kecelakaan kerja maka analisis kecelakaan dengan metode HFACS-MI perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi latent dan active failures menyebabkan kecelakaan kerja pengoperasian dump truck. Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan metode semi kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan kecelakaan berupa hasil investigasi dari pengoperasian DT sebanyak 27 kasus kecelakaan kerja tahun 2019-2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori dari HFACS-MI yang paling besar berkontribusi adalah organizational influences sebanyak 429 terkait dengan kurangnya analisis keselamatan kerja. Kemudian disusul unsafe leadership sebanyak 370 terkait dengan pengawasan pekerjaan yang tidak memadai. Precondition for unsafe act sebanyak 289 terkait dengan kondisi permukaan jalan licin. Unsafe act sebanyak 247 terkait dengan kegagalan mengenali bahaya. Dan yang paling kecil kategori berkontribusi ialah outside factor sebanyak 1 terkait dengan workshop diluar perusahaan. Disimpulkan bahwa framework HFACS-MI pada latent failures yang banyak berkontribusi ialah organizational influences dan pada active failures yang banyak berkontribusi ialah unsafe act, maka saran tindakan perbaikan di tiap kategori HFACS-MI pada perbaikan latent dan active failures dengan penekanan pada kategori organizational influences.
PT. XY Dump Truck service company, a cement subsidiary in the limestone mining sector, at PT. XY has had a accident, so an accident analysis using the HFACS-MI method needs to be done. This research to analyze the factors that contribute laten and active failures to accidents in dump truck operations based on the HFACS-MI framework. This research uses a case study research design with a semi-quantitative method with a descriptive approach. The population in this study is accident report data in the form of investigation results from the operation of DT as many as 27 cases of work accidents in 2019-2021. The results showed that the category of HFACS-MI that contributed the most was organizational influences as many as 429 related to the lack of work safety analysis. Then followed by 370 Unsafe leadership related to inadequate work supervision. There are 289 preconditions for unsafe acts related to slippery road surface conditions. As many as 247 unsafe acts are related to failure to recognize hazards. And the smallest contributing category is the outside factor as much as 1 related to workshops outside the company. It is concluded that the HFACS-MI framework on latent failures that contributes a lot is organizational influences and on active failures that contributes a lot is unsafe act, then the suggestions for corrective actions in each HFACS-MI category are on repairing latent and active failures with an emphasis on the category of organizational influences.
Read More
T-6468
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tubagus Dwika Yuantoko; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mila Tejamaya, Mufti Wirawan, Widura Imam Mustopo, Lucky Bindri Soegito
Abstrak: Jumlah kasus kecelakaan kereta api di Indonesia masih terbilang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Tesis ini akan meneliti kasus kecelakaan kereta api di Indonesia menggunakan model analisis kecelakaan dengan pendekatan sistem sosioteknis bernama AcciMap yang dikembangkan oleh Jens Rasmussen. Sumber data penelitian berasal dari laporan-laporan investigasi kecelakaan kereta api di Indonesia selama tahun 2015 ? 2021 yang telah disusun dan dipublikasikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis tematik untuk mengidentifikasi faktor-faktor kontribusi dan interaksinya dalam seluruh laporan investigasi tersebut. Berdasarkan pendekatan sistem sosioteknis, terdapat peran dan kontribusi dari lima tingkatan sistem sosioteknis kereta api di Indonesia yang saling berinteraksi dalam terjadinya kecelakaan kereta api, meliputi: pemerintah atau badan regulator transportasi kereta api; organisasi atau perusahaan lain terkait; manajemen perusahaan pelaksana operasi kereta api; proses dan tindakan fisik petugas, awak, operator, teknisi dan; kondisi peralatan, sarana, prasarana dan lingkungan sekitar.
Hasil dari penelitian ini telah menunjukkan beberapa rekomendasi untuk intervensi pencegahan kecelakaan dan peningkatan kinerja keselamatan transportasi kereta api di Indonesia. Penelitian ini juga berhasil menunjukkan bahwa pendekatan sistem sosioteknis dalam analisis kecelakaan telah memberikan gambaran permasalahan dan kondisi serta interaksinya dari berbagai tingkatan yang saling berpengaruh dalam terjadinya kecelakaan-kecelakaan kereta api di Indonesia. Pendekatan sistem sosioteknis diharapkan dapat diterapkan dalam proses investigasi kecelakaan untuk mendapatkan gambaran permasalahan dan interaksinya secara lebih komprehensif.
The number of cases of train accidents in Indonesia is still quite large in the last few years. This thesis will analayze train accident cases in Indonesia using a sociotechnical system approach accident model called AcciMap developed by Jens Rasmussen. Source of data comes from train accident investigation reports in Indonesia during 2015 ? 2021 which have been created and published by the National Transportation Safety Committee (KNKT).
This study uses a qualitative approach with thematic analysis to identify contributing factors and their interactions within the reports. Based on the sociotechnical system approach, there are roles and contributions from the five levels of the sociotechnical rail transportation system in Indonesia that interact each other in the occurrence of accidents, including: the government or rail transport regulatory agency; other related organizations or companies; management of companies implementing railway operations; processes and physical actions of officers, crew, operators, technicians and; condition of equipment, facilities, infrastructure and the surrounding environment.
The results of this study have shown several recommendations for accident prevention interventions and improving the safety performance of rail transportation in Indonesia. This study also demonstrates that the sociotechnical system approach in accident analysis has provided an comprehensive view of the problems and conditions and their interactions from various levels that influence each other in the occurrence of train accidents in Indonesia. The results also suggest that sociotechnical system approach is expected to be applied in the accident investigation process to get more comprehensive informations and insights within the accident.
Read More
T-6478
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dedi Chandra; Pembimbing: Zulkifli Djunaedi; Penguji: Mufti Wirawan, Indri Hapsari Susilowati, Dimas Brilliant Sunarno, Robertus Wisnu Wijaya
Abstrak: Secara umum industri petrokimia merupakan industri dengan tingkat potensi bahaya kecelakaan proses sangat berbahaya bagi para pekerja, masyarakat dan lingkungan sekitar. PT. XYZ sebagai perusahaan produsen Pupuk Urea (NH₂)₂CO merupakan salah satu pabrik petrokimia di Indonesia dimana dalam menjalankan proses bisnis PT XYZ tidak terlepas dari berbagai ancaman risiko bahaya proses yang tinggi baik dari hulu (proses pengolahan bahan baku gas alam menjadi bahan baku setengah jadi) hingga hilir (proses produksi Pupuk). Maka dari itu dibutuhkan suatu sistem manajemen khusus untuk mengidentifikasi, mitigasi, mengendalikan hingga merepson bahaya dari semua aktifitas maupun proses produkti di tempat kerja. Process Safety Management (PSM) merupakan suatu sistem manajemen keselamatan berbasis proses proaktif dalam mengidentifikasi, mitigasi, mengendalikan serta merespon bahaya dari semua aktifitas ataupun proses produksi di tempat kerja yang banyak digunakan industry petrokimia yang diimplementasikan PT XYZ di salah satu pabriknya yaitu pabrik 2B. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis tingkat maturitas penerapan PSM pada pabrik 2B PT XYZ yang terdiri dari 14 elemen yaitu Process Safety Information (PSI), Process Hazard Analysis (PHA), Operating Procedure (OP), Employee Participation (EP), Training (TRA), Contractor (CTR), Pre Startup Safety Review (PSSR), Mechanical Integrity (MI), Permit To Work (PTW), Management Of Change (MOC), Incident Investigation (II), Emergency Response and Planning (ERP), Compliance Audit (CA), dan Trade Secret (TS) dimana tingkat maturitas penerapan PSM penting bagi organisasi agar dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari setiap elemen yang telah mereka terapkan agar dapat mengidentifikasi dan menetapkan tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerapan elemen PSM sehingga dapat menurunkan potensi kecelakaan proses. Dalam melakukan penilaian tingkat maturitas PSM penelitian menggunakan metode mix methode analisis deskriptif semi kualitatif dengan melakukan pendekatan sumber informasi kunci yang diperoleh melalui kuesioner, wawancara, observasi lapangan dan tinjauan dokumen perusahaan dengan jumlah sample 93 orang. Hasil penelitian didapatkan penilaian terhadap 14 elemen PSM di pabrik 2B PT XYZ berada pada commited to excellence dimana dari 14 elemen tersebut hanya terdapat 4 elemen berada pada level compliant.
Commonly, petrochemical industry is the type of industry with a high level of potential process accident hazards that can affect workers, the community and the surrounding environment. PT. XYZ as a producer of Urea Fertilizer (NH₂)₂CO is one of the petrochemical industry in Indonesia and their business processes cannot be separated from upstream process hazards (processing natural gas raw materials into semi-finished raw materials) to downstream process hazards (fertilizer production process). Therefore, a special management system is needed to identify, mitigate, control and respond to hazards from all products and processes activity in the workplace. Process Safety Management (PSM) is a proactive process-based safety management system in identifying, mitigating, controlling and responding to hazards from all activities or production processes in the workplace that are widely used by the petrochemical industry which is implemented by PT XYZ in one of its factories, it?s 2B plants. The purpose of this study is to analyze the maturity level of PSM implementation at PT XYZ's 2B plants which consists of 14 elements, namely Process Safety Information (PSI), Process Hazard Analysis (PHA), Operating Procedure (OP), Employee Participation (EP), Training (TRA). ), Contractor (CTR), Pre Startup Safety Review (PSSR), Mechanical Integrity (MI), Permit To Work (PTW), Management Of Change (MOC), Incident Investigation (II), Emergency Response and Planning (ERP), Compliance Audit (CA), and Trade Secret (TS) where the maturity level of PSM implementation is to be able to identify the advantages and disadvantages of each element implemented in order to identify and determine actions that can be taken to improve the implementation of PSM elements so as to reduce the potential for the accident process. In conducting research to assess PSM implementation maturity level, the research uses a mixed method of semi-qualitative descriptive analysis by approaching the sources of information obtained through questionnaires, interviews, and observations field and research company documents with a sample of 93 people. The results of the assessment research on 14 PSM elements at PT XYZ's 2B factory are committed to excellence where from these 14 elements there are only 4 elements at the compliant level.
Read More
T-6494
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive