Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 213 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ika Saptarini, Anissa Rizkianti, Prisca Petty Arfines
BPK Vol.48, No.1
Jakarta : Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat, 2020
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fransiska Wardiani; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Prastuti Soewondo, Purnawan Junadi, Maria Fransisca Antonelly Schoggers, Novy Maryana
Abstrak: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang terjadi sejak masa kehamilan sampai anak berusia dibawah dua tahun. Dampaknya pada jangka panjang dapat mengancam kualitas hidup manusia maupun kemampuan daya saing bangsa. Persoalan stunting masih menjadi masalah besar di Indonesia, dimana pemerintah sudah menurunkan target angka prevalensi stunting menjadi 14%. Upaya percepatan penurunannya dapat dilakukan melalui program spesifik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam tentang efektivitas manajemen program spesifik dalam percepatan penurunan stunting di Puskesmas Teluk Melano Tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih belum efektifnya manajemen program spesifik dari asfek input (SDM, anggaran, SPO, sarana dan prasarana serta peralatan). Pada aspek proses juga belum efektif (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan (monitoring dan evaluasi) serta pencatatan dan pelaporan program). Oleh karena aspek input dan proses belum tercapai, maka berdampak pula terhadap efektivitas aspek output yang belum mencapai target yang diharapkan, sehingga aspek outcome (penurunan stunting) juga belum tercapai.

Stunting a chronic nutritional problem that occurs from the time of pregnancy until the child is under two years old. The impact in the long term can threaten the quality of human life and the ability of the nation's competitiveness. The problem of stunting is still a big problem in Indonesia, where the government has lowered the stunting prevalence rate to 14%. Efforts to accelerate its reduction can be carried out through specific programs. This research is a qualitative research with a case study design. This study aims to analyze in depth the effectiveness of specific program management in acceleration of stunting reduction at the Puskesmas Teluk Melano in 2021. The results of the study indicate that specific program management is still not effective in terms of input aspects (human resources, budget, SPO, facilities and infrastructure and equipment). The process aspect is also not effective (planning, implementation, monitoring and evaluation as well as program recording and reporting). Because the input and process aspects have not been achieved, it also has an impact on the effectiveness of the output aspect which has not reached the expected target, so that the outcome aspect (reduction of stunting) has also not been achieved.
Read More
T-6796
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kustri Suharningsih; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Pujiyanto, Eddy Riris Anita Tarirohan, Kusnadi
Abstrak: ABSTRAK Dampak yang ditimbulkan dari keadaan stunting adalah terganggunya fungsi kognitif. Masa-masa seribu hari pertama kehidupan adalah waktu kritis pertumbuhan anak. Kondisi stunting pada balita di Indonesia dan dunia masih tinggi. Prevalensi stunting pada baduta di Bojong Kamal mengalami peningkatan dari 18,3% pada tahun 2017 menjadi 30,9% pada tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui persentase stunting pada baduta dan mencari faktor paling dominan terhadap kasus stunting pada baduta usia 13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal tahun 2018. Sampel penelitian sebanyak 89 orang yang dipilih secara systematic random sampling. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan antropometri untuk menentukan kasus stunting pada baduta, kuesioner untuk mengumpulkan data riwayat pemberian ASI, riwayat penyakit infeksi, pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, dan kunjungan posyandu, serta dari kuesioner food recall 24 jam untuk asupan makan. Persentase stunting baduta usia 13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal adalah sebesar 32,6%. Asupan energi menjadi faktor dominan yang membedakan kejadian stunting pada baduta usia 13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal dikontrol oleh riwayat penyakit infeksi, asupan protein dan pendidikan ibu. Kata kunci: Stunting, asupan energi, baduta ABSTRACT The effect of stunting is cognitive disfunction. The first 1000 days period of life is a critical time for child's growth. The number of stunting condition in children in Indonesia and around the world are still high. The prevalence of stunting in children under 2 years old on Bojong Kamal have been increased from 18.3% in 2017 to 30.9% in 2018. This study is a quantitative research and with cross sectional design. The purpose of this study is to know the persentage of stunting and to find out the most dominant factor in stunting cases in children age 13-23 month living on the working region of Puskesmas Bojong Kamal. Samples of the study about 89 children were choosen by systematic random sampling. Datas collected from the samples are from ix Universitas Indonesia antopometry examination, questionnaire to collect the history of breast feeding, history of infection disease, education level of the parents, income of the parents, visit to Posyandu, and questionnaire of food recall 24 hours for food consumption. Percentage of stunting in children age 13-23 months in working region of Puskesmas Bojong Kamal is 32.6%. Energy intake is the dominant factor which differentiate the stunting cases in children age 13-23 months in working region of Puskesmas Bojong Kamal controlled by history of infection disease, protein intake and mother's education. Key words: Stunting, energy intake, baduta
Read More
T-5482
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eva Yuliana Fitri; Pembimbing: Ratna Djuwita, Ahmad Syafiq; Penguji: Dwi Nastiti Iswarawanti, Tanti Lanovia
Abstrak: Belum cukup bukti untuk menyatakan hubungan yang signifikan antara paparan aflatoksin B1 dan stunting pada penelitian ini. Namun, adanya dugaan asosiasi dan threshold value aflatoksin dalam perlambatan pertumbuhan dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui hubungan yang sebenarnya antara paparan aflatoksin dan stunting
Read More
T-5600
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Heryanto; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Asih Setiarini, Dian Ayubi, Lina Marlina, Daning Pujiarti
Abstrak:
Berdasarkan hasil survei pemantauan status gizi (PSG) tahun 2018, sebanyak 26,64% balita di Kabupaten Lampung Utara mengalami stunting. Pada tahun 2020 Kabupaten Lampung Utara ditetapkan sebagai salah satu kabupaten lokasi fokus stunting. Tekait dengan implementasi intervensi penurunan stunting pada level masyarakat diketahui bahwa belum semua desa sudah membentuk kader pembangunan manusia (KPM) termasuk desa-desa yang ada diwilayah kerja Puskesmas Kotabumi II. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap, motivasi dan perilaku kader posyandu tentang stunting dan pencegahannya sebagai dasar penyususnan draf dokumen advokasi kebijakan peningkatan peran kader. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain rapid assessment procedure. Informan dalam penelitian ini adalah kader posyandu berjumlah 6 orang, dengan informan kunci berjumlah 7 orang yaitu bidan desa 5 orang, petugas gizi 1 orang dan kepala puskesmas 1 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam melalui telepon selluler,menggunakan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini ,menunjukan bahwa pengetahuan kader posyandu tentang stunting dan pencegahannya sebagian besar dalam katagori sedang, semua kader memiliki sikap postif tentang stunting dan pencegahannya, semua kader memilki motivasi yang tinggi, dan sebagian desa perilaku kader tentang deteksi dini stunting dan pencegahannya masih kurang. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut maka dapat disusun dokumen advokasi kebijakan berupa policy brief dengan rekomendasi antara lain: perlu meningkatkan kapasitas kader posyandu, dan perlu membentuk kader pembangunan manusia (KPM) sebagai tenaga yang dapat membantu dalam menanggulangi masalah stunting di desa dengan cara meningkatkan peran kader posyandu. Mengingat Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu kabupaten lokasi khusus stunting, maka hendaknya ada kebijakan pencegahan stunting terintegrasi pada level masyarakat dengan menjadikan kegiatan stunting menjadi program prioritas di anggaran dana desa dan membentuk kader pembangunan manusia (KPM) dengan merekrut tenaga kader posyandu
Based on the results of a nutritional status monitoring survey (PSG) in 2018, as many as 26.64% of children under five in North Lampung Regency were stunted. In 2020 North Lampung Regency was established as one of the stunting focus districts. Regarding the implementation of stunting dropping interventions at the community level, it is known that not all villages have formed human development cadres (HDC) including villages in the working area of the Kotabumi II Public Health Center. The purpose of this study was to identify the knowledge, attitudes, motivations and behavior of posyandu cadres about stunting and its prevention in the context of preparing policy advocacy documents regarding the role of cadres. The study uses qualitative methods with rapid assessment procedure design. The informants in this study were 6 posyandu cadres, with 7 key informants namely 5 midwives, 1 nutritionis and 1 puskesmas head. Data collection was carried out by means of in-depth interviews via cellular telephone, using interview guidelines. The results of this study indicate that the knowledge of posyandu cadres about stunting and prevention is still largely lacking, all cadres have a positive attitude about stunting and prevention, all cadres have high motivation, and cadre behavior regarding early detection of stunting and prevention, most are still lacking. Based on the identification results, a policy advocacy document can be prepared in the form of a policy brief with recommendations including: need to increase the capacity of posyandu cadres, and the need to establish human development cadres (KPM) as staff who can assist in overcoming stunting problems in the village by increasing the role of posyandu cadres . Considering that North Lampung Regency is one of the special stunting location districts, there should be an integrated stunting prevention policy at the community level by making stunting a priority program in village fund budgets and forming human development cadres (HDC) by recruiting posyandu cadres
Read More
T-6334
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ernia Haris Himawati; Pembimbing: Laila Fitria, Bambang Wipriyono; Penguji: Al Asyary, Yulia Fitria Ningrum, Slamet Isworo
Abstrak:
Stunting merupakan masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak dan bersifat permanen. Penyebab stunting tidak hanya karena faktor gizi, tetapi beberapa faktor lain seperti riwayat kesehatan ibu dan anak, lingkungan dan sosioekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hygiene dan sanitasi dengan kejadian stunting pada anak balita di Kabupaten Sampang. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan besar sampel sebanyak 207 balita di Sampang dengan pengambilan sampel total sampling. Data bersumber dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI. Analisis data dengan regresi logistik multivariabel. Prevalensi stunting diperoleh sebanyak 49.2%.
Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hygiene dan sanitasi, yaitu variabel pengelolaan sampah (OR 2.005; 95%CI : 1.037-3.879) dan penggunaan jamban (OR 2.861; 95%CI : 0.973-8.417) Riwayat penyakit ISPA juga berhubungan signifikan dengan kejadian stunting (OR 3.116; 95%CI : 1.071-9.062) Walaupun tidak signifikan, riwayat diare juga menunjukkan adanya risiko terhadap stunting pada balita (OR 1.953; 95% CI 0.694-5.495) Berdasarkan hasil penelitian, disarankan bagi masyarakat Sampang untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kesehatan untuk ibu dan anak, serta peningkatan penyuluhan dan perbaikan sarana prasarana hygiene-sanitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang

Stunting is a health problem which could affect the child's growth and development permanently. The cause of stunting is not only due to nutritional factors, but also several other factors such as maternal and child health history, environment and socio-economics. The purpose of this study was to determine the relationship of hygiene and sanitation with the incidence of stunting among under five age children in Sampang. This research was a cross sectional study with 207 samples in Sampang using a total sampling technique. Data was from the Riskesdas 2018 by the Indonesian Ministry of Health's Research and Development Agency.
The results showed that there is a significant relationship between hygiene and sanitation, namely the variable of waste management (OR 2,005; 95% CI: 1,037-3,879) and the use of  latrines (OR 2,861; 95% CI: 0.973-8,417). A history of Upper Respiratory Track Infection was also significantly related to the incidence of stunting (OR 3.116; 95% CI: 1.071-9.062). Even if there’s no significant result for diarrhea, it showed that there was a risk by 1.9 times (OR 1.953; 95% CI 0.694-5.495). Based on the results of the study, it’s recommended to society improving their knowledge and quality of protection of Clean and Healthy Living, health for mothers and children, as well as improving the guidance and improvement of health-sanitation infrastructure by the Sampang District Health Office.
Read More
T-5982
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Mila Sari; Pembimbing: Ascobat Gani; Penguji: Mardiati Nadjib, Pujiyanto; Jajang Abdullah, Mira Kristniati Kairupan
Abstrak: Tesis ini menjelaskan implementasi PermendesPDTT nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunaan dana desa terkait stunting di Desa Tompe Kabupaten Donggala tahun 2019 secara evaluasi formatif dan sumatif. Penelitian non-eksperimental metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan cross sectional. Hasil penelitian menujukkan Implementasi PermendesPDTT Nomor 16 Tahun 2018 tentang prioritas penggunaan dana desa terkait stunting dalam hal input, proses, dan outputnya belum efektif dan efisien. Intervensi stunting yang dilakukan juga sesuai pedoman serta masih banyak terdapat hambatan. Oleh karena itu, harus melibatkan partisipasi aktif dari seluruh komponen dan lapisan masyarakat desa serta perlunya sosialisasi terhadap peraturan tentang dana desa dan pedoman stunting.
This thesis explains the implementation of ministrial regulation No.16/PermendesPDTT/2018 concerning the priority of using village funds related to stunting in Tompe Village, Donggala District in 2019 through formative and summative evaluation. This non-experimental research is a qualitative method with a crosssectional and case study approach. The results of this study showed that the implementation of ministrial regulation No.16/PermendesPDTT/ 2018 concerning the priority of using village funds related to stunting in terms of inputs, processes and, outputs are not yet effective and efficient. Stunting interventions are also carried out according to the guidelines and there are still many obstacles. Therefore, it must involve the active participation of all components and levels of village society as well as the need to socialize the regulations on village funds and stunting guidelines
Read More
T-6114
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mega Santi Widya Putri; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Anies Irawati, Endang Sri Wahyuningsih
Abstrak: ABSTRAK waktu yang lama, biasanya diikuti dengan frekuensi sering sakit, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya pengasuhan, penggunaan air yang tidak bersih, lingkungan yang tidak sehat, terbatasnya akses terhadap pangan dan kemiskinan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi susu dengan kejadian stunting pada anak balita usia 24 bulan di Kecamatan Duren Sawit tahun 2018. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian case control, jumlah sampel penelitian ini adalah 74 orang, pada kelompok kasus 37 anak, dan pada kelompok kontrol 37 anak. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Duren Sawit pada anak balita usia 24 bulan. Hasil: Hasil penelitian analisis bivariat menunjukkan terdapat pengaruh antara konsumsi susu, frekuensi minum susu, jumlah minum susu, mulai minum susu, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, penyakit infeksi, asupan energi, asupan lemak, dan asupan zat besi dengan kejadian stunting. Tidak ditemukan pengaruh pendidikan ayah, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, besar keluarga, riwayat ASI Eksklusif, asupan karbohidrat, dan asupan kalsium dengan kejadian stunting. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa konsumsi susu, penyakit infeksi, dan asupan energi berpengaruh terhadap kejadian stunting dan yang paling dominan dalam mempengaruhi kejadian stunting adalah konsumsi susu. Kesimpulan: Konsumsi susu memiliki pengaruh dengan kejadian stunting pada anak usia 24 bulan. Kata Kunci : Balita, Stunting, Konsumsi Susu Introduction: Stunting is a chronic malnutrition caused by a lack of long-term nutritional intake, usually followed by frequent frequent illness, caused by factors such as lack of care, impure water use, unhealthy environment, limited access to food and poverty . Purpose: This study aims to determine the effect of milk consumption with the incidence of stunting in children aged 24 months in Kecamatan Duren Sawit in 2018. Method: This study is a quantitative study with case control research design, the number of samples of this study was 74 people, in case group 37 children, and in the control group of 37 children. This research was conducted in Duren Sawit Subdistrict in children aged 24 months. Results: The results of bivariate analysis showed that there was influence between milk consumption, milk drinking frequency, milk drinking, milk, mother education, mother's nutrition, infectious diseases, energy intake, fat intake, and iron intake with stunting events. No effect of father's education, father's work, mother's job, family size, history of exclusive breastfeeding, carbohydrate intake, and calcium intake with stunting events. The result of multivariate analysis showed that milk consumption, infectious diseases, and energy intake had an effect on stunting event and the most dominant in influencing stunting incidence was milk consumption. Conclusion: Milk consumption has an influence with stunting events in children aged 24 months. Key words: Toddler, Stunting, Milk Consumption
Read More
T-5417
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yolanda Handayani; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful, Tris Eryando; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Triseu Setianingsih, Dakhlan Choeron
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Yolanda Handayani Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan Biostatistik Judul : Stunting pada Anak Usia di Bawah 2 Tahun di 3 Provinsi Sulawesi Tahun 2017 dengan Pendekatan Spasial Pembimbing : Dr. Martya Rahmaniati, S.Si., M.Si Pendahuluan: Seribu hari pertama kehidupan merupakan momentum kritis yang akan menentukan kualitas generasi masa depan suatu bangsa. Hal ini karena perlunya gizi terbaik berupa asupan gizi selama kehamilan, serta ASI dan makanan yang tepat sesuai umur untuk perkembangan otak anak. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Analisis penelitian ini yaitu analisis prediksi menggunakan regresi logistik dan analisis spasial menggunakan GWR. Sampel penelitian ini berjumlah 2.232 individu dan 25 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan variabel suplementasi besi folat ibu, suplementasi vitamin A baduta usia 7-23 bulan, menyusui bayi usia 0-6 bulan dan pemberian MP–ASI baduta usia 7-23 bulan membentuk model prediksi. Model lokal spasial dibentuk oleh ibu hamil yang tidak suplementasi besi folat, baduta usia 7-23 bulan yang tidak mendapatkan MP–ASI, bayi usia 0-6 bulan yang tidak ASI Eksklusif dan bayi yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan, serta variabel persalinan tidak dibantu tenaga kesehatan menjadi model global spasial. Kesimpulan: Ibu hamil yang tidak suplementasi besi folat, baduta usia 7-23 bulan yang tidak mendapatkan MP–ASI, bayi usia 0-6 bulan yang tidak ASI Eksklusif dan bayi yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan akan memicu 58% kejadian stunting di 3 Provinsi Sulawesi, di mana variabel ibu hamil yang tidak mendapatkan suplementasi besi folat berhubungan secara statistik di 8 kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah. Oleh karena itu, diperlukan intervensi tambahan berupa suplementasi besi folat ibu hamil selain intervensi persalinan dibantu tenaga kesehatan di 8 kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah. Kata kunci: stunting, spasial, GWR


ABSTRACT Name : Yolanda Handayani Study Program : Public Health Sciences Biostatistics Specialization Title : Stunting in Child Under 2 Years of Age in 3 Sulawesi Province in 2017 with A Spatial Approach Counsellor : Dr. Martya Rahmaniati, S.Si., M.Si Background: The first thousand days of life is a critical momentum that will determine the quality of future generations of a nation. This is due to the need for the best nutrition for children in the form of nutritional intake during pregnancy and breast milk foods that are age-appropriate for the child's brain development. Method: This study uses a quantitative approach using a cross sectional study design. The analysis of this study is prediction analysis using logistic regression and spatial analysis using GWR. The sample in this study are 2,232 individuals and 25 districts in Central Sulawesi, Southeast Sulawesi and West Sulawesi. Results: The results showed variable maternal folate supplementation, supplementation of vitamin A baduta aged 7-23 months, breastfeeding infants aged 0-6 months and give complementary food baduta aged 7-23 months making predictive models. The spatial local model is made by pregnant women who are not iron folate supplementation, those aged 7-23 months who do not get complementary food, infants aged 0-6 months who are not exclusive breastfeeding and babies who are not health care, and labor-dependent variables are not supported health becomes a global spatial model. Conclusion: Pregnant women who are not iron folate supplementation, those aged 7-23 months who do not get complementary food, infants aged 0-6 months who are not exclusive breastfeeding and babies who do not receive health services will trigger 58% of the incidence of stunting in 3 Sulawesi provinces, in where the variable of pregnant women who did not receive iron folate supplementation was statistically related in 8 districts of Central Sulawesi Province. Therefore, additional intervention is needed in the form of iron folate supplementation for pregnant women in addition to labor interventions assisted by health workers in 8 districts of Central Sulawesi Province. Keywords: stunting, spasial, GWR

Read More
T-5702
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Enziana Maharani; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Sandra Fikawati, Iing Mursalin, Arifin Effendy Hutagalung
Abstrak:
Percepatan penurunan stunting merupakan salah satu priotitas nasional yang telah tertuang di dalam Pertaturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2019-2024 dimana target penurunan prevalensi sebesar 14%. Berdasarkan hasil SSGBI Tahun 2021 di Kabupaten Tangerang terdapat sebanyak 23,3% balita yang mengalami stunting sementara tahun 2022 turun menjadi 21,1% dan berdasarkan SKI Tahun 2023 meningkat lagi menjadi 26,4%. Pola tren prevalensi stunting yang fluktuatif menunjukkan bahwa tantangan dalam mengatasi stunting melalui 8 Aksi Percepatan Penurunan Stunting masih menjadi perhatian. 8 aksi tersebut dapat menjadi perangkat subsistem utama dalam upaya integrasi dan konvergensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Program 8 Aksi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Tangerang Provinsi Banten Tahun 2022 dengan menggunakan teori The Bicycle Framework for Public Health Nutrition (PHN). Data diperoleh melalui tahap wawancara mendalam dan data sekunder berupa telaah dokumen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisis konten dan dilakukan triangulasi. Hasil penelitian untuk tahap intelijen menunjukkan Kepala Daerah dan Stakeholder berpartisipasi aktif dalam mendukung percepatan penurunan stunting, meskipun adanya peralihan kepengurusan sesuai dengan Perpres 72 Tahun 2021, DPPKB dibantu oleh Dinkes dan Bappeda dalam mengakomodir Tim Percepatan Penurunan Stunting. Berdasarkan hasil rembuk stunting diketahui idenfikasi kendala yang menyasar pada lingkup rumah tangga di 1000 HPK meliputi perbaikan manajemen alokasi anggaran, perbaikan manajemen layanan untuk memastikan layanan menjangkau Rumah Tangga 1000 HPK, perbaikan koordinasi antar OPD serta antara kabupaten/kota dan desa, dan perbaikan manajemen data stunting dan cakupan intervensi. Untuk tahap tindakan pemberian intervensi sudah sesuai dengan Perpres 72 Tahun 2021. Namun untuk kegiatan yang berulang perlu adanya evaluasi dalam peningkatan kualitas intervensi. Pada tahap evaluasi komitmen pimpinan dan stakeholder terkait dalam percepatan penurunan stunting sangat kuat sehingga Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting sudah berjalan sebesar 100% pada tahun 2022. 

Acceleration of stunting prevalence reduction is one of the national priorities outlined in Presidential Regulation Number 72 on 2021 and the National Medium-Term Development Plan (RPJMN) 2019-2024, with a target of reducing stunting prevalence by 14%. Based on the 2021 SSGBI results in Tangerang Regency, 23.3% of toddlers is stunting, which decreased to 21.1% in 2022 but increased again to 26.4% based on the 2023 SKI. The fluctuating trend of stunting prevalence indicates that the challenges in overcoming stunting through the 8 Actions for Accelerating Stunting Prevalence Reduction remain a concern. These 8 actions can serve as the main subsystem tools for integration and convergence. This study aims to determine the implementation of the 8 Actions for Accelerating Stunting Prevalence Reduction program in Tangerang Regency, Banten Province in 2022 using The Bicycle Framework for Public Health Nutrition (PHN) theory. Data was obtained through in-depth interviews and secondary data by reviewing documents. This study uses a qualitative method using content analysis and triangulation. The results of the study for the intelligence stage show that the Head of the Region and stakeholders actively participated in supporting the acceleration of stunting reduction, despite the transfer of management in accordance with Presidential Regulation Number 72 on 2021, The DPPKB, assisted by the Health Departement and Bappeda accommodated the Stunting Reduction Acceleration Team. Based on the results of the stunting deliberation, identified constraints that targeted 1000 HPK households, including improving budget allocation management, improving service management to ensure services reach 1000 HPK Households, improving coordination between OPD’s and between districts/cities and villages, and improving stunting data management and intervention coverage. For the action stage, the provision of interventions was in accordance with Presidential Regulation 72 on 2021, but for recurring activities, evaluation is needed to improve the quality of interventions. In the evaluation stage, the commitment of the leadership and related stakeholders in accelerating stunting prevalence reduction is very strong that the implementation of the 8 Convergence Actions for Accelerating Stunting Reduction has been running at 100% in 2022.
Read More
T-7218
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive