Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Vera Yuliati; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Masyitoh, Adik Wibowo, Sri Rahayu Darwisa, Nurhayati
Abstrak: Lamanya waktu tunggu menjadi salah satu indikator bagi suatu rumah sakit dalam menjaga mutu layanannya, menunggu yang terlalu lama akan memunculkan penilaian negatif dari pelanggan terkait produk dan kualitas pelayanan. Kunjungan rawat jalan pasien BPJS Kesehatan di RS Grha Permata Ibu Depok sejak tahun 20172018 rata-rata sekitar 450-600 kunjungan/hari, hal tersebut sejalan dengan banyaknya resep yang harus di layani di instalasi farmasi rawat jalan. Jadwal dokter praktek yang bersamaan dan SDM yang kurang menjadi alasan belum tercapaianya standar waktu minimal pelayanan resep yang ditetapkan permenkes yaitu ≤60 menit untuk obat racikan dan ≤30 menit untuk obat non racikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan pasien BPJS Kesehatan pada kondisi current state dan future state setelah penerapan lean kaizen di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok. Metode penelitian ini merupakan operational research dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan sumber data primer yang diambil melalui observasi langsung dengan Teknik time motion study dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini ditemukan 3 jenis waste yaitu 53,3% waste waiting, 40% waste overprocessing, 6,7% waste motion, setelah dilakukan penerapan lean kaizen dengan pendekatan PDCA menggunakan 2 skenario, terjadi penurunan terjadi penurunan Lead time dari 135,31 menit menjadi 9,11 menit pada skenario-1 dan 7,49 menit pada skenario-2. Dengan penurunan TNVAT dari 128,62 menit menjadi 5,65 menit pada skenario-1 dan 3,75 menit pada skenario-2 pada resep non racikan dan terjadi penurunan Lead time dari 185,17 menit menjadi 31,09 menit pada skenario-1 dan 29,15 menit pada skenario-2. Dengan penurunan TNVAT dari 160,79 menit menjadi 5,02 menit pada skenario-1 dan 3,49 menit pada skenario-2 pada resep racikan. Kesimpulan penelitian ini bahwasanya pendekatan PDCA pada lean kaizen tepat dilakukan pada kondisi dimana waste terbanyak berkaitan dengan perilaku manusia, Adapun hasil penelitian ini belumlah maksimal karena masih ada waste motion yang belum diintervensi dan berpotensi membuat SDM/petugas menghasilkan waste waiting dan overprocessing, sehingga saran peneliti adalah agar dapat menjadikan prioritas perubahan lay out farmasi karena merupakan akar masalah yang bisa memunculkan banyak waste, perlu dilakukan Pengawasan yang berkelanjutan dan mendorong IT rumah sakit untuk mengembangkan pelayanan farmasi berbasis IT
The length of waiting time is one of the indicators for a hospital in maintaining the quality of its services, waiting too long will give rise to negative assessments from customers regarding the product and quality of service. Outpatient outpatient visits of BPJS Kesehatan at Grha Permata Ibu Depok Hospital since 2017-2018 averaged about 450-600 visits/day, this is in line with the number of prescriptions that must be served in outpatient pharmacy installations. The schedule of doctors at the same time and human resources are less the reason has not been achieved the minimum time standard of prescription services set permenkes that is ≤60 minutes for concoction drugs and ≤30 minutes for non-concoction drugs. The purpose of this study is to know the waiting time of outpatient prescription services bpjs health patients in current state and future state after the application of lean kaizen in the Outpatient Pharmacy Installation Of Grha Permata Hospital. This research method is operational research with qualitative and quantitative approach with primary data source taken through direct observation with time motion study technique and in-depth interview. The results of this study found 3 types of waste, namely 53.3% waste waiting, 40% waste overprocessing, 6.7% waste motion, after the implementation of lean kaizen with PDCA approach using 2 scenarios, there was a decrease in lead time from 135.31 minutes to 9.11 minutes in scenario-1 and 7.49 minutes in scenario-2. With TNVAT decreasing from 128.62 minutes to 5.65 minutes on scenario-1 and 3.75 minutes on scenario-2 on non-blend recipes and there was a decrease in Lead time from 185.17 minutes to 31.09 minutes on scenario-1 and 29.15 minutes on scenario-2. With TNVAT decreasing from 160.79 minutes to 5.02 minutes on scenario-1 and 3.49 minutes on scenario-2 on the concoction. The conclusion of this study is that the PDCA approach on lean kaizen is precisely done in conditions where the most waste is related to human behavior, The results of this study are not yet maximal because there is still waste motion that has not been intervened and potentially make officers produce waste waiting and overprocessing, so the advice of researchers is to be able to make priority changes lay out pharmaceuticals because it is the root of the problem that can cause a lot of waste, need to be carried out continuous supervision and encourage IT hospitals to develop pharmaceutical services based on IT
Read More
B-2187
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Angga Perdana Kusumah; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Masyitoh, Adik Wibowo, Dedi Wahyudi, Muhammad Bascharul Asana
Abstrak: Rumah sakit memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminatif dan efektif. Salah satunya adalah pelayanan kefarmasian yang merupakan bagian integral sistem pelayanan RS yang bertanggung jawab memastikan ketersediaan obat yang aman, bermutu dan berkhasiat. KMK 129/Menkes/SK/II/2008 menyebutkan bahwa RS wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang salah satunya adalah Waktu Tunggu Pelayanan Obat. RS Jantung Hasna Medika Cirebon melayani 4000-5000 kunjungan rawat jalan setiap bulan dengan 92% diantaranya pasien BPJS Kesehatan. Rerata pencapaian waktu tunggu obat racikan hanya tercapai ≤ 72% dan obat jadi ≤40%. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kecepatan pelayanan resep rawat jalan pasien BPJS Kesehatan di instalasi farmasi RS Jantung Hasna Medika Cirebon menggunakan Lean Hospital. Metode penelitian ini adalah operational research dengan pendekatan kualitatif dengan sumber data primer diambil melalui observasi langsung dengan teknik time and motion study, telaah dokumen, wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian ditemukan 2 jenis waste yaitu 99,31% waste waiting dan 0,69% waste motion, setelah dilakukan intervensi berupa optimalisasi e-resep, 5S dan visual management serta continuous flow dan process balancing terjadi penurunan lead time dari 01:24:47 menjadi 00:25:30 detik atau menurun sebesar 59 menit 17 detik (69,93%). Kesimpulan penelitian ini bahwa Lean Hospital merupakan metode atau tool yang tepat untuk meningkatkan value to waste ratio dengan mengurangi pemborosan dan meningkatkan nilai tambah untuk pasien. Penelitian ini belum maksimal dikarenakan pilihan lean hospital tools sangat terbatas mengingat waktu yang juga terbatas. Sehingga saran peneliti adalah meminta manajemen RS untuk menjadikan penelitian ini sebagai langkah awal continuous improvement untuk dapat dilanjutkan menggunakan tools lain dan di unit pelayanan yang berbeda
Hospitals have an obligation to provide safe, high quality, anti-discriminatory and effective services. One of them is pharmacy services as an integral part of the hospital service system that is responsible for ensuring the availability of safe, high quality and efficacious drugs. KMK 129/Menkes/SK/II/2008 states that hospitals are required to meet the Standards of Minimum Services (SPM), one of which is the Waiting Time for Drug Services. RS Jantung Hasna Medika Cirebon serves 4000-5000 outpatient visits every month with 92% of them being BPJS Kesehatan patients. The average waiting time for concoction drugs was only achieved by 72% and non-concoction drugs achieved by 40%. The purpose of this study was to increase the speed of outpatient prescription services for BPJS Kesehatan patients at the pharmacy installation of the RS Jantung Hasna Medika Cirebon using Lean Hospital. This research method is operational research with a qualitative approach. Primary data sources taken through direct observation with time and motion study techniques, in-depth interviews and Focus Group Discussion (FGD). The results of the study found 2 types of waste, namely 99.31% waiting waste and 0.69% motion waste, after intervention in the form of optimizing e-prescription, 5S and visual management as well as continuous flow and process balancing there was a decrease in lead time from 01:24:47 to 00:25:30 or decreased by 59 minutes 17 seconds (69.93%). The conclusion of this study is that Lean Hospital is the right method or tool to increase the value to waste ratio by reducing wasting time and increasing additional value for patients. This research has not been maximized because the choice of lean hospital tools is very limited considering the time is short. The researcher's suggestion is to encourage the hospital management to use this research as the first step of continuous improvement by using other tools in another service units
Read More
B-2224
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maya Setyawati; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Masyitoh Bashabih, Helen Andriani, Budi Raharjo, Alvin Kosasih
Abstrak:
Waktu tunggu pelayanan resep di instalasi rawat jalan merupakan salah satu indikator penilaian kinerja instalasi farmasi yang mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit sehingga rumah sakit perlu melakukan upaya agar waktu tunggu pelayanan resep di instalasi rawat jalan dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Melalui metode Lean dengan pendekatan Value Stream Mapping penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pelayanan resep di instalasi rawat jalan RSKO Jakarta, mengidentifikasi value added serta waste yang terjadi sehingga dapat dianalisis faktor penyebab waste yang dapat dicegah melalui rekomendasi usulan perbaikan yang diberikan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan data yang didapatkan melalui pengamatan dan pencatatan waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dan obat racikan di instalasi rawat jalan RSKO Jakarta yang sudah menggunakan e-resep, penggalian informasi secara mendalam kepada informan serta telaah dokumen. Dilakukan pengamatan terhadap 20 resep obat jadi dan 10 resep obat racikan. Pemilihan informan dilakukan menggunakan teknik puposive sampling dan dilakukan wawancara kepada pasien untuk mendapatkan value dari perspektif customer sesuai prinsip dari metode Lean. Data yang didapatkan kemudian dianalisis untuk mendapatkan faktor penyebab lamanya waktu tunggu pelayanan resep menggunakan fishbone diagram kemudian dilakukan sistem skoring dengan menilai aspek urgency, severity serta growth penyebab masalah sehingga dapat dirumuskan prioritas rekomendasi yang perlu dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan pada bulan April-Mei 2023 mendapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat jadi adalah 49.25 menit (dengan nilai VAR 17.5%), dan untuk obat racikan 80.2 menit (dengan nilai VAR 33%) yang berarti masih melebihi SPM yang ditetapkan KMK No 128 tahun 2009 (obat jadi < 30 menit, obat racikan < 60 menit). Beberapa faktor penyebab terjadinya waste adalah inefisiensi SDM, sistem inventory farmasi yang belum otomatisasi, kurang optimalnya evaluasi/pemantauan penggunaan obat, tidak adanya sistem pemisahan pelayanan resep IGD dengan instalasi rawat jalan, SPO pelayanan resep yang belum disesuaikan dengan pelaksanaan e-resep dengan penetapan baku mutu respon time setiap proses, jaringan sistem informasi yang sering down/loading berulang dan seringnya interupsi permintaan informasi dari pasien. Diharapkan ke depannya dapat dilakukan strategi perbaikan untuk memperbaiki waktu tunggu pelayanan resep yaitu meningkatkan efisiensi SDM melalui pengaturan agar saat jam sibuk SDM farmasi fokus mengerjakan tupoksi pelayanan resep, adanya fasilitasi sistem inventory farmasi dengan sistem otomatisasi, penerapan sistem evaluasi pemantauan penggunaan obat dengan lebih efektif agar perencanaan pengadaan menjadi lebih akurat, pengaturan pemisahan pelayanan resep dari IGD, penyusunan SPO sesuai dengan pelaksanaan pelayanan resep, pemisahan penggunaan jaringan sistem informasi untuk pelayanan dengan perkantoran serta penyediaan dashboard informasi yang mudah terlihat oleh pasien (visual management)  

Analysis of Outpatient Installation Pharmacy Waiting Time at Special Hospital of Drug Addiction Jakarta in 2023 Abstract Prescription services waiting time in outpatient installations is one of the indicators for evaluating the performance of pharmaceutical installations that affects the quality of hospital services. Hospitals need to effort that prescription services waiting time meet the Minimum Service Standards (SPM). Through the Lean method with the Value Stream Mapping approach, this study aims to determine the prescription service procedures at the outpatient installation of RSKO Jakarta, identify value added and non-value added and waste that occurs so that factors that cause waste can be analyzed which can be prevented through the strategy recommendations obtained. This is a qualitative research with data collection obtained through observing and recording the e-prescriptions services waiting time at the RSKO outpatient installation, extracting in-depth information from informants and reviewing documents. Observations were made on 20 concoction medicine recipes and 10 concoction medicine recipes. The selection of informants was carried out using a purposive sampling technique and interviews were conducted with patients to obtain value from the customer's perspective according to the principles of the Lean method. The data obtained is then analyzed to obtain the factors affecting the prescription services waiting time duration using a fishbone diagram then a scoring system is carried out by assessing the urgency, severity and growth aspects of the cause problem so that priority recommendations can be formulated. The results of research conducted in April-May 2023 found that the average waiting time for prescription drug services was 49.25 minutes (VAR 17.5%) and for concoction drugs 80.2 minutes (VAR 33%), which means that it still exceeds the SPM set by KMK No. 128 of 2009 (no concoction drug recipe < 30 minutes, concoction drug recipe < 60 minutes). Some of the factors that cause waste are inefficiency in human resources, pharmaceutical inventory systems that have not been automated, inadequate evaluation/monitoring of drug use, the absence of a separate system for emergency prescription services, prescription service SPO that has not been adjusted with the establishment of prescription response time quality standardsfor each process, networks information system that frequently down/loads repeatedly and patient’s interruption for asking information. It is hoped that in the future an improvement strategy can be carried out to improve the waiting time for prescription services; increasing HR efficiency through arrangements so that during peak hours pharmaceutical HR focuses on working on the duties and functions of prescription services, facilitating a pharmaceutical inventory system with an automated system, implementing an evaluation system for monitoring drug use more effectively so that procurement planning becomes more accurate, regulation separates prescription services from the emergency room, providing SPO in accordance with prescription service implementation, separate the information system network between patient services and office and providing reachable information for pastient (visual management).  

Read More
B-2338
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sakti Wahyu Perdana; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Anhari Achadi, Okky Indra Perdana
Abstrak: Skripsi ini membahas gambaran waktu tunggu pelayanan Instalasi Farmasi Rawat Jalanlantai 3 RS Hermina Bekasi pada jam sibuk. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif berupa observasi waktu tunggu dan didukungpendekatan kualitatif berupa telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan obat pada jam sibuk melewati standar waktu tunggu yangditetapkan rumah sakit. Oleh karena itu disarankan untuk dilakukan penambahansumber daya baik berupa sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana agarmeningkatkan performa pelayanan resep obat.di Instalasi Farmasi RS Hermina Bekasi

Kata kunci:Lama waktu tunggu, pelayanan resep, farmasi
The focus of this study is the overview of waiting time of pharmacy services in 3rd flooroutpatient pharmacy at busy hours. This is a crossectional study with quantitativeapproach and qualitative approach through observation of wating time and documentreview. The result of the study shows that average of waiting times pharmacyprescribtion services is above the standard that hospital made. The study sugest toincrease the input resource to improve the performance of prescribtion services in 3rdfloor Outpatient Pharmacy in Hermina Hospital Bekasi

Key words:Waiting Time, Prescription Service, Pharmacy.
Read More
S-9706
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aswin Junivia Aisyah; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Dede Setyadi
Abstrak: Pelayanan resep obat merupakan serangkaian aktivitas mulai dari penerimaan penerimaan resep, pengkajian resep, pemberian harga obat, penyiapan obat, pengemasan, dan pemberian etiket, pemeriksaan kembali, penyerahan obat kepada pasien. Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi belum dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh Rumah Sakit (≤10 menit) dan standar yang ditetapkan Pemerintah dalam Kepmenkes RI Nomor 129 Tahun 2008 (≤30 menit). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan rekomendasi perbaikan pada waktu tunggu proses pelayanan resep obat jadi menggunakan pendekatan Lean Six Sigma meliputi tahap Define, Measure, Analyze, dan Improve. Desain penelitian berupa kualitatif dan kuantitatif dengan jenis penelitian operational research. Hasil pengmatan pada waktu tunggu pelayanan obat jadi digambarkan dengan Value Stream Mapping (VSM) yang memperlihatkan rata-rata waktu keseluruhan proses pelayanan resep obat jadi selama 35,94 menit dengan kegiatan bernilai tambah (value-added activities) 11,2 menit (31,26%), kegiatan tidak memberi nilai tambah (non-value-added activities) 24,74 menit (68,83%). Pemborosan (waste) paling banyak terjadi adalah menunggu (waiting) dari seluruh pemborosan (waste) yang ditemukan. Berdasarkan hasil analisis pada setiap aktivitas pemborosan (waste) dalam proses pelayanan resep obat jadi maka dihasilkan usulan perbaikan berupa visual management, 5S, membuat jadwal pemeliharaan peralatan, melakukan pengadaan peralatan penunjang, menambah fitur dalam sistem e-press, membuat gudang khusus, menghitung beban kerja petugas, dan mengadakan layar tampilan status resep, dan melakukan perbaikan berkelanjutan. Dihasilkan Future VSM dengan leadtime proses pelayanan resep obat jadi menjadi 20,42 menit.
Read More
S-10167
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alya Narselia; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Dias Minovanti
Abstrak: Salah satu bagian penting dari rumah sakit dimana pasien membutuhkan waktu untuk mengantri dalam mendapatkan pelayanan yaitu Instalasi Farmasi. Presentase kecepatan pelayanan resep obat jadi dan obat racik tahun 2018 di Rumah Sakit Hermina Daan Mogot selalu menurun setiap triwulannya dan belum memenuhi standar pencapaian yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis waktu tunggu pelayanan resep pasien JKN dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Hermina Daan Mogot pada jam sibuk. Jenis penelitian ini merupakan penelitian operasional yang bersifat kuantitatif dan kualitatif dengan metode yang digunakan berupa wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Jumlah sampel yang diamati dalam penelitian ini sebanyak 134 resep yang dipilih secara acak, terdiri dari 94 resep non racikan dan 40 resep racikan. Berdasarkan hasil penelitian, waktu tunggu pelayanan resep JKN rawat jalan belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Rata-rata waktu tunggu pelayanan resep non racikan sebesar 49 menit 43 detik dan resep racikan 1 jam 10 menit 23 detik. Faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep, antara lain jumlah SDM yang kurang, pengetahuan petugas kurang memadai, jumlah komputer yang kurang, loket penerimaan resep hanya satu loket, mesin racikan sering rusak, sistem komputerisasi yang kurang memadai, kapasitas penyimpanan obat yang terbatas, ketidaktersediaan obat, masa kerja personil, dan disiplin petugas.
Kata Kunci: JKN, waktu tunggu, pelayanan resep, farmasi rumah sakit
Read More
S-9951
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ita Purnama Bulan; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Maryati
Abstrak: Penelitian ini menganalisis waktu tunggu pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Awal Bros Bekasi. Penelitian ini merupakan kualitatif dan kuantitatif, dengan sampel sebanyak 172 lembar resep baik racikan maupun non racikan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep sebesar 22 menit untuk resep non racikan sedangkan untuk resep racikan sebesar 41 menit. Faktor penghambat yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Awal Bros Bekasi adalah SDM yang belum memadai, ketersediaan obat yang masih kurang, sistem komputerisasi yang belum memadai, masa kerja/ pengalaman petugas dan sarana ruang racik yang kurang luas.
Kata kunci: Waktu tunggu, pelayanan resep, farmasi rumah sakit

This study analyzes the waiting time of prescription services in Installation of Pharmacy Awal Bros Hospital, Bekasi. It is a qualitative and quantitative research, with sampel of 172 prescriptions, both concoction and non concontion drugs. This study found that the average waiting time of conconction drugs is 41 minutes, while the non concoction drugs is 22 minutes. The factors affecting those waitng time is insufficient of human resources, lack of drugs provision, inadequate correction of IT system lack of work experience, improper working space for doing concoction drugs.
Keyword : waiting time, prescription service, hospital pharmacy
Read More
S-8663
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayuning Tyas Puspitasari; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Endang Adriyani
B-1312
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadya Islamiati; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Helen Andriani, Teuku Nebrisa Zagladin
Abstrak: Salah satu jenis pelayanan di rumah sakit yang paling banyak dikunjungi danmembutuhkan waktu untuk mengantre adalah pelayanan farmasi. Hingga saat ini waktutunggu pelayanan resep obat yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkanoleh Pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008, yaitu ≤30 menit untuk obat non racikan dan ≤ 60 menit untuk obat racikan masih seringditemukan dalam penyelenggaraan pelayanan farmasi di rumah sakit. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari lamanya waktutunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan di instalasi farmasi rumah sakit diIndonesia. Penelitian ini menggunakan desain literature review yang dilakukan denganmenganalisis hasil studi yang telah tersedia sebelumnya. Dari hasil pencarian yangdilakukan melalui database PubMed, Proquest, Google Scholar, Universitas IndonesiaLibrary dan FKM UI Library, ditemukan sebanyak 18 artikel mengenai faktor-faktorpenyebab lamanya waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan di instalasifarmasi rumah sakit di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktutunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan di instalasi farmasi dari satu rumah sakitke rumah sakit lainnya berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan padastatus pasien dan jenis resep obat yang dilayani. Faktor-faktor yang dapat menyebabkanlamanya waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan di instalasi farmasirumah sakit di Indonesia sangat bervariasi dan saling berkaitan satu sama lain,diantaranya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kebijakan dan standaroperasional prosedur, persediaan obat-obatan, serta status pasien.Kata kunci:Faktor Penyebab, Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat, Farmasi Rumah Sakit,Indonesia
One of the most visited type of hospital services that requires time to queue is pharmacyservice. Until now the waiting time for prescription drug services that are not inaccordance with the standards set by the Government through Keputusan MenteriKesehatan Nomor 129 Tahun 2008, which is ≤ 30 minutes for non-concoction drugs and≤ 60 minutes for concoction drugs are still frequently found in pharmacy servicearrangements in hospitals. This research aims to determine the causal factors of thelength of waiting time for outpatient prescription drug services at hospital pharmacyinstallations in Indonesia. This research applied literature review designs that wereconducted by analyzing the previous studies results. From the search result that wasdone through PubMed, Proquest, Google Scholar, Universitas Indonesia Library, andFKM UI Library databases, 18 articles about the causal factors of the length of waitingtime for outpatient prescription drug services at hospital pharmacy installations inIndonesia were found. The result of the study showed that the waiting time foroutpatient prescription drug services at the pharmacy installation from one hospital toanother hospital was differ, it was due to differences in patient status and types ofprescription drugs served. The factors that cause the length of waiting time foroutpatient prescription drug services at hospital pharmacy installations in Indonesia veryvaried and relate to each other, such as human resources, facilities and infrastructure,policies, standard operating procedure, availability of medicine, and patients status.Keywords:Causal Factor, Waiting Time for Prescription Drug Service, Hospital Pharmacy,Indonesia.
Read More
S-10435
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sarah Kurnia Oktaviani; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Tamsiah Yulianti
Abstrak: Instalasi Farmasi adalah salah satu unit di rumah sakit yang memberikan layanan produk dan jasa dalam bentuk pelayanan resep. Mutu pelayanan resep farmasi yang baik dikaitkan dengan kecepatan dalam memberikan pelayanan. Pada pengamatan pelayanan resep pasien rawat jalan JKN yang dilakukan selama 12 belas hari di Instalasi Farmasi di RSUD Pasar Rebo pada 211 sampel resep, ditemukan bahwa waktu tunggu pasien untuk memperoleh obat racikan 4 jam 14 menit dan non racikan 3 jam 29 menit. Dan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata proses waktu pengerjaan obat non racik per resepnya yaitu 5 menit 13 detik dan obat racikan 15 menit 21 detik. Penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan JKN di Instalasi Farmasi RSUD Pasar Rebo Berdasarkan hasil penelitian ini, keterlambatan pelayanan disebabkan kurangnya jumlah petugas, beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah sumber daya manusia yang ada dan belum memiliki standar waktu pelayanan, serta tata letak ruangan. Diharapkan meningkatkan komitmen dalam bekerja dengan tidak menunda atau menumpuk pekerjaan dengan memiliki standar waktu pelayanan bagi petugas farmasi dalam bekerja. Kata Kunci : Waktu Tunggu, Pelayanan Resep, Farmasi Rumah Sakit
Pharmacy is one of the units in hospitals that provide services of products and services in the form of prescription services. Quality of service good pharmacy prescriptions associated with speed in providing services. In observation of outpatient prescription services JKN conducted over 12 twelve days in Pharmacy at Pasar Rebo Hospital on 211 samples of prescription, it was found that the waiting time of patients to obtain the drug concoction of 4 hours 14 minutes and non concoction 3 hours 29 minutes. And the result showed that the average processing time process non concotion per prescription medicine that is 5 minutes 13 seconds and drug concoction of 15 minutes 21 seconds. This study analyzes the factors that influence the waiting time of service prescription outpatient JKN in Pharmacy Pasar Rebo Hospital Based on these results, delays in service due to insufficient numbers of personnel, work load that does not correspond to the amount of human resources there and not have a standard time services, as well as the layout of the room. The expected increase in the commitment to work with no delay or accumulate work with service time standards for pharmaceutical officers at work. Keyword : waiting times, prescription services, hospital pharmacy
Read More
S-8971
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive