Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Andri Dwi Puji; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Abdul Kadir, Marina Kartikawati, M. Fadri Al Baihaqi
Abstrak: Berdasarkan data Health and Safety Executive (HSE) pada tahun 2016 terdapat 507.000 pekerja yang menderita gangguan otot rangka. Berdasarkan data HSE, industri konstruksi merupakan salah satu dari tiga jenis industri dengan tingkat gangguan otot rangka tertinggi periode tahun 2014 - 2016. Salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja dan kecacatan pekerja di negara negara maju dan berkembang adalah gangguan otot rangka. Peneitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko dan keluhan gangguan otot rangka pada pekerja proyek Konstruksi Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek Depo Jatimulya tahun 202. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang dilakukan pada bulan Agustus – Desember 2021 dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data faktor lingkungan, psikososial dan individu diambil menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Ramdhan (2021). Data postur kerja diambil menggunakan menggunakan metode ergonomic risk assesment REBA (Rapid Entire Body Assesment). Data keluhan gangguan otot rangka menggunakan Nordic Body Map dengan mengambil batasan bahwa keluhan gangguan otot rangka yang terjadi dialami dalam tujuh hari terakhir. Data kemudian dianalisis dengan uji statistik chi square. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 71,9% responden merasakan adanya keluhan gangguan otot rangka dan 28,1% responden tidak merasakan adanya keluhan gangguan otot rangka. Dari penelitian ini juga diketahui terdapat hubungan antara postur kerja (OR = 2,372), tuntutan kerja (OR=3,273), stress kerja (OR=3,452), kepuasan kerja (OR=6,741) dan dukungan sosial (OR=2765) dengan keluhan gangguan otot rangka pada pekerja (p<0,05). Sedangkan faktor lingkungan (temperature), faktor individu (umur, lama kerja, konsumsi rokok dan indeks masa tubuh) diketahui tidak memiliki hubungan dengan keluhan gangguan otot rangka pada pekerja (p>0,05).

Based on data from the Health and Safety Executive (HSE) in 2016, there were 507,000 workers suffering from musculoskeletal disorder. Based on HSE data, the construction industry is one of the three types of industries with the highest level of musculoskeletal disorder in the period 2014 - 2016. One of the main causes of work accidents and worker disability in developed and developing countries is musculoskeletal disorder. This study aims to analyze the risk factors and complaints of musculoskeletal disorder in workers of the Jabodebek LRT Infrastructure Development Project Depo Jatimulya in 202. This study is a quantitative study with a cross sectional study design conducted in August – December 2021 using primary and secondary data. secondary. Data on environmental, psychosocial and individual factors were taken using a questionnaire developed by Ramdhan (2021). Work posture data was taken using the REBA (Rapid Entire Body Assessment) ergonomic risk assessment method. The data on complaints of skeletal muscle disorders uses the Nordic Body Map by taking the limitation that complaints of skeletal muscle disorders that have occurred have been experienced in the last seven days. The data were then analyzed by chi square statistical test. The results of the study showed that 71.9% of respondents felt complaints of skeletal muscle disorders and 28.1% of respondents did not feel any complaints of skeletal muscle disorders. From this study, it is also known that there is a relationship between work posture (OR = 2,372), work demands (OR = 3,273), job stress (OR = 3,452), job satisfaction (OR = 6.741) and social support (OR = 2765) with complaints of disorders. skeletal muscle in workers (p<0.05). Meanwhile, environmental factors (temperature), individual factors (age, length of work, cigarette consumption and body mass index) are known to have no relationship with complaints of skeletal muscle disorders in workers (p>0.05).
Read More
T-6568
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aldi Dwi Putra; Pembimbing: Bambang Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Yunita Rahayuningsih
Abstrak: Manufaktur merupakan salah satu sector industri yang memiliki risiko gangguan otot rangka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2018 dengan melibatkan 51 orang operator pada area mixing rubber dan 40 orang pekerja kantor di PT X yang merupakan perusahaan manufaktur komponen kendaraan bermotor. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan instrument pengambilan data berupa kuesioner QEC dan kombinasi kuesioner psikososial. Variabel independent pada penelitian ini yaitu karakteristik individu pekerja (usia, jenis kelamin, IMT, status merokok dan lama kerja), faktor fisik di tempat kerja (force, postur janggal, gerakan berulang, dan coupling) dan faktor psikososial (tuntutan kerja, kendali terhadap pekerjaan, dukungan social, skill discretion, kepuasan kerja, dan stress kerja). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan gejala pada punggung atas, lama kerja dengan gejala pada pergelangan tangan, faktor risiko fifik yang tinggi dengan gejala pada leher, skill discretion dengan gejala pada pergelangan tangan, stress kerja dengan gejala pada bahu dan punggung bawah. Oleh karena itu perlu diadakan pengendalian lebih lanjut mengenai masalah ergonomic pada PT X.
Kata kunci: gejala gangguan otot rangka, manufaktur, ergonomi,faktor fisik, faktor psikososial

Manufacture is one of the industry that has the risk of musculoskeletal disorders. The aim of this research is to analysize the risk factors from the symptoms of disorders of musculoskeletal. This research conducted on March until April 2018 by involving 51 workers on Mixing area and 40 workers on Office Area of X Corporation which is a manufacturing company who made the component of the motor vehicle. This research used Cross Sectional method by using QEC questionnaire and combination of psychosocial questionnaire as the instrument for data collection. The independent variable of this research are the characteristic of workers (age, gender, body mass index, smokimg status, and working time), physical factors on the work place (force, awkward postures, repetitive motion, and coupling) and psychosocial factors (job demands, control of the job, social support, skill discretion, job satisfaction, and work stress). The result of this research shows there is a significant correlation of body mass index with a symptoms on the top of the back, working time and skill direstion with a symptoms of the wrist, high risk of physical factor with a symptom of the neck, and work stress with a symptom of shoulders and the low part of the back. Therefore it needs to be a further control about ergonomic factor at X Corporation.
Keyword: symptoms of musculoskeletal disorder, manufacturing, ergonomic, physical factor, psychosocial factor.
Read More
S-9681
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadya Ramadani; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Pide Jayadi
Abstrak: Konstruksi merupakan salah satu sektor yang berisiko untuk terjadinya gangguan otot rangka. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka pada pekerja konstruksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2019 dengan melibatkan 177 pekerja di proyek X. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah cross sectional dengan menggunakan lembar observasi QEC, kombinasi kuisioner psikososial, NMQ, dan lux meter. Variabel independen dalam penelitian ini, antara lain faktor risiko individu, lingkungan, fisik dan psikososial.

Hasil penelitian pada faktor risiko individu menunjukkan adanya hubungan signifikan antara jenis pekerjaan dan status merokok dengan gejala gangguan otot rangka pada punggung bawah, serta adanya hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan, indeks massa tubuh dan status merokok dengan gejala gangguan otot rangka pada lutut.

Hasil penelitian pada faktor risiko fisik ditemukannya hubungan yang signifikan pada faktor risiko sangat tinggi pada punggung dan bahu dengan gejala gangguan otot rangka pada punggung, serta faktor risiko tinggi dan sangat tinggi pada bahu dengan gejala gangguan otot rangka pada lutut. Sedangkan untuk faktor psikososial tidak ditemukannya hubungan yang signifikan dengan gangguan otot rangka. Oleh karena itu diperlukannya pengendalian dan intervensi lebih lanjut khususnya untuk faktor risiko fisik.
Read More
S-10113
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vina Dwi Pratiwi; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Sandi Iljanto
Abstrak: Skripsi ini meneliti gejala low back pain diantara pekerja RSU-HGA yang terdiri dari Perawat dan Staf Administrasi. Desain penelitian yang digunakan adalah Potong Lintang (cross sectional) pada populasi sebanyak 346 orang, dan sampel sebanyak 135 orang dengan instrument pengambilan data berupa kuesioner QEC dan kombinasi kuesioner psikososial. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square untuk menunjukkan pola hubungan antara faktor fisik dan psikososial terhadap terjadinya gejala low back pain. Variabel independent pada penelitian ini yaitu Faktor Individual (umur, jenis kelamin, IMT, riwayat penyakit, masa kerja), Faktor Psikososial (tuntutan pekerjaan, dukungan sosial, pekerjaan monoton, kepuasan kerja, dan stress kerja), serta Faktor Fisik (postur janggal, aktivitas manual handling, force dan durasi). Untuk kepentingan analisis dibuat Skor Faktor Psikososial dan Skor Faktor Fisik. Analisis dimulai dengan univariate, bivariate dan multivariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor fisik maupun faktor psikososial. Hanya jenis pekerjaan yang memiliki hubungan terhadap gejala low back pain (p= 0,005). Oleh karena itu perlu adanya tindak lanjut melalui beberapa pendekatan metode untuk menilai lebih dalam terkait masalah ini.
Read More
S-10210
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yan Fuadi; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Mila Tejamaya, Robiana Modjo, Gunawan, Yogi Sasongko
T-4454
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Febriani Imelda; Pembimbing: Laksita Ri Hastiti; Penguji: Hendra, Lorencius Kukuh Prabowo
Abstrak: Gangguan otot rangka merupakan suatu cedera atau gangguan pada otot, saraf, tendon, sendi, tulang rawan, dan cakram tulang belakang yang dapat mempengaruhi gerakan tubuh manusia atau sistem muskuloskeletal. Pekerja pada industri konstruksi memiliki risiko tinggi untuk mengalami keluhan gangguan otot rangka karena aktivitas pekerjaanya banyak melibatkan postur yang tidak alamiah, manual handling, dan pekerjaan berulang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko fisik, individu, dan psikososial yang berkaitan dengan keluhan gejala gangguan otot rangka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari ? Juli 2022 yang melibatkan 55 pekerja struktur dan finishing Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran X di Bekasi Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data diantaranya adalah Rapid Entire Body Assessment (REBA), kombinasi kuesioner psikososial, dan Nordic Musculockeletal Questionnaire (NMQ). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara; faktor risiko fisik dengan keluhan pada bahu, leher dan punggung bawah dalam 12 bulan dan 7 hari terakhir, tuntutan kerja dengan keluhan pada punggung bawah dalam 7 hari terakhir, dan kendali terhadap kerja dengan keluhan pada leher dalam 12 bulan terakhir. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan intervensi lebih lanjut untuk mengurangi risiko keluhan gejala gangguan otot rangka pada pekerja struktur dan finishing.
Musculosceletal Disorders (MSDs) are injuries of the muscles, nerves, tendons, joints, cartilage, and spinal discs that can affect the movement of the human body or the musculoskeletal system. Workers in the construction industry have a high risk of MSDs because their work activities involve many unnatural postures, manual handling, and repetitive work. The purpose of this study was to analyze the physical, individual, and psychosocial risk factors associated with complaints of musculoskeletal symptoms. This research was conducted in February ? July 2022 involving 55 structural and finishing workers in the X Office Building Construction Project in Bekasi in 2022. This study used a cross sectional study design. The instruments for collected data are Rapid Entire Body Assessment (REBA), a combination of psychosocial questionnaires, and the Nordic Musculockeletal Questionnaire (NMQ). The results of this study indicate a significant relationship between; physical risk factors with complaints on the shoulders, neck and lower back in the last 12 months and 7 days, work demands with complaints on the lower back in the last 7 days, and control of work with complaints on the neck in the last 12 months. Therefore, it is necessary to carry out further control and intervention to reduce the risk of complaints of s musculoskeletal symptoms in structural and finishing workers.
Read More
S-11023
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tubagus Dwika Yuantoko; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Pide Jayadi
S-10130
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lenny Septiani Putri; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Pide Jayadi
Abstrak: Berbagai penelitian sebelumnya menunjukan bahwa terdapat hubungan antara faktor psikososial dan fisik dengan gejala gejala gangguan otot rangka. Namun, belum diketahui hubungan antara keduanya pada pekerja di perusahaan pelayanan jasa pengaturan lalu lintas udara. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui faktor risiko gejala gejala gangguan otot rangka pada pekerja kantor dan pengatur lalu lintas udara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan studi potong lintang (cross sectional) dan melibatkan 50 pekerja kantor dan 70 pengatur lalu lintas udara unit Area Control Center (ACC). Instrumen pada penelitian ini ialah kuesioner dan Quick Exposure Checklist (QEC). Analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan Regresi Logistik dilakukan untuk menentukan hubungan antara faktor psikososial dan faktor fisik dengan gejala gangguan otot rangka. Variabel pada penelitian meliputi faktor individu (jenis pekerjaan, gender, usia, indeks massa tubuh, status merokok, dan lama kerja), faktor psikososial (tuntutan kerja, kendali terhadap pekerjaan, peran dan tanggung jawab, dukungan sosial, kepuasan kerja, dan stres kerja), faktor fisik (postur janggal, postur statis, dan gerakan repetitif), dan faktor lingkungan (pencahayaan dan temperatur). Hasil penelitian menunjukan bahwa gejala gejala gangguan otot rangka pada leher, bahu, dan punggung bawah merupakan gejala dengan tingkat tertinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan dan stres kerja dengan gangguan otot rangka pada bahu dan punggung bawah, gender dan usia dengan gangguan otot rangka pada bahu, kendali terhadap pekerjaan dengan gejala gangguan otot rangka pada leher, tingkat risiko pada punggung dan pergelangan tangan dengan gejala gangguan otot rangka pada punggung bawah. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pengendalian untuk mengatasi permasalahan gejala gangguan otot rangka di tempat kerja.
Read More
S-9973
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sarah; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Muhammad Zaky Tifano
S-10473
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aliva Andjani; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Moh. Miftah Farid
S-10455
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive