Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Indrawan Adri; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Mufti Wirawan, Ridwan Zahdi Sjaaf, Yan Fuadi, Ade Kurdiman
Abstrak: PT. XY perusahaan jasa pelayanan Dump Truck anak perusahaan semen di sektor tambang batu kapur, di PT. XY pernah terjadi kecelakaan kerja maka analisis kecelakaan dengan metode HFACS-MI perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi latent dan active failures menyebabkan kecelakaan kerja pengoperasian dump truck. Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan metode semi kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan kecelakaan berupa hasil investigasi dari pengoperasian DT sebanyak 27 kasus kecelakaan kerja tahun 2019-2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori dari HFACS-MI yang paling besar berkontribusi adalah organizational influences sebanyak 429 terkait dengan kurangnya analisis keselamatan kerja. Kemudian disusul unsafe leadership sebanyak 370 terkait dengan pengawasan pekerjaan yang tidak memadai. Precondition for unsafe act sebanyak 289 terkait dengan kondisi permukaan jalan licin. Unsafe act sebanyak 247 terkait dengan kegagalan mengenali bahaya. Dan yang paling kecil kategori berkontribusi ialah outside factor sebanyak 1 terkait dengan workshop diluar perusahaan. Disimpulkan bahwa framework HFACS-MI pada latent failures yang banyak berkontribusi ialah organizational influences dan pada active failures yang banyak berkontribusi ialah unsafe act, maka saran tindakan perbaikan di tiap kategori HFACS-MI pada perbaikan latent dan active failures dengan penekanan pada kategori organizational influences.
PT. XY Dump Truck service company, a cement subsidiary in the limestone mining sector, at PT. XY has had a accident, so an accident analysis using the HFACS-MI method needs to be done. This research to analyze the factors that contribute laten and active failures to accidents in dump truck operations based on the HFACS-MI framework. This research uses a case study research design with a semi-quantitative method with a descriptive approach. The population in this study is accident report data in the form of investigation results from the operation of DT as many as 27 cases of work accidents in 2019-2021. The results showed that the category of HFACS-MI that contributed the most was organizational influences as many as 429 related to the lack of work safety analysis. Then followed by 370 Unsafe leadership related to inadequate work supervision. There are 289 preconditions for unsafe acts related to slippery road surface conditions. As many as 247 unsafe acts are related to failure to recognize hazards. And the smallest contributing category is the outside factor as much as 1 related to workshops outside the company. It is concluded that the HFACS-MI framework on latent failures that contributes a lot is organizational influences and on active failures that contributes a lot is unsafe act, then the suggestions for corrective actions in each HFACS-MI category are on repairing latent and active failures with an emphasis on the category of organizational influences.
Read More
T-6468
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Pujianti; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Mufti Wirawan, Salim Suparlan Basir, M.Hadi Rachman
Abstrak: Human Factors Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) merupakan suatu metode investigasi kecelakaan untuk mencari faktor-faktor penyebab kecelakaan pada industri pertambangan. Metode HFACS sendiri telah banyak digunakan untuk investigasi kecelakaan diberbagai industri seperti penerbangan, konstruksi, kereta api, dan industri lainnya. Metode ini terdiri dari 5 (lima) tingkatan yaitu unsafe act, precondition for unsafe act, unsafe leadership, organizational influences, dan outside factor. PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan pertambangan di wilayah Kalimantan Timur. Kecelakaan yang sudah terjadi tentunya membuat perusahaan mengalami kerugian, perlunya dilakukan kajian proses analisis secara detail untuk mengetahui faktor penyebab kecelakaan bersifat aktif dan laten serta mengetahui keterkaitan penyebab kecelakaan dari berbagai tingkat dengan menggunakan metode HFACS-MI.
Human Factors Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) is an accident investigation method to find the factors that cause accidents in the mining industry. The HFACS method itself has been widely used for accident investigations in various industries such as aviation, construction, railroads, and other industries. This method consists of 5 (five) levels, namely unsafe act, precondition for unsafe act, unsafe leadership, organizational influences, and outside factors. PT. XYZ is a mining company in the East Kalimantan region. Accidents that have occurred certainly make the company suffer losses, it is necessary to study the analytical process in detail to find out the active and latent causal factors and find out the interrelationships of the causes of accidents from various levels using the HFACS-MI method.
Read More
T-6696
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurcahyo Kurniawan Prihatsono; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Abdul Kadir, Doni Hikmat Ramdhan, Alwahono dan Ridha Renaldi
Abstrak:
Industri pertambangan dikenal sebagai lingkungan kerja dan aktivitas operasional dengan risiko tinggi, bahkan dikategorikan sebagai salah satu aktivitas paling berbahaya pada industri modern. Industri ini berada di antara peringkat tertinggi yang mengalami cedera dan hari kerja hilang, terdapat banyak jenis cedera yang terjadi dan cedera adalah salah satunya. Jari dilaporkan menjadi salah satu bagian tubuh yang paling sering mengalami cedera. Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan tambang di Indonesia, PT X, dalam jangka waktu lina tahun (2018-2022) menggunakan data hasil investigasi kecelakaan. Dalam periode ini data statistik menunjukkan adanya tren peningkatan dan berdasarkan hasil investigasi kecelakaan menggunakan metode RCA ditemukan bahwa 74% kasus akibat dari perilaku atau kegagalan manusia. Analisis lebih mendalam dilakukan menggunakan kerangka kerja HFACS-MI untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kegagalan dalam berbagai lapisan pertahanan di dalam perusahaan. Faktor penyebab terbesar dibandingkan dengan jumlah kasus adalah kategori Organizational Influences (196,17%) dikuti oleh Unsafe Acts (156,28%), Precondition for Unsafe Acts (117,49%), dan Unsafe Leadership (97,27%).

Mining industries are known as high-risk working environments and operational activities, they are categorized as one of the most dangerous activities in modern industry today. It ranks among the highest producers of injuries and lost working days, there are many types of injuries that contribute to this, finger injury is one of them. Fingers are reported to be one of the most injured body parts. This research carried out in a mining company in Indonesia, PT X, within a period of five years (2018-2022) based on their accident investigation data. Within this period statistical data shows an increasing trend and referring to accident investigation conducted using RCA method it was found that 74% due to behavior or human error. Further analysis conducted using HFACS-MI framework to find out causal factors contributing to failure in various defence layer within organization. The biggest contributing factors, compared to number of cases, are Organizational Influences category (196.17%) followed by Unsafe Acts (156.28%), Precondition for Unsafe Acts (117.49%), and Unsafe Leadership (97.27%).
Read More
T-7090
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mukodas; Pembimbing: Izhar M. Fihir; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Adenan
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang analisis penyebab traffic accident yang terjadi sepanjang tahun 2012 di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco, Batu Kajang, Kalimantan Timur dengan menggunakan metode telaah data sekunder dan diklasifikasikan ke dalam Human Factor Analysis and Classification System for Mining Industry (HFACS-MI) untuk melihat faktor penyebab berkaitan dengan unsafe act, precondition of unsafe act, dan unsafe leadership. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar traffic accident terjadi karena unsafe act dan terdapat manifestasi juga dari precondition of unsafe act dan unsafe leadership. Faktor yang berpengaruh paling besar dalam traffic accident adalah skill-based error
Read More
S-7750
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adenan; Promotor: Zulkifli Djunaidi; Kopromotor: Fatma Lestari, Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Budi Hartono, L. Meily Kurniawidjaja, Herlina J. EL- Matury, Kusnendi Soehardjo, Suparni
Abstrak:

Keselamatan kerja pada jalur hauling di industri pertambangan batubara merupakan aspek penting yang memerlukan perhatian serius, mengingat tingginya risiko kecelakaan kerja pada aktivitas pengangkutan material. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kecelakaan kerja dan menyusun model pencegahan berbasis Human Factor Analysis and Classification System for Mining Industry (HFACS-MI) serta metode investigasi Australian Transport Safety Bureau (ATSB). Pendekatan campuran digunakan dalam penelitian ini, dengan data kuantitatif diperoleh melalui survei terhadap 420 operator dump truck di tiga perusahaan tambang terbuka di Kalimantan, serta data kualitatif dari wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), dan observasi langsung di lapangan. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh enam variabel independen faktor eksternal, pengaruh organisasi, kepemimpinan tidak berkeselamatan, pengendalian risiko, kondisi lingkungan, dan tindakan individu terhadap kecelakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki pengaruh signifikan, dengan kepemimpinan tidak berkeselamatan dan kondisi lingkungan sebagai faktor dominan penyebab kecelakaan. Temuan ini mengindikasikan perlunya penguatan pengawasan, perbaikan perilaku kerja operator, serta peningkatan kualitas jalur hauling. Model pencegahan yang diusulkan menitikberatkan pada penguatan kepemimpinan, pengendalian risiko, dan perawatan infrastruktur hauling secara berkelanjutan untuk menurunkan angka kecelakaan kerja di sektor pertambangan.


 

Occupational safety in hauling roads within the coal mining industry is a critical aspect that requires serious attention, considering the high risk of work accidents during material transportation activities. This study aims to analyze the factors influencing occupational accidents and to develop a preventive model based on the Human Factor Analysis and Classification System for Mining Industry (HFACS-MI) and the Australian Transport Safety Bureau (ATSB) investigation method. A mixed-method approach was used, with quantitative data collected through a survey of 420 dump truck operators across three open-pit mining companies in Kalimantan, and qualitative data gathered from in-depth interviews, focus group discussions (FGDs), and direct field observations. Multiple linear regression analysis was employed to assess the influence of six independent variables external factors, organizational influence, unsafe leadership, risk control, environmental conditions, and individual actions on work accidents. The results indicated that all variables had a significant effect, with unsafe leadership and environmental conditions emerging as the dominant contributing factors. These findings highlight the need to strengthen supervision, improve operator behavior, and enhance the quality of hauling road infrastructure. The proposed accident prevention model emphasizes the reinforcement of leadership roles, risk control management, and continuous improvement of hauling infrastructure to reduce the incidence of occupational accidents in the mining sector.

Read More
D-589
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Az Zahra Amalia Putri; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Mufti Wirawan, Herna Rosalin
Abstrak:
Penelitian ini menganalisis faktor kegagalan yang terjadi terhadap insiden di jalur hauling PT.X, dimana insiden di jalur hauling merupakan insiden berulang dengan persentase tertinggi selama dua tahun terakhir. Fokus penelitian merupakan analisis dari faktor individu ke organisasi, yaitu kondisi laten dan kegagalan aktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan Human Factor Analysis Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) dengan teknik telaah dokumen dan wawacara sebagai pengumpulan data. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kondisi laten lebih banyak ditemukan, khususnya organizational influence dan unsafe leadership yang berinteraksi dengan kegagalan aktif, dimana skill based error paling banyak ditemukan dalam penelitian. Interaksi dari kedua faktor kegagalan tersebut meningkatkan risiko terjadinya insiden di jalur hauling.

This study analyzes the factors contributing to incidents on the hauling route of PT.X, where incidents on the hauling route have been recurring with the highest percentage over the past two years. The research focuses on analyzing factors from individual to organizational levels, specifically latent conditions and active failures. The methodology employed in this study is based on the Human Factor Analysis Classification System in Mining Industry (HFACS-MI), utilizing document review and interviews as data collection techniques. The research findings reveal a predominance of latent conditions, particularly organizational influences and unsafe leadership, interacting with active failures, where skill-based errors are most frequently identified. The interaction of these two failure factors increases the risk of incidents on the hauling route.
Read More
S-11541
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agus Winarko; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Mufti Wirawan, Fransiscus Fendy Novento, Agra Mohamad Khaliwa
Abstrak:

Industri pertambangan merupakan kegiatan industri yang mempunyai risiko tinggi. Faktor manusia telah diidentifikasi sebagai penyebab paling umum terjadinya kecelakaan besar di industri pertambangan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis data kecelakaan di PT. X dengan menggunakan kerangka analisis faktor manusia dan sistem klasifikasi industri pertambangan (HFACS-MI). Metode penelitian ini melibatkan pengumpulan data kualitatif untuk 322 kasus kecelakaan di PT. X yang terjadi pada tahun 2018-2022 dari basis data Sistem Manajemen Insiden yang dikategorikan sebagai cedera yang dapat dicatat. Faktor penyebab kecelakaan ini diberi kode menggunakan kerangka HFACS-MI. Data kecelakaan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa 84% dari seluruh kecelakaan melibatkan pekerja kontraktor dan 16% melibatkan pekerja tetap PT. X. Hasil analisis menggunakan kerangka HFACS-MI menunjukkan bahwa setiap lapisan atau tingkatan memberikan kontribusi terhadap kecelakaan, yaitu faktor luar (44%), pengaruh organisasi (68%), kepemimpinan tidak aman (90%), prasyarat tindakan tidak aman (99%), dan tindakan tidak aman (99,7%). Temuan ini menekankan perlunya fokus pada pengurangan jumlah kesalahan manusia selama operasi penambangan untuk mengurangi tren kecelakaan saat ini. Kerangka kerja HFACS-MI telah terbukti menjadi alat penting untuk analisis kecelakaan yang kuat terhadap faktor manusia di pertambangan.


 

The mining industry is an industrial activity with high risks. Human factors have been identified as the most common cause of major accidents in the mining industry. Therefore, this research aims to analyze accident data at PT. X using the human factors analysis and classification system-mining industry framework (HFACS-MI). This research collected qualitative data for 322 accident cases at PT. X occurring from 2018 to 2022 from the Incident Management System database categorized as recordable injuries. Factors causing the accidents were coded using HFACS-MI framework. Accident data were analyzed using descriptive statistics. The study findings revealed that 84% of all accidents involved contractor workers and 16% involved the PT. X permanent workers. The results of analysis using the HFACS-MI framework show that each layer or level contributes to accidents, namely outside factors (44%), organizational influences (68%), unsafe leadership (90%), preconditions of unsafe acts (99%), and unsafe acts (99.7%). These findings emphasize the need to focus on reducing the number of human errors during mining operations to reduce the current accident trend. The HFACS-MI framework has proven to be a valuable tool for robust accident analysis of human factors in mining.

Read More
T-6918
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adenan; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf; Penguji: Robiana Modjo, Doni Hikmat Ramdhan, Roslinormansyah Ridwan
T-3407
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farida Tasya; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Wien Goerindro
Abstrak: Dalam setiap aktivitas pertambangan, terdapat potensi bahaya yang menimbulkanrisiko terjadinya kecelakaan. Jenis kecelakaan menabrak merupakan kecelakaanyang banyak terjadi pada operasi lalu lintas tambang jobsite PT SS (41%) dankejadiannya cenderung berulang. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untukmendapatkan gambaran tentang sistem pertahanan dalam mencegah kecelakaansesuai dengan kerangka pikir Swiss Cheese Model. Penelitian ini dilakukandengan pendekatan kualitatif melalui analisis data kecelakan lalu lintas tambangdi salah satu jobsite di PT SS, suatu perusahaan kontraktor pertambangan batubaraterbuka, dengan menggunakan Human Factors Analysis and Classification Systemin Mining Industry (HFACS-MI). Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap53 kasus kecelakaan lalu lintas tambang, permasalahan yang banyak ditemukan diantaranya adalah skill-based error, adverse mental states, coordination andcommunication, inadequate leadership, dan organization process. Dapat disimpulkan bahwa sistem pertahanan yang ada untuk mencegah kecelakaan lalulintas tambang masih belum optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan sistem pertahanan, baik yang ditargetkan kepada individu ataupun organisasi, agarrisiko kecelakaan dapat dikendalikan.
Kata Kunci :Kecelakaan lalu lintas tambang, tabrakan, sistem pertahanan, Swiss CheeseModel, HFACS-MI
In mining process activities, there are potential hazards that poses a risk to be anaccident. Collision is one of accident types that frequently happen on miningtraffic operations jobsite PT SS (41%) and it has tendency to occur repeatedly.This study aimed to gain an overview of defences system in preventing accidentsaccording to Swiss Cheese Model framework. The research was conducted with aqualitative approach through mining traffic accident data analysis in one ofjobsite in PT SS, an open coal mining contractor company, using the HumanFactors Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI).Based on the analysis of 53 cases of mining traffic accidents, revealed that themost common problems were skill-based errors, adverse mental states,coordination and communication, inadequate leadership, and organizationprocess. It can be concluded that the existing defences system to prevent miningtraffic accidents has not been optimal yet. Therefore, defences systemimprovement, either targeted to the individual or organizational, is needed tocontrol accident risk.
Key words:Mine traffic accident, collision, defences system, Swiss Cheese Model, HFACSMI
Read More
S-7765
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jane Onyinyechukwu Obodo; Pembimbing: Mufti Wirawan; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Widura Imam Mustopo
Abstrak:
Pengendalian jarak jauh (teleremote operation), yang merupakan engineering control untuk mengurangi tingkat kecelakaan operator Autonomous LHD di PT F, seringkali mengalami productivity loss. Hal tersebut terjadi karena tingginya tingkat kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat, sehingga total downtime hours pada alat tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan operational hours-nya. Penelitian ini memberikan gambaran analisis kecelakaan Autonomous LHD tambang bawah tanah G dari sudut pandang faktor manusia, yaitu dari sisi kegagalan aktif (active failures) dan kegagalan laten (latent failures), untuk mengetahui tindakan tidak aman serta faktor-faktor yang mendasari tingginya tingkat kecelakaan alat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) dengan teknik observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegagalan laten (latent failures) lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan kegagalan aktif (active failures). Kesalahan berbasis keterampilan (skill- based errors) adalah faktor yang paling sering ditemukan pada kegagalan aktif (active failures), sedangkan faktor lingkungan, kepemimpinan, iklim organisasi, dan faktor luar menjadi faktor yang paling sering ditemukan pada kegagalan laten (latent failures).

Teleremote operation, an engineering control to reduce the accident rate of Autonomous LHD operators at PT F, often experiences productivity loss. The situation occurs due to the high accident rate that results in equipment damage, causing the total downtime hours on the equipment is higher than the operational hours. This research provides an overview of the accident analysis of the G underground mine Autonomous LHD from the human factor perspective i.e., in terms of active failures and latent failures, to determine the unsafe acts and the underlying factors of the equipment's high accident rate. The method used in this research is based on the Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) with observation and interview techniques to collect data. The results show that latent failures are more frequent than active failures. Skill-based errors are the most frequently found factor in active failures, while environmental factors, inadequate leadership, organizational climate, and other factors are the most prevalent factors in latent failures.
Read More
S-11355
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive