Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Fika Febriana; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Meiwita Budiharsana, Mitra Kadarsih
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks kesejahteraan dengan kejadian abortus provocatus pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Sampel pada penelitian ini adalah perempuan usia subur 15-49 tahun yang mengalami kejadian abortus sebanyak 1239 orang. Hasil analisis menggunakan uji regresi logistic ganda yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara indeks kesejahteraan kuintil 1 (AOR : 0,090 95% CI : 0,013-0,633), status perkawinan (AOR 6,7: 95% CI 1,39-32,5) = disbanding yang tidak kawin, status pekerjaan (AOR : 0,4 95% CI 0,1699-0,999 ) dibanding yang tidak bekerja dan WUS yang tinggal di wilayah urban (AOR : 0,39 95% CI : 0,173-0,904)
Read More
S-10733
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Euis Kulsum; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Meiwita Budiharsana, Ani Muthia
S-9024
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Olivia Tisya Anne E.A. Sigalingging; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Meiwita P. Budiharsana, Maria Gayatri
Abstrak: Penelitian ini membahas pengaruh jarak kelahiran terhadap kematian bayi usia 0 sampai 1 tahun dengan tujuan mengetahui gambaran pengaruh jarak kelahiran dengan kematian bayi di Indonesia berdasarkan karakteristik wilayah perdesaan dan perkotaan. Desain studi yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional) dengan analisis multivariabel regresi logistik menggunakan data sekunder SDKI 2017. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 4871 sampel dengan pembagian wilayah perkotaan 2294 sampel dan wilayah perdesaan 2577 sampel pada populasi WUS sudah menikah dan memiliki >1 anak. Hasil penelitian bivariat menunjukkan jarak kelahiran memiliki risiko terhadap kematian bayi usia 0 sampai 1 tahun di perkotaan saja berdasarkan nilai OR. Variabel lainnya yang menunjukan hubungan terhadap kematian bayi usia 0 sampai 1 tahun berdasarkan P value <0,05 adalah jumlah anak yang dilahirkan, kelengkapan melakukan layanan ANC, dan keinginan ibu memiliki anak lagi. Setelah dilakukan analisis pemodelan terdapat perubahan hasil di kedua wilayah. Di perkotaan, hasil analisis multivariabel yang menunjukan faktor risiko kematian bayi usia 0 sampai 1 tahun berdasarkan AOR>1 adalah jarak kelahiran 5 tahun, usia ibu pertama melahirkan 30 tahun, jumlah anak yang dilahirkan >3, tingkat pendidikan tidak sekolah/SD, ANC tidak lengkap, dan ibu menginginkan anak lagi. Di perdesaan, faktor risikonya adalah jarak kelahiran 5 tahun, usia ibu pertama melahirkan 30 tahun, jumlah anak yang dilahirkan >3, ANC tidak lengkap, ibu menginginkan anak lagi. Faktor risiko dominan terhadap kematian bayi usia 0 sampai 1 tahun di kedua wilayah adalah ibu yang melahirkan >5 anak. Dapat disimpulkan jarak kelahiran memiliki hubungan terhadap kematian bayi usia 0 sampai 1 tahun di wilayah perkotaan, sedangkan di wilayah perdesaan jarak kelahiran menjadi faktor risiko setelah dilakukan analisis pemodelan. Terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan faktor risiko kematian bayi usia 0 sampai 1 tahun di kedua wilayah, sehingga faktor risiko bervariasi menurut karakteristik wilayah.
Read More
S-10998
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Qodri Azizi Akbar; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Meiwita Budiharsana, Mugia Bayu Raharja
Abstrak: Penelitian ini membahas mengenai pengaruh kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) terhadap kematian neonatal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kehamilan tidak diinginkan mempengaruhi tingkat risiko kematian neonatal dan faktor risiko dominan kematian neonatal pada wanita usia berisiko saat melahirkan berdasarkan wilayah perdesaan dan perkotaan. Desain studi yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional) dengan analisis multivariabel regresi logistik menggunakan data sekunder SDKI 2017. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 1618 sampel kelahiran untuk wilayah perkotaan dan 1645 sampel kelahiran untuk wilayah perdesaan pada populasi wanita usia berisiko saat melahirkan. Hasil penelitian menunjukan KTD tidak berhubungan terhadap kematian neonatal baik di perkotaan maupun di perdesaan. Di sisi lain, variabel yang menunjukan hubungan terhadap kematian neonatal baik hanya BBLR (pkota=0,001; pdesa=0,002). Setelah KTD dikontrol dengan variabel BBLR, ANC, paritas, status ekonomi, dan tingkat pendidikan, KTD tetap tidak berhubungan dan tidak menunjukan peningkatan risiko terhadap kematian neonatal baik di perkotaan dan perdesaan. Di perkotaan, hasil analisis multivariabel menunjukan faktor risiko kematian neonatal di perkotaan adalah BBLR (OR=10,14), pendidikan rendah (OR=2,67), paritas 2-3 (OR=8,4), dan paritas >3 (OR=32). Di perdesaan, faktor risiko kematian neonatal adalah BBLR (OR=11), ANC 3 untuk di perkotaan dan BBLR untuk di perdesaan. Dapat disimpulkan KTD tidak berhubungan secara langsung terhadap kematian neonatal, namun penelitian sebelumnya menjelaskan adanya perubahan perilaku ibu terhadap perawatan kehamilan yang berisiko terhadap kesehatan bayi. Faktor risiko kematian neonatal bervariasi menurut karakteristik wilayah.
Kata kunci: kehamilan tidak diinginkan, kematian neonatal, faktor risiko, perdesaan, perkotaan

This study discusses the effect of unwanted pregnancies towards neonatal mortality. The purpose of this study is to determine how unwanted pregnancy affecting the risk of neonatal mortality and the dominant risk factors for neonatal death among women at risk of childbirth considering their residence, rural and urban areas. The study design of this research is a cross sectional with multivariable logistic regression analysis using IDHS 2017. The number of research subject used in this study were 1618 live births in urban areas and 1645 live births in rural areas among women at risk of childbirth population. The results showed that unwanted pregnancy was not statistically associated to neonatal mortality both in urban and rural area. The results of the bivariate analysis showed that the variable which statistically associated to neonatal mortality both in urban and rural area is low birth weight (lbw) (purban=0,001; prural=0,002). Even After the unwanted pregnancy variables were being controlled by other variables using regression logistic analysis, it remains unrelated and does not increase the risk of neonatal mortality both in urban and rural areas. In urban area, multivariable analysis results show risk factors for neonatal mortality are lbw (OR = 10.14), low education (OR = 2.67), parity 2-3 (OR = 8.4), and parity> 3 (OR = 32). In rural area, the risk factors for neonatal death are lbw (OR = 11), antenatal care 3 births for urban area and lbw for rural area. It can be concluded that unwanted pregnancy is not directly associated to neonatal mortality. However, previous studies have explained there are changes in maternal behavior towards inappropriate pregnancy care. Risk factors for neonatal death vary according to types of residence, urban and rural area.
Keywords: unwanted pregnancy, neonatal mortality, risk factors, rural, urban
Read More
S-10448
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wardah; Pembimbing: Besral; Penguji: Meiwita Budiharsana, Sugito, Ning Sulistiyowati
Abstrak: Kematian ibu merupakan indikator yang penting untuk menggambarkan status kesehatan maternal. Di Indonesia, angka kematian ibu masih relatif tinggi (228/100.000 kelahiran hidup). Tingginya angka kematian ibu terkait dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan masih rendah. Layanan antenatal dapat dijadikan sarana untuk memotivasi ibu hamil agar bersalin di fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan layanan antenatal dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan di Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap ibu yang melahirkan anak terakhir dalam kurun waktu 5 tahun (2005-2010) dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2010 dan metode penelitian cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 19.803 responden. Analisis data menggunakan metode regresi logistik ganda (complex samples). Hasil penelitian ini memperlihatkan hubungan yang signifikan antara layanan antenatal dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan. Namun efek layanan antenatal K4 berbeda menurut ekonomi keluarga dan wilayah tempat tinggal setelah dikontrol oleh pendidikan dan paritas. Ibu hamil yang melakukan layanan antenatal K4 pada ekonomi keluarga miskin (kuartil 1) dan keluarga kaya (kuartil 4) memiliki peluang 3 kali lebih besar untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan saat persalinan. Demikian juga dengan wilayah tempat tinggal, pedesaan memiliki peluang 3 kali lebih besar memanfaatkan fasilitas kesehatan saat persalinan dibandingkan ibu hamil yang layanan antenatalnya tidak K4. Untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan, motivasi ibu hamil terutama di masyarakat pedesaan ternyata berkaitan dengan keberhasilan pelayanan antental terpadu yang maksimal.
Read More
T-3619
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eddy Purwanto; Pembimbing: Indang Trihandini, Artha Prabawa; Penguji: Meiwita P. Budiharsana, Soewarta Kosen, Didik Budijanto
T-3247
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Istiqomah; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Meiwita Paulina Budiharsana, Dadang Hamidi, Rina Hasriana
Abstrak:

ABSTRAK
HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome) telah menjadi penyakit infeksi penyebab kematian terbesar pada populasi dewasa di dunia. Penyakit ini memiliki window period dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya. Sebagian besar penderita HIV dan AIDS berusia produktif, dan besarnya persentase penderita AIDS pada kelompok usia produktif mempengaruhi produktifitas sumber daya yang ada di negara ini. Di Indonesia, Kabupaten Karawang merupakan salah satu wilayah endemis dan berisiko tinggi terhadap HIV dan AIDS. Sebagai kawasan industri, Kabupaten Karawang memiliki banyak penduduk usia produktif dengan mobilitas penduduk yang tinggi sehingga mempercepat proses transfer teknologi, budaya dan gaya hidup. Munculnya tempat-tempat hiburan malam, peredaran media pornografi dan narkotika menciptakan kemudahan akses terhadap terjadinya transaksi seks berisiko, yang merupakan cara penularan HIV dan AIDS terbesar. Komisi Penanggulangan AIDS adalah koordinator untuk upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Dalam melaksanakan fungsinya, KPA memiliki rencana aksi SRAN 2010-2014. Untuk memonitor dan mengevaluasi program, digunakan sistem pencatatan dan pelaporan berjenjang. Secara rutin KPA Kabupaten Karawang mengirimkan laporan ke KPA provinsi, KPA nasional dan para pemangku kepentingan di Kabupaten Karawang. Namun, analisa terhadap data yang dimiliki belum dilakukan secara maksimal. Data yang dilaporkan hanya berupa angka absolut dan belum menggambarkan capaian hasil kinerja. Pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan HIV dan AIDS berbasis data di KPA Kabupaten Karawang bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan menggunakan database yang sistematik, penyimpanan, pengolahan dan pengelolaan data menjadi lebih baik. Metodologi yang digunakan adalah inkremental dan iteratif dengan model prototyping. Sistem ini akan membatu mengolah data berupa angka absolut dengan hasil pemetaan populasi kunci menjadi hasil cakupan kinerja dan indikator. Dengan telihatnya cakupan kinerja dan indikator, diharapkan perencanaan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang dibuat oleh para pembuat keputusan dapat lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Untuk pengembangan sistem selanjutnya, dibutuhkan penguatan di sumber daya, rencana strategis dan SOP.


ABSTRACT
HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome) has become the number one cause of death of adult population in the world. It has window period and a long asymptomatic phase. Most HIV and AIDS cases are people in productive age, and it affects productivity of a country. In Indonesia, Karawang District is one endemic area with high risk of HIV and AIDS. As an industry area, Karawang District has much population in productive age with high mobility. It accelerates technology, cultural and lifestyle transfers. The appearance of night clubs, pornography and narcotics ease access to risky sex transaction, which is the biggest cause of HIV and AIDS transmission. National AIDS commission is a coordinator to HIV and AIDS prevention programs. It has SRAN 2010-2014 as the strategic planning for 5 years. To monitor and evaluate the plans, National AIDS commission has developed a hierarchical reporting and recording system, from district to national level. Periodically Karawang AIDS commission sends reports to provincial AIDS commission, national AIDS commission and stakeholders in Karawang District. However, Karawang AIDS commission sent report in absolute and has not analyzed it maximally. It has not described the achievement of Karawang in HIV and AIDS prevention program. Therefore, the development of data-based HIV and AIDS reporting and recording system has purpose to solve the problem. With systematic database, the data storage, execution and management become better and efficient. The methodology of the development is incremental and iterative with prototyping model. This system will help formulating absolute data with mapped key population data into coverage of performance. The coverage will help the decision making become more effective, efficient and based on needs and target. This proposed system still requires manpower and policy strengthening.

Read More
T-3883
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Selni Paressa Masakke; Pembimbing: Tris Eryando, Artha Prabawa, Penguji: Meiwita Budiharsana, Yunita, Rinni Yudhi Pratiwi
Abstrak:

Kesehatan reproduksi adalah “keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya”. Masa remaja menjadi sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena masa remaja (10-19 tahun) merupakan saat dimana organ reproduksi manusia mengalami pematangan atau pubertas, terjadi perubahan fisik secara cepat yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan. Jika perubahan-perubahan ini tidak disertai dengan perhatian dan bimbingan yang tepat pada remaja maka akan membawa pada masalah-masalah yang dapat merugikan masa depan remaja sendiri. Masalah-masalah tersebut seperti hubungan seks pra nikah, kehamilan tidak diinginkan, PMS, anemia. Penelitian di Sumatera Selatan, Jawa Barat bagian timur, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa sebesar 4,7% remaja laki-laki pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah dan pada remaja perempuan sebesar 3,2%. Prilaku beresiko lainnya seperti merokok, minum alkohol, dan penggunaan obat terlarang. Masalah kesehatan reproduksi seperti yang telah diuraikan diatas dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kurangnya pengetahuan remaja tentang masalah tersebut yang disebabkan oleh kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi remaja. Salah satu pemberian informasi kepada remaja dapat dilakukan melalui internet. Internet merupakan media elektronik yang sudah memasyarakat yang dapat digunakan dan penting dalam bertukar informasi salah satunya informasi kesehatan. Minat remaja untuk mencari informasi lewat situs yang menyajikan informasi mengenai dunia remaja cukup tinggi. Namun situs-situs yang menyediakan informasi bagi remaja khususnya kesehatan reproduksi masih kurang dibandingkan dengan situs-situs lainnya, karena itu perlu dibangun suatu jaringan terintegrasi yang memberikan informasi kesehatan reproduksi remaja melalui internet. Membangun jaringan terintegrasi untuk informasi kesehatan reproduksi remaja ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Bogor dengan ruang lingkup pada pelaksanaan program Kesehatan Reproduksi Remaja di Klinik Konsultasi Remaja Puskesmas Bogor Timur serta pemanfaatan internet sebagai media informasi kesehatan reproduksi remaja. Metode yang digunakan dalam membangun jaringan terintegrasi tentang Kesehatan Reproduksi Remaja ini adalah dengan metode incremental dengan tahaptahap analisis, perancangan, pengkodean dan uji coba prototipe. Jaringan terintegrasi yang terbentuk adalah website Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja yang memberikan informasi kesehatan reproduksi remaja yang mencakup proses reproduksi sehat yang bertanggung jawab, organ reproduksi dan fungsinya, menstruasi, kehamilan, metode kontrasepsi, penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS, dan gizi remaja. Daftar Pustaka : 52 (1999 – 2007)


Reproductive health is “a state of complete physical, mental and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity, in all matters relating to the reproductive system and to its functions and processes”. Meanwhile, adolescence is known as a crucial period of time on its reproductive health. Since adolescence (10-19 years old) is also the time when human reproductive system is going to be matured (puberty) and the development of rapid changes physically (growth spurt), are occurred. In which sometimes the changes are imbalance with its psychological changes. When the changes are not properly led and guided, it can be lead to problems that can ruin their own futures, such as pre-marital sex, unwanted pregnancy, STD, and anemia. Data shows that 4.7% of boys and 3.2% of girls in Sumatera Selatan, Jawa Barat bagian timur, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur has have experience in pre-marital sex. Another risk behavior which adolescents used to engage are smoking, drinking, and drug abuses. Problems in reproductive health that have mentioned above are mostly due to lack of knowledge regarding to reproductive matters because they have less or no exposures on the information of adolescent reproductive health. One of approaches of information to reach the adolescent is through internet. Since is have known that internet is an electronic media that broadly known and used well for searching and exchanging information, as well as information on health. There is a quite high figure on adolescent who looking for the sites providing information about youth matters. However, there are only few internet sites which provides information on adolescent reproductive health compare to other information. Therefore, there is a need to develop an integrated networking on providing information on reproductive health toward adolescent through the internet. The Health Authority Office of Kota Bogor is carrying out the developing of the integrated networking as part of the implementation of the program on the adolescent reproductive health at the Consultation Clinic for Adolescent of Puskesmas Bogor Timur with its internet utilization as the media of the information on the adolescent reproductive health. The incremental method is used in developing the networking which has the stages on analysis, designing, coding, and prototype testing. The integrated networking that established is a website on the Information of the Adolescent Reproductive Health that provide any information regarding to the adolescent reproductive health, namely reproductive organs and function, menstruation, pregnancy process, contraception, sexually transmitted diseases include HIV/AIDS, and nutrition problems in youth.. Reference: 52 (1999-2007)

Read More
T-2964
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suci Ratu Masyeni; Pembimbing: Rita Damayanti, Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Meiwita P. Budiharsana, Maria Gayatri, Dian Kristiani Irawaty
Abstrak:
Tesis ini membahas tentang hubungan kualitas informed choice dari tenaga kesehatan dengan pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Indonesia tahun 2017. Penelitian ini dilakukan dengan menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Untuk metode kuantitatif peneliti menggunakan data sekunder yaitu data SDKI tahun 2017 dan penelitian kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam. Sampel penelitian ini adalah wanita usia subur usia 15-49 tahun dan menggunakan kontrasepsi modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh (60,9%) wanita umur 15-49 tahun hanya mendapatkan satu informasi KB (informed choice). Hasil analisis multivariabel menunjukkan adanya hubungan informed choice dari tenaga kesehatan dengan pemilihan MKJP setelah dikontrol variabel umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, daerah tempat tinggal, pengetahuan tentang KB, jumlah anak dan kunjungan petugas KB. Direkomendasikan kepada BKKBN untuk meningkatkan promosi KB dengan lebih menarik, kreatif dan persuasif serta memberikan pelatihan softskill dalam rangka meningkatkan kualitas PLKB dalam mengubah sikap WUS terhadap pemakaian kontrasepsi

This thesis discusses the relationship between the choice of information quality of health workers with the selection of long-term contraceptive methods (MKJP) in Indonesia in 2017. This study was conducted using quantitative and qualitative methods. For quantitative research methods using secondary data that is IDHS data (2017) and qualitative research conducted with in-depth interviews. The sample of this research is WUS aged 15-49 years and using modern contraception. The results showed that MKJP users who got choice information with poor quality amounted to 46.2%. The results of multivariable analysis showed that there was a relationship between the choice of information from health workers and the selection of the MKJP after being controlled for age, education, occupation, economic status, area of residence, knowledge of family planning, number of children and family planning staff visits. It is recommended that the BKKBN increase family planning promotion more attractively, creatively and persuasively and provide soft skills training to improve the quality of PLKB in changing WUS attitudes towards contraceptive use.

Read More
T-5953
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Puspita Sindi Amaliasari; Pembimbing: Rita Damayanti, Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Meiwita P. Budiharsana, Maria Gayatri, Dian Kristiani Irawaty
Abstrak:
Latar Belakang: Tren penggunaan KB tradisional di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2017 saja pengguna KB tradisional pada wanita usia subur di Indonesia mencapai 6% yang berarti melebihi angka rata-rata dunia yang sebesar 5%. Pengguna KB tradisional di Indonesia banyak terjadi di kalangan wanita usia subur di perkotaan dan status ekonomi tinggi. Hal ini menjadi perhatian karena KB tradisional memiliki angka kegagalan yang tinggi, berisiko untuk mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Angka kehamilan yang tidak diinginkan pun juga banyak terjadi di kalangan wanita usia subur yang tinggal di perkotaan dan memiliki status ekonomi tinggi. Tujuan: untuk melihat perbedaan penggunaan KB tradisional pada wanita usia subur berdasarkan klasifikasi tempat tinggal dan status ekonomi pada periode 2002-2003, 2007, 2012, dan 2017. Metode Penelitian: cross sectional dengan menggunakan data sekunder yakni SDKI. Hasil: terdapat perbedaan penggunaan KB tradisional pada wanita usia subur berdasarkan tempat tinggal pada periode 2007, 2012, dan 2017, serta terdapat perbedaan penggunaan KB tradisional pada wanita usia subur berdasarkan status ekonomi pada periode 2007, dan 2012. Kesimpulan: Terdapat peningkatan risiko penggunaan KB tradisional pada wanita usia subur di perkotaan dan status ekonomi tinggi dimana variable pengetahuan tentang jenis KB adalah perancunya

Background: Trend of using traditional family planning in Indonesia is increasing from year to year. In 2017, traditional family planning users in women reproductive age in Indonesia reached 6%, which means more than world average of 5%. Traditional family planning users in Indonesia occur mostly among women reproductive age in urban and high economic status. Traditional family planning has a high failure rate, at the risk of causing unwanted pregnancies. The number of unwanted pregnancies is also common among women reproductive age who live in urban and have high economic status. Aim: see differences in the use of traditional family planning among women reproductive age based on the classification of residence and economic status in the 2002-2003, 2007, 2012, and 2017. Methods: cross sectional using secondary data, IDHS. Results: there are differences in the use of traditional family planning among women reproductive age based on place of residence in the 2007, 2012 and 2017, and based on economic status in the 2007 and 2012. Conclusion: There is an increased risk of using FP traditional in women reproductive age in urban and high economic status where the variable knowledge about types of family planning is the confounder.

Read More
T-5952
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive