Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nur Fadhilah Sari; Pembimbing: Bambang Sutrisna; Penguji: Yovsyah, Woro Riyadina
Abstrak: Stroke ialah salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis utama di Indonesia. Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang setiap tahun meningkat jumlahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio Low Density Lipoprotein (LDL) terhadap High Density Lipoprotein (HDL) dengan kejadian stroke pada penduduk usia dewasa. Penelitian ini menggunakan data dari studi kohort PTM (penyakit tidak menular) tahun 2011. Sampel dalam penelitian ini ialah penduduk usia dewasa yang menjadi responden penelitian studi kohort faktor risiko PTM di kota Bogor tahun 2011 yang berjumlah 1506 dan dianalisis menggunakan uji regresi logistik dengan signifikansi statistik di lihat berdasarkan interval kepercayaan 95%. Prevalensi sampel pada penduduk usia dewasa di kota Bogor yang menderita stroke sebesar 1,26%, responden dengan rasio LDL terhadap HDL yang tinggi sebesar 35,66%. Responden dengan usia ≥46 tahun sebesar 34,26% dengan prevalensi jenis kelamin terbanyak pada perempuan sebesar 53,45% dan yang berpendidikan rendah sebesar 54,58%, responden yang obesitas sebesar 27,42%, responden dengan kadar kolesterol total tinggi sebesar 38,45% serta responden dengan kadar trigliserida tinggi sebesar 17,07%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara rasio LDL terhadap HDL dengan kejadian stroke dengan adjusted prevalens odds rasio 3,909 (95% CI 1,346-11,354). Rasio LDL terhadap HDL yang tinggi berisiko terhadap kejadian stroke pada penduduk usia dewasa.
Read More
T-5639
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andi Karnila; Pembimbing: Krisnawanti Bantas, Yovsyah; Penguji: Mugia Bayu Raharja, Nida Rohmawati
Abstrak: Pemberian ASI ekslusif direkomendasikan hingga anak berusia 6 bulan. Kurangnya pemberian ASI ekslusif merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas bayi dan anak. Berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif diantaranya depresi, inisiasi menyusui dini, wilayah tempat tinggal, status bekerja dan status pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI ekslusif pada anak 0-5 bulan di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017.
Read More
T-5546
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Retno Ambarwati; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Trini Sudiarti, Mario Ekoriano, Nida Rochmawati
Abstrak:
Prelakteal adalah makanan atau minuman yang diberikan kepada bayi sebelum Air Susu Ibu (ASI) keluar, salah satu dampak pemberian asupan prelakteal adalah meningkatkan angka kematian pada bayi. Upaya untuk mengurangi perilaku pemberian asupan prelakteal adalah dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Salah satu manfaat pelaksanaan IMD adalah merangsang keluarnya ASI. Penelitian ini menggunakan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017 yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan IMD terhadap pemberian asupan prelakteal pada bayi baru lahir setelah dikontrol oleh variabel kovariat (usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, wilayah tempat tinggal, frekuensi kunjungan Antenatal Care, penolong persalinan, jenis persalinan, dan berat bayi lahir). Desain studi yang dipergunakan adalah potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel sebanyak 1.728 responden. Analisis data menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan IMD dengan pemberian asupan prelakteal pada bayi baru lahir di Indonesia tahun 2017 (ρ-value = 0,0001) dengan nilai OR 5,20. Ibu yang tidak melaksanakan IMD berpeluang 5,20 kali lebih besar untuk melakukan pemberian asupan prelakteal pada bayi baru lahir setelah dikontrol oleh variabel wilayah tempat tinggal dan jenis persalinan. Rekomendasi penelitian ini adalah perlu dibuat petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan yang sudah ada sehingga peraturan ini dapat diimplementasikan oleh daerah

Prelacteal is foods given to newborns before breastfeeding is established or before breast milk comes out, one of the effects of prelacteal feeding practice is to increase mortality in infants. Efforts to reduce the behavior of prelacteal feeding practice is by implementing Early Initiation of Breastfeeding. Where one of the benefits of implementing EIB is stimulate the release of breast milk. This study uses data from the Indonesian Demographic and Health Survey on 2017 which aims to determine the correlation between the implementation of EIB with prelacteal feeding practice among newborns after being controlled by covariate variables (age, education, occupation, economic status, region of residence, frequency of Antenatal Care visits, birth attendants, type of delivery, and birthweight). The study design used was cross sectional with a total sample of 1,728 respondents. Data analysis used multiple logistic regression. The results showed that there was a correlation between the implementation of IMD with prelacteal feeding practice among newborns in Indonesia on 2017 (ρ-value = 0.0001) with an OR value of 5.20, which means that respondents who did not implement EIB had a 5.20 times more likely to do prelacteal feeding practice among newborns after being controlled by variables the region of residence and type of delivery. The recommendations of this research are technical guidelines and implementation guidelines of existing policies so that these regulations can be implemented by the regions.

Read More
T-5927
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Stevia Vania Finriani; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Atik Nurwahyuni, Pujiyanto, Margareth Maya P. Naibaho, Wira Hartiti
Abstrak: Jumlah penduduk Indonesia dari tahun 2010-2017 terus mengalami peningkatan dari 238 juta jiwa menjadi 261 juta jiwa pada tahun 2017 dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 1,34 % per tahun dan angka kematian ibu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Persentase putus pakai (Drop Out) kesertaan ber KB sebesar yaitu 34 persen dan persentase wanita kawin umur 15-49 dengan kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi (unmet need) sebesar 11%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan pemilihan jenis kontrasepsi pada wanita usia subur yang berstatus kawin. Variabel yang diamati cukup bervariasi, yaitu umur, pendidikan, status pekerjaan, wilayah tempat tinggal, status ekonomi, jumlah anak, jenis kelamin anak, tempat pelayanan KB, dan kepemilikan jaminan kesehatan nasional (JKN) wanita usia subur. Data yang digunakan adalah Data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2017 dan dianalisis dengan menggunakan regresi logistik multivariat. Hasilnya membuktikan bahwa variabel umur, pendidikan, status pekerjaan, wilayah tempat tinggal, status ekonomi, jumlah anak, jenis kelamin anak, tempat pelayanan KB, dan kepemilikan jaminan kesehatan nasional (JKN) mempengaruhi pemilihan metode KB wanita usia subur di Indonesia. Dari hasil temuan ini, diharapkan pemerintah mampu meningkatkan gerakan penyuluhan kesehatan kepada wanita usia subur agar bersedia ber-KB dan meningkatkan jumlah tenaga terlatih khususnya bidan desa.
The population of Indonesia from 2010-2017 continues to increase from 238 million to 261 million in 2017 with a population growth rate of 1.34% per year and maternal mortality rate is 359 per 100,000 live births. The percentage of drop out of family planning participation is 34% and the percentage of married women aged 15-49 with unmet need for family planning is 11% . This study aims to analyze the determinants of the choice type of contraception in women of childbearing age. Variables observed were age, education, work status, domicile, economic status, number of children, gender of children, place of family planning services, and ownership of national health insurance (JKN) women of childbearing age. The data used are Susenas Data (National Socio- Economic Survey) in 2017 and analyzed using multivariate logistic regression. The results explain that the variables of maternal age, education, work status, domicile, economic status, number of children, gender of children, place of family planning services, and ownership of national health insurance (JKN) influence the choice of birth control methods for women of childbearing age in Indonesia. From the results of this finding, it is expected that the government will be able to improve the health education movement for women of childbearing age to be willing to use family planning and increase the number of trained personnel, especially village midwives
Read More
T-6163
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mochamad Setyo Pramono, Astridya Paramita
BPSK Vol.18, No.1
Surabaya : Balitbangkes Kemenkes RI, 2015
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aji Wicaksono; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar; Penguji: Sudijanto Kamso, Tris Eryado, Prihatiwi Setiati, Denti Widyanti
Abstrak: Sejak diberlakukannya Jaminan Kesehatan nasional (JKN) pada 1 Januari 2014, ketersediaan obat merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama(FKTP). Analisis data trend ketersediaan obat dan vaksin indikator menunjukkan trend mendekati angka 80%. Akan tetapi, manajemen logistik obat belum berjalan dengan optimal di Indonesia sehingga masih terjadi kekosongan obat dari waktu ke waktu di fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor manajemen logistik obat yaitu perencanaan, pengadaan, distribusi, pembiayaan, manajemen informasi, dan SDM di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang mempengaruhi ketersediaan obat dan vaksin indikator di puskesmas. Pemodelan yang dikembangkan pada studi ini adalah regresi logistik model determinan. Hasil studi menunjukkan bahwa variabel determinan pada studi ini adalah distribusi dan perencanaan dengan SDM sebagai variabel confounding. Variabel distribusi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap ketersediaan obat dan vaksin indikator di puskesmas.
Read More
T-5713
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Karina Adristi Sasmitaningrum; Pembimbing: Kemal Nazarudin Siregar; Penguji: Popy Yuniar, Umi Zakiati
Abstrak:

Penyakit ginjal kronis merupakan penyebab kematian nomor 12 pada tahun 2017 dan diprediksi menjadi penyebab kematian nomor 5 pada tahun 2040. Berdasarkan data SKI 2023, prevalensi penyakit ginjal kronis di Indonesia adalah 0,18%. Walaupun relatif relatif kecil, masalah yang dihadapi adalah deteksi dini risiko dari faktor risiko penyakit ginjal kronis. Permasalahan penanganan penyakit ginjal kronis di Indonesia adalah kurangnya edukasi mengenai deteksi dini penyakit ginjal kronik serta faktor risikonya kepada masyarakat. Berdasarkan permasalahan ini, dilakukan penelitian untuk melihat faktor-faktor penyebab ginjal kronis di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data SKI 2023 dengan jumlah sampel sebanyak 22639 individu. Penelitian ini dilakukan dengan uji kai kuadrat dan dilanjutkan dengan regresi logistik. Dari hasil regresi logistik yang dilakukan didapatkan hasil bahwa variabel yang menjadi faktor terbesar penyebab penyakit ginjal kronis adalah diabetes ( p-value = 0,008 ; OR = 4.792 (1,52-15,14)). Karena hasil penelitian menunjukkan diabetes sebagai faktor terbesar penyebab penyakit ginjal kronis, maka peneliti menyarankan bahwa terdapat dua fokus kebijakan yang dapat dilakukan. Pertama untuk penderita diabetes dalam hal pengontrolan penyakit, dan kedua kepada orang sehat dalam hal skrining dan deteksi dini serta promosi kesehatan untuk penerapan pola hidup sehat.


Chronic kidney disease was the 12th leading cause of death in 2017 and is predicted to be the  fifth leading cause of death in 2040. Based on SKI 2023 data, the prevalence of chronic  kidney disease in Indonesia is 0.18%. Although relatively small, the problem faced is early  detection of the risk of chronic kidney disease risk factors. The problem of handling chronic  kidney disease in Indonesia is the lack of education regarding the early detection of chronic  kidney disease and its risk factors to the community. Based on this problem, a study was  conducted to see the factors causing kidney chronicity in Indonesia. The study was conducted  using SKI 2023 data with a sample size of 22,639 individuals. This study was conducted  using the chi-square test and continued with logistic regression. From the results of the  logistic regression, it was obtained that the variable that was the most significant factor  causing chronic kidney disease was diabetes (p-value = 0.008; OR = 4.792 (1.52-15.14)).  Because the results of the study showed diabetes as the most significant factor causing  chronic kidney disease, the researcher suggested that there were two policy focuses that could  be implemented. Firstly, for people with diabetes in terms of disease control, and secondly,  for healthy people in terms of screening and early detection as well as health promotion for  implementing a healthy lifestyle. 

Read More
S-11873
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Murhaban; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujiyanto, Kurnia Sari, Tati Suryati, Amir Su`udi
Abstrak: Kematian ibu di negara berkembang masih tinggi, selain faktor medis faktorpelayanan kesehatan ibu hamil merupakan salah satu penyebab kematian ibu.Cakupan pelayanan antenatal (K4) di Provinsi Aceh masih di bawah targetNasional. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pemanfaatan pelayananantenatal dan menganalisis determinan yang berhubungan dengan pemanfaatanpelayanan antenatal di Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan data RisetKesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013, fokus pada wanita yang pernah hamilselama 3 tahun terakhir sebelum survei, dengan jumlah sampel adalah 2.081responden. Metode analisis menggunakan model regresi logistik, untukmemprediksi faktor penentu pemanfaatan pelayanan antenatal. Hasilmenunjukkan 66,12% ibu hamil memanfaatkan pelayanan antenatal minimal 4kali sesuai standar waktu yang ideal. Faktor-faktor yang secara konsisten danpositif berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal (K4) adalah statusekonomi, kepemilikan buku KIA, keinginan hamil, umur, dan pendidikan. faktorkomplikasi kehamilan cenderung berhubungan positif apabila standar pelayananantenatal (K4) yang digunakan tidak ditentukan waktu pemeriksaan.Kata kunci: Kematian Ibu, Pelayanan Antenatal, Regresi Logistik, Aceh.
Maternal mortality in developing countries is still high, in addition to medicalfactors, factors of maternal health services is of the causes of maternal death.Coverage of antenatal care (K4) in the province of Aceh still below nationaltargets. The purpose of research to describe and analyze the utilization ofantenatal care determinants related to the utilization of antenatal care in theprovince. This study uses data from Riskesdas In 2013, focusing on women whohave been pregnant for 3 years prior was to the survey, with a sample size is 2,081respondents. The method of analysis using logistic regression model, which wasuseful for predicting the determinants of the utilization of antenatal care. Resultsshowed that 66.12% of pregnant women utilize antenatal care at least 4 times thecorresponding standard ideal time. Factors that consistently and positivelyassociated with utilization of antenatal care (K4) is the economic status, maternaland child health handbook, pregnant wishes, age, and education. pregnancycomplications factors tend to be associated positively if the standard antenatalcare (K4) used an unspecified time of the examination.Keywords: Maternal Mortality, Antenatal Care, Logistic Regression, Aceh.
Read More
T-4781
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Rahayu Ningsih; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo, Iwan Ariawan; Penguji: Mieke Savitri, Lukas C. Hermawan, Ganda Raja Partogi Sinaga,
Abstrak: Faktor penyebab tingginya AKI (346/100.000KH) yaitu belum tercapainyaindikator pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan. Pertolongan persalinan difasilitas kesehatan dipengaruhi oleh faktor individu dan provinsi. Penelitian inibertujuan melihat pengaruh dan besar kontribusi faktor individu dan provinsiterhadap pertolongan persalinan di enam provinsi di Indonesia berdasarkan dataSDKI dan profil kesehatan Indonesia tahun 2012. Hasil analisis multilevel regresilogistik multinomial menunjukan, determinan pertolongan persalinan meliputiasuhan kehamilan, daerah, asuransi kesehatan, indeks kepemilikan, pekerjaansuami, pekerjaan, pendidikan ibu, paritas, umur, rasio bidan, rasio puskesmas, rasiotempat tidur rumah sakit dan kepadatan penduduk. Faktor provinsi menurunkan24.22% variasi pertolongan persalinan di Indonesia.Kata Kunci :Pertolongan persalinan, faktor individu, faktor provinsi, multilevel regresi logistikmultinomial
The high maternal mortality rate (346 per 100.000 live birth) in Indonesia is causedby several factors, one of it is that Indonesia has not been achieved the indicator ofaid deliveries in health facilities. This study aims to look at the influence and thecontribution of individual factors and province factor on deliveries in six provincesin Indonesia based on data from Demographic and Health Survey and healthprofiles of Indonesia in 2012. Based on the analysis of multilevel multinomiallogistic regression, the determinant of delivery aid is the individual factors includethe antenatal care, regions, health insurance, household wealth index, husband'soccupation, employment and education of women of childbearing age, parity andthe age of them. The determinant factor of the province covers the ratio of healthcenters, the ratio of beds and population density. Contextual variables (provincefactors) decrease 24.22% variation deliveries at six provinces in Indonesia.Keywords :Maternal mortality, Deliveries, individual factors, provinces factors, multilevellogistic regression multinomial.
Read More
T-4620
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Apriany; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Besral, Tri Krianto, Sundari, Sakri Sabatmaja
Abstrak:
Hipertensi menjadi masalah kesehatan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan prevalensi. Komplikasi akibat hipertensi meningkatkan angka kecacatan, kesakitan, kematian dan menjadi beban yang masih sulit diatasi di Indonesia. Di Indonesia, prevalensi hipertensi untuk usia 18 tahun mencapai 34,1%, di DKI Jakarta mencapai angka 33,43%. Berdasarkan data dinas kesehatan Provinsi DKI tahun 2021, Jakarta Selatan merupakan daerah penderita hipertensi terbanyak kedua di DKI Jakarta (216.137) dan di tahun 2022 (197.744). Kecamatan tertinggi prevalensi hipertensi tahun 2021 di Jakarta Selatan adalah Pasar Minggu. RS Angkatan Laut Marinir Cilandak Pasar Minggu tahun 2020 melaporkan data kunjungan pasien hipertensi sebesar 4187, tahun 2021 sebesar 4221, tahun 2022 sebesar 3875 sejalan dengan data provinsi DKI yang mengambarkan tingginya penderita hipertensi di kota Jakarta Selatan. Tingginya prevalensi menunjukkan masih kurang baiknya pengendalian tekanan darah. Menurut Riskesdas 2018 penderita hipertensi tidak minum obat disebabkan merasa sehat (59,8%). Banyak penderita hipertensi yang tidak menyadari mengalami hipertensi dan tidak mendapatkan pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan upaya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi determinan yang berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah melalui konstruk Health Belief Model di Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir Cilandak. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner melalui wawancara pada pasien penderita hipertensi sebanyak 125 responden. Hasil Penelitian menunjukan sebanyak 76,0% responden dengan kepatuhan baik dan 24,0% responden memiliki tingkat kepatuhan yang kurang. Hasil analisis Multivariat, terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pendidikan (aOR: 10,22), pekerjaan (aOR:0,16), pengetahuan (aOR:4,41), dan keterpaparan informasi (aOR:0,22) dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah. Variabel pendidikan adalah yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam melakukan pengendalian tekanan darah. Dalam Health Belief Model, pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah. Peningkatan pendidikan kesehatan dapat menjadi intervensi yang baik pada perubahan perilaku kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah di RS Angkatan Laut Marinir Cilandak.

Hypertension is a health problem that has an increasing prevalence every year. Complications due to hypertension increase the rate of disability, morbidity and mortality and are a burden that is still difficult to overcome in Indonesia. In Indonesia, the prevalence of hypertension for those aged 18 years reached 34.1%, in DKI Jakarta it reached 33.43%. Based on data from the DKI Provincial Health Office for 2021, South Jakarta is the area with the second most hypertension sufferers in DKI Jakarta (216,137) and in 2022 (197,744). The district with the highest prevalence of hypertension in 2021 in South Jakarta is Pasar Minggu. Cilandak Pasar Minggu Marine Naval Hospital in 2020 reported data on visits of hypertensive patients of 4187, in 2021 it was 4221, in 2022 it was 3875 which is in line with DKI provincial data which illustrates the high prevalence of hypertension in the city of South Jakarta. The high prevalence indicates that blood pressure is not well controlled. According to Riskesdas 2018, people with hypertension do not take medication because they feel healthy (59.8%). Many people with hypertension are not aware that they have hypertension and do not get treatment. This shows that perception influences a person's behavior in making health efforts. This study aims to identify the determinants associated with compliance with hypertension in controlling blood pressure through the Health Belief Model construct at the Cilandak Marine Naval Hospital. Data collection was carried out by filling out questionnaires through interviews with 125 respondents with hypertension. The results of the study showed that 76.0% of respondents had good compliance and 24.0% of respondents had poor compliance. The results of the multivariate analysis showed that there was a significant relationship between the variables of education (aOR: 10,22), work (aOR:0,16), knowledge (aOR:4,41), and information exposure (aOR:0,22) with compliance hypertension patient in blood pressure control. The education variable is the most dominantly related to compliance with hypertension in controlling blood pressure. In the Health Belief Model, good knowledge can improve compliance with hypertension in controlling blood pressure. Improving health education can be a good intervention in changing compliance behavior of hypertension sufferers in controlling blood pressure at the Cilandak Marine Naval Hospital.
Read More
T-6825
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive