Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Zaidan Rizqullah; Pembimbing: R. Budi Haryanto; Penguji: Al Asyary, Muhammad Adriansyah Hamonangan Siregar
Abstrak:
Latar belakang: Pondok pesantren merupakan salah satu tempat berisiko terjadinya penularan skabies dan skabies merupakan salah satu masalah kesehatan santri di pondok pesantren. Faktor yang dapat menyebabkan tingginya prevalensi skabies di pondok pesantren adalah riwayat kontak dengan penderita serta pada kebiasaan berbagi barang pribadi dan personal hygiene atau kebersihan perorangan yang tidak baik. Perlu dilakukan penelitian tentang kejadian skabies, riwayat kontak santri, berbagi barang pribadi, dan personal hygiene para santri di Pondok Pesantren Miftahul Madaniyyah. Tujuan: Mengetahui ada atau tidak hubungan sebab-akibat antara riwayat kontak santri dan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Miftahul Madaniyyah. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional studi kohort retrospektif (retrospective study) yang dimana penelitian yang mengandalkan waktu dan mengikuti perjalanan pemajanan. Jumlah dari sampel pada penelitian ini sebanyak 83 santri dengan menggunakan teknik total sampling. Semua data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Analisis data yang dilakukan adalah univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil: Menurut hasil penelitian, diketahui insidens skabies sebesar 22,9% dan diketahui terdapat hubungan sebab-akibat antara Riwayat Kontak Santri terhadap Skabies pada Santri. Santri yang memiliki riwayat kontak dengan penderita skabies memiliki risiko 29,271 kali lebih tinggi mengalami skabies dibandingkan dengan santri yang tidak memiliki riwayat kontak dengan penderita skabies setelah dikontrol oleh variabel confounding, yaitu Kebersihan Alas Tidur dan Kebersihan Pakaian. Kesimpulan: Terdapat hubungan sebab-akibat antara riwayat kontak santri dan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Miftahul Madaniyyah. Saran: Diharapkan untuk mewajibkan pelaksanaan pemeriksaan skabies bagi santri sebelum menetap di pondok.

Background: Pondok pesantren is one of the places at risk of occurrence of transmission scabies and scabies is among the health problems of the student (santri) in the pondok pesantren. Factors that can cause the high prevalence of scabies in the pondok pesantren are the history of contact with the sufferers and on the habit of sharing personal stuff and personal hygiene or poor individual hygiene. It is necessary to do research on scabies incidents, contact history of santri, share personal stuff, and personal hygiene of santri in Miftahul Madaniyyah. Objective: To determine cause-and-effect relationship between the contact history of santri and the incident of scabies on santri in Miftahul Madaniyyah. Method: This study is an observational study of a retrospective cohort study, which is research that relies on time and follows the course of exposure. The total number of samples in this study was 83 santri using total sampling techniques. All data collected in this study is primary data. Data analysis is carried out in univariate, bivariate and multivariate. Results: According to the results of the study, it is known that the incidence of scabies was 22.9% and there is a cause-and-effect relationship between contact history and scabies. Santri who had a history of contact with scabies sufferers had a 29.271 times higher risk of having scabies compared to the santri who did not have a historical contact with scabies sufferers after being controlled by cleanliness of clothes and cleanliness of bedding (as confounding variables). Conclusion: There is a causal relationship between the contact history of santri and skabies incidents in santri at the Pondok Pesantren Miftahul Madaniyyah. Suggestion: It is expected to require the implementation of scabies inspection for the santri before settling in the pondok pesantren.
Read More
S-11388
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ellysa; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Didik Supriyono, Riza Afriani Margaresa
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Ellysa Program Studi   : Epidemiologi Komunitas Judul                  : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Miftahul Aziz Cigombong Kabupaten Bogor Jawa Barat Tahun 2018 Pembimbing : Prof.dr. Nuning Maria Kiptiyah, MPH, Dr. PH Skabies adalah penyakit infeksi kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis yang dapat ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung. Skabies merupakan masalah kesehatan di wilayah iklim tropis dan subtropis. Jumlah penderita skabies di dunia lebih dari 300 juta setiap tahunnya. Prevalensi skabies di Indonesia masih cukup tinggi karena Indonesia termasuk negara tropis, yaitu sekitar 627% dari populasi umum dan cenderung lebih tinggi pada anak dan remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Miftahul Aziz Cigombong Kabupaten Bogor jawa Barat tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik sebanyak 236 santri. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling dan analisis yang digunakan dengan metode Regresi Cox. Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi skabies sebesar 48,7%, jenis kelamin (PR 2,079 95% CI 1,392-3,104), pengetahuan tentang skabies (PR 1,671 95% CI 1,0012,788), kebersihan tempat tidur (PR 1,506 95% CI 1,017-2,232), menggunakan tempat tidur bersama (PR 1,645 95% CI 1,033-2,621), dan kepadatan hunian (PR 1,865 95% CI 1,128-3,085) mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian skabies. Jenis kelamin merupakan faktor yang paling ominan terhadap kejadian skabies, yaitu santri laki-laki berisiko 2,079 kali (95% CI 1,392-3,104) untuk terjadi skabies dibandingkan dengan santri perempuan. Menggunakan tempat tidur bersama merupakan faktor yang paling besar kontribusinya terhadap kejadian skabies yaitu 63,96%, artinya 63,96% kejadian skabies dapat dieliminasi atau dikurangi bila santri tidak menggunakan tempat tidur bersama/berpindah –pindah tempat tidur. Kata kunci: Skabies, pondok pesantren, jenis kelamin


ABSTRACT Name                : Ellysa Study Program : Community Epidemiology Title                  : Factors Related to the Scabies in  Miftahul Aziz Boarding  School Cigombong district Bogor West Java in 2018 Consellor : Prof. dr. Nuning Maria Kiptiyah, MPH, Dr. PH Scabies is an infectious skin disease caused by Sarcoptes scabiei varian hominis that could be transmitted through direct and indirect contact. Scabies is the health problem in tropical and subtropical climates. The number of people with scabies in the world is more than 300 million every year. Prevalence of scabies in Indonesia is still quite high, which is about 6-27% of the general population and tends to be higher in children and adolescents. The purpose of this study is to determine the factors related with the incidence of scabies in Miftahul Aziz Boarding School Cigombong Bogor West Java in 2018. This research using cross sectional design by interview, observation and physical examination 236 students, total sampling and the analysis using Cox Regresssion method. The analysis showed that the prevalence of scabies was 48.7%, sex (PR 2.079 95% CI 1,392-3,104), knowledge of scabies (PR 1.671 95% CI 1,001-2,788), bed cleanliness (PR 1.506 95% CI 1.017- 2,232), shared bed (PR 1.645 95% CI 1.033-2,621), and occupancy density (PR 1.865 95% CI 1.128-3.085) had significant association with the incidence of scabies. Sex was the most dominant factor with the incidence of scabies, the male student had 2.079 times (95% CI 1.392-3.104) for being scabies than the female student. Sharing a bed is the most contributing factor with the incidence of scabies 63,96%, it means 63.96%  the incidence of scabies could be eliminated or reduced when santri not sharing a bed or moved to another bed. Key words: scabies, boarding school, sex

Read More
T-5148
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diah Ayu Puspitarini; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Budi Hartono, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak: Penyediaan makanan terpusat yang tidak sesuai dengan prinsip higiene dan sanitasi dan sistem HACCP berpotensi menyebabkan foodborne disease. Kejadian foodborne disease dapat menyebabkan penyakit, kematian dan kerugian ekonomi. Sepanjang tahun 2018 hingga 2019, foodborne disease masih kerap terjadi di lingkungan pesantren. Dapur umum yang dimiliki oleh Pesantren X adalah pengelola makanan terpusat yang praktiknya belum ada regulasinya sehingga jauh dari pengawasan badan yang memiliki wewenang dalam regulasi dan pengawasan makanan di Indonesia seperti Dinas Kesehatan dan BPOM. Penelitian ini bersifat deskriptif bertujuan untuk mengidentifikasi pemenuhan persyaratan fisik higiene sanitasi, penerapan prinsip higiene sanitasi pada tahapan pengelolaan makanan, penerapan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), dan kualitas bakteriologis pada makanan, tangan penjamah, dan peralatan pada kegiatan pengelolaan makanan di Psantren X Depok. Pemeriksaan higiene sanitasi mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga, dimana penliaian pesantren menggunakan persyaratan untuk jasaboga tipe A1 karena kemiripan karakteristik. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa kegiata pengelolaan makanan di Pesantren X telah memenuhi persyaratan teknis higiene sanitasi untuk jasaboga tipe A1, penerapan prinsip higiene sanitasi sudah baik pada kegiatan pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, dan pengangkutan bahan makanan, namun praktik penerapan prinsip higiene sanitasi pada tahap penyimpanan makanan jadi dan penyajian makanan masih kurang baik. Perilaku selama mengolah makanan dan tingkat pengetahuan penjamah makanan masih kurang baik. Kegiatan pengolahan makanan terpusat yang dilakukan di Pesantren X masih belum sesuai dengan sistem HACCP. Kualitas bakteriologis makanan jadi pada pengolahan makanan terpusat yang di Pesantren X telah sesuai peraturan acuan yang mensyaratkan kandungan bakteri E. coli sebanyak 0 koloni/ gram makanan. Kata kunci: higiene sanitasi makanan, HACCP, pesantren
Read More
S-10013
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Erma Latifah; Pembimbing: Ascobat Gani; Penguji: Purnawan Junadi, Pujiyanto, Dhian Probhoyekti, Ahmad Rusdi
Abstrak: Pondok Pesantren selalu diidentikkan dengan penyakit kulit atau penyakit menular lainnya. Banyaknya masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi di Pondok Pesantren Sunan Drajat harus segera diatasi, sebab kesehatan merupakan salah satu indeks pembangunan manusia dan jika masalah tersebut tetap dibiarkan maka akan berdampak buruk tidak hanya bagi pesantren sendiri akan tetapi juga lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi mendalam tentang dimensi kesehatan dalam pengelolaan Pondok Pesantren Sunan Drajat dan peran Pemerintah Daerah dalam menangani masalah-masalah kesehatan di Pondok Pesantren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kesehatan belum dikaitkan dalam pengelolaan Pondok Pesantren Sunan Drajat dan Dinas Daerah Kabupaten Lamongan hanya menunggu laporan apabila terjadi masalah di Pondok Pesantren serta tidak ada pengawasan dan pengkoordinasian terpadu yang dilakukan terhadap Pondok Pesantren. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah agar Pondok Pesantren memperbaiki manajemen dan fasilitas yang ada sesuai dengan persyaratan kesehatan yang berlaku dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan serta bagi Pemerintah agar menambahkan peraturan terkait kesehatan dalam Pedoman Izin Operasional Pondok Pesantren. Perlu adanya sinkronisasi dan koordinasi terpadu antara Dinas terkait dan Kementerian Agama agar fungsi dari masing-masing instansi terhadap kesehatan Pondok Pesantren dapat berjalan sebagaimana Peraturan yang telah ditetapkan. Kata kunci: Pondok Pesantren, Kesehatan Pesantren, Manajemen Pesantren Islamic Boarding School is always identified with skin diseases or other infectious diseases. The number of health problems that often occur in Sunan Drajat Islamic Boarding School must be addressed immediately, because health is one of the human development index. If the problem is still left, it will be bad for not only Islamic Boarding School itself but also the surrounding environment. The purpose of this study is to obtain in-depth information about the health dimension in the management of Sunan Drajat Islamic Boarding School and the role of the Regional Government in handling health problems in Islamic Boarding School. This research uses qualitative approach with case study design. Data validity is examined by triangulation of informant and method. The results showed that the health dimension has not been linked in the management of Sunan Drajat Islamic Boarding School. Lamongan Regional Office only waits for the report when a problem in Islamic Boarding School occurs and there is no integrated supervision and coordination conducted on Pondok Pesantren. Suggestions that can be given based on the research result are that Islamic Boarding School has to improve the management and existing facilities in accordance with the applicable health requirements and review the policies that have been established. The Government has to add health-related regulations in the Operational License Guidance of Islamic Boarding School. There needs to be synchronization and integrated coordination between the relevant regional office and Ministry of Religious Affairs so that the function of each institution to the health of Islamic Boarding School can be run as a predetermined Regulation. Key words: Islamic Boarding School, Islamic Boarding School Health, Islamic Boarding School Management
Read More
T-4844
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tim Penyusun: Zakianis ... [et.al.]
Abstrak: Buku panduan bagi pengelola Pesantren/ asrama untuk memantau dan memperbaiki pengelolaan keamanan makanan di Pesantren/ asrama. Agar Prevalensi penyakit yang ditularkan melalui makanan dapat menurun. sehingga sumber daya manusia di Pesantren/ Asrama dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan optimal.
Read More
363.192 ZAK p
Depok : FKM-UI, 2020
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ghina Labibah; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Dewi Susanna, Hidayani Fazriah
Abstrak: Latar Belakang : Skabies merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh tungau Sarcoptes scabiei varietas homonis. Penularan skabies dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit skabies sering terjadi pada lingkungan yang berpenghuni padat salah satunya adalah pondok pesantren yang memiliki asrama untuk tempat tinggal santrinya. Kejadian skabies selain mengganggu kesehatan santri namun akan berdampak kepada performa santri untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis hubungan antara faktor lingkungan dan personal hygiene dengan kejadian skabies pada santri di pesantren. Tujuan : Mengetahui hubungan faktor lingkungan dan personal hygiene dengan kejadian skabies pada santri di pesantren X di Kota Bogor pada Tahun 2022. Metode : Studi cross sectional yang dilakukan pada 1 pesantren di Kota Bogor. 84 orang santri dipilih dengan random sampling untuk menjadi responden penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan pengambilan data lingkungan secara langsung. Dara yang telah diperoleh akan dilakukan uji statistik univariat dan bivariat. Hasil : Sebanyak 65 orang (77,4%) mengalami skabies, dan 19 orang (22,6%) tidak mengalami skabies. Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor lingkungan yaitu suhu dan kelembaban dengan kejadian. Sedangkan faktor personal hygiene seperti kebersihan tangan, kebersihan kuku, kebersihan kulit, kebersihan handuk dan kebersihan pakaian memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian skabies. Kata Kunci : Skabies, Sarcoptes scabiei varietas homonis, Pesantren, Lingkungan, Personal Hygiene
Background : Scabies is an infectious disease caused by the mite Sarcoptes scabiei homonis variety. Transmission of scabies can occur directly or indirectly. Scabies disease often occurs in densely inhabited environments, one of which is Islamic boarding schools which have dormitories for students to live in. The incidence of scabies in addition to disturbing the health of students but will have an impact on the performance of students to carry out daily activities. Based on this, it is necessary to conduct research to analyze the relationship between environmental factors and personal hygiene with the incidence of scabies in students in Islamic boarding schools. Objective: To determine the relationship between environmental factors and personal hygiene with the incidence of scabies in students at Islamic boarding school X in Bogor City in 2022. Methods: Cross sectional study conducted at 1 Islamic boarding school in Bogor City. 84 students were selected by random sampling to become research respondents. The research was conducted using a questionnaire and direct environmental data collection. The data that has been obtained will be subjected to univariate and bivariate statistical tests. Results: As many as 65 people (77.4%) had scabies, and 19 people (22.6%) did not have scabies. There is no significant relationship between environmental factors, namely temperature and humidity with the incidence. Meanwhile, personal hygiene factors such as hand hygiene, nail hygiene, skin hygiene, towel cleanliness and clothing hygiene have a significant relationship with the incidence of scabies. Keywords : Scabies, Sarcoptes scabiei homonis variety, Islamic boarding school, Environment, Personal Hygiene
Read More
S-10967
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chiara Maharani; Pembimbing: Chiara Susanna; Penguji: Suyud Warno Utomo, Aria Kusuma
Abstrak: Penyakit kulit masih menjadi masalah kesehatan yang tergolong tinggi di Indonesia dan santri yang tinggal di Pesantren berisiko lebih besar untuk terkena penyakit kulit. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara faktor individu mencakup perilaku cuci tangan pakai sabun, berbagi peralatan pribadi, riwayat keluarga dengan penyakit kulit, dan sistem kekebalan tubuh, serta faktor kondisi asrama mencakup kondisi air, kelembaban ruangan, dan kepadatan hunian terhadap kejadian penyakit kulit pada santri di Pesantren X Khusus Laki-Laki. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional karena kondisi yang diukur menggambarkan kondisi pada saat pengumpulan data dilakukan yakni dengan menggunakan kuesioner mengenai Potensi Penyakit Berbasis Lingkungan di Pesantren kepada 71 santri di Pesantren X dengan bantuan guru dan data sekuner dari pihak Pesantren X terkait daftar kamar asrama, luas kamar asrama, dan daftar pembagian kamar asrama santri. Hasil dari penelitian yakni sebanyak 35 santri (49,3%) pernah mengalami penyakit kulit dan 36 santri lainnya (50,7%) tidak pernah mengalami penyakit kulit. Adapun jenis-jenis penyakit kulit yang pernah dialami oleh santri adalah kurap, kutu air, impetigo, kusta, bisul, cacar air, kutil, kudis, herpes, panu, eksim, vitiligo, dan rosacea. Penyakit kulit yang paling banyak dialami oleh santri adalah panu sebanyak 16 santri (22,5%) dan yang paling sedikit dialami adalah cacar air hanya 1 santri (1,4%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor individu maupun kondisi asrama terhadap kejadian penyakit kulit pada santri di Pesantren X Khusus Laki-Laki. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis faktor-faktor lain yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian penyakit kulit, namun tetap diperlukan juga adanya peningkatan penerapan personal hygiene dan menjaga kondisi lingkungan asrama Pesantren agar terhindari dari berbagai penyakit.
Skin disease is still a relatively high health problem in Indonesia and students living in Islamic boarding schools are at greater risk of developing skin diseases. The purpose of this study was to analyze the relationship between individual factors including hand washing behavior with soap, sharing personal utensils, family history of skin diseases, and the immune system, as well as dormitory condition factors including water conditions, room humidity, and residential density on the incidence of skin diseases in students at Islamic Boarding School 'X' for Boys. This study used a cross-sectional study design because the measured conditions described the conditions when data collection was carried out by using a questionnaire regarding the Potential for Environmental-Based Diseases in Pesantren to 71 students at Pesantren X with the help of teachers and secondary data from Pesantren X regarding the list of dorm rooms, the size of the dorm rooms, and a list of the distribution of the students' dormitory rooms. The results of the study were as many as 35 students (49.3%) had experienced skin diseases and 36 other students (50.7%) had never experienced skin diseases. The types of skin diseases that have been experienced by students are ringworm, water fleas, impetigo, leprosy, boils, chickenpox, warts, scabies, herpes, tinea versicolor, eczema, vitiligo, and rosacea. The most common skin disease experienced by students was tinea versicolor as many as 16 students (22.5%) and the least experienced was chickenpox, only 1 student (1.4%). There was no significant relationship between individual factors and dormitory conditions on the incidence of skin diseases in students at Pesantren 'X' for Boys. Therefore, it is necessary to conduct further research to analyze other factors that have a significant relationship to the incidence of skin diseases, but it is still necessary to increase the application of personal hygiene and maintain the environmental conditions of the boarding school dormitory in order to avoid various diseases.
Read More
S-10974
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hanik Amaria; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Joko Susanto
Abstrak: Pengetahuan yang kurang tentang kesehatan reproduksi pada remaja akan menimbulkan berbagai risiko kesehatan bagi remaja. Dalam pondok pesantren yang umumnya remaja pun kerap terjadi permasalahan karena kurangnya pengetahuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di Pondok Pesantren Luhur Al-Kautsar. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik cross sectional dengan teknik accidental sampling berjumlah 65 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan rendah 1,5%, pengetahuan cukup 44,6% dan pengetahuan baik 53,8%. Ada 2 faktor berpengaruh signifikan terhadap pengetahuan remaja yakni jenis kelamin (p-value 0,025) dan pengalaman pernah mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi (p-value 0,001). Persentase pengetahuan baik dan cukup ini diharapkan pihak Pondok Pesantren dapat memberikan kebijakan yang tujuannya meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi agar pengetahuan responden baik.

Kata kunci: Pengetahuan, Remaja, Kesehatan Reproduksi, Pondok Pesantren

Lack of knowledge about reproductive health in adolescents will pose various health risks for adolescents. In boarding schools which are generally teenagers, problems often occur due to lack of knowledge. The purpose of this study was to determine the factors that influence adolescent knowledge about reproductive health in the Luhur Al-Kautsar Islamic Boarding School. The design of this study was a cross sectional descriptive analytic study with an accidental sampling technique totaling 65 respondents. Data collection tool uses a questionnaire.

The results showed low knowledge of 1.5%, sufficient knowledge 44.6% and good knowledge 53.8%. There are 2 significant factors influencing adolescents knowledge, namely gender (p-value 0,025) and experience of being informed about reproductive health (p-value 0,001). This percentage of good and sufficient knowledge is expected by the Islamic Boarding School to provide policies whose aim is to increase reproductive health knowledge so that respondents' knowledge is good.

Key words: Knowledge, adolescent, reproductive health, islamic boarding school
Read More
S-10376
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitriana Rahayu; Pembimbing: Al Asyary; Penguji: Haryoto Kusnoputranto, Akhmad Buhaiti
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi santri dalam melakukan pemeliharaan sanitasi lingkungan asrama khususnya di Pondok Pesantren X Sawangan Depok Tahun 2020. Desain studi yang digunakan adalah studi cross-sectional dengan jumlah sampel sebesar 173 santri. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan stratified proportionate random sampling serta kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur penelitian. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 84 santri (48,0%) memiliki perilaku sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Read More
S-10551
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bambang Sukana, Dede Anwar Musadad
JEK Vol.9, No.1
Jakarta : Puslitbangkes Depkes RI, 2010
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive