Ditemukan 203 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Amir Su`udi; Pembimbing: Ascobat Gani; Penguji: Pujiyanto, Sandi Iljanto, K. Kamaruzzaman, Atikah Adyas
T-3212
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Euis Herna Marlyna; Pemb. Wahyu Sulistiadi; Penguji: Pujiyanto, Budiarti Setianingsih, Ade Saprudin
T-3940
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Suhandi Lubis; Pemb. Budi Hidayat; Penguji: Atik Nurwahyuni, Nurjamil, Ismawiningsih
T-3971
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Lea Meirina Trisnawati; Pembimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji: Sandi Iljanto, Kurniasari. Hellen Dewi Premeswari, Daniel Marguari
Abstrak:
Kasus HIV dan AIDS di Indonesia terus meningkat. Sementara untuk penularandari ibu ke bayi atau anak, jika tidak dilakukan intervensi program PPIA,kemungkinan penularannya akan lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan peran penentu baik bidang kesehatan dan non kesehatan dalam pelaksanaan program PPIA. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mengambil lokasi di Kabupaten Jayawijaya. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yaitu melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi sedangkan data sekunder berasal dari survei fasilitas kesehatan yang dilakukan di Papua. Jumlah informan adalah 11 orang.
Hasil penelitian ini menggambarkan pelaksanaan program PPIA dilihat dari peran sistem kesehatanmasih kurang memadai. Mengingat luasnya wilayah dan kesulitan akses kepelayanan kesehatan, Pemerintah Daerah perlu segera melakukan perluasanlayanan PPIA yang komprehensif, pemberian Obat ARV pada ibu hamil dankebutuhan reagen, serta dukungan psikososial pada ODHA.
Kata kunci: HIV/AIDS, PPIA, sistem kesehatan
HIV and AIDS cases are increasing progressively. Especially on HIVtransmission from mother to child, the possibility is greater than others if we donot apply PMTCT intervention. The objective of this research is to determine roleof health system to the implementation of PMTCT. This is qualitative researchlocated in Jayawijaya district. Primary data is collected through in depthinterview, observation, and documentation, while secondary data is collectedbased on health facilities survey in Papua. The informant of this research is 11people.
This research is resulting insufficient PMTCT coverage due to the weakof health system. Access to health facilities is still challenging, so localgovernment is required to provide and expand comprehensive PMTCT services,ensuring provision of HIV related commodities to people living with HIV.
Key words: HIV/AIDS, PMTCT, health system
Read More
Hasil penelitian ini menggambarkan pelaksanaan program PPIA dilihat dari peran sistem kesehatanmasih kurang memadai. Mengingat luasnya wilayah dan kesulitan akses kepelayanan kesehatan, Pemerintah Daerah perlu segera melakukan perluasanlayanan PPIA yang komprehensif, pemberian Obat ARV pada ibu hamil dankebutuhan reagen, serta dukungan psikososial pada ODHA.
Kata kunci: HIV/AIDS, PPIA, sistem kesehatan
HIV and AIDS cases are increasing progressively. Especially on HIVtransmission from mother to child, the possibility is greater than others if we donot apply PMTCT intervention. The objective of this research is to determine roleof health system to the implementation of PMTCT. This is qualitative researchlocated in Jayawijaya district. Primary data is collected through in depthinterview, observation, and documentation, while secondary data is collectedbased on health facilities survey in Papua. The informant of this research is 11people.
This research is resulting insufficient PMTCT coverage due to the weakof health system. Access to health facilities is still challenging, so localgovernment is required to provide and expand comprehensive PMTCT services,ensuring provision of HIV related commodities to people living with HIV.
Key words: HIV/AIDS, PMTCT, health system
T-4118
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nurhidayat B.; Pembimbing: Prastuti C. Soewondo; Penguji: Atik Nurwahyuni, Vetty Yulianty Permanasari, Triana Puspita Dewi, Farida Indyastuti
Abstrak:
Sumber penerimaan terbesar rumah sakit adalah pasien rawat inap persalinan Jam kesda. Integrasi Jamkesda dengan BPJS Kesehatan, akan merubah sistempembayaran dari retrospektif menjadi prospektif. Penelitian ini bertujuan menggambarkan potensi selisih penerimaan rumah sakit berdasarkan tarif Perdadan INA-CBGs serta strategi menghadapi potensi selisih tersebut. Penelitian ini merupakan gabungan kuantitatif dan kualitatif, menggunakan 660 tagihan danrekam medis pasien persalinan Jamkesda Tahun 2013. Komponen biaya terbanyakadalah jasa medis, BHP, jasa sarana, obat dan jasa pelayanan. Selisih terbesar pada persalinan dengan sectio secaria dengan rata-rata Rp.3.373.669/pasien. Diperlukan strategi melalui pengelolaan dokter, perawat dan tenaga farmasi, pengawasan, SIM-RS, rekam medis dan billing, perhitungan biayaserta identifikasi pelayanan dan pasar.Kata kunci : jamkesda; prospektif; retrospektif; selisih; strategi.
Read More
T-4204
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Azzahrazade; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Atik Nurwahyuni, Ismiwanto Cahyono, Su`udi
Abstrak:
Demand terhadap pelayanan kesehatan tenaga profesional di Indonesia masihterhitung rendah, walaupun peningkatan pembiayan kesehatan dan implementasiasuransi kesehatan yang menjamin lebih dari separuh populasi Indonesia melaluiJaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilakukan. Berbagai penelitiansebelumnya menunjukkan bahwa fenomena Supplier Induced Demand merupakansalah satu alasan mengapa ekspenditur kesehatan terus meningkat, sehinggamenyebabkan beban finansial tanpa memberikan keuntungan bagi kesehatanmasyarakat.Menggunakan data Susenas tahun 2012 dan Podes tahun 2011, peneliti melakukanpendekatan mikroekonometri menggunakan metode estimasi two part model danmenganalisis densitas dokter pada level kabupaten dan frekuensi kunjungan kepelayanan rawat jalan pada level individual untuk menemukan indikasi adanyafenomena Supplier Induced Demand pada kunjungan rawat jalan ke dokter praktikperorangan/poliklinik di Indonesia.Penelitian ini merupakan penelitian inisial yang pernah dilakukan di Indonesia.Kesimpulan yang didapatkan adalah densitas dokter merupakan variabel eksogen,dan memberikan korelasi positif pada frekuensi kunjungan responden sakit,sehingga memberikan bukti yang mengindikasikan adanya fenomena SupplierInduced Demand di Indonesia pada tahun 2012. Namun demikian, status sakittetap menjadi faktor utama yang membuat pasien mengakses pelayanankesehatan.Keywords: supplier induced demand, permintaan pelayan kesehatan, asuransikesehatan, rawat jalan
Demand for healthcare remain low, even though Indonesian government continueto increase healthcare funding, and implemented the social health insurance thatcovers more than a half of whole population through Jaminan KesehatanNasional (JKN). Numerous studies mentioned that the Supplier induced Demand(SID) is one of many reason why healthcare expenditure is increasing, causingmore financial pressures, increasing the share of national resources spent onhealthcare, which all of these can occur with few benefits for the health of thepopulation.Using data from Indonesian Household Survey (Susenas 2012) and Potensi Desa(Podes 2011), this study provides an empirical evidence of the phenomenon usingmicroeconometrics approach under the two-part modeling, analyzing district levelphysician density on the individual numbers of doctor visit to find evidenceindicating the existence of SID phenomenon in Indonesia.This is the initial study of the phenomenon in Indonesia, and it concludes thatphysician density is proven exogenous and has positive effect on the frequency ofdoctor visit, thus giving evidence indicating Supplier Induced Demandphenomenon occurred in Indonesia. Nevertheles, poor health status of patients isstill the main reason of the healthcare utilization.Keywords: supplier induced demand, demand for healthcare, health insurance,outpatient care
Read More
Demand for healthcare remain low, even though Indonesian government continueto increase healthcare funding, and implemented the social health insurance thatcovers more than a half of whole population through Jaminan KesehatanNasional (JKN). Numerous studies mentioned that the Supplier induced Demand(SID) is one of many reason why healthcare expenditure is increasing, causingmore financial pressures, increasing the share of national resources spent onhealthcare, which all of these can occur with few benefits for the health of thepopulation.Using data from Indonesian Household Survey (Susenas 2012) and Potensi Desa(Podes 2011), this study provides an empirical evidence of the phenomenon usingmicroeconometrics approach under the two-part modeling, analyzing district levelphysician density on the individual numbers of doctor visit to find evidenceindicating the existence of SID phenomenon in Indonesia.This is the initial study of the phenomenon in Indonesia, and it concludes thatphysician density is proven exogenous and has positive effect on the frequency ofdoctor visit, thus giving evidence indicating Supplier Induced Demandphenomenon occurred in Indonesia. Nevertheles, poor health status of patients isstill the main reason of the healthcare utilization.Keywords: supplier induced demand, demand for healthcare, health insurance,outpatient care
T-4687
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Murhaban; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujiyanto, Kurnia Sari, Tati Suryati, Amir Su`udi
Abstrak:
Kematian ibu di negara berkembang masih tinggi, selain faktor medis faktorpelayanan kesehatan ibu hamil merupakan salah satu penyebab kematian ibu.Cakupan pelayanan antenatal (K4) di Provinsi Aceh masih di bawah targetNasional. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pemanfaatan pelayananantenatal dan menganalisis determinan yang berhubungan dengan pemanfaatanpelayanan antenatal di Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan data RisetKesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013, fokus pada wanita yang pernah hamilselama 3 tahun terakhir sebelum survei, dengan jumlah sampel adalah 2.081responden. Metode analisis menggunakan model regresi logistik, untukmemprediksi faktor penentu pemanfaatan pelayanan antenatal. Hasilmenunjukkan 66,12% ibu hamil memanfaatkan pelayanan antenatal minimal 4kali sesuai standar waktu yang ideal. Faktor-faktor yang secara konsisten danpositif berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal (K4) adalah statusekonomi, kepemilikan buku KIA, keinginan hamil, umur, dan pendidikan. faktorkomplikasi kehamilan cenderung berhubungan positif apabila standar pelayananantenatal (K4) yang digunakan tidak ditentukan waktu pemeriksaan.Kata kunci: Kematian Ibu, Pelayanan Antenatal, Regresi Logistik, Aceh.
Maternal mortality in developing countries is still high, in addition to medicalfactors, factors of maternal health services is of the causes of maternal death.Coverage of antenatal care (K4) in the province of Aceh still below nationaltargets. The purpose of research to describe and analyze the utilization ofantenatal care determinants related to the utilization of antenatal care in theprovince. This study uses data from Riskesdas In 2013, focusing on women whohave been pregnant for 3 years prior was to the survey, with a sample size is 2,081respondents. The method of analysis using logistic regression model, which wasuseful for predicting the determinants of the utilization of antenatal care. Resultsshowed that 66.12% of pregnant women utilize antenatal care at least 4 times thecorresponding standard ideal time. Factors that consistently and positivelyassociated with utilization of antenatal care (K4) is the economic status, maternaland child health handbook, pregnant wishes, age, and education. pregnancycomplications factors tend to be associated positively if the standard antenatalcare (K4) used an unspecified time of the examination.Keywords: Maternal Mortality, Antenatal Care, Logistic Regression, Aceh.
Read More
Maternal mortality in developing countries is still high, in addition to medicalfactors, factors of maternal health services is of the causes of maternal death.Coverage of antenatal care (K4) in the province of Aceh still below nationaltargets. The purpose of research to describe and analyze the utilization ofantenatal care determinants related to the utilization of antenatal care in theprovince. This study uses data from Riskesdas In 2013, focusing on women whohave been pregnant for 3 years prior was to the survey, with a sample size is 2,081respondents. The method of analysis using logistic regression model, which wasuseful for predicting the determinants of the utilization of antenatal care. Resultsshowed that 66.12% of pregnant women utilize antenatal care at least 4 times thecorresponding standard ideal time. Factors that consistently and positivelyassociated with utilization of antenatal care (K4) is the economic status, maternaland child health handbook, pregnant wishes, age, and education. pregnancycomplications factors tend to be associated positively if the standard antenatalcare (K4) used an unspecified time of the examination.Keywords: Maternal Mortality, Antenatal Care, Logistic Regression, Aceh.
T-4781
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Adinda Risnanda Putri; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujiyanto, Kurnia Sari, Tati Suryati, Amir Su`udi
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan utilisasi pengobatan keluhan gangguan mental emosional di Indonesia dengan menganalisis data Riskesdas 2013. Data menunjukkan bahwa 6% populasi berusia >= 15tahun menderita gangguan mental emosional. Hanya 12% responden dengan gangguan mental emosional yang melakukan pengobatan, hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa. Kepemilikan jaminan kesehatan dan pengetahuan mengenai keberadaan faskes berhubungan utilisasi. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui promosi Aplikasi Sehat Jiwa, termasuk pengetahuan tentang gejala gangguan mental emosional serta informasi ketersediaan fasilitas kesehatan yang bisa diakses. Layanan kesehatan jiwa di Puskesmas perlu diperkuat dengan meningkatkan kemampuan dokter untuk mendiagnosis dan menangani gejala gangguan mental emosional sehingga menurunkan resiko mengalami ganguan jiwa. Kata kunci: utilisasi, pengobatan, ganguan mental emosional
Read More
T-4786
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Liniatuddiana; Pembimbing: Prastuti C. Soewondo; Penguji: Puput Oktamianti, Alamsyah, Leslie K. Waruwu
Abstrak:
Penanganan masalah gizi sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Salah satu input untuk dapat mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) program gizi adalah kecukupan pendanaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesenjangan kebutuhan pembiayaan yang membandingkan antara kebutuhan berdasarkan perhitungan biaya SPM dengan realisasi belanja program gizi di tahun 2016 dan 2017. Penelitian ini juga sekaligus mendapat gambaran proses perencanaan, penganggaran dan kesenjangan anggaran yang ada. Penelitian kualitatif ini menggunakan rancangan potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan adanya kenaikan realisasi anggaran program gizi yang cukup tinggi di Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dari Rp 3.931.449.461 di tahun 2016 menjadi Rp. 9.146.251.165 di tahun 2017. Pemanfaatan realisasi anggaran tersebut paling banyak digunakan untuk kegiatan preventif berupa pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan balita kurus yaitu sebesar 66,55% pada tahun 2016 dan sebesar 59,35% di tahun 2017. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa total realisasi belanja lebih besar daripada total kebutuhan biaya berdasarkan SPM. Besarnya kebutuhan biaya SPM program gizi tahun 2016 dari 4 jenis pelayanan dasar dalam SPM adalah sebesar Rp 1.779.095.450 pada tahun 2016 dan Rp. 2.347.821.493 tahun 2017. Terdapat kelebihan sebesar Rp. 2.152.354.011 pada tahun 2016 dan Rp. 6.798.429.672 pada tahun 2017. Berdasarkan hasil wawancara mendalam diketahui bahwa dalam proses perencanaan sudah dilakukan analisa masalah, penetapan tujuan dan dilakukan identifikasi kegiatan. Proses penganggaran yang dilakukan sudah berbasis kinerja karena telah membuat anggaran berdasarkan skala prioritas dan telah menetapkan indikator kinerja.
Kata Kunci: Kesenjangan biaya, Program Gizi, Perencanaan & Penganggaran
Increasing nutrition and overcoming the issues surrounding it is essential in increasing the quality of human resources in Indonesia. One of the important input aspects to achieve minimum standard services (SPM) is sufficient budget allocation. This study aims to uncover the discrepancy between budget realization and budget estimations of minimum standard services (SPM) for the nutrition program in 2016 and 2017; as well as to understand the planning and budgeting process. This was a qualitative study with a cross sectional design, utilizing resources of financial data and program implementation. Results of the study revealed that budget realization of nutrition program at Bekasi Municipal Health Office in 2016 and 2017 were Rp 3,931,449,461 and Rp. 9,146,251,165 respectively. The majority of the budget was directed to preventive programs where in 2016 comprised of 66.55% and in 2017 was 59.35% of the total nutrition budget. Total spending realized was higher than the yearly total budget estimations based on minimum standard services (SPM). There was excess in budget in 2016 of Rp. 2,152,354,011 and Rp. 6,798,429,672 in 2017. In-depth interviews revealed the planning process already includes extensive problem analysis, objective determination and activities identification. The budgeting process is already based on work performance due to it priority scale budgets and established. Bekasi Municipal Health Office should continue to pursue its commitment in improving health budget planning and budget efficiency.
Key words: Budget Gap, Nutrition Program,Health Planning and Budgeting
Read More
Kata Kunci: Kesenjangan biaya, Program Gizi, Perencanaan & Penganggaran
Increasing nutrition and overcoming the issues surrounding it is essential in increasing the quality of human resources in Indonesia. One of the important input aspects to achieve minimum standard services (SPM) is sufficient budget allocation. This study aims to uncover the discrepancy between budget realization and budget estimations of minimum standard services (SPM) for the nutrition program in 2016 and 2017; as well as to understand the planning and budgeting process. This was a qualitative study with a cross sectional design, utilizing resources of financial data and program implementation. Results of the study revealed that budget realization of nutrition program at Bekasi Municipal Health Office in 2016 and 2017 were Rp 3,931,449,461 and Rp. 9,146,251,165 respectively. The majority of the budget was directed to preventive programs where in 2016 comprised of 66.55% and in 2017 was 59.35% of the total nutrition budget. Total spending realized was higher than the yearly total budget estimations based on minimum standard services (SPM). There was excess in budget in 2016 of Rp. 2,152,354,011 and Rp. 6,798,429,672 in 2017. In-depth interviews revealed the planning process already includes extensive problem analysis, objective determination and activities identification. The budgeting process is already based on work performance due to it priority scale budgets and established. Bekasi Municipal Health Office should continue to pursue its commitment in improving health budget planning and budget efficiency.
Key words: Budget Gap, Nutrition Program,Health Planning and Budgeting
T-5307
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mochamad Febriansyah Akbar Ali; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Mardiati Nadjib, Solehudin, Lili Masliyah
Abstrak:
Dalam era globalisasis saat ini, pertumbuhan rumah sakit di kota besarmenyebabkan terjadinya kompetisi yang tinggi dalam sektor kesehatan sehinggapersaingan rumah sakit menjadi semakin keras segingga dibutuhkan peranan pembiayaanrumah sakit dalam menyediakan pelayanan yang optimal menjadi sangat penting agarrumah sakit dapat tetap bertahan. Penelitian ini betujuan untuk melakuakan analisisi biayasatuan dan biaya total pelayanan rawat inap sakura berdasarkan metode simpledistribution di RS X Kota Bekasi Tahun 2016. Penelitian ini merupakan analisisdeskriptif, bertujuan untuk menganalisis biaya satuan di rawat inap sakura yang dilakukanselama satu tahun dengan menggunakan perspektif dari rumah sakit dan biaya yangdihitung adalah biaya yang terkait pada pemakaian tempat tidur atau biaya akomodasipasien saja. Berdasarkan perhitungan dengan metode simple distribution, studimenghasilkan informasi biaya pada kamar rawat inap sakura RS X berupa biaya satuanpada kamar VVIP sebesar Rp 982.374, VIP sebesar 904.215, Kelas 1 sebesar Rp 549.480,Kelas 2 sebesar Rp 502.368. Kelas 3 sebesar Rp 436.181 dan Isolasi sebesar Rp 744.699dan biaya tidak langsung yang dihitung menggunakan metode Full Time Equivalent FTE berupa biaya gaji direksi direksi dan staf RS X perhari sebesar Rp 36.001.
Kata Kunci : rumah sakit, metode simple distribution, rawat inap sakura
Read More
Kata Kunci : rumah sakit, metode simple distribution, rawat inap sakura
T-5484
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
