Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 160 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rianita Sulasih Mutifasari; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Baiduri Widanarko, Mila Tejamaya, Muhammad Novie Anshari, Priyo Djatmiko
Abstrak: Stres kerja adalah suatu kondisi dimana satu atau beberapa faktor di tempat kerjaberinteraksi dengan pekerja sehingga mengganggu keseimbangan fisiologi dan psikologi.Bagi seorang pengemudi, stres kerja akan berdampak terhadap menurunnya kinerjasehingga dapat mengancam keselamatan saat berkendara. Oleh karena itu, stres kerjamenjadi salah satu proses yang paling sering dikaitkan dengan perilaku berbahayapengemudi yang dapat mempengaruhi risiko kecelakaan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerjapada pengemudi truk muatan barang PT. X.Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif observasional denganmenggunakan metode pendekatan potong lintang (cross-sectional). Alat pengumpulandata yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner dan alat ukur lain, seperticocoro meter, fitbit, tensi meter, dan oksimeter sebagai data pendukung untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada pengemudi truk muatan barang PT. X.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 responden (60%) mengalami kondisistres ringan dan 18 responden (40%) mengalami stres sedang. Dari faktor individu padapenelitian ini, terdapat hubungan antara kuantitas dan kualitas tidur dengan stres kerjapada pengemudi truk muatan barang PT. X (p<0,05). Dari faktor fisik pada penelitian ini,terdapat hubungan antara waktu istirahat, pekerjaan monoton, jarak tempuh, dankelelahan kerja dengan stres kerja pada pengemudi truk muatan barang PT. X (p<0,05).Sedangkan dari faktor psikososial, yaitu dukungan keluarga dan dukungan rekan kerja,tidak dilakukan analisis bivariat karena data bersifat homogen.Kata kunci:Stres, Stres Kerja, Pengemudi
Occupational stress is a condition in which one or several factors in the workplace interactwith workers, therefore it causes disturbance of the equilibrium both of physiological andpsychological matter. For a driver, occupational stress will impact on the decliningperformance that may threaten the safety while driving. Consequently, occupational stressbecomes one of the most processes which is being related to harmful behavior to driversthat may affect the risk of accidents.The aim of this study is to analyze factors affecting occupational stress on truckload driverof PT. X.This is a quantitative observational study with a cross-sectional method. Data instrumentsare utilizing questionnaire and few additional instruments (e.g. cocoro meter, fitbit,sphygmomanometer, and oximetry) to measure the factors of occupational stress as itssupporting data.The results show 27 respondents (60%) experiencing occupational stress in mild leveland 18 respondents (40%) experiencing occupational stress in moderate level. Accordingto individual factors in this study, there is a relation between the quantity and quality ofsleep with occupational stress on truckload drivers of PT. X (p <0.05). From the physicalfactors in this study, there is a relation between rest hours, monotonous work, mileage,and work fatigue with occupational stress on truckload drivers of PT. X (p <0.05).Otherwise, from psychosocial factors, those are family support and peer support, bivariateanalysis was not performed because the data is homogeneous.Keywords:Stress, Occupational Stress, Driver.
Read More
T-5203
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Devi Indriastuty; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Tiara Amelia, Aliyah Cendanasari
Abstrak: Selama pandemik, tenaga kesehatan mempunyai peran penting untuk memberikan pelayanan kesehatan. Akibat tingginya kasus Covid-19 dapat menambah beban kerja serta risiko tertular mereka yang berakibat tidak hanya memberikan dampak fisik namun juga kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi stressor, persepsi terhadap stressor, coping yang digunakan, gejala yang dirasakan, dan hasil dari coping. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain rapid assessment procedures. Teori yang digunakan adalah teori Lazarus. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam pada 5 orang informan utama dan 2 orang informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama pandemik Covid-19 pada tenaga kesehatan terdapat sumber stres (stressor) dari internal dan eksternal. Sebagian besar tenaga kesehatan mempersepsikan bahwa stressor menjadi hambatan. Sedangkan informan lainnya menyatakan stressor tidak menjadi hambatan justru menjadi tantangan. Sebagian besar informan mempersepsikan mampu mengatasi atau mengurangi stressor. Mereka juga merasa mendapat dukungan sosial dari keluarga, orang tua, dan rekan kerjanya. Berbagai macam gejala stres yang muncul berupa perubahan secara psikologis meliputi semangat untuk produktif berkurang, susah tidur, merasa jenuh, dan mudah marah. Sedangkan perubahan secara fisiologis meliputi gejala maag atau asam lambung meningkat, kelelahan, menggigil, dan banyak makan. Sebagian besar informan cenderung menggunakan Emotion Focused Coping dimana setelah melakukan coping tenaga kesehatan merasakan perasaan yang positif
During the pandemic, health workers have an important role in providing health services. Due to the high number of Covid-19 cases, it certainly adds to both the workload and the risk of contracting the disease among them. This was not only had a physical impact but also impact on mental health. This study aims to identify stressors, perception of stressors, coping strategies used to deal with stressors, symptoms felt by health workers, and outcomes of coping in health workers. This study used a qualitative method and a rapid assessment procedures design. The theory used was the theory of Lazarus. Data were collected through in-depth interview among 5 main informants and 2 key informants. This study found that there were internal and external stressors during the Covid-19 pandemic among the health workers. The majority of the health workers perceived that stressors are obstacles while some other informants perceived them neither as obstacle nor a threat, but as a challenge. Most of the informants perceived that they are able to overcome or reduce stressors. They also felt that they have social support from their family, parents, and coworkers. Various kinds of stress symptoms that appeared in the form of psychological changes include reduced enthusiasm for productivity, difficulty sleeping, feeling bored, and irritated. Meanwhile, physiological changes include symptoms of ulcers or increased stomach acid, fatigue, chills, and eating a lot. Most of the informants tend to use Emotion Focused Coping which after doing so, they felt positive feelings
Read More
S-10945
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amita Rahma Shintyar; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Doni Agus Sumitro, Fermi Dwi Wicaksono
Abstrak: Stres kerja adalah kondisi yang menyebabkan karyawan merasa tertekan, bosan, dan tidak nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Sekitar 50-60% dari hari kerja yang hilang disebabkan oleh stres kerja dan jumlah ini cenderung meningkat di Eropa. Semenjak merebaknya COVID-19, seluruh negara di dunia mulai memberlakukan Work from Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Oleh karena situasi yang mendesak, WFH dapat berpotensi menjadi stressor bagi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat stres kerja dan hubungan antara karakteristik pekerja serta penerapan WFH pada pekerja PT LTI yang bekerja dari rumah selama masa pandemic COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan menggunakan kuesioner stres kerja NIOSH Generic Job Stres Questionnaire dan kuesioner pelaksanaan WFH dari ILO yang didistribusikan secara daring kepada 62 responden. Sebanyak 66,1% responden mengalami stres kerja ringan. Variabel karakteristik pekerja yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja pada penelitian ini adalah jumlah anak, usia anak dan lokasi kerja. Pada variabel penerapan WFH variabel yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja adalah kesejahteraan dan produktivitas pekerja yaitu pada elemen pertanyaan: digitalisasi dan implikasi hukum serta kontrak kerja. Hambatan dalam bekerja memiliki hubungan yang signifikan sedangkan variabel kepercayaan dan budaya organisasi tidak memilki hubungan yang signifikan dengan stres kerja
Read More
T-6298
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rai Yarisunal Firdaus; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Besral, Umi Zakiati
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran stres pada remaja di masa pandemic COVID-19 serta hubungannya dengan karakteristik remaja. Karakteristik yang diteliti adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tempat tinggal dan memiliki keluarga terkonfirmasi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 300 orang remaja di Kota Depok dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling.
Read More
S-10582
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lestarida Nainggolan; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Helda, Atiek Novianty, Emah Rohemah
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres denganpola siklus menstruasi pada remaja di SMA Negeri 1 Batam. Penelitian inimenggunakan desain cross sectional. Sampel yang diteliti adalah seluruh remajaperempuan di kelas XI yang berjumlah 170 siswa. Data yang di kumpulkanberupa riwayat siklus menstruasi, tingkat stres, usia, usia menarche, status gizi,pola makan, aktivitas fisik, dan paparan asap rokok. Data ini dikumpulkan dengancara pengisian kuesioner mandiri, dan pengukuran antropometri untuk berat badandan tinggi badan oleh petugas penelitian. Analisis dalam penelitian inimenggunakan analisis uji Chi Square dan Cox Regression. Hasil penelitiandiperoleh bahwa sebanyak 87 responden (51,2%) mengalami mesntruasi tidakteratur dan terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan pola siklusmenstruasi dimana p =0,001 (p value <0,05), dan setelah diuji multivariat diperoleh nilai p= 0,018 dengan nilai exp (B) = 1, 67 yang memiliki makna bahwaremaja dengan stres sedang memiliki peluang untuk 1,67 kali lebih besar untukmengalami pola siklus menstruasi tidak teratur dari pada remaja dengan stresringan.Kata kunci :Stres, siklus Menstruasi, Remaja
This study aimed to identify the association between stress and pattern ofmenstrual cycle on adolescent of SMA Negeri 1 Batam. This study used the crosssectional design. The observed sample in this study was all female student at the11th grader consisting 170 students. The collected data were menstrual history,stress level, age, menarche aged, nutritional status, dietary habit, physical activity,and exposure of cigarette smoke. These data were collected by using selfadministrated questionnaire and antropometric measurement for weight adn heightby research members. This study used chi square test analysis and cox regressiontest analysis. This result of this study showed that there are 87 respondents(51,2%) had irregular menstrual cycle and there is significant correlation betweenstress with menstrual cycle, , with p = 0,001 (p value < 0,05), after mutrivarite testobatined p= 0,018 with Exp (B)= 1,67 , which has meaning that adolescent withmoderate stress are have 1,67 times greater chance of experiencing irregularmenstrual cycle patterns than adolescents with mild stress.Key words :Stress, Menstruation Cycle, Adolescent.
Read More
T-5411
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Nurul Intan Permatasari; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Purnawan Junadi, Sandi Ilyanto, Trimulyaningsih, Nina Candra Dewi
Abstrak:

ABSTRAK

Pelayanan publik salah satunya adalah bidang kesehatan yang dilaksanakanpada tingkat pelayanan primer di Puskesmas. Dokter merupakan salah satu jenisketenagaan di Puskesmas yang sehari-hari secara langsung berinteraksi denganpasien dan masyarakat sebagai pemberi pelayanan kesehatan. Berbagai tekanandalam pekerjaan tentunya dirasakan oleh seorang dokter dalam menjalankanperannya. Stres kerja dapat berasal dari berbagai sumber dan mempengaruhiorang-orang dengan cara yang berbeda. Berbagai sumber stres kerja diantaranyakebingungan peran, konflik peran, ketersediaan waktu yang berkaitan dengan jamkerja, kelebihan beban kerja, tanggung jawab, pengembangan karir, sertaketidakamanan kerja. Pada akhirnya stres kerja yang dihadapi oleh dokter akanmempengaruhi kinerjanya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres kerja dokter yangdilihat dari aspek peran, karir, fasilitas, dan bahaya pekerjaan terhadap pelayanankesehatan dan hubungannya dengan kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas diKota Cirebon serta faktor-faktor yang menjadi prioritas yang perlu diperhatikanuntuk meningkatkan kinerja tenaga medis di Puskesmas Kota Cirebon.Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desainpenelitian potong lintang atau cross sectional. Responden pada penelitian initerdiri seluruh dokter yang berjumlah 36 orang yang telah bekerja di PuskesmasKota Cirebon sebelum 1 Januari 2012 sampai saat penelitian dilakukan.Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor stres kerja untuk aspek peran2,50, aspek karir 2,83, aspek fasilitas 3,09, dan aspek bahaya pekerjaan 3,07. Streskerja aspek peran termasuk kategori rendah sedangkan aspek karir, fasilitas, danbahaya pekerjaan termasuk kategori sedang. Uji bivariat menunjukkan terdapathubungan yang bermakna pada aspek peran terhadap absensi dokter dan jumlahpasien, aspek karir terhadap absensi dokter, serta aspek fasilitas terhadap absensidokter dan jumlah pasien. Uji multivariat terhadap absensi dokter maupun jumlahpasien menunjukkan R2 kurang dari 10%. Ini berarti lebih dari 90% variasivariabel terikat disebabkan oleh faktor lain diluar variabel bebas dalam model.

ABSTRACT

One of which is a public service of health conducted in primary care at thehealth center level. Doctor is one of the workforce in the day-to-day health centerdirectly interact with patient and the community as a health care provider. Thepressure of work must be felt by a physician in carryng out its role. Work stresscan come from a variety of sources and affects people in different ways. Varioussources of job stress include role ambiguity, role conflict, time availability, roleoverload-quantitative, career development, responsibility, resources adequacy,and occupational hazards. At the end of work stress faced by clinicians will affectits performance.This study aims to descibe the physician job stress as seen from the aspectof the role, career, facilities, and occupational hazard to health care and itsralationship to the performance of health services at the health center in the KotaCirebon and the factors that need to be considered a priority to improve the energyperformance medical health center in Kota CirebonThe design of this study is the quantitative study with a cross sectional studydesign. Respondents in this study comprises all the 36 doctors who had beenworking in the health center Kota Cirebon before Januari 1, 2012 until the time ofthe study.The results show the average score of job stress for aspects of the role 2,50,aspects of career 2,83, aspects of facilities 3,09 and aspects of occupational hazard3,07. Job stress of aspects of the role is low while the aspects career, facilities, andoccupational hazards are moderate categorized. Bivariate test shows there is asignificant relationship on aspects of the role of a doctor absenteeism and thenumber of patients, a career aspects of a doctor absenteeism, as well as aspects ofthe facility and the number of patient a doctor absenteeism. Multivariate testagains absentee doctors and the number of patient showing R2 less than 10%. Thismeans more than 90% variation in the dependent variable due to factors other thanthe independent variable in the model.

Read More
T-3981
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mafelia Rodhotul Awanis; Pembimbing: Hendra; Penguji: Dadan Erwandi, Abdul Kadir
Abstrak: Stres bukan hanya menjadi masalah individu dan organisasi, tetapi juga menjadi masalah masyarakat secara luas. Stres dianggap mempengaruhi kesehatan psikologis dan fisik individu, serta efektivitas dalam organisasi. Industri penerbangan Indonesia telah memasuki masa kejayaannya dalam tujuh tahun terakhir (2011-2017). Pada tahun 2016 jumlah keberangkatan pesawat domestik mencapai 764.156 kali keberangkatan, sebanyak 186.482 kali (24,4%) berasal dari Garuda Indonesia. Adanya tuntutan pekerjaan yang tinggi pada awak kabin seperti, bekerja dengan pola shift yang tidak teratur, melintasi zona waktu selama bekerja, waktu istirahat yang tidak teratur yang dapat mempengaruhi keadaan tubuh secara fisik dan kehidupan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada awak kabin PT. Garuda Indonesia tahun 2019. Penelitian ini ada penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah awak kabin PT. Garuda Indonesia yang berjumlah 203 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Dari hasil penelitian didapatkan 33,5% responden mengalami stres berat. Hasil analisis bivariat dengat tingkat kemaknaan 5%, diperoleh sembilan faktor yang berhubungan dengan stres kerja yaitu jenis kelamin p value 0,033, masa kerja p value 0,046, budaya dan fungsi organisasi p value 0,003, pengembangan karir p value 0,037, decision latitude and control p value 0,001, home-work interface p value 0,001, desain kerja p value 0,001, beban kerja p value 0,001, dan jadwal kerja p value 0,001. Dari hasil penelitian tersebut diharapkan perusahaan dapat segera mengambil tindakan pengendalian guna mencegah stres di kalangan awak kabin yang dapat merugikan pekerja dan juga perusahaan. Kata kunci: stres kerja, awak kabin Stress is not only a problem for individuals and organizations, but also a problem for society at large. Stress is considered to affect the psychological and physical health of individuals, as well as effectiveness in organizations. The Indonesian aviation industry has entered its heyday in the past seven years (2011- 2017). In 2016 the number of domestic aircraft departures reached 764,156 times, 186,482 times (24.4%) originating from Garuda Indonesia. There are high work demands on cabin crew such as, working with irregular shift patterns, crossing time zones during work, irregular rest periods which can affect physical body and social life. This study aims to determine the factors associated with work stress on the cabin crew of PT. Garuda Indonesia in 2019. This research is a quantitative study with cross sectional study design. The sample in this study was the cabin crew of PT. Garuda Indonesia, amounting to 203 respondents. The data used in this study are primary data obtained through questionnaires given to respondents. From the results of the study found 33.5% of respondents experienced high stress. The results of the bivariate analysis with a significance level of 5%, obtained nine factors related to work stress including gender p value 0.033, years of service p value 0.046, culture and organizational functions p value 0.003, career development p value 0.037, decision latitude and control p value 0,001, homework interface p value 0,001, work design p value 0,001, work load p value 0,001, and work schedule p value 0,001. From the results of the study it is hoped that the company can immediately take control measures to prevent stress among cabin crew which can harm workers and also the company. Key words: work stress, cabin crew
Read More
S-10217
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Herlina J. El-Matury;/Promotor: Fatma Lestari; Kopromotor: Besral, Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Meily L. Kurniawidjaja, Astrid Widayati Hardjono, Dewi Rahayu, Agus Triyono, Mila Tejamaya, Baiduri Widanarko
Abstrak: ABSTRAK Disertasi ini membahas model faktor-faktor yang mempengaruhi depresi, kecemasan
 
dan stres pada mahasiswa S1. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan disain cross
 
sectional. Hasil factor analysis pada sumber masalah, didapat sumber masalah ada 3
 
faktor yaitu komunikasi dan adaptasi, personal dan emosional. Hasil structure equation
 
modeling, bahwa faktor sumber masalah dan faktor harga diri berhubungan signifikan
 
terhadap terjadinya depresi, kecemasan dan stres pada mahasiswa S1. Sumber masalah
 
merupakan faktor yang paling mempengaruhi depresi, kecemasan, dan stress pada
 
mahasiswa S1. Hasil penelitian menyarankan perlu ditambahkan program/kegiatan
 
seperti pelatihan, seminar, talk show, dan diskusi tentang peningkatan harga diri
 
mahasiswa.
ABSTRACT This dissertation discusses the model of factors that influence depression, anxiety and
 
stress in undergraduate students. This research is quantitative with cross sectional
 
design. The results of factor analysis on the source of the problem, the source of the
 
problem is that there are three factors, namely communication and adaptation, personal
 
and emotional. The results of structure equation modelling, that the problem and selfesteem
 
factors are significantly relate to depression, anxiety and stress in undergrasuate
 
students. The problem is the most affects depression, anxiety, and stress in
 
undergrasuate students. The results of the study suggest that programs / activities need
 
to add such as training, seminars, talk shows, discussions, about increasing student selfesteem.
Read More
D-392
Depok : FKM-UI, 2017
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wenny Putri Hasana; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Rita Damayanti, Ika Malika
Abstrak:
Latar Belakang: Mahasiswa S1 rentan terhadap depresi, kecemasan, dan stres, oleh karena itu penilaian berkala diperlukan, terutama pada masa transisi dari pembelajaran online kembali ke pengaturan offline. Tujuan: Kami bertujuan untuk menilai tingkat depresi, kecemasan, dan stres pada mahasiswa S1 Universitas Indonesia. Metode: Menggunakan desain cross-sectional, kami mengumpulkan data dari 744 mahasiswa sarjana dari tiga bidang disiplin ilmu (yaitu, ilmu kesehatan, sosial-humaniora, dan sains-teknologi). Alat ukur untuk mengukur depresi, kecemasan, dan stres menggunakan Depression Anxiety Stress Scale (21 item) dengan opsi respons mulai dari 0 (tidak berlaku untuk saya sama sekali) hingga 3 (berlaku untuk saya sangat banyak atau sebagian besar waktu). Alat survei yang digunakan yaitu survei online Google Formulir untuk mengumpulkan data dari November hingga awal Desember 2022. Kami menggunakan tab silang untuk membandingkan tingkat depresi, kecemasan, dan stres berdasarkan jenis kelamin, bidang disiplin ilmu, dan tahun studi. Hasil: Tingkat depresi normal (89,2%), ringan (6%), sedang (4,2%), dan berat (<1%). Tingkat kecemasan normal (68,5%), ringan (8,7%), sedang (16,3%), dan berat (5,6%). Tingkat stres responden kami adalah normal (89,7%), ringan (7,7%), dan sedang (2,7%). Di antara jenis kelamin, mahasiswi lebih rentan mengalami tingkat depresi, kecemasan, dan stres sedang atau berat. Di seluruh bidang disiplin, siswa dari sosial-humaniora dan sains-tek lebih rentan berada pada tingkat depresi, kecemasan, dan stres sedang atau berat. Kesimpulan: Mayoritas responden kami berada pada tingkat depresi, kecemasan dan stres yang normal dan ringan. Namun, intervensi perlu diprioritaskan untuk mahasiswi dan mereka yang berasal dari bidang non disiplin ilmu kesehatan.

Background: Undergraduate students are prone to depression, anxiety, and stress, therefore regular assessment is needed, especially during the transition from online learning back to offline setting. Objective: We aimed to assess the level of depression, anxiety, and stress among undergraduate students of Universitas Indonesia. Methods: Using a cross-sectional design, we collected data from 744 undergraduate students from three disciplinary fields (i.e., health sciences, social-humanities, and science-tech). We measured depression, anxiety and stress using the Depression Anxiety Stress Scale (21 items) with response options ranging from 0 (did not apply to me at all) to 3 (apply to me very much or most of the time). We used Google Form online survey to collect the data from November to early December 2022. We used a cross-tab to compare the levels of depression, anxiety, and stress by sex, disciplinary fields, and years of study. Results: The levels of depression were normal (89,2%), mild (6%), moderate (4,2%), and severe (<1%). The levels of anxiety were normal (68,5%), mild (8,7%), moderate (16,3%), and severe (5,6%). The levels of stress among our respondents were normal (89,7%), mild (7,7%), and moderate (2,7%). Across sex, female students were more prone to be in moderate or severe levels of depression, anxiety, and stress. Across disciplinary fields, students from social-humanities and science-tech were more prone to be in moderate or severe levels of depression, anxiety, and stress. Conclusions: The majority of our respondents were in normal and mild levels of depression, anxiety and stress. However, interventions are needed to be prioritized for female students and those from non health sciences disciplinary fields.
Read More
S-11180
Depok : FKMUI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sulistyowati Tuminah; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Ratna Djuwita, Julianty Pradono, Nikson Sitorus
Abstrak:
"Latar belakang: Hipertensi, DM, dan stres psikologis masih menjadi masalah kesehatan yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan. Tujuan: menilai kejadian hipertensi dan besaran risiko akibat efek gabungan antara DM dan stres psikologis pada orang dewasa. Metode: Analisis menggunakan data sekunder Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (FRPTM). Disain studi yaitu studi kohor retrospektif. Populasi: Data penduduk berusia 25 tahun ke atas (saat baseline) yang menjadi responden Studi Kohor FRPTM di Kota Bogor, Jawa Barat. Inklusi: Data yang lengkap pada wawancara/pengukuran/ pemeriksaan. Eksklusi: Data subyek yang hipertensi saat baseline. Sampel: Data penduduk berusia 25 tahun ke atas (saat baseline) yang menjadi responden Studi Kohor FRPTM di Kota Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 3165 data subyek dianalisis dengan regresi Cox. Hasil: Hipertensi yang ditemukan sebanyak 207 orang (6,6%). Relative risk (RR) untuk terjadinya hipertensi akibat adanya efek gabungan antara DM dan stres psikologis sebesar 2,20 dengan 95% CI (1,030?4,711) setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan obesitas. Interaksi yang didapatkan bersifat sinergis (positif). Kejadian hipertensi yang disebabkan karena interaksi sebesar 30%. Kesimpulan: Kelompok subyek dengan DM dan stres psikologis berisiko untuk terjadinya hipertensi sebesar 2,20 kali lebih tinggi dibandingkan kelompok subyek tanpa DM dan tanpa stres psikologis dengan hubungan yang bermakna secara statistik.

Background: Hypertension, DM, and psychological distress are still health problems that cannot be fully controlled. Purpose: to assess the proportion of hypertension and the magnitude of the risk due to the combined effect of DM and psychological distress in adults. Methods: Analysis using secondary data of Cohort Study on Non-Communicable Disease Risk Factors (NCDRF). The study design was a retrospective cohort study. Population/sample: Data of respondents of the NCDRF Cohort Study in Bogor City, West Java aged 25 years and over (at baseline). Inclusions: Complete data on interviews/ measurements/examinations. Exclusion: Data of hypertensive subjects at baseline. A total of 3165 subject data were analyzed with Cox regression. Results: Hypertension was found in 207 people (6.6%). The relative risk (RR) for the occurrence of hypertension due to the combined effect of DM and psychological distress is 2.20 with a 95% CI (1.030-4.711) after controlling for gender and obesity. The interactions obtained are synergistic (positive). The incidence of hypertension caused by interactions is 30%. Conclusion: The group of subjects with DM and experiencing psychological stress has a risk of developing hypertension by 2.20-fold higher rather than the group of subjects without DM and without psychological distress with a statistically significant association.
Read More
T-6535
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive