Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rosiyana; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Dian Ayubi, Anhari Achadi, Suyuti Syamsul, Achmad Rois
Abstrak: Implementasi kebijakan akreditasi puskesmas dimulai sejak 2015 hal ini sebagai jawaban atas adanya tantangan di era globalisasi ini. Pada tahun 2021 BPJS mensyaratkan adanya sertifikat akreditasi bagi puskesmas untuk menjalin kerja sama. Hal ini mendapat tanggapan yang bervariasi baik positif maupun negatif. Merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 133 responden yang dilakukan pada bulan April tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rerata kepuasan kerja pegawai berdasarkan status akreditasi puskesmas (p=0,0005)
The implementation of accreditation policies in primary healthcare centres have been implemented since 2015, as a response towards the challenges in this globalization era. Recently in 2021, the Indonesian government made it mandatory for primary healthcare centres to have an accreditation certificate, as a prerequisite for them to be covered by the government health insurance (BPJS). This recent policy was met with a variety of opinions, both positive and negative. This study is a quantitative study with a cross sectional design. A total of 133 samples taken in April 2021. The results showed that there was a significant difference of average employee satisfaction scores between the different primary healthcare centres (p = 0,0005).
Read More
T-6301
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bagus Nugroho; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Ede Surya Darmawan, Adang Bachtiar, Hariyadi Wibowo, Pandith A. Arismunandar
Abstrak: Rumah sakit wajib melakukan akreditasi rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yang berkesinambungan. Masing-masing rumah sakit baik dari rumah sakit publik ataupun privat berbeda dalam pengelolaan peningkatan mutu rumah sakit yang berkesinambungan. Tujuan dari penelitian ini mendapatkan gambaran dampak akreditasi terhadap mutu rumah sakit dan peningkatan mutu berkesinambungan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan uji statistik dan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian RSIA Kartini dan RS Budi Kemuliaan dengan uji statistik tidak ada perbedaan rata-rata indikator mutu sebelum dan sesudah akreditasi. Hasil wawancara ketiga rumah sakit bahwa akreditasi memberikan dampak positif terhadap peningkatan mutu rumah sakit. Berdasarkan dari analisis grafik nilai rata-rata indikator mutu menunjukan RSIA Kartini mengalami peningkatan sebelum akreditasi dan penurunan setelah akreditasi. Sedangkan RS Budi Kemuliaan mengalami peningkatan sebelum akreditasi dan mengalami stagnasi bahkan penurunan setelah akreditasi. Secara keseluruhan akreditasi rumah sakit memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan mutu rumah sakit. Akan tetapi hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepemimpinan, biaya dan manusia.
Hospitals are obliged to hospitals accreditation to improve the quality of continuous hospital services. Each hospital from public or private hospitals differs in the management of continuous quality improvement of hospitals. The purpose of this research is to get an overview of the impact of accreditation on hospital quality and continuous quality improvement. This research is quantitative and qualitative research. Quantitative research using statistical tests and qualitative research with in-depth interviews and focus group discussions. The results of Kartini Mother and Children Hospital, Budi Kemuliaan Hospital with statistical tests showed no difference in average quality indicators before and after accreditation. The results of the interviews of the three hospitals that accreditation has a positive impact on improving the quality of hospitals. Based on the analysis of the average value of quality indicators, Kartini Mother and Children Hospital improved before accreditation and decreased after accreditation. While Budi Kemuliaan Hospital experienced an increase before accreditation and stagnated even decreased after accreditation. Overall hospital accreditation has a positive impact on improving the quality of hospitals. However, this is influenced by several factors such as leadership, cost and human beings.
Read More
B-2158
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Selvia Kusdwiyanti; Pembimbing: Kusdinar Achmad; Penguji: Puput Oktamianti, Wachyu Sulistiadi, Ganda R.P Sinaga, Marion Siagian
Abstrak: ABSTRAKPeran kepemimpinan memiliki arti yang sangat penting dalam peningkatan mutumelalui akreditasi pada organisasi pelayanan kesehatan primer. Kepemimpinanyang efektif berpengaruh terhadap proses menuju keberhasilan akreditasi. Tujuanpenelitian ini adalah untuk menganalisis peran kepala puskesmas dalam persiapanakreditasi puskesmas di Puskesmas Beber Kabupaten Cirebon Jawa Barat tahun2016. Puskesmas Beber merupakan puskesmas yang telah melalui tahap persiapanakreditasi dan puskesmas pertama di Jawa Barat yang akan dilakukan surveiakreditasi nasional. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif.Prosedur sampling yang digunakan adalah non-probability sampling denganprinsip kecukupan dan kesesuaian. Metode pengumpulan data dilakukan melaluiwawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas Beber dan focus groupdiscussion (FGD) terhadap 16 staf Puskesmas Beber yang terbagi dalam duakelompok FGD. Untuk keabsahan data, dilakukan triangulasi sumber, metodedan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukan peran kepemimpinan kepalapuskesmas merupakan hal yang utama dalam persiapan akreditasi. Dari informasiyang didapatkan dari hasil FGD dan wawancara mendalam, peran kepemimpinandalam persiapan akreditasi adalah penetapan tujuan organisasi dengan komitmendan visi yang jelas, membangun pondasi organisasi dengan tim yang kuat danmemiliki kapabilitas, membangun kemauan staf untuk berpartisipasi denganmenunjukan nilai-nilai kepemimpinan, menghasilkan ide-ide termasuk melakukankajibanding untuk perbaikan mutu, dan melakukan perubahan denganmenggerakan semua sumberdaya yang ada. Secara umum dapat disimpulkanbahwa peran kepemimpinan kepala puskesmas dalam persiapan akreditasimerupakan kunci utama. Peran kepemimpinan tersebut pada akhirnya mendorongsistem yang kuat yang dapat membawa seluruh staf puskesmas untuk bersama-sama dalam satu visi, meningkatkan mutu pelayanan melalui akreditasipuskesmas.Kata kunci : akreditasi puskesmas; peningkatan mutu; peran kepemimpinan;persiapan akreditasi.
The process of communication, collaboration and coordination have a majorimpact on the effectiveness of the organization and an important element in theachievement of quality health services. The purpose of this study to analyzepatterns of communication, collaboration and coordination in Puskesmas IbrahimAdjie - Bandung, which has implemented a quality standard ISO 9001: 2008 andas the best health center in 2016 in West Java. The research method uses aqualitative approach is confirmatory. To maintain the validity of the data wasperformed using triangulation sources and methods of data collection is done byin-depth interviews to four people who are important in the process, focus groupdiscussions by six staff, observation and study of the document. The resultsshowed there is a pattern of all levels and channels of communication. Thepattern of broad-spectrum collaboration is secondary. Coordination patterns arestrengthening and expansion. Barriers that often happens, the choice of prioritydelivery of information, the dual role, misunderstanding, trouble harmonize timeactivities with other agencies, the repetition of the process of coordination whenthere is change of officials such as district or village heads, the delay in theapproval of program activity reports from the district and village. Suggestions areto continue to maintain the existing pattern and increase, the need for advocacyfor the strengthening of human resources, the need for a MoU, it is necessary totransfer the pattern of the process that has been ongoing basis to the health centerpersonnel. Outside agencies similar to apply the pattern of the existing processes.Keywords: communication patterns; collaboration patterns; coordinationpatterns; puskesmas
Read More
T-4779
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yanuar Nugroho Yanti; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Puput Oktamianti, Rita Damayanti, Fajar Ariyanti, Eny Juliati
Abstrak: Tesis dengan pendekatan penelitian kualitatif design studi kasus bertujuan menganalisis sejauh mana implementasi dari learning organization di Pusat Kesehatan Masyarakat terakreditasi dasar yang berupaya melakukan peningkatan mutu pelayanan tetapi mampu mendapatkan prestasi pada penilaian pelayanan oleh Bupati dibandingkan Puskesmas yang paripurna di Kabupaten Bogor. Hasil survei terhadap pelaksanaan akreditasi diperoleh kesenjangan tertinggi pada masalah mutu pelayanan dimana mutu Puskesmas akan mempengaruhi kepuasan pasien, loyalitas dan keselamatan pasien. Untuk itu organisasi yang telah memiliki pengalaman proses penilaian untuk pengakuan standar mutu maka dengan menggunakan segitiga Donabedian, lazim melakukan pengembangan organisasi dengan menggunakan pembelajaran dari struktur berupa kesadaran sumber daya manusia Puskesmas untuk selalu meningkatkan kapasitas diri yang akan berdampak pada kemudahan bekerja sama baik antar individu maupun kelompok program sehingga tercipta kerjasama kelompok (teamwork) dan komitmen yang baik untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dalam upaya peningkatan mutu yang akan memenuhi kepuasan pasien dan memberikan prosedur pelayanan yang aman. Konsep learning organization (LO) yang utuh akan berdampak pada implemetasi LO saat proses perencanaan peningkatan mutu melalui PDSA. Hasil didapatkan bahwa pemenuhan terhadap lima elemen pembentuk LO didominasi elemen dinamika belajar dan transformasi organisasi yang akan mendorong pemberdayaan manusia, pengelolaan pengetahuan dan penguatan pemanfaatan teknologi dalam mencapai hasil kinerja yang baik pada peningkatan mutu. Puskesmas terakreditasi paripurna berhasil mengimplementasikan keseluruhan konsep LO dimana dinamika belajar dan transformasi organisasi yang kuat akan mendukung elemen pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan pengetahuan dan pemanfaatan teknologi karena adanya kerjasama dan komitmen sangat kuat didukung dialog intens sehingga mampu mencapai tingkat learning organization antisipatif dibandingkan Puskesmas terakreditasi dasar yang banyak menemui kendala dalam implementasi LO. Dengan demikian implementasi LO akan mempermudah Puskesmas melakukan proses PD-C/S-A untuk membuat peningkatan mutu Puskesmas yang mempengaruhi peningkatan status akreditasi. Saran untuk mengupayakan pelatihan yang menyenangkan dan berkelanjutan serta adanya sistem penghargaan yang baik pada individu mampu meningkatkan motivasi petugas untuk selalu mendiskusikan ide kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan dan kendala pelayanan di puskesmas.
Read More
T-6446
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitra Mukti Nanggoro; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yulianty Permanasari, Astuti, Punto Dewo
Abstrak: Latar belakang: Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah HGA merupakan RumahSakit rujukan di Kota Depok yang memiliki tugas dan fungsi sebagai tempat pelayanankesehatan, yang memiliki potensi terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibatkerja yang dialami oleh petugas kesehatan, pasien maupun pengunjung Rumah Sakit.RSU HGA telah mendapatkan Akreditasi Utama akan tetapi masih ditemukannya temuandalam penilaian akreditasi pada Manajemen Fasilitas dan Keselamatan MFK sepertibelum optimalnya program K3RS yang efektif untuk mencegah cedera bagi pasien,keluarga, staf dan pengunjung serta belum sepenuhnya program deteksi dini kebakarandan asap.
Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor penentu perilakutidak aman oleh pelaku pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Hasanah GrahaAfiah berdasarkan Permenkes No. 66 Tahun 2016.
Metode: Penelitian ini menggunakanpendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah bersifat observasionalcross sectional. Pengumpulan data primer melalui kuesioner sedangkan pengumpulandata sekunder dilakukan dengan penelusuran dokumen.
Hasil: Penelitian dilakukan padabulan April-Mei 2018 di Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah, Depok, ProvinsiJawa Barat. Sampel 127 responden yang memiliki profesi sebagai perawat, bidan, petugaslaboratorium dan petugas radiologi. Analisis chi square dan regresi logistik. Variabelyang dominan adalah pelatihan p value=0,000; OR= 4,250 dan pengetahuan pvalue=0,01; OR=3,986.
Saran: Dengan adanya penelitian ini setelah melihat hasilpenelitian diharapkan untuk dapat dipertimbangkan bagi pihak Rumah Sakit untukmengeluarkan peraturan turunan dari Permenkes No. 66 Tahun 2016 dalam bentukperaturan Rumah Sakit.

Background: RSU Hasanah Graha Afiah HGA is a referral hospital in Depok City thathas duties and functions as a place of health services, which has the potential for work relate dillnesses and accidents due to work experienced by health workers, patients and visitors Sick. RSU HGA has received Major Accreditation but still finds findings inaccreditation assessment on Facility and Safety Management such as not yet optimaleffective K3RS program to prevent injury to patient, family, staff and visitors and not yetfully fire and smoke early detection program.
Objective: The purpose of this study wasto decide the determinants of unsafe behavior by health service actors at RSU HasanahGraha Afiah based on Permenkes No. 66 Tahun 2016.
Method: This research usesquantitative approach. The research design used was observational cross sectional.Primary data collection through questionnaires while secondary data collection is doneby tracking documents.
Results: The study was conducted in April May 2018 at RSUHasanah Graha Afiah, Depok, West Java Province. Sample 127 respondents who haveprofession as nurse, midwife, laboratory officer and radiology officer. Chi square analysisand logistic regression. The dominant variable is training p value 0,000 OR 4,250 and knowledge p value 0.01 OR 3,986.
Suggestion: Given this research afterlooking at the results of the research is expected to be considered for the Hospital to issuederivative regulations from Permenkes No. 66 Tahun 2016 in the form of Hospitalregulations.
Read More
T-5248
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meily Arovi Qulsum; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Dumilah Ayuningtyas, Pujiyanto; Saraswati; H K M Taufiq
Abstrak: Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah memenuhi standar akreditasi. Tahun 2015 2016 jumlah Puskesmas di Provinsi Jawa Timur yang capaian akreditasi kab/kota terbanyak adalah Kota Surabaya sebanyak 20 (8,3%). Kinerja Puskesmas dapat diukur dengan menggunakan Malcolm Baldrige. Penelitian ini adalah kuantitaif dengan desain penelitian cross sectional dengan model rancangan pre test post test design, dengan total populasi menjadi total sampel yaitu 20 Puskesmas. Pengumpulan data dengan menggunakan standar instrumen akreditasi Puskesmas yang sudah dipadankan dengan 6 kriteria Malcolm Baldrige. Hasil penelitian Hasil dari penelitian pengaruh status akreditasi terhadap kinerja Puskesmas dengan menggunakan teori Malcolm Baldrige dari 6 kriteria hanya 1 yang berpengaruh yaitu fokus operasi dan yang lainnya tidak berpengaruh, kriteria kepemimpinan kesimpulannya ada penurunan kinerja Puskesmas dengan p value 0,245, perencanaan startegis penurunan dengan p value 0,525, fokus pelanggan penurunan dengan p value 0,207, pengukuran, analisis dan manjemen informasi penurunan dengan p value 0,349, fokus SDM penurunan dengan p value 0,960 dan fokus operasi tidak ada penurunan yang siginifikan dengan p value 0,040.Kesimpulan hasil penelitian didapatkan bahwa kinerja Puskesmas pada setiap status akreditasi mengalami penurunan pada saat post test. Perlu adanya pemahaman yang sama terkait proses akreditasi dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas, antara Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Puskesmas
Read More
T-5718
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gusti Ayu Putu Nilawati; Pembimbing: Amal C. Sjaaf; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Yuli Prapancha Satar, Ni wayan Milawati
B-1626
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Kadek Ayu Yuliany; Pembiming: Puput Oktamianti; Penguji: Adang Bachtiar, Dumilah Ayuningtyas, Budi Hartono, Indah Rosana
B-2013
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Guruh Wicaksono,; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Puput Oktamianti, Anhari Achadi, Fajar Ariyanti, Amila Megraini
Abstrak: Akreditasi merupakan faktor yang menjadikan institusi pelayanan Kesehatan semakin professional, bukan hanya dari segi pengelolaan layanan tetapi juga sebagai pengelolaan manajemen yang mumpuni. Banyaknya puskesmas di Indonesia saat ini merupakan tantangan bagi pelaksana Akreditasi untuk mencapai posisi status Akreditasi Paripurna sebagai tingkatan kinerja tertinggi. Untuk mengupayakan pencapaian kinerja Akreditasi tersebut berlangsungnya aktivitas knowledge management menjadi hal yang sangat penting. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur dengan status Akreditasi Paripurna untuk melihat penerapan knowledge management pada aspek modal manusia, organisasi, dan teknologi informasi dan komunikasi, serta menganalisis gambaran pengelolaaan resource yang dimiliki dalam memaksimalkan pencapaian status akreditasi tertinggi. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan desain Rapid Assessment Procedures (RAP), yaitu suatu penelitian kualitatif yang dilakukan secara cepat (1-2 bulan) dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian mendapatkan bahwa modal manusia, organisasi serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memberikan dampak yang besar terhadap pencapaian akreditasi paripurna. Pengelolaaan kemampuan staf dan penguasaan teknologi oleh kebanyakan staf yang diberikan tugas sebagai penanggung jawab, memberi dampak yang besar terhadap staf dalam melakukan intruksi dan progres, dengan ditunjang TIK yang memadai sehingga performa Puskesmas dalam persiapan akreditasi lebih maksimal dan proses knowledge management berjalan dengan sangat baik. Kesimpulan dari penelitian ini knowledge management telah diterapkan dengan baik dan berperan dalam proses distribusi informasi yang dipengaruhi oleh modal manusia, organisasi dan kemampuan staf dalam pengetahuan teknologi informasi komunikasi (TIK) dimana masing-masing memberikan dampak besar dalam kelangsungan proses organisasi untuk mencapai status akreditasi paripurna
Read More
T-6363
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurkarti Azni; Pembimbing: Ede Surya Darmawan, Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Pujianto, Punto Dewo, Daria Juliana Rasinta Ginting
Abstrak: Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM),merupakan salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat esensial yang dilaksanakan olehPuskesmas. Akreditasi Puskesmas adalah bentuk program menjaga mutu dan bentukstandarisasi terhadap pelayanan Puskesmas agar dapat memberikan pelayananberkualitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dilakukan pada bulan April-Mei 2018, bertujuan untuk melihat pengaruh akreditasi terhadap kinerja puskesmaskhususnya pada Penyelenggaraan Program P2PTM. Hasil penelitian, secara umumOutput penyelenggaraan program P2PTM pada Puskesmas terakreditasi lebih baikdibandingkan Puskesmas belum terakreditasi. Kegiatan kemitraan dan dana ygbersumber dari masyarakat belum berjalan, Skrining Iva test dan CBE dan skrining DMmasih sekitar 5%, hal ini menunjukkan kurangnya partisipasi masyarakat dan kurangefektifnya pemberdayaan masyarakat. Komponen Input SDM, dana, sarana danpetunjuk Pelaksanaan belum memadai. Komponen Proses perencanaan (P1),Pengorganisasian dan penggerakkan (P2) pada Puskesmas terakreditasi lebih baikdibandingkan Puskesmas belum terakreditasi, P3 sudah berjalan walaupun belumoptimal di beberapa Puskesmas. Perlu meningkatkan kerjasama lintas sektor dan upayapemberdayaan masyarakat untuk mendukung Program P2PTM. Perlu mendorongPuskesmas untuk meningkatkan pennerapan Manajemen Puskesmas dan melakukanContiniously Quality Improvement untuk mencapai peningkatan kualitas sebagai tujuanutama Akreditasi Puskesmas.
Read More
T-5285
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive