Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Adrielona JMS; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Puput Oktamianti, Amal C. Sjaaf, Sri Mulyani, Hidayat Sumintapura
B-1512
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Minar Napitupulu; Pembimbing: Prastuti C. Soewondo; Penguji: Atik Nurwahyuni, Kurniasari, I. Ichsan Hanfi, Emmy Salman
B-1653
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anindita Santoso; Pembimbing: Prastuti Soewondo; Penguji: Pujiyanto, Atik Nurwahyuni, Ari Purwohandoyo, Slamet Tjahjono
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui posisi biaya satuan rumah sakit untuk tindakan sectio caesarea agar pihak manajemen dapat melakukan berbagai upaya efisiensi kedepan untuk menutup kesenjangan antara tarif Rumah Sakit dengan tarif INA CBGs. Dengan metode kualitatif yang mengolah data sekunder pasien BPJS Kesehatan melalui telaah dokumen dan wawancara mendalam serta menggunakan pendekatan Activity Based Costing, analisis biaya dilakukan pada 161 tindakan sectio caesarea dengan komposisi 53 pasien kelas 1, 69 pasien kelas 2 dan 39 pasien kelas 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaya Total Tindakan sectio caesarea sebesar Rp 1.400.670.750,- dimana biaya satuan untuk tindakan sectio caesarea kelas 1 yaitu sebesar Rp 8.803.752,- dengan kesenjangan sebesar Rp 1.873.631,- dengan tarif INA CBGs, untuk kelas 2 sebesar Rp 8.513.739,- dengan kesenjangan Rp 2.376.873,- jika dibandingkan dengan tarif INA CBGs dan untuk kelas 3 sebesar Rp 8.887.792,- dengan kesenjangan sebesar Rp 3.796.854,- dengan tarif INA CBGs . Efisiensi yang dapat dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengurangi tingginya variasi obat dan bahan medis habis pakai dengan pembuatan clinical pathway sectio caesarea. Untuk mengurangi besaran biaya dan biaya satuan untuk tindakan sectio caesarea efisiensi yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan jumlah kunjungan pasien ke Rumah Sakit Harapan Keluarga.
Read More
B-2124
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Regina Frety Veronica; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Fenderia Laorensi S.
Abstrak: Era JKN sudah menjadi isu nasional bagi Negara Indonesia sejak lama. Rumahsakit sebagai penyedia layanan kesehatan harus segera berbenah diri. Denganskema pembayaran yang berubah dari fee for services menjadi Case based groupmenuntut rumah sakit untuk berlaku efisien dalam menggunakan sumber dayaseperti: obat dan tindakan medis maupun penunjang medis. Siloam HospitaslBalikpapan mengalami selisih dalam penagihan oleh karena itu dilakukan analisaterhadap faktor-faktor yang merugikan keuangan dengan metode perbandinganpada clinical pathway dan metode kualitatif pada informan. Didapatkan bahwaclinical pathway yang ada belum menjadi pengendali mutu dan biaya. Sehinggaharus dilakukan review terhadap penggunaan clinical pathway karena dibutuhkanpengendali biaya dan mutu dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit khususrumah sakit dengan skema pembayaran Case based group.Kata kunci:JKN, Clinical Pathway, Tarif, Efisiensi
JKN era has become a national issue for the State Indonesia since long time .Hospital as a health care provider must immediately improve itself . By changingthe scheme of payment of fees for services became Case -based group requireshospitals to apply efficient use of resources such as drugs and medical proceduresand medical support . Siloam Hospitals Balikpapan has difference in billingtherefore conducted an analysis of the factors that the financial adverse by themethod of comparison on clinical pathways and qualitative methods to informant .It was found that the existing clinical pathways have not become a controllingquality and costs . So it should be a review of the use of clinical pathways becauseit takes control of cost and quality in health care in special hospitals hospitals withCase payment scheme based group.Key words :JKN , Clinical Pathway , Tariff , Eficiency
Read More
B-1737
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Helena Turnip; Pembimbing: Prastuti Soewondo; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Ascobat Gani, Ida Bagus Nyoman Banjar, Harfia Mudahar
Abstrak:
Latar Belakang: Rumah Sakit berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan serta kesehatan penunjang yang dituntut mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, peralatan dan teknologi. Analisis biaya dalam hal ini, dapat digunakan untuk perhitungan perencanaan anggaran, pengendalian biaya serta subsidi. Tujuan: Untuk mengetahui biaya satuan tindakan Rehabilitasi Medik serta upaya efisiensi dalam menutup kesenjangan tarif Rumah Sakit dengan tarif INA CBGs. Metode: Analisis biaya dilakukan pada 23776 tindakan antara lain: High Laser 5666, Dry Needling 708, Injeksi Intraartikular 3142, MWD 6313, TENS 3845, US 185, Traksi 34, Parrafin 362, Inhalasi 137, berbagai jenis latihan (Fisioterapi Dewasa 147, Fisioterapi Anak 516, Terapi Wicara Dewasa 398, Terapi Wicara Anak 1477, Okupasi Terapi Dewasa 709, Okupasi Terapi Anak 137). Hasil: Total biaya tindakan sebesar Rp 13.122.053.719,-. Kesenjangan paket biaya satuan dengan tarif INA CBGs untuk paket 2 modalitas (TENS-MWD) sebesar Rp (337.339), paket Latihan Fisioterapi Anak sebesar Rp (344.196), paket modalitas dan latihan (TENS ? OT dewasa) sebesar Rp (536.293), paket High Laser sebesar Rp (554.803), paket Injeksi Intraartikular sebesar Rp (889.211). Kesimpulan: Adanya kesenjangan biaya satuan dengan tarif Rumah Sakit serta tarif INA CBG?s dapat menjadi bahan evaluasi bagi Rumah Sakit untuk melakukan efisiensi.

Background: The function of the hospital is to carry out basic health efforts, referral health and supporting health which are required to be able to improve the quality of human resources, equipment and technology. Cost analysis in this case can be used to calculate budget planning, cost control and subsidies. Objective: To determine unit costs for Medical Rehabilitation and efficiency efforts in closing the gap of hospital rates and INA CBGs rates. Methods: Cost analysis was performed on 23776 procedures including: High Laser 5666, Dry Needling 708, Intraarticular Injection 3142, MWD 6313, TENS 3845, US 185, Traction 34, Paraffin 362, Inhalation 137, various types of exercise (Adult Physiotherapy 147, Children Physiotherapy 516, Adult Speech Therapy 398, Children Speech Therapy 1477, Adult Occupational Therapy 709, Children Occupational Therapy 137). Result: The total cost is IDR 13,122,053,719.-. The difference between the unit cost package and the INA-CBGs rate for the 2 modality package (TENS-MWD) is IDR (337,339), the Children's Physiotherapy Training package is IDR (344.196), High Laser for IDR (554,803), Intraarticular Injection package for IDR (889,211). Conclusion: There is a gap in the unit cost with Hospital rates and INA-CBG's rates can be used as evaluation material for Hospitals to carry out efficiency.
Read More
B-2313
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tetriadi; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Kurnia Sari, Vetty Yulianty Permanasari, Saragih Berman, Nazeli Buyung
Abstrak: Latar Belakang Studi ini membahas selisih pendapatan BPJS dengan tarif pelayanan sectio caesaria sebesar Rp508.932.651. Hal ini terjadi karena Perda tarif yang sudah lama tidak direvisi (tahun 2011) dan perhitungannya belum menggunakan unit cost. RSD Kol. Abundjani Bangko berdiri sejak tahun 1982 sampai sekarang belum menghitung biaya pelayanan sesuai standar keuangan. BPJS sesuai undang-undang nomor 24 tahun 2011 ditunjuk pemerintah untuk menjalankan pelayanan kesehatan bagi seluruh Indonesia. Agar rumah sakit dapat berjalan normal maka perlu dihitung biaya per layanan unit cost dan efisiensi yang bisa dilakukan berdasarkan standar clinical pathway yang dijalankan di rumah sakit Kol. Abundjani Bangko.

Tujuan Penelitian ini adalah terciptanya unit cost pelayanan sectio caesaria (SC) dan efisiensi yang bisa dilakukan di RSD Kol Abundjani Bangko. Metode Penelitian merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode cros sectional, menggunakan data retrospektif tahun 2017. Pengolahan data menggunakan metode double distribution dilanjutkan RVU untuk perhitungan unit cost. Efisiensi dapat diketahui dengan menggunakan alat bantu clinical pathway beserta tool-nya.

Hasil Penelitian diperolehnya biaya layanan section caesaria di RSD Kol. Abundjani Bangko, Ruang rawat VIP Rp6.704.891, Kelas I Rp6.491.721, Kelas II Rp6.320.449 dan Kelas III Rp6.503.920, serta inefisiensi kapasitas ruang VIP dan OK/OKE ditambah terjadi penambahan layanan pada laboratorium, obat dan BHP. Kesimpulan diperolehnya biaya satuan pelayanan kasus sectio caesaria dan upaya efisiensi yang dapat dilakukan di RSD Kol, Abundjani Bangko
Read More
B-2086
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ardyles; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Helen Andriani, Purnawan Junadi, Doni Firman
Abstrak: Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Diperlukan sarana pelayanan yang memadai serta terjangkau di masyarakat. Laboratorium kateterisasi merupakan salah satu sarana penting sebagai diagnostik dan intervensi, khususnya untuk PJB. Tingginya kebutuhan pelayanan unit ini menuntut utilisasi yang optimal. Utilisasi yang tidak efisien akan memperlama waktu tunggu tindakan, memperboros sumber daya, dan berpotensi pada pemburukan klinis pasien. Utilisasi adalah salah satu indikator non klinik di kamar operasi. Di laboratorium kateterisasi Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK), utilisasi menjadi salah satu target indikator mutu pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat utilisasi laboratorium kateterisasi pediatrik dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut. Dengan mengetahui utilisasi, dapat diperoleh gambaran mengenai efisiensi ruangan tersebut. Jenis penelitian ini adalah kombinasi kuantitatif dan kualitatif yang telah dilaksanakan pada Juni 2022. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap stakeholder yang berhubungan langsung dengan kebijakan dan implementasi unit pelayanan, sedangkan data sekunder didapatkan melalui catatan register unit, rekam medis, regulasi, dan dokumen objek penelitian lainnya berdasarkan variabel mulai prosedur pertama, jeda waktu antar tindakan, waktu selesai prosedur terakhir, dan jumlah pasien harian. Variabel tersebut juga dianalisis dari sisi Standar Prosedur Operasional (SPO), Sumber Daya Manusia (SDM), dan fasilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan angka utilisasi 81,21%, melebihi target bila diukur menurut indikator mutu RSJPDHK. Faktor-faktor yang berhubungan, antara lain jumlah prosedur harian, jenis prosedur, dan waktu selesai prosedur terakhir (p-value < 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah utilisasi unit ini masih perlu ditingkatkan dan target utilisasi 70% atau tujuh jam per hari perlu ditinjau ulang untuk ditingkatkan agar menampung jumlah prosedur yang lebih banyak dan mengurangi waktu tunggu pasien. Sebagai saran, perlu perubahan sistem pengaturan pelaksanaan tindakan, mulai dari sistem penjadwalan, jumlah dan pengelompokan prosedur harian, revisi shift kerja non medis, hingga evaluasi berkala target utilisasi ruang kateterisasi pediatrik.
Congenital heart disease (CHD) is a disease that requires special attention. Consequently, adequate facilities and affordable services for the general public are necessary. Catheterization laboratories are essential facilities in performing diagnosis and intervention, especially for CHD. The high demand for service of these units demands optimal utilization. Inefficient utilization will prolong waiting time, waste resources, and potentially worsen patients' clinical condition. Utilization is a non-clinical indicator in operating theatres. In the catheterization laboratory at Harapan Kita Heart and Vascular Hospital (RSJPDHK), utilization is one of the target indicators for service quality. This study aimed to examine the utilization of the pediatric catheterization laboratory and its related factors. By understanding its utilization, a better overview of room efficiency can be obtained. The research combined quantitative and qualitative methods and was carried out in June 2022. Primary data were obtained through in-depth interviews with relevant stakeholders who were directly related to the policy and implementation of service units. Secondary data were acquired through unit register records; medical records; regulations and research object documents; other variables based on the start of the first procedure; the time lag between procedures; the time of completion of the last procedure; and the number of daily patients. These variables were also analyzed in terms of standard operating procedures (SPO), human resources (HR), and facilities. The study results indicated a utilization rate of 81.21%, which exceeds the target based on the RSJPDHK quality indicators. The related factors included the number of daily procedures, the type of procedure, and the time of the last procedure (p-value <0.05). This study concludes that the utilization of the unit still requires further enhancement, and the utilization target of 70% or seven hours per day needs to be reviewed to accommodate a greater number of procedures and reduce patient waiting time. We suggest changes to the regulatory system for the implementation of several initiatives, including the scheduling system, the number and grouping of daily procedures, the revision of non-medical work shifts, as well as periodic evaluations of pediatric catheterization room utilization targets.
Read More
B-2303
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitria Aryani Susanti; Pembimbing: Hasbullah Tharany; Penguji: Ede Surya Darmawan, Wachyu Sulistiadi, Solehudin, Solehudin
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi tindakan bedah caesar di RS X dan RS Y tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Efisiensi tindakan bedah caesar diukur dengan menggunakan software clinical pathway untuk mengetahui kepatuhan pelayanan dan metode Activity Based Costing (ABC) untuk mengetahui efisiensi biaya. Penelitian dilakukan di RS X dan RS Y dengan masing-masing jumlah sampel sebesar 47 kasus tindakan bedah caesar. Hasil perhitungan kepatuhan pelayanan didapatkan RS Y lebih patuh dari RS X. Hal ini terlihat dari kesesuaian output software clinical pathway dengan clinical pathway RS Y dan KMKRI nomor 1051/MENKES/XI/2008 tentang pelayanan obstetri terkait lama hari rawat, layanan konsultasi dokter, layanan laboratorium, layanan tindakan bedah caesar dan layanan obat-obatan RS Y. Hasil perhitungan efisiensi biaya didapatkan RS X lebih efisien daripada RS Y. Hal ini terlihat dari selisih biaya satuan aktual dan biaya satuan normatif di RS X sebesar Rp.1.514.638 dan selisih biaya satuan aktual dan biaya satuan normatif di RS Y sebesar Rp.2.905.715. ketidakpatuhan pelayanan RS X disebabkan belum adanya clinical pathway yang mengatur secara teknis lama hari rawat tindakan bedah caesar yang dilakukan selama masa perawatan pasien sedangkan ketidakefisienan RS Y terkait efisiensi biaya disebabkan pemakaian utilites (listrik, air dan telepon) yang cukup besar di ruang bedah (OK). Kata Kunci: Efisiensi, ABC, Rumah Sakit
This study aims to understand sectio caesarea efficiency in a hospital X and hospital Y Year 2016 . This study used a cross-sectional design with quantitative approach. Sectio Caesarea efficiency measured by used software clinical pathway to know compliance services and Activity Based Costing (ABC) methods to know of cost efficiency. The research was done in a hospital X and hospital Y with each the sample of the of 47 cases the patient the act of sectio caesar. Result of compliance services or hospital Y more obedient of hospital X.This can be seen from conformity output software clinical pathway with clinical pathway hospital Y and KMKRI number 1051/MENKES/XI/2008 provider obstetrics related long day for, consultation doctor, laboratory services, services of sectio caesar and services drugs hospital Y. Result of cost efficiency calculation obtained RS X more efficient than RS Y this seen from difference of actual unit cost and normative unit cost in RS X equal to Rp.1.514.638 and difference of actual unit cost and normative unit cost in RS Y equal to Rp.2.905. 715. The inefficiency of RS Y caused considerable utilites (electricity, water and telephone) in the operating room (OK). Keywords: efficiency, ABC, Hospital.
Read More
T-4866
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irwandy; Promotor: Amal Chalik Sjaaf; Kopromotor: Anhari Achadi, Mardiati Nadjib; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Purnawan Junadi, Besral, Abdul Kadir, Supriyantoro, Harimat Hendrawan
Abstrak: ABSTRAK Pengelolaan rumah sakit yang efisien dengan tetap memperhatikan kendali mutu dan biaya menjadi kunci agar mampu bertahan di era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini khususnya bagi RS yang berstatus BLUD yang dituntut untuk dapat mengelola operasional rumah sakit dengan prinsip efisiensi dan produktifitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat efisiensi rumah sakit BLUD di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014-2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian adalah seluruh RS Pemerintah yang telah berstatus BLUD di Provinsi Sulawesi Selatan. Sampel RS penelitian sebanyak 25 RS. Unit analisis adalah kinerja tahunan RS selama 4 tahun (2014-2107). Untuk mengembangkan indikator efisiensi RS digunakan metode wawancara Delphi dan Uji Stabilitas dan Sensititifitas Indikator dengan stepwise modelling melalui pendekatan backward menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Penilaian Efisiensi dan Produktifitas RS dianalisis dengan menggunakan metode DEA dan Malmquist Productivity Index. Dalam menilai faktor yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi RS digunakan Regresi Tobit. Selanjutnya potensi pengembangan efisiensi RS dianalisis dengan menganalisis total potential Improvement RS, wawancara mendalam dan Matriks Analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan indikator input dan output yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi RS BLUD di Provinsi Sulawesi Selatan terdiri atas indikator input yakni luas bangunan, Total Asset, Total Biaya Operasional dan Total Biaya Farmasi sedangkan indikator output terdiri atas jumlah pasien, jumlah pemeriksaan laboratorium, tindakan operasi, total pendapatan operasional, Av-LOS dan TOI. Skor efisiensi RS selama periode penelitian (2014-2017) sebesar 1,023 (2.3%) dan produktifitas rumah sakit tumbuh sebanyak 4% namun hasil penelitian menunjukkan dari tahun ketahun tingkat efisiensi dan produktifitas RS cenderung terus menurun. Selanjutnya ditemukan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat efisiensi rumah sakit dengan kelas RS, status BLUD, Akreditasi rumah sakit, jumlah RS sekitar dan jumlah penduduk. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang optimal RS perlu mengoptimalisasikan penggunaan input RS seperti asset, bangunan, biaya operasional dan biaya farmasi rumah sakit. Selanjutnya RS masih harus meningkatkan kapasitas outputnya agar optimal yakni untuk jumlah pasien sebesar 10,05%, pemeriksaaan laboratorium sebesar 18,2%, tindakan operasi sebesar 11,73%, pendapatan operasional RS sebesar 8,45% serta menjaga tingkat Av-LOS RS agar tidak terjadi peningkatan melebihi 20,39% dari ratarata saat ini dan 21,59% untuk TOI. Kata Kunci: Efisiensi, RS, BLUD, DEA, Indonesia, Sulawesi Selatan ABSTRACT Managing the hospital with concern to quality control and costs is the key to survive in the current era of National Health Insurance, especially for hospitals with BLUD status that are required to be able to manage with the principle of efficiency and productivity. The purpose of this study was to analyze the level of efficiency of BLUD hospitals in South Sulawesi Province in 2014-2017. This study used a cross sectional design with quantitative and qualitative approaches. The study population was all government hospitals that had BLUD status in South Sulawesi Province. The samples were 25 hospitals. The unit of analysis were the annual performance of hospitals (years 2014-2107). To develop hospital efficiency indicators, we used the Delphi interview method and Stability and Sensitivity Test with stepwise modeling through a backward approach using the Data Envelopment Analysis (DEA). The hospital efficiency and productivity assessment were analyzed using the DEA and the Malmquist Productivity Index. In assessing the factors that influence the level of efficiency of the hospital, tobit regression is used. Furthermore, the strategy to improve the efficiency of hospitals was analyzed with DEA, in-depth interviews with hospital managers and SWOT Analysis Matrix. The results showed that the indicators that can be used to measure the efficiency of the BLUD Hospital in South Sulawesi Province consisted building area, Total Assets, Total Operating Costs and Total Pharmaceutical Costs as input indicators, while the output indicator consisted of the number of patients, number of laboratory examinations, number of operations procedures, total income of hospital, Av-LOS and TOI. Hospital efficiency scores during the study period (2014-2017) were 1.023 (2.3%) and hospital productivity grew by 4% but the results of the study showed that from year to year the level of efficiency and productivity of hospitals tended to decline. Furthermore, it was found that there was an influence between the level of efficiency of the hospital and the hospital class, BLUD status, hospital accreditation, number of hospitals around and population density. To achieve the optimal level of efficiency, the hospital needs to optimize the use of hospital inputs such as assets, buildings, operational costs and hospital pharmacy costs. Furthermore, the hospital still has to increase the output capacity to be optimal, by improve the number of patients at 10.05%, laboratory examination by 18.2%, operating procedure by 11.73%, hospitals income at 8.45% and maintaining the level of Av-LOS should be not increase more than 20.39% of the current average and 21.59% for TOI. Keywords: Efficiency, Hospital, BLUD, DEA, Indonesia, South Sulawesi Province
Read More
D-394
Depok : FKM-UI, 2019
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Armedy Ronny Hasugian; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Adang Bachtiar, Anhari Achadi, Purnawan Junadi, Besral, Trihono, Soewarta Kosen, Harimat Hendrawan
Abstrak: Bervariasinya produktivitas PNS tenaga kesehatan di Puskesmas di Indonesia disebabkan adanya inefisiensi akibat kegagalan adaptasi tenaga kesehatan di lingkungan kerjanya yaitu Puskesmas dan Dinas kesehatan kabupaten kota. Jika produktivitas rendah maka berdampak pada output yang rendah yaitu SPM yang tidak terpenuhi sehingga mengakibatkan capaian target kesehatan yang rendah. Untuk bisa mendapatkan strategi dan kebijakan antisipasi maka perlu dilakukan pengukuran berapa sebenarnya nilai produktivitas PNS tenaga kesehatan di Indonesia beserta faktor faktor predisoposisi, pendukung dan penguat yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produktivitas PNS tenaga kesehatan berdasarkan waktu produktif dan waktu pelayanan per pasien engan faktor - faktor yang berhubungan pada Riset ketenagaan di bidang kesehatan 2017 (Risnakes): secara multilevel. Selain itu dianalisa hubungan antara produktivitas dengan ketanggapan dan kepuasan pasien serta dengan efisiensi PNS tenaga kesehatan. Penelitian ini adalah analisis lanjut menggunakan data time study Risnakes 2017. Prosedur studi dan kriteria responden merujuk pada Risnakes 2017. Untuk mengukur produktivitas digunakan 2 definsi yaitu pertama, produktivitas waktu produktif idefinisikan sebagai produktivitas yang menilai perbandingan antara waktu produktif per waktu kerja yang disediakan. Penentuan waktu produktif didasari pada pengelompokan aktivitas aktivitas di Puskesmas dijadikan 17 kelompok yang mewakili aktivitas UKM, UKP produktif lainnya, non produktif. Kedua, produktivitas waktu pelayanan per pasien didefinisikan sebagai perbandingan waktu pelayanan yang diberikan per satu pasien. Analisis penelitian dilakukan dengan uji deskriptif, uji bivariate, uji random intercept model multilevel logistic regression, uji korelasi spearman dan uji efisiensi dengan stochastic frontier analysis (SFA)
Read More
D-407
Depok : FKM-UI, 2019
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive