Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Iin Musriani Maftukhah; Pembimbing: Krisnawati Bantas, Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Putri Bungsu, Uken Sukmaningsih
Abstrak: Pada tahun 2012 jumlah perceraian di Indonesia mencapai 15% dari total pernikahan yaitu 346.480 jiwa dengan 2.289.648 juta pernikahan yang diantaranya merupakan pernikahan dini (BPS,2015). Persentase pernikahan dini dari perempuan muda berusia 15-19 yang menikah memiliki sebelas kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki- laki muda berusia 15-19 tahun (11,7 % P : 1,6 % L). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pernikahan dini dengan perceraian berdasarkan umur, agama, kuintil kekayaan, tingkat pendidikan wanita, tingkat pendidikan suami, tempat tinggal, status pekerjaan wanita, status pekerjaan mantan suami, pengetahuan, Jumlah anak dan pengalaman pacaran Desain penelitian adalah crosssectional. Sampel merupakan sampel pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, yaitu wanita yang pernah menikah usia 15-49 tahun sebelum survei yaitu sejumlah 29.712 responden. Data dianalisis dengan regresi logistik. Hasil Penelitian ada hubungan antara pernikahan dini dengan perceraian pada wanita usia 15-49 di Indonesia pada tahun 2012(OR:1.2 95% CI0.89-1.59). Saran dari penelitian ini adalah peningkatan wawasan dan informasi tentang pernikahan usia dini,dan pengaruh yang dapat dirasakan untuk kehidupan ke depannya. Semakin dini wanita menikah semakin berpotensi untuk mengalami perceraian dan mendukung program pemerintah yang disebut program menengah universal atau pendidikan 12 tahun yang diharapkan dapat menunda usia perkawinan remaja terutama perempuan yang berasal dari desa yang memiliki pendidikan rendah.
Read More
T-5397
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Atikah Pustikasari; Pembimbing: Sabarinah B. Prasetyo; Penguji: Rita Damayanti, Dini Dachlia, Ninuk Widyantoro, Budi Arimunastri
Abstrak: Abstrak

Usia Pertama menikah yang dilakukan wanita di Kabupaten Bekasi 51,3 % dibawah usia 20 tahun. Ini merupakan salah satu penyebab terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Dari penelitian ini, wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun mengalami KDRT selama menikah sebanyak 115 (73,9%). Terdapat hubungan antara responden yang melakukan pernikahan dibawah usia 20 tahun dengan KDRT. Wanita yang melakukan pernikahan di bawah usia 20 tahun berisiko 2 kali mengalami KDRT. Faktor lain yang berhubungan dengan KDRT yaitu Pendidikan suami rendah, Penghasilan rendah, Pengambil keputusan, pemilihan pasangan, suami pengguna alkohol, konflik orang tua dan riwayat suami dengan perilaku kekerasan fisik.


First age married women do in Bekasi 51.3% under the age of 20 years. This is one of the causes of domestic violence. From this study, women who were married under the age of 20 years experience domestic violence during the marriage as much as 115 (73,9%). There is a relationship between the respondents who do marriage under the age of 20 years with domestic violence. Women who perform marriages under the age of 20 years has twice the risk of experiencing domestic violence. Other factors associated with domestic violence are husbands low education, low income, decision makers, mate choice, husband alcohol users, parents conflict and husband with a history of physically violent behavior.

Read More
T-3815
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fanny Mega Sari; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Agustin Kusumayati, Evi Martha, Weni Muniarti, Marion Siagian
Abstrak: Fenomena pernikahan dini di Indonesia mengalami peningkatan pada masa pandemi COVID-19, faktor keuangan yang menurun selama pandemi COVID-19 dan faktor bosan belajar daring telah mempengaruhi sebagian besar anak-anak di Indonesia. Indonesia termasuk rangking 37 di dunia dengan persentase tertinggi Pernikahan Dini, Di Indonesia Provinsi paling tinggi angka pernikahan dini adalah Provinsi Kalimantan Selatan 12,52 persen, sedangkan pada posisi kedua berasal dari Provinsi Jawa Barat 11,48 persen.Penelitian yang dilakukan dengan metode Kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. dengan pendekatan Theory Of Reosened Action. Pernikahan dini yang terjadi pada perempuan di desa Cibaregbeg keseluruhan informan memiliki niat yang kuat untuk melakukan pernikahan dini,itu didasari dengan pemahaman seperti alasan tidak ingin membebankan orang tua,faktor pendidikan, faktor budaya, faktor pergaulan bebas dan bahkan memang ada faktor dari anak itu sendiri untuk menikah. Berpijak pada temuan tersebut, maka dirumuskan salah satu yang dapat memberikan tambahan kepada berbagai pihak, Penundaan usia pernikahan dikalangan remaja harus lah ditangani secara bersama. Pernikahan hendaklah memperhatikan faktor usia karena usia sangat berpengaruh terhadap kematangan fisik, non fisik seperti pola pikir. Umur sangat penting dalam menjalankan sebuah hubungan keluarga, karena seiring dengan bertambahnya umur seseorang maka pola pikirnya juga akan bertambah dan berubah
The phenomenon of early marriage in Indonesia has increased during the COVID-19 pandemic, the declining financial factor during the COVID-19 pandemic, and the boredom factor of online learning have affected most children in Indonesia. Indonesia is ranked 37th in the world with the highest percentage of Early Marriage, In Indonesia, the province with the highest early marriage rate in South Kalimantan Province 12.52 percent, while a second place comes from West Java Province 11.48 percent. The research was conducted using Qualitative methods with a case study research design. with the Theory Of Reasoned Action approach. The early marriage that occurs in women in Cibaregbeg village, all informants have a strong intention to marry early, it is based on understanding such as reasons for not wanting to burden parents, educational factors, cultural factors, promiscuity factors, and even there are factors from the child himself to get married. Based on these findings, one that can provide additions to various parties is formulated, the delay in the age of marriage among adolescents must be handled together. Marriage should pay attention to the age factor because age greatly affects physical, and non-physical maturity such as mindset. Age is very important in running a family relationship because as a person gets older, his mindset will also increase and change
Read More
T-7267
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Rahmadini; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Helda, Rina Herarti, Dian Kristiani Irawaty
Abstrak:
Pernikahan dini didefinisikan sebagai perkawinan seorang anak perempuan atau laki-laki sebelum usia 18 tahun. Pernikahan dini memiliki lebih banyak implikasi negatif terhadap kelangsungan hidup remaja yang mengalaminya seperti kematian ibu, kanker serviks, ketidakmampuan ibu untuk mengambil keputusan untuk kepemilikan anak/penggunaan kontasepsi dan lainnya. Usia pernikahan yang semakin dini akan berdampak pada kesehatan ibu dan anaknya, serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tren dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini pada perempuan muda usia 15-24 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data berasal dari sata sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel penelitian ini adalah WUS berusia 15-24 tahun yang sudah menikah berjumlah 4.075 responden. Data dianalisis menggunakan regresi cox untuk mengetahui prevalensi rasio pernikahan dini dengan variabel yang di duga sebagai fakto risiko. Signifikansi dinilai dengan melihat rentang kepercayaan (confident interval/CI) 95%.

Early marriage is defined as the marriage of a girl or boy before the age of 18. Early marriage has more negative implications for adolescent survival. An earlier marriage age will have an impact on the health of the mother and child, as well as increase morbidity and mortality. This study was conducted to determine trends and factors associated with early marriage in young women aged 15-24 years in Indonesia. This study used a cross-sectional study design with data sources derived from the secondary data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey. The sample of this study was WUS aged 15-24 years who were married totaling 4,075 respondents. Data were analyzed using cox regression to determine the prevalence of the ratio of early marriage with the variables suspected as risk factors. Significance was assessed by looking at the 95% confident interval (CI). Meanwhile, to analyze trends, survey data were used from 1987 to 2017. The results of this study show that the trend of early marriage among women 15-24 years of age in Indonesia has decreased, namely 57.8% to 40.0%. From the analysis, it was found that 40.0% of respondents who were married were aged <18 years. Based on the results of the analysis, it was found that current age, age at first sexual intercourse, education level, internet exposure, age differences with partners, and differences in education levels with partners are all factors that influence a person in deciding to marry at a young age or not. . In this case, it can be seen that the level of education has the highest rate as a risk factor for early marriage so that strengthening the educational factor is needed to reduce the rate of early marriage among women in Indonesia.

Read More
T-5827
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adinda Tri Wulandari; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Maria Gayatri
Abstrak: Kejadian stunting pada anak balita di Indonesia masih menjadi permasalahan nasional bahkan di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan angka stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen pada tahun 2021 masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah yaitu 14 persen tahun 2024 dan target dunia untuk mengakhiri segala jenis malnutrisi tahun 2030. Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya usia ibu saat menikah. Tingginya kasus dispensasi pernikahan dini dari tahun ke tahun, bahkan melonjak tajam pada tahun 2020 sebesar tiga kali lipat menjadi 64.211 kasus, dikhawatirkan akan menyebabkan peningkatan prevalensi stunting di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pernikahan dini sebagai risiko stunting pada anak usia 0-59 bulan (Balita) menurut provinsi di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Laporan Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) terintegrasi SUSENAS tahun 2019 dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Unit analisis pada penelitian ini merupakan setiap provinsi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara pernikahan dini, indeks kesejahteraan rumah tangga kuintil 1 (terbawah) dan kuintil 2 (menengah kebawah), tingkat pendidikan wanita <SMA, wanita tidak bekerja, dan jumlah anggota rumah tangga >4 orang terhadap stunting dan hubungan yang negatif antara tidak ASI Eksklusif terhadap stunting. Setelah dikontrol variabel lain, terdapat hubungan negatif antara pernikahan dini dengan stunting
Read More
S-10913
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yayu Puju Rahayu, Dede Mahdiyah, Fitri Yayu
JP Edisi Konas XII
Jakarta : Perinasia, 2016
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widia Noviyanti; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Tris Eryando, Flourisa Julian Sudradjat
S-7943
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khobir Abdul Karim Taufiqurahman; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Milla Herdayati, Besral, Ning Sulistiyowati, Usep Solehudin
Abstrak: ABSTRAK Nama : Khobir Abdul Karim Taufiqurahman Program Studi : Biostatistika Judul : Tren dan Determinan Pendewasaan Usia Pernikahan Pada Wanita Menikah Usia 15-24 Tahun di Indonesia (Analisis Data SDKI 2007, 2012, dan 2017) Pembimbing : Dr. drs. Tris Eryando M. A. Pernikahan dini selalu berkaitan dengan kesehatan reproduksi pada perempuan. Komplikasi kehamilan dan persalinan adalah penyebab utama kematian pada anak perempuan berusia 15-19 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan usia pernikahan pada perempuan menikah yang berusia 15-24 tahun di Indonesia Tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah wanita menikah yang berusia 15-24 tahun di Indonesia pada tahun 2007, 2012, dan 2017. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariabel dan multivariabel dengan menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tren median usia kawin pertama terjadi peningkatan dari tiga tahun data SDKI dan persentase usia kawin pertama kurang dari 20 tahun mengalami sedikit penurunan. Tingkat pendidikan perempuan, status pekerjaan perempuan, tingkat pendidikan suami, dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga merupakan faktor determinan berpengaruh terhadap pendewasaan usia pernikahan. Temuan pada penelitian ini adalah akses media dan peran pengambilan keputusan yang protektif. Perempuan yang tetap bersekolah dengan program pendewasaan usia perkawinan melalui teman sebaya berperan penting dalam menunda usia pernikahan, selain itu paparan media terutama media sosial merupakan media yang paling efektif untuk memberikan informasi tentang penundaan usia pernikahan pada perempuan. Kata kunci: Pernikahan dini, usia pernikahan, wanita menikah, pendidikan ABSTRACT Name : Khobir Abdul Karim Taufiqurahman Study Program : Biostatistics Title : Trends and Determinants Maturity of Age of Marriage in Married Women Aged 15-24 in Indonesia (Data Analysis of 2007, 2012 and 2017) Counsellor : Dr. drs. Tris Eryando M. A. Early marriage is always related to reproductive health in women. Pregnancy and childbirth complications are the main causes of death in girls aged 15-19 years. This study aims to determine the determinants associated with marriage age in married women aged 15-24 years in Indonesia in 2017. This study is a descriptive analytic type research with cross-sectional design. The sample of this study was married women aged 15-24 years in Indonesia in 2007, 2012 and 2017. The analysis used in this study was univariable and multivariable analysis using multiple logistic regression. The results of this study indicate that the median trend of first marriage age is an increase from three years of IDHS data and the percentage of age of first marriage less than 20 years has decreased slightly. Women's education level, women's occupational status, husband's education level, and education level of the head of the household are the determinant factors influencing the age of marriage. The findings in this study are media access and the role of protective decision making. Women who continue to go to school with a marriage age maturity program through peers play an important role in delaying the age of marriage, besides exposure to the media, especially social media, is the most effective media for providing information about delaying marriage to women. Key words: Early marriage, marriage age, married woman, education
Read More
T-5780
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Restu Anandya Palupi; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Pujiyanto, Wendy Hartanto, Jusuf Kristianto
T-5264
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rika Fianti; Pembimbing: Rita Damayanti, Iwan Ariawan; Penguji: Evi Martha, Yunita Wahyuningrum, Flourisa Juliaan
T-5356
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive