Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Jihan Sausan Salsabila; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Yovsyah, Tristiyenny Pubianturi
Abstrak: Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, gagal ginjal, dan stroke. Kejadianhipertensi dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko seperti usia, riwayat keluarga, statusgizi, kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan faktor risiko terhadap hipertensi pada pekerja di PT. X. Penelitianini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional dan dilakukandengan observasi data sekunder hasil medical check up pekerja tahun 2019. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi kejadian hipertensi di PT. X tahun 2019sebesar 20,4%. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antarafaktor risiko usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi pada keluarga, indeks massa tubuh,dan konsumsi rokok dengan kejadian hipertensi. Proporsi pekerja di PT. X tahun 2019yang lebih banyak menderita hipertensi ada pada kelompok usia 46-60 tahun sebesar60%, berjenis kelamin laki-laki sebesar 22,6%, memiliki riwayat hipertensi keluargasebesar 40%, memiliki indeks massa tubuh obesitas sebesar 62,5%, dan mengonsumsirokok sebesar 51,1%. Hasil penelitian menyarankan bagi PT. X untuk melakukanpengendalian hipertensi pekerja dengan melakukan kontrol rutin tekanan darah sertapromosi kesehatan modifikasi gaya hidup sehat bagi pekerja obesitas dan merokok.Kata kunci:Hipertensi, pekerja, indeks massa tubuh, merokok.
Read More
S-10362
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ira Andriani; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Mury Kuswari
Abstrak: Kebugaran fleksibilitas yang rendah dapat berkontribusi pada kejadian cedera akut. Untuk mengukur kebugaran fleksibilitas pada mahasiswi penari dilakukan dengan metode modified sit-and-reach test yang merupakan tes yang paling banyak digunakan untuk mengukur fleksibilitas hamstring dan punggung bawah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara IMT, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, aktivitas peregangan, kualitas tidur, asupan energi dan zat gizi makro dengan kebugaran fleksibilitas. Desain penelitian yang diguanakan yaitu cross sectional dengan sampel 160 orang. Rata-rata kebugaran fleksibilitas dengan metode modified sit-and reach test pada sampel penelitian sebesar 31,70 ± 6,70 cm. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan signifikan antara aktivitas peregangan dengan kebugaran fleksibilitas (p value 0,001). Selain itu, terdapat pola hubungan positif antara aktivitas fisik, aktivitas peregangan, kualitas tidur, dan asupan protein dengan kebugaran fleksibilitas dan terdapat pola hubungan negatif antara IMT, persen lemak tubuh, asupan energi, asupan karbohidrat, dan asupan lemak dengan kebugaran fleksibilitas.
Read More
S-9987
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Theresia Rosita; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Tiara Amelia, Alvian Susanto
Abstrak: ABSTRAK Emotional Eating atau perilaku makan emosional merupakan perilaku meningkatkan konsumsi makanan sebagai respon terhadap emosi-emosi negatif, di mana emotional eating memiliki sifat obesogenic yang berkontribusi terhadap kenaikan berat badan dan obesitas. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, ditemukan peningkatan angka kegemukan dan obesitas pada remaja setiap tahunnya, dengan angka prevalensi tertinggi berada di provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku emotional eating dengan indeks massa tubuh remaja, menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 50 remaja berusia 15-18 tahun di SMA Charitas Jakarta. Hasil diperoleh responden sebagian besar terdiri dari perempuan (54%), berusia 16 tahun (52%), serta berasal dari siswa kelas XI jurusan IPA (34%) dan IPS (24%), sebagian besar responden memiliki IMT/U dengan kategori normal (68%), dan responden yang memiliki perilaku makan dengan kecenderungan emotional eating cukup tinggi (48%). Variabel emotional eating dengan indeks massa tubuh siswa menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan (p = 0,145; α = 0,05). Dapat disimpulkan melalui penelitian ini bahwa emotional eating tidak memiliki pengaruh yang dominan terhadap kondisi indeks massa tubuh siswa SMA Charitas Jakarta. Kata kunci: Indeks Massa Tubuh, Emotional Eating, Remaja Emotional Eating is a behavior of increasing food consumption in response to negative emotions, where emotional eating has obesogenic traits that contribute to weight gain and obesity. Based on Riskesdas year of 2013,in each year has been found an increase in overweight and obesity rate in adolescents, with the highest prevalence rate in the province of DKI Jakarta. This study aims to determine the relationship between emotional eating behavior with adolescent body mass index, using cross sectional design with a sample of 50 adolescents aged 15-18 years in Charitas Senior High School Jakarta. The results of the study were mostly female (54%), 16 years old (52%), and came from grade XI students in science (34%) and IPS (24%), most of them had BMI/Age with normal category (68%), and respondents who had eating behavior with emotional eating tendency was quite high (48%). The emotional eating variable with student body mass index showed no significant relationship (p = 0,145; α = 0,05). It can be concluded through this research that emotional eating does not have a dominant influence on the body mass index condition of Charitas Senior High School Jakarta students. Key words: Body Mass Index, Emotional Eating, Adolescents
Read More
S-9852
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Walliyana Kusumaningati; Pembimbing: Diah M. Utari; Penguji: Wahyu Kurnia, Trini Sudiarti, Casilia Meti Dwiriani, Yunimar Usman
Abstrak: Tesis ini membahas faktor yang dominan kadar asam urat pada pegawai satuan polisi pamong praja di wilayah kerja kota administrasi Jakarta Timur dan uji diagnostik pada IMT (Indeks Massa Tubuh) dan LP (Lingkar Pinggang) untuk mendeteksi kadar asam urat tidak normal secara dini. Jumlah sampel penelitian ini adalah 150 orang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier ganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Indeks Massa Tubuh merupakan faktor yang paling mendominasi kadar asam urat dan pengukuran IMT dapat dijadikan alat uji skrining kadar asam urat tidak normal dengan cut off point 26,36 kg/m2 dan memiliki sensitifitas sebesar 63,6%.
Kata kunci: Kadar asam urat, Indeks Massa Tubuh, uji diagnostik

This thesis discusses about the dominant factor uric acid level among Satuan Polisi Pamong Praja in Working Area of East Jakarta and diagnostic test of BMI (Body Mass Index) and WC (Waist Circumference) to detecting the abnormal uric acid levels earlier. The total sample of this study is 150 people. This is a quantitative study with cross sectional design. Data analysis using multiple linier regression. The result of this study revealed that Body Mass Index is the dominant factor of uric acid level and the measurement of BMI can be used as a screening test instrument for abnormal uric acid level with cut off point 26,36% kg/m2 and sensitivity 63,6%.
Keyword: Uric acid Level, Body Mass Index, Diagnostic test
Read More
T-4425
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cindy Yanci; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Zakiyah
Abstrak: Obesitas adalah faktor risiko penyakit kardiovaskular. Skripsi ini merupakan penelitian dengan desain studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kejadian obesitas berdasarkan asupan gizi, aktivitas fisik, dan faktor lainnya. Penelitian ini melibatkan 104 responden yang merupakan PNS di Kantor Dinas Kesehatan kota Depok. Obesitas diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh. Sebanyak 50% PNS mengalami obesitas (IMT > 25 kg/m2 ). Dari beberapa variabel yang diuji, terdapat perbedaan bermakna kejadian obesitas berdasarkan asupan energi, karbohidrat, dan lemak, serta kebiasaan makan di luar rumah baik pada pria maupun wanita. Setelah dikontrol oleh jenis kelamin, perbedaan tersebut hanya bermakna pada wanita. Berdasarkan hasil penelitian, PNS disarankan untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak yang berlebihan, serta mengurangi frekuensi makan di luar rumah untuk mencegah obesitas.

Kata Kunci: Obesitas, Indeks Massa Tubuh, asupan gizi, aktivitas fisik

Obesity is an independent risk factor for cardiovarcular disease. The purpose of this cross-sectional study is to identify the difference in the incidence of obesity based on dietary intake, physical activity, and some other factors. A total of 104 civil servants of Depok Health Department were included in this study. Obesity was measured using Body Mass Index. The prevalence of obesity (BMI > 25 kg/m2 ) was 50%. From the tested variables, there were significant differences in proportion of energy, carbohydrate, and protein intake, as well as eating out of home on the prevalence of obesity in both men and women. After controlled by sex, the differences were only significant in women, but not in men. The results suggest that civil servants to reduce energy, carbohydrate, and fat intake, as well as the frequency of eating out of home.

Keywords: Obesity, Body Mass Index, dietary intake, physical activity
Read More
S-8743
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Beta Sindiana Dewi; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Anies Irawati
S-8702
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Heriyanto; Pembimbing: Besral, Sudijanto Kamso; Penguji: R. Sutiawan. Desak Made Wismarini, Ubiet Junita Sari
Abstrak:

Tujuan: Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperkirakan kejadian hipertensi serta pengaruh indeks massa tubuh terhadap kejadian hipertensi penduduk umur ≥ 25 tahun di Indonesia yang pada awalnya bebas hipertensi. Prevalensi hipertensi menunjukkan peningkatan selama beberapa periode. Sejalan dengan peningkatan hipertensi, prevalensi overweight dan obesitas juga mengalami peningkatan. Metode: 12623 penduduk umur ≥ 25 tahun pada IFLS4-2007 yang diambil dari kerangka sampel IFLS2-1997 yang bebas hipertensi. Indeks massa tubuh diukur berdasarkan berat badan dibagi tinggi badan dikuadratkan. Sedangkan hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Hasil: Kejadian/insiden hipertensi yang pada sampel awal tahun 1997 0% menjadi 21,8% pada tahun 2007. Rata-rata indeks massa tubuh awal pada IFLS2-1997 adalah 21,0 kg/m 2 . Setelah follow up 10 tahun (IFLS4-2007) rata-rata indeks massa tubuh mengalami peningkatan menjadi 22,8 kg/m 2 . Indeks massa tubuh pada kelompok obesitas (IMT ≥ 30,0 kg/m 2 ) setelah dikontrol ix Universitas Indonesia umur, IMT terkini, status perkawinan, status pekerjaan, konsumsi ikan asin, dan kolesterol memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kejadian hipertensi dengan risiko relatif (RR) 1,34 (95% CI: 1,04-1,73). Kata kunci : Indonesia, hipertensi, indeks massa tubuh.


 

Objectives: The main purpose of this study was to estimate the incidence of hypertension and body mass index effect on the incidence of hypertension population aged ≥ 25 years in Indonesia, which were initially free of hypertension. The prevalence of hypertension showed an increase over several periods. In line with the increase in hypertension, the prevalence of overweight and obesity are also increasing. Method: 12623 population aged ≥ 25 years at IFLS4-2007 samples drawn from IFLS21997 framework that is free of hypertension. Body mass index is measured by weight divided by height squared. While hypertension is defined as systolic blood pressure ≥ 140 mmHg or diastolic blood pressure ≥ 90 mmHg. Results: The incident of hypertension in the initial sample of 1997 0% to 21.8% in 2007. The average initial body mass index on IFLS2-1997 was 21.0 kg/m2. After 10 years of follow-up (IFLS4-2007) the average body mass index increased to 22.8 kg/m2. Body mass index in obese group (BMI ≥ 30.0 kg/m2) after controlling for age, current BMI, marital status, employment status, salted fish consumption, and cholesterol have a significant influence on the incidence of hypertension with a relative risk (RR) 1.34 (95% CI: 1.04 - 1.73). Key words: Indonesia, hypertension, body mass index.

Read More
T-3385
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bertri Maulidya Masita; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Asih Setiarini, Abas Basumi Jahari
Abstrak: Tinggi badan, berat badan dan IMT merupakan ukuran antropometri yang penting dalam tindak lanjut medis, asuhan gizi dan dalam menggambarkan prevalensi faktor risiko di masyarakat. Namun seseorang dengan disabilitas, pasien tirah baring dan dewasa obesitas tidak dapat dilakukan pengukuran langsung sehingga dibutuhkan alternatif pengukuran antropometri yang lebih aplikatif menggunakan bagian tubuh yang lain. Indonesia memiliki 250 suku dengan masing-masing karakteristiknya, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model prediksi TB, BB dan IMT pada dewasa muda Suku Jawa, Suku Madura dan Suku Using.
 
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional pada 202 responden usia 20 ndash; 40 tahun terdiri dari 73 laki-laki dan 129 perempuan, dengan 66 Suku Jawa berasal dari Kabupaten Jember, 68 Suku Madura berasal dari Kab Jember dan Situbondo dan 68 Suku Using berasal dari Kab Banyuwangi. Data yang terkmpul dianalisis menggunakan uji korelasi dan regresi linier ganda.
 
Hasil menunjukkan bahwa seluruh bagian tubuh yang digunakan dalam penelitian ini berkorelasi sedang ndash; sangat kuat dengan TB, BB dan IMT. Bagian tubuh yang berkorelasi sangat kuat yaitu tinggi lutut kanan r = 0,879 dengan tinggi badan, LiLA kiri sangat kuat r = 0,899 dengan berat badan dan sangat kuat r = 0,894 dengan IMT. Ketika variabel suku tidak dimasukkan dalam analisis menghasilkan model prediksi TB, BB dan IMT yang memiliki selisih rata-rata kecil dibandingkan dengan aktual sehingga model prediksi tanpa memerhatikan variabel suku lebih aplikatif penggunaannya di lapangan.
 

Body height, weight and BMI are three important anthropometric components in medical fields, nutritional care and in describing the prevalence of risk factors in the population. However, a person with disabilities, bed rest patient and obesity adult can rsquo t be measured directly so that another anthropometric measurements alternatives are needed using other body parts. Indonesia has 250 ethnics with different characterictics and research on prediction models based on Indonesian ethnics are still limited. Therefore the aim of this research is to produce prediction models of height, weight and BMI in young adults Javanese, Madurese and Using.
 
The research design used was cross sectional on 202 respondents aged 20 ndash 40 years consisting of 73 men and 129 women, with 66 Javanese from Jember district, 69 Madurese from Jember and Situbondo district and 68 Using from Banyuwangi district.
 
The result showed that body parts that used on this research have moderate ndash very strong correlation with height, weight and BMI. The body part correlated srongly is the right knee height r 0,879 with the height, the left MUAC r 0,899 with the weight and r 0,894 with BMI. When the ethnic variables are not included in the analysis, it produces prediction models of height, weight and BMI with small mean difference compared to the actual value so that the prediction models regardless of ethnic variabels are more applicable on the field.
Read More
S-9751
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rezka Arsy Effrin; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Kusdinar Achmad, Husnah Maryati
Abstrak: Prahipertensi pada remaja diketahui dapat menyebabkan kejadian hipertensi di masa dewasa, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor dominan kejadian prahipertensi pada remaja di SMA Budi Mulia Kota Bogor tahun 2016. Penelitian yang bersifat kuantitatif dengan desain crosssectional ini dilakukan pada April?Mei 2016 pada 130 siswa berusia 14-18 tahun. Data tekanan darah didapatkan melalui pengukuran menggunakan sfigmomanometer merkuri Riester tipe novapresameter dan stetoskop Littmann. Indeks Massa Tubuh (IMT) dikalkukasi dari hasil pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan. Physical Activity Questionnaire for Adolescence digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas fisik. Data asupan natrium didapatkan dari wawancara 24 hour food recall. Sedangkan data berat lahir, waktu tidur, riwayat hipertensi keluarga, dan jenis kelamin didapatkan dari pengisian angket. Prevalensi prahipertensi pada penelitian ini adalah 21,5% serta ditemukan perbedaan yang bermakna antara tekanan darah dengan indeks massa tubuh, berat lahir, dan riwayat hipertensi keluarga.Indeks massa tubuh merupakan faktor dominan kejadian prahipertensi dengan odds ratio sebesar 7,664. Responden disarankan untuk menjaga IMT kurang dari 1 standar deviasi menurut standar WHO serta menghindari faktor risiko lain jika memiliki riwayat hipertensi pada keluarga untuk mengurangi risiko kejadian prahipertensi.
 

 
Prehypertension in adolescents known as a risk factor of developing hypertension later in life. The objective of this study is to identify the dominant factor determining the prevalence of prehypertension among adolescents in SMA Budi Mulia Kota Bogor 2016. Cross-Sectional Study was conducted from April until May 2016 involving 130 students aged 14?18. Blood Pressure measurement obtained using Riester Novapresameter Mercury Sfigmomanometer and Littman Stethoscope. Body Mass Index data was calculated from weight and height measurements. Physical Activity Questionnaire for Adolesent was used to obtain Physical Activity Data. Sodium Intake was calculated by conducting twice 24-hour food recall. Self Administered Questionnaire was used to collect remaining data such as Birth Weight, Sleep Duration, Family History of Hypertension, and Sex. The prevalence of prehypertension is 21,5%. Chi-Square analysis found no association between blood pressure and physical activity, and also with sleep duration. Associations adjusted for Sodium Intake, Birth Weight and Sex showed independent relationship with BMI (OR=7,664) and Family History of Hypertension(OR=4,007) Respondents are advised to maintain BMI below 1 standard deviation according to WHO standards and avoid other risk factors if happen to have hypertension history in the family to reduce the risk of prehypertension.
Read More
S-9107
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni`matun Nurlaela; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Muhammad Noor Farid, Ingan U. Tarigan, Sylviana Andinisari
T-4542
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive