Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Coraima Okfriani; Pembimbing: Soedarto Ronoatmojo; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Flourisa Juliaan Sudradjat
S-8895
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulestari; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Renti Mahkota, Yovsyah, Fajrinayanti
Abstrak: Hipertensi atau sering juga disebut the silent killer adalah suatu peningkatan tekanan darah arteri diatas normal dan menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Hipertensi pada penduduk dewasa bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas hidup terkait dengan morbiditas. Obesitas sentral adalah salah satu faktor risiko hipertensi yang berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat. Studi ini bertujuan untuk menilai hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi berdasarkan rasio lingkar perut tinggi badan pada penduduk dewasa di Pulau Jawa Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2013 dengan disain penelitian cross sectional dan jumlah sampel 175.374 orang. Status obesitas sentral ditentukan dengan analisis kurva ROC untuk mencari cut off point rasio lingkar perut tinggi badan terhadap hipertensi. Studi ini menggunakan uji statistik Regresi Cox. Hasil penelitian menemukan prevalensi hipertensi pada penduduk dewasa sebesar 27,8% dan hubungan obesitas sentral terhadap kejadian hipertensi lebih dipengaruhi oleh wilayah tempat tinggal. Penduduk umur 19-29 tahun yang obesitas sentral dan tinggal diperkotaan memiliki risiko 2,1 kali (95%CI:1,969-2,247) untuk menderita hipertensi setelah dikontrol umur, wilayah tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, status merokok, aktifitas fisik dan stres. Saran dari studi ini adalah memberikan intervensi berupa promosi kesehatan tentang pengetahuan tentang hipertensi dan faktor risikonya pada usia remaja terutama diperkotaan sebagai pencegahan dini dengan prilaku hidup sehat untuk menurunkan prevalensi hipertensi di masa mendatang. Kata kunci: Hipertensi, Obesitas Sentral, Pulau Jawa
Read More
T-4525
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Rahmawati Pebriani; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Tiur Febrina Pohan
Abstrak: Saat ini bakteri Mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi sekitar seperempat populasi dunia yang menyebar melalui udara dan Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban tuberkulosis yang tinggi. 4 dari 6 provinsi di Pulau Jawa masuk dalam 10 provinsi dengan prevalensi TB paru tertinggi, yaitu Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah dengan prevalensi TB paru di atas 0,4 yang merupakan rata-rata Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik individu dan kondisi lingkungan dengan kejadian tuberkulosis paru pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Pulau Jawa tahun 2018. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data Riskesdas 2018. Jumlah sampel yang digunakan adalah 216.098 responden. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel yang memiliki hubungan signifikan secara statistik dengan kejadian tuberkulosis paru yaitu jenis kelamin, status gizi, tingkat Pendidikan, merokok, jumlah anggota keluarga, pencahayaan kamar utama, pencahayaan dapur, pencahayaan ruang keluarga, keberadaan jendela kamar utama, keberadaan jendela dapur, ventilasi kamar utama, dan ventilasi dapur. Penting untuk dilakukan peningkatan pengetahuan masyarakat terkait dengan penularan dan pencegahan tuberkulosis paru, termasuk pemberian edukasi tentang kriteria rumah sehat, serta meningkatkan surveilans penemuan kasus melalui peningkatan pemberdayaan kader kesehatan.
Currently, Mycobacterium tuberculosis bacteria have infected about a quarter of the world's population that spreads through the air and Indonesia is one of the countries with a high burden of tuberculosis. 4 out of 6 provinces in Java are included in the 10 provinces with the highest prevalence of pulmonary TB, namely Banten, West Java, DKI Jakarta, and Central Java with the prevalence of pulmonary TB above 0.4 which is the Indonesian average. The purpose of this study was to determine the relationship between individual characteristics and environmental conditions with the incidence of pulmonary tuberculosis in the population aged 15 years in Java Island in 2018. The study design used was cross-sectional using Riskesdas 2018 data. used are 216,098 respondents. Data analysis used univariate and bivariate with chi-square test. The results of the bivariate analysis showed that the variables that had a statistically significant relationship with the incidence of pulmonary tuberculosis were gender, nutritional status, education level, smoking, number of family members, main room lighting, kitchen lighting, living room lighting, presence of main bedroom window, presence of kitchen windows, main bedroom ventilation, and kitchen. It is important to increase public knowledge related to the transmission and prevention of pulmonary tuberculosis, including providing education about the criteria for healthy homes, as well as increasing case finding surveillance by increasing the empowerment of health cadres.
Read More
S-11047
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Melinda Wulandari; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Syahrizal Syarif, Asep Hermawan
Abstrak: Berdasarkan Riset Kesehatan 2013 dan 2018, anak usia 12-23 bulan memiliki prevalensipneumonia tertinggi diantara usia balita lainnya. Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumoniapada anak usia 12-23 bulan di Pulau Jawa. Desain penelitian yang digunakan yaitu desainpotong lintang dengan menggunakan sampel berjumlah 2.695 anak. Penelitian inimenggunakan analisis bivariat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungandengan kejadian pneumonia. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi kejadianpneumonia pada anak usia 12-23 bulan sebesar 5,5%. Imunisasi campak berhubungandengan kejadian pneumonia secara signifikan (POR= 1,743; 95% CI= 1,077-2,822).Penelitian ini mendukung pentingnya pemberian imunisasi campak untuk mencegahpneumonia. Intervensi yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu meningkatkancakupan imunisasi campak melalui kampanye imunisasi campak.Kata kunci:Anak Usia 12-23 Bulan, Pneumonia, Pulau Jawa
According to Riskesdas 2013 and 2018, the highest prevalence of pneumonia in childrenunder five are the children aged 12-23 months. This study aims to identify the prevalenceand factors associated with pneumonia among children aged 12-23 months in Jawa Island.The study design used for this study is cross sectional with total sample of 2.695 children.Bivariate analysis is performed to identify factors associated with pneumonia. The resultsshow the prevalence of pneumonia among children aged 12-23 months is 5,5%. Measlesimmunization is significantly associated with pneumonia (POR= 1,743; 95% CI= 1,077-2,822). This study supports the importance of measles vaccination to prevent pneumonia.Intervention that can be implemented by the government is increasing measlesimmunization coverage through measles vaccination campaigns.Key words:Children Aged 12-23 Months, Pneumonia, Jawa Island.
Read More
S-10306
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raflizar, Olwin Nainggolan
BPSK Vol.13, No.4
Surabaya : Balitbangkes Kemenkes RI, 2010
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulestari; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Fatmah, Sri Mulyati
Abstrak: Masalah stunting masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.Stunting pada balita bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas sumber dayamanusia Indonesia masa mendatang. Pulau Jawa merupakan pusat industri danpertumbuhan ekomoni di Indonesia, namun berdasarkan Riskesdas 2010 prevalensistunting masih tergolong tinggi (31%). Studi ini bertujuan untuk menilai hubunganfaktor-faktor sosio-ekonomi dan lingkungan dengan kejadian stunting pada balita 10-59bulan di Pulau Jawa Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2010dengan disain penelitian cross sectional dan jumlah sampel 6.869 orang. Studi inimenggunakan uji statistik Chi-square dan Regresi Logistik sederhana. Hasil penelitianini menemukan prevalensi stunting pada balita 10-59 bulan sebesar 40,6% dengan hasilmenunjukkan adanya hubungan bermakna antara umur ibu (OR=1.2; 95%CI:1,0-1,4),wilayah tempat tinggal (OR=1.3; 95%CI:1,2-1,4), pendidikan ibu (OR=1.6; 95%CI:1,5-1,8), pengetahuan ibu (OR=1.2; 95%CI:1,1-1,3), status ekonomi (OR=1.5; 95% CI:1,3-1,6), jarak kelahiran (OR=1.2; 95%CI:1,0-1,5), and sanitasi dasar (OR=1.3; 95%CI:1,1-1,4) dengan kejadian stunting. Saran dari studi ini adalah memberikan intervensi berupa promosi kesehatan tentang pengetahuan tentang stunting dan faktor yang berhubunngan dengan melibatkan kader, ibu-ibu yang mempunyai balita dan tokoh masyarakat untuk menurunkan prevalensi stunting di masa mendatang.Kata kunci : Stunting, balita 10-59 bulan, Pulau Jawa
Read More
S-7678
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sofwatun Nida; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Martya R. Makful, Dian Sidik Arsyad, Argianto
Abstrak: Data rutin situasi COVID-19 dapat memberikan banyak informasi penting yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi pengendalian pandemi. Sayangnya keterbatasan tenaga seringkali menjadi alasan minimnya analisis lebih lanjut. Penelitian ini memanfaatkan laporan data rutin Kementerian Kesehatan untuk menganalisis pengaruh pelacakan kontak erat terhadap transmisi COVID-19 di Pulau Jawa secara spasial. Tujuannya membantu mengevaluasi upaya pelacakan kontak erat yang sudah dilakukan pemerintah. Analisis dilakukan dengan membuat peta distribusi pelacakan kontak dan transmisi kasus menggunakan software QGIS 2.8.1. dan nilai Indeks Moran menggunakan software Geoda. Penelitian ini menggunakan data cross-sectional dengan design studi ekologi. Unit analisis adalah kabupaten/kota yang berjumlah 118 dan waktu pengamatan adalah 15 Maret - 11 Januari 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transmisi kasus COVID-19 cenderung tinggi di bagian tengah Pulau Jawa, puncak transmisi terjadi pada bulan Juli 2021, kapasitas pelacakan kontak erat cenderung lebih tinggi di kabupaten/kota yang memiliki kasus lebih tinggi. Penyebaran kasus COVID-19 di Pulau Jawa memiliki efek spasial (I=0.234, E(I)=-0.0085). Terdapat autokorelasi negatif yang lemah antara pelacakan kontak dengan kasus COVID-19 di Pulau Jawa (I=-0.133, E(I)=-0.0085). Pada saat transmisi kasus tinggi rasio pelacakan kontak lebih rendah daripada ketika transmisi kasus rendah. Pelacakan kontak harus dilakukan saat transmisi penyakit rendah sehingga ledakan kasus dapat di cegah
Routine data of the COVID-19 situation can provide a lot of important information that can be used as material for evaluating pandemic control. Unfortunately, limited manpower is often the reason for the lack of further analysis. This study used routine data from the Ministry of Health to analyze the spatial effect of close contact tracing on COVID-19 transmission in Java. The aim is to help the government evaluate close contact tracing efforts. The analysis was carried out by creating the distribution map of contact tracing and case transmission using QGIS 2.8.1 software and Moran Index values using Geoda software. This study used cross-sectional data with an ecological study design. The unit of analysis was the municipality, and the observation time was 15 March - 11 January 2022. The results showed that the transmission of COVID-19 cases tends to be high in the central part of Java Island, the peak of transmission occurred in July 2021, close contact tracing capacity tends to be higher in municipalities with higher cases. The spread of COVID-19 cases in Java has a spatial effect (I=0.234, E(I)=-0.0085). There is a weak negative autocorrelation between contact tracing and COVID-19 cases in Java (I=-0.133, E(I)=-0.0085). When case transmission was high, the contact tracing ratio was lower than when case transmission was low. Contact tracing should be done when disease transmission is low so that case explosions can be prevented
Read More
T-6376
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cut Nikita Azkiya Tachimitha; Pembimbing: R. Budi Utomo; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Sudibyo Alimoeso
Abstrak: Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan kekerasan berbasis gender di ranah personal, yang sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Diperkirakan 30% dari semua wanita yang pernah berpasangan telah terpapar kekerasan fisik atau seksual setidaknya sekali dalam hidup mereka dan sebagian besar wanita yang terpapar kekerasan fisik mengalami kekerasan berulang. Sikap pemukulan terhadap istri, yang merupakan salah satu faktor terjadinya KDRT, berpengaruh pada indikator pemberdayaan wanita dan status kesehatannya. Studi ini menggunakan data Survei Kesehatan Reproduksi Perempuan tahun 2019 di Pulau Jawa untuk mengetahui faktor yang memengaruhi sikap wanita kawin usia subur (15-49 tahun) dalam menjustifikasi KDRT terhadap istri. Dari 6.876 wanita, 15% (1.083) di antaranya menyetujui pemukulan terhadap istri oleh suami karena minimal satu dari enam alasan tertentu. Dari hasil uji regresi logistik, ditemukan bahwa usia, tingkat pendidikan wanita, dan tempat tinggal menjadi faktor determinan sikap ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan suami, status pekerjaan, dan indeks kekayaan secara signifikan berhubungan dengan sikap wanita terhadap pemukulan istri. Penting untuk meningkatkan tidak hanya pendidikan perempuan tetapi juga di kedua pihak, wanita dan pria, untuk memberantas masalah ini
Read More
S-10919
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Vijaya Kusuma; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Zakiah
Abstrak: Tujuan dalam penelitian ini adalah memahami karakteristik demografi dan klinis orang-orang yang mengalami COVID-19 akan dapat memberikan gambaran dan informasi yang dapat menjadi bahan membuat intervensi kesehatan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan menggunakan penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. Hasil kajian ini didapatkan bahwa jumlah kasus COVID-19 lebih banyak pada laki-laki begitupun dengan angka kematian lebih banyak pada laki-laki. Gejala klinis yang paling banyak dirasakan adalah batuk, demam dan rasa lemas. Penyakit penyerta yang dimiliki oleh pasien COVID-19 yang paling banyak adalah Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Gejala yang memiliki risiko lebih besar menyebabkan kematian pada pasien COVID-19 yaitu sesak napas, pneumonia dan demam. Pasien yang yang sudah memasuki usia tua dan memiliki komorbid akan menambah risiko kematian.
Read More
S-10775
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmi Dwi Kartika; Pembimbing: Kemal N. Siregar; Penguji: Besral, Vinny Sutriyani
Abstrak: Lelaki yang Seks dengan Lelaki (LSL) merupakan salah satu kelompok populasi yang paling berisiko terinfeksi HIV. Promosi penggunaan kondom konsisten adalah strategi kunci untuk pencegahan HIV pada LSL. Skripsi ini membahas faktor-faktor yang berasosiasi dengan penggunaan kondom konsisten pada LSL yang memiliki pasangan tetap, pasangan tidak tetap, pasangan membeli seks, dan pasangan menjual seks. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dari data Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) untuk LSL di Pulau Jawa tahun 2011. Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat determinan penggunaan kondom konsisten dari faktor sosiodemografi, persepsi, isyarat untukbertindak, dan penggunaan kondom pada seks terakhir. Penggunaan kondom konsisten pada pasangan laki-laki berkisar 37%-49% dan 28% pada pasanganperempuan dalam sebulan terakhir. Analisis multivariat menghasilkan statusbelum menikah, pengetahuan komprehensif, tidak ada gejala IMS, dan penggunaan kondom pada seks terakhir berasosiasi meningkatkan penggunaan kondom konsisten. Intervensi kepada LSL harus dapat meningkatkan pengetahuan komprehensif dan mempromosikan penggunaan kondom konsisten pada semua jenis pasangan seksnya.
Kata Kunci : LSL, Penggunaan Kondom Konsisten, Pulau Jawa, Indonesia
Men Who Have Sex with Men (MSM) are population at high risk for HIVinfection. Promoting consistent condom use (CCU) is a key risk reduction strategyfor HIV prevention among MSM. This thesis reports the factors associated withCCU among MSM with their regular, casual, client, and sex worker partners. Thisthesis used cross-sectional design from Integrated Biological and BehaviourSurveillance for MSM in Java Island in 2011. Binary logistic regression analyseswere conducted to assess the determinants of CCU with socio-demographic,perceived, cues to action, and past condom use factors. CCU ranged from 37 to49% with male partners and 28% with female partner. Multivariate analysesshowed that MSM who had a single status, comprehensive knowledge, no STDsymptoms, and past condom use were likely to be consistent condom users. HIVinterventions among MSM need to increase comprehensive knowledge of HIVand promote CCU with all types of sex partners.
Keywords : MSM, Consistent condom use, Java Island, Indonesia
Read More
S-8444
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive