Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Anjas Umaryadi; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Dadan Erwandi, Henny D. Mayawati, Daniel Azka Alfarobi
Abstrak:
Kejadian kecelakaan dari tingkat global, asia, Indonesia, dan Provinsi DKI Jakarta menimbulkan kerugian dari korban jiwa maupun harta benda. Pada pelaksanaan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum di Provinsi DKI Jakarta melibatkan pekerja yang memiliki risiko terjadinya kecelakaan kerja dengan aktivitas pekerjaan yang berupa penyapuan jalan raya, pembersihan lumpur dan sampah saluran, pengangkutan sampah, pertukangan, dan aktivitas lainnya. Berdasarkan teori, beberapa faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja yaitu karena faktor manajemen, faktor individu, faktor pekerjaan, serta kondisi dan tindakan tidak aman. Berdasarkan penelitian pendahuluan juga diketahui angka kecelakaan kerja pekerja PPSU di salah satu kelurahan di Kecamatan X mencapai 66,67% sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja PPSU di Kecamatan X Kota Admninistrasi Jakarta Barat tahun 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed method cross sectional dengan jenis penelitian kuantitatif untuk variabel kejadian kecelakaan, faktor individu, dan faktor pekerjaan dan dengan jenis penelitian kualitatif untuk faktor kondisi tidak aman, tindakan tidak aman, dan faktor manajemen. Hasil penelitian menunjukkan Jumlah responden yang pernah mengalami kejadian kecelakaan pada pekerja PPSU Kecamatan X dalam kurun waktu setahun terakhir yang diperoleh dari pengambilan data primer adalah sebanyak 191 responden atau sebesar 67,5%. Gambaran jenis kecelakaan kerja yang terbanyak adalah tergores dan rentang usia terbanyak pada interval 45-54 tahun. Berdasarkan hasil analisis inferesial terkait faktor individu, diperoleh informasi jika dibandingkan dengan rentang usia tertua, rentang usia 35-44 tahun memiliki p value sebesar 0,019 dengan OR 2,75 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian kecelakaan kerja dan ada potensi kejadian kecelakaan 2,75 kali lebih besar daripada rentang usia tertua. Berdasarkan hasil FGD, wawancara, dan observasi diperoleh informasi faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan terjadi yaitu Kondisi tidak aman berupa kondisi lingkungan yaitu jenis sampah yang berupa pecahan beling, paku, dan bambu tusuk sate yang dibuang warga; kondisi lalu lintas di jalan raya; tempat kerja yang licin; lokasi kerja yang struktur bangunannya rapuh; dan lokasi kerja terdapat arus listrik; Ketersediaan APD untuk mencegah tangan pekerja PPSU tertusuk dan tersayat atau sepatu untuk mencegah kaki tertusuk paku juga kurang memadai. Tindakan tidak aman berupa tidak menggunakan APD; menggunakan peralatan yang salah; gagal mengamankan; dan penempatan yang tidak benar. Implementasi K3 oleh pengelola (manajemen) pekerja PPSU telah dilaksanakan berupa sosialisasi pelatihan dengan durasi pendek, penyediaan APD namun belum sesuai dengan jenis bahaya pekerja PPSU. Program lainnya seperti pembuatan SOP, Manajemen Risiko, Investigasi Kecelakaan, dan program lainnya belum dilaksanakan.

Accidents at the global, Asian, Indonesian and DKI Jakarta Province levels have resulted in loss of life and property. The implementation of Public Infrastructure and Facilities Handling in DKI Jakarta Province involves workers who have a risk of work accidents with work activities in the form of sweeping roads, cleaning mud and canal waste, garbage transportation, carpentry, and other activities. Based on the theory, several factors related to work accidents are due to management factors, individual factors, work factors, as well as unsafe conditions and actions. Based on preliminary research, it is also known that the number of work accidents for PPSU workers in one of the sub-districts in District X reached 66.67%, so it is necessary to do research on the factors related to the occurrence of work accidents for PPSU workers in District X, West Jakarta Administrative City in 2022. Methods The research used is a mixed method cross sectional with a quantitative type of research for the accident variable, individual factors, and work factors and with a qualitative research type for unsafe condition factors, unsafe actions, and management factors. The results showed that the number of respondents who had experienced an accident at PPSU District X workers in the past year was 191 respondents or 67.5%. The most common types of work accidents are scratches and the highest age range is 45-54 years. Based on the results of inferential analysis related to individual factors, information is obtained when compared to the oldest age range, the age range 35-44 years has a p value of 0.019 with an OR of 2.75 which means there is a significant relationship between age and the incidence of work accidents and there is a potential for accidents. 2.75 times greater than the oldest age range. Based on the results of the FGD, interviews, and observations, information on factors related to the accident occurred, namely unsafe conditions in the form of environmental conditions, namely types of waste in the form of glass shards, nails, and bamboo skewers thrown away by residents; traffic conditions on the highway; slippery workplace; a work location where the building structure is fragile; and the work location has an electric current; The availability of PPE to prevent the hands of PPSU workers from being punctured and cut or shoes to prevent their feet from being pierced by nails is also inadequate. Unsafe acts in the form of not using PPE; using the wrong equipment; failed to secure; and incorrect placement. The implementation of K3 by the PPSU worker management has been carried out in the form of training socialization with short duration, provision of PPE but not yet in accordance with the types of hazards of PPSU workers. Other programs such as making SOP, Risk Management, Accident Investigation, and other programs have not been implemented.
Read More
T-6534
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Harsanji Pratomo Martono; Pembimbing: Hapsari Susilowati; Penguji: Ridwan Z. Syaaf, Chandra Satriya, Lorencius Kukuh Prabowo, Christofel Partogi Simanjuntak
Abstrak: Tesis ini membahas terkait Analisa kasus jatuh di ketinggian pada proyek konstruksi Gedung bertingkat dimulai dari fase perencanaan, desain dan rekayasa Teknik, dan masa operasi konstruksi. Desain dari penelitian menggunakan studi kasus dengan pendekatan fenomenalogi sehingga melihat lebih detail terkait peristiwa yang terjadi. Analisa data menggunakan Analisa jejaring tematik. Hasil dari penilitan memperlihatkan 3 subtema pada perencanaan yang mengalami kendala adalah Metode kerja, identifikasi risiko, dan evaluasi risiko. Selanjutnya pada fase desain dan rekayasa juga mengalami kendala. Pada fase masa operasi konstruksi yang paling mengalami kendala adalah ijin kerja
This Thesis exploring about fall from height case analysis in high rise building construction project start with planning, design and engineering control, and construction operation. Research design with case study with phenomenology approach to look deeper and details. Data analysis with thematic network analysis. Result from the research show three organize theme having constraint is work method, risk identified, and risk evaluation. Therefore, in design phase and engineering control similar constrain likewise construction operation with permit to work
Read More
T-6181
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wulansari; Pembimbing; Mardiati Nadjib; Penguji; Pujiyanto, Vetty Yulianty Permanasari, Rina Mutiara, Endang Ernandini
Abstrak: TNI sebagai komponen utama sistem pertahanan negara bertugas menegakkan dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam menjalankan tugas pokoknya mereka berisiko tehadap peristiwa sakit, kecacatan bahkan kematian sebagai risiko yang berhubungan dengan pekerjaan. Bentuk perlindungan sosial ekonomi yang disediakan dalam program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah manfaat santunan cacat selain perawatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis manajemen klaim santunan cacat pada program JKK bagi prajurit TNI Peserta Rehabilitasi Terpadu Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Gelombang I tahun 2019. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumen. Lokasi penelitian di Pusrehab Kemhan dan PT. ASABRI (Persero). Hasil penelitian terdapat 60 berkas close/layak bayar dan 2 berkas reject. Peserta telah mendapatkan manfaat dengan tepat jumlah, tepat orang/sasaran, dalam waktu sekitar 2 minggu, belum semua peserta menerima manfaat santunan sesuai dengan jaminan yang diajukan. Kesimpulan manfaat santunan cacat belum dimanfaatkan secara maksimal, dikarenakan kurangnya sosialisasi, persyaratan belum sesuai standar, beberapa aktivitas dalam manajemen klaim belum diatur oleh kebijakan tertulis. Perlu disempurnakan kebijakan tertulis yang mengatur aktivitas manajemen klaim dan sosialisasi secara intens kepada pemangku kebijakan dan peserta secara berjenjang.
Read More
T-5550
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Denti On Madya; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Pujianto; Mardiati Najib, Fani Syafani, Nia Widyanti
Abstrak: Jumlah tenaga kerja informal lebih banyak dibandingkan dengan tenaga kerja formal di Indonesia. Cakupan kepemilikan jaminan kecelakaan kerja masih sangat rendah sedangkan angka kecelakaan kerja masih cenderung tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan jaminan kecelakaan kerja pada tenaga kerja informal di Indonesia. Variabel yang diamati yaitu, wilayah, umur, jenis kelamin, status pernikahan, status kesehatan, pendidikan, tingkat resiko pekerjaan, lama bekerja, Kepemilikan JKN, rawat jalan dan pendapatan tenaga kerja informal. Data yang digunakan adalah Data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2017 diolah menggunakan stata dengan uji logit serta dianalisis dengan pendekatan model ekonometri. Hasil penelitian dengan p value <0,05 menunjukkan adanya hubungan antara wilayah, umur, jenis kelamin, status kesehatan, pendidikan, tingkat resiko pekerjaan, Kepemilikan JKN, dan pendapatan tenaga kerja informal terhadap kepemilikan jaminan kecelakaan kerja di Indonesia. Sedangkan variabel umur, status pernikahan, rawat jalan tidak berhubungan secara statistik dengan kepemilikan JKK. Nilai Ods Ratio (OR) tertinggi antara lain variabel pendapatan (OR 6,37), pendidikan tinggi (OR 2,99) dan kepemilikan JKN (OR 2,44) sedangkan yang terendah adalah variabel jenis kelamin (0,71).
Read More
T-5599
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raymond Luthfi Hartanindya; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita R. Hastiti, Abdul Kadir, Marina Kartikawati, Hairuddin Bangun Prasetyo
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar indek tekanan panas terhadap kelelahan yang berpengaruh terhadap risiko kecelakaan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh staf proyek, yang datanya diambil menggunakan kuesioner dan suhu lingkungan diukur untuk pemantauan termal lingkungan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara heat stress index dengan kelelahan yang dialami pekerja pada kasus kecelakaan kerja. Dari hasil analisis didapatkan variabel kelelahan sebagai variabel paling dominan karena memiliki nilai odds ratio tertinggi yaitu sebesar 72,8 (95% CI: 10,318 612,895). Hal ini menunjukkan bahwa pekerja yang lelah berisiko 72,8 kali lebih tinggi mengalami kasus kecelakaan kerja dibandingkan pekerja yang tidak lelah setelah dikontrol oleh variabel suhu udara, kecepatan aliran udara, kelembaban udara, beban kerja, pakaian, IMT, dan waktu tidur. Selain itu, faktor pekerja seperti IMT yang tinggi (kecenderungan obesitas) dan denyut nadi yang tinggi menjadi penyebab jumlah kasus kecelakaan di Proyek XYZ tahun 2021
This study aims to determine the relationship between heat stress index and fatigue that affects the risk of work accidents. This research is a quantitative research using the cross-sectional method. In this study, the sample consisted of all project staff, whose data was collected via a questionnaire, and the ambient temperature was measured for environmental thermal monitoring. The results of this study explain that there is a significant relationship between the heat stress index and the fatigue experienced by workers in cases of work accidents. The analysis found that fatigue was the most dominant variable because it had the highest odds ratio value of 72.8 (95% CI: 10.318 612.895). This shows that tired workers have more atterrated of experiencing work accidents than workers who are not tired after being controlled by the variables of air temperature, airflow humidity, workload, airflow, BMI, and sleeping time. In addition, worker factors such as a high BMI (obesity tendency) and a high pulse rate are the causes of the number of accident cases at the Project in 2021
Read More
T-6388
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indrawan Adri; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Mufti Wirawan, Ridwan Zahdi Sjaaf, Yan Fuadi, Ade Kurdiman
Abstrak: PT. XY perusahaan jasa pelayanan Dump Truck anak perusahaan semen di sektor tambang batu kapur, di PT. XY pernah terjadi kecelakaan kerja maka analisis kecelakaan dengan metode HFACS-MI perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi latent dan active failures menyebabkan kecelakaan kerja pengoperasian dump truck. Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan metode semi kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan kecelakaan berupa hasil investigasi dari pengoperasian DT sebanyak 27 kasus kecelakaan kerja tahun 2019-2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori dari HFACS-MI yang paling besar berkontribusi adalah organizational influences sebanyak 429 terkait dengan kurangnya analisis keselamatan kerja. Kemudian disusul unsafe leadership sebanyak 370 terkait dengan pengawasan pekerjaan yang tidak memadai. Precondition for unsafe act sebanyak 289 terkait dengan kondisi permukaan jalan licin. Unsafe act sebanyak 247 terkait dengan kegagalan mengenali bahaya. Dan yang paling kecil kategori berkontribusi ialah outside factor sebanyak 1 terkait dengan workshop diluar perusahaan. Disimpulkan bahwa framework HFACS-MI pada latent failures yang banyak berkontribusi ialah organizational influences dan pada active failures yang banyak berkontribusi ialah unsafe act, maka saran tindakan perbaikan di tiap kategori HFACS-MI pada perbaikan latent dan active failures dengan penekanan pada kategori organizational influences.
PT. XY Dump Truck service company, a cement subsidiary in the limestone mining sector, at PT. XY has had a accident, so an accident analysis using the HFACS-MI method needs to be done. This research to analyze the factors that contribute laten and active failures to accidents in dump truck operations based on the HFACS-MI framework. This research uses a case study research design with a semi-quantitative method with a descriptive approach. The population in this study is accident report data in the form of investigation results from the operation of DT as many as 27 cases of work accidents in 2019-2021. The results showed that the category of HFACS-MI that contributed the most was organizational influences as many as 429 related to the lack of work safety analysis. Then followed by 370 Unsafe leadership related to inadequate work supervision. There are 289 preconditions for unsafe acts related to slippery road surface conditions. As many as 247 unsafe acts are related to failure to recognize hazards. And the smallest contributing category is the outside factor as much as 1 related to workshops outside the company. It is concluded that the HFACS-MI framework on latent failures that contributes a lot is organizational influences and on active failures that contributes a lot is unsafe act, then the suggestions for corrective actions in each HFACS-MI category are on repairing latent and active failures with an emphasis on the category of organizational influences.
Read More
T-6468
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Guruh Sabtyawiraji; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Mufti Wirawan, Samy Awaludin, Muhammad Aditya Pradana
Abstrak:
Investigasi kecelakaan adalah proses sistematis dalam menganalisis suatu kecelakaan berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkan melalui pemeriksaan menyeluruh terhadap berbagai faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan dan penyebab kecelakaan. Penelitian ini membahas mengenai sistem investigasi kecelakaan kerja di PT. X yang dibandingkan dengan penelitian lain, peraturan pemerintah, dan standar dari beberapa lembaga yang ada di dunia seperti OHSA, HSE Executive, ILO, dan ILCI. Pernelitian dilakukan dengan membandingkan elemen yang ada di dalam sistem investigasi kecelakaan di PT. X dengan elemen hasil sintesis dari tinjauan pustaka untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari sistem tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif dan unit analisis yang digunakan adalah prosedur, materi pelatihan, laporan investigasi, dan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. X sudah memiliki komitmen manajemen yang mendukung proses investigasi dengan menyediakan prosedur, sumber daya manusia, sarana dan prasarana pendukung investigasi, pelatihan terhadap tim investigasi, dan penunjukan Sponsor sebagai perwakilan pimpinan tertinggi perusahaan untuk memastikan bahwa proses investigasi dilakukan. Selain itu terdapat beberapa hal yang masih bisa ditingkatkan dari pelaksanan investigasi kecelakaan seperti pemberian kesempatan kepada tim investigasi untuk dibebaskan dari pekerjaan harian, pemberian umpan balik kepada RCA Facilitator terkait analisis penyebab, dan proses validasi dilakukan secara konsisten dan tercatat sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Kesimpulan penelitian ini adalah sistem investigasi kecelakaan kerja di. PT. X sudah baik dibandingkan dengan elemen hasil sintesis. Penerapan sistem investigasi di PT. X memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang masih bisa ditingkatkan sehingga meningkatkan kualitas dari investigasi

Accident investigation is a systematic process in analyzing an accident based on data and facts collected through a thorough examination of the factors that contribute to the accident and cause of the accident. This research discusses the accident investigation system at PT. X compared with research, government regulations, and standards from several institutions such as OHSA, HSE Executive, ILO, and ILCI. A comparison is conducted by comparing the elements that exist in the accident investigation system at PT. X with the synthesis of elements to identify the plus and delta of the implemented system. The research is using the qualitative method and the analysis units used are procedures, training material, investigation reports, and interview results. The results showed that PT. X already has a management commitment to support the investigation process by providing procedures, human resources, facilities and infrastructure to support the investigation, training the investigation team, and appointing sponsors as representatives of the company's highest leadership to ensure that the investigation process is carried out appropriately. The following are several things that can be improved from the accident investigation such as providing an opportunity for the investigation team to be released from daily work, giving feedback to the RCA Facilitator  18 related to the analysis of causes, and the validation process is carried out consistently and recorded so it can be accounted for. The conclusion of this research is that PT. X has a good accident investigation system compared to the synthesis of elements. Implementation of the investigation system at PT. X has several plus and delta that can still be improved thus increasing the quality of the investigation.

Read More
T-5885
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Shony Erdinal; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Fatma Lestari, Widura Imam Mustopo, Mufti Wirawan
Abstrak:
Tesis ini mengkaji kecelakaan kerja aktivitas pengangkatan pada operasi rig darat di PT X. menggunakan metode Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) periode tahun 2014 - 2018. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil analisis penelitian menunjukkan lapisan unsafe acts (tindakan tidak selamat) yang paling bekerja tidak efektif dengan paling banyak berkontribusi terhadap kecelakaan kerja sebanyak 45 dari total 49 kecelakaan kerja yang diteliti, dengan tipe errors (kesalahan) yang berkontribusi terbanyak dengan 39 kecelakaan kerja Lapisan organizational influences (pengaruh organisasi) tidak bekerja efektif dengan berkontribusi terbanyak kedua terhadap kecelakaan kerja sebanyak 26 dari total 49 kecelakaan kerja yang diteliti, dengan tipe organizational process (proses organisasi) yang berkontribusi terbanyak dengan 23 kecelakaan kerja. Lapisan unsafe supervisions (pengawasan tidak selamat) tidak bekerja efektif dengan berkontribusi terbanyak ketiga terhadap kecelakaan kerja sebanyak 16 dari total 49 kecelakaan kerja yang diteliti, dengan tipe inadequate supervision (pengawasan tidak memadai) dan planned inappropriate operations (perencanaan operasi yang tidak tepat) berkontribusi sama banyak yaitu masing-masing dengan 10 kecelakaan kerja. Lapisan preconditions for unsafe acts (prakondisi untuk tindakan tidak selamat) cukup bekerja efektif dengan berkontribusi paling sedikit dengan 8 kecelakaan kerja dari total 49 kecelakaan kerja yang diteliti, dengan tipe personnel factors (faktor personalia) berkontribusi terbanyak dengan 7 kecelakaan kerja. Hasil analisis penelitian menyarankan dilakukan tindakan perbaikan di setiap lapisan HFACS sebagai sistem proteksi keselamatan baik latent failures (kegagalan laten) dan active failures (kegagalan aktif) dengan penekanan perbaikan dimulai dahulu dari lapisan organizational influences (pengaruh organisasi) dilanjutkan dengan lapisan unsafe supervisions (pengawasan tidak selamat) dan kemudian lapisan unsafe acts (tindakan tidak selamat), sedangkan perbaikan lapisan preconditions for unsafe acts (prakondisi untuk tindakan tidak selamat) menjadi tahapan perbaikan terakhir, selain juga perbaikan pada organizational influences (pengaruh organisasi), lapisan unsafe supervisions (pengawasan tidak selamat), dan lapisan unsafe acts (tindakan tidak selamat) akan memberikan pengaruh positif pada lapisan preconditions for unsafe acts (prakondisi untuk tindakan tidak selamat)

The focus of this research is to analyze all occupational accidents of lifting activities on land rig operations in PT ‘X’ using the Human Factor Analysis and Classifications System (HFACS) method in 2014 - 2018. The type of research methodology is qualitative research with a descriptive design. The final result shows that the unsafe act layer is the most ineffective layer that contributing to almost all occupational accident cases which is 45 of 49 total cases of occupational accidents. Error is the sub-layer of unsafe act which has the highest number of contributions to occupational accident cases with total 39 cases. On the other side, the organizational influences layer is the second layer that has high contribution to accident which is 26 of 49 total cases of occupational accidents. The organizational process is the sub-layer of organizational influences which contributing to 23 cases of occupational accident. The third layer which has contribution to accident is unsafe supervision. The unsafe supervision has contribution to accident which is 16 of 49 total cases of occupational accidents. Inadequate supervision and planned inappropriate operation are the sub-layer of inadequate supervision which contribute to the accident cases for 10 cases equally. The layer of preconditions for unsafe actions is the effective layer which has contribution to occupational accident cases which is 8 of 49 total cases of occupational accidents. Personnel factor is the sub-layer of preconditions for unsafe actions which contribute to 7 cases of occupational accidents. According to the result, researcher recommend that corrective action must be taken at each layer of HFACS as the safety protection system, both latent failures and active failures with the emphasis on improvement, which start from the organizational influences layer, followed by the unsafe supervisions layer, and then unsafe actions layer, while the improvement on the layer of precondition for unsafe actions becomes the last improvement. Improvement to organizational influences layer, unsafe act layer, and unsafe supervisions layer will have a positive influence on the layer of precondition for unsafe actions.

Read More
T-5954
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erma Antasari; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Syarif Syahrizal, Agus Irianto
Abstrak: Pendahuluan: Pekerja merupakan salah satu kelompok rentan penyalahgunaan narkoba. Penggunaan narkoba oleh pekerja dapat menyebabkan hilangnya produktivitas, kecelakaan dan cedera di tempat kerja, peningkatan ketidakhadiran karyawan, penurunan semangat kerja dan gangguan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan demografi dan psikososial penyalahgunaan narkoba pada pekerja di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba pada Kelompok Pekerja Tahun 2017 dengan jumlah responden sebanyak 34.397. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi logistik. Hasil: Uji multivariat menunjukkan perilaku penyalahgunaan narkoba pada pekerja berhubungan dengan karakteristik demografi (pendidikan), karakteristik psikologis (sikap setuju terhadap penyalahgunaan narkoba, perilaku merokok, perilaku minum minuman beralkohol, perilaku seks berisiko dan melakukan pekerjaan berisiko tinggi/ berbahaya), dan karakteristik sosial (lingkungan rumah rawan narkoba, kemudahan mendapatkan narkoba, keluarga menggunakan narkoba, teman kerja menggunakan narkoba, teman sepergaulan menggunakan narkoba, konflik dengan keluarga, konflik dengan rekan kerja, usia pertama kali bekerja kurang dari 15 tahun dan jarang/ tidak pernah melakukan kegiatan beribadah). Kesimpulan: Banyak faktor yang berpengaruh terhadap penyalahgunaan narkoba pada pekerja, oleh karena itu perlu adanya upaya komprehensif untuk mendorong terciptanya program pencegahan penyalahgunaan narkoba pada pekerja di Indonesia
Introduction: Workers are one of the vulnerable groups for drug abuse. Drugs use by workers can lead to loss of productivity, workplace accidents and injuries, the increase of employee absenteeism, the decrease in morale and health problems. The purpose of this study was to determine the demographic and psychosocial determinants of drug abuse among workers in Indonesia. Methods: This study was an analysis of secondary data from the 2017 National Survey on Drug Abuse in the Working Group with a total of 34,397 respondents. Data analysis was performed using logistic regression. Results: The multivariate test showed that drug abuse behavior among workers was related to demographic characteristics (education), psychological characteristics (the agreeable attitude towards drug abuse, smoking behavior, drinking behavior, risky sex behavior and doing high-risk/dangerous work), and social characteristics. (drug-prone home environment, easy access to drugs, family consuming drugs, coworkers consuming drugs, friends consuming drugs, conflict within the family, conflict with the co-workers, age at the first time working less than 15 years and rarely/never doing religious activities). Conclusion: Many factors influence drug abuse among workers, therefore there is a need for comprehensive efforts to encourage the creation of a drug abuse prevention programs for workers in Indonesia.
Read More
T-6259
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arief Hertanto; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Fatma Lestari, Laksita Ri Hastiti, Ispranto K. Adhy, Errik Yusnadi Saleh
Abstrak: Iklim keselamatan adalah persepsi bersama karyawan tentang kebijakan, prosedur, dan praktik yang berkaitan dengan keselamatan di lingkungan kerja mereka. Iklim keselamatan berhubungan dengan perilaku selamat dan kecelakaan kerja yang tidak disengaja di tempat kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kematangan iklim keselamatan di PT X serta menganalisis hubungannya dengan perilaku selamat. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif menggunakan metode kuesioner dengan total 200 responden. Kuesioner terstruktur digunakan untuk menangkap karakteristik sosio-demografis responden, iklim keselamatan kerja, dan perilaku keselamatan kerja. Responden berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menjawab kuesioner yang dibagikan secara online dan offline. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan iklim keselamatan di PT X berada di level Cukup, terdapat hubungan yang sangat kuat antara Variabel sub dimensi dengan iklim keselamatan, serta hubungan yang cukup kuat antara iklim keselamatan dengan perilaku selamat. Studi menekankan bahwa peningkatan tingkat iklim keselamatan dapat meningkatkan perilaku selamat sehingga efektif dalam mengurangi insiden kecelakaan kerja.
Safety climate is the shared perception of employees about policies, procedures and practices related to safety in their work environment. Safety climate is related to safe behavior and occupational accidents in the workplace. The purpose of this study was to measure the maturity level of the safety climate at PT X and to analyze its relationship with safety behavior. This research is descriptive quantitative using a questionnaire method with a total of 200 respondents. A structured questionnaire was used to capture the socio-demographic characteristics of the respondents, safety climate, and safety behavior. Respondents participated in this study by answering questionnaires distributed online and offline. The findings of this study indicate that the maturity level of the safety climate at PT X is at the fair level, there is a very strong relationship between the subdimensional variables and the safety climate, and a fairly strong relationship between the safety climate and safety behavior. The study emphasizes that an increase in the level of safety climate can increase safe behavior therefore it is effective in reducing the incidence of work accidents.
Read More
T-6174
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive