Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Abdullah Albaar; Pembimbing: Hafizurrachman; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Hana Johan
B-1329
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evelyn Yolanda Panggabean; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Pujiyanto, Budi Hermanto, Hana Johan
Abstrak:

ABSTRAK Dalam rangka mengantisipasi mahalnya harga obat, Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mewajibkan penulisan resep dan penggunaan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah melalui Permenkes RI No.085/Menkes/Per/I/1989 tentang kewajiban menuliskan resep dan/ atau menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, yang ditetapkan sejak tanggal 28 Januad 1989. Agar upaya pemanfaatan obat generik ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka peresepan harus berdasarkan nama generik, bukan nama dagang, namun pada. kenyataannya penulisan resep obat generik tidak selalu dilakukan dengan tertib. Upaya pemasyarakatan obat generik harus mendapat dukungan dari semua pihak, karena dilihat dari aspek sosial maupun ekonomi, program ini mempunyai kendala yang cukup besar. Secara garis besar kendala ekonomi menyangkut kepentingan apotek, dokter, pabrik obat dan kendala sosial di pihak pasien yang belum memahami ani obat generik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mcngetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pengimplementasian kebijakan penuiisan resep dan/ atau menggunakan obat generik di RSU Cilegon pada tahun 2007. Penelitian ini menggunakan penggabungan metode kuantitatif dan kualitatif, dengan menggunakan data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen dengan penelusuran resep obat generik pasien rawat jalan scjumlah 379 Iembar resep. Hasii pcnelitian secara kuantitatif menunjukkan bahwa secara umum pelaksanaan Permenkes RI No. 085/Menkes/Per/I/1989 belum sesuai dengan yang diharapkan. Prosentase penggunaan obat generik untuk pasien rawat jalan rata-rata baru mencapai 52 %. Hasil penelitian secara kualitatif menunjukkan bahwa Direktur, Komite Farmasi dan Terapi, dan lnstalasi Farmasi belum berperan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Permenkes RI No. 085/Menkes/Per/I/1989. Sosialisasi obat generik perlu ditingkatkan dengan melibatkan dokter maupun masyarakat, adanya metode yang mengatur pelaksanaan kebijakan tersebut, formularium yang secara periodik dievaluasi dan direvisi, dilaksanakannya supevisi, serta diberlakukannya mekanisme reward dan punishment.

Read More
T-2790
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
April Eka Wijayanti; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Puput Oktamianti, Hana Johan
B-1444
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novita Damayanti; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Toha Muhaimin, Hana Johan, Ratih Purnamasari
Abstrak:

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai resiko tinggi terhadap kemungkinan terpapar oleh berbagai kuman penyakit, seperti HIV/AIDS, Hepatitis B (HBV), Hepatitis C (HBC) dan penyakit-penyakit lain. Salah satu upaya perlindungan diri adalah dengan menerapkan kewaspadaan universal melalui tindakan cuci tangan secara benar, penggunaan alat pelindung diri, mencagah tusukan alat/benda tajam dan memprosesan alat bekas pakai. Adapun konsep yang dianut adalah, bahwa semua darah dan cairan tubuh tertentu harus dikelola sebagai sumber yang dapat menularkan HIV, Hepatitis dan berbagai penyakit melalui darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kepatuhan bidan dalam menerapkan kewaspadaan universal dan factor-faktor yang berhubungan dan untuk mengetahui mengetahui seberapa jauh factor predisposisi, factor pemungkin dan factor penguat berpengaruh penerapan kewaspadaan universal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang, data diperoleh melalui observasi langsung di ruang bersalin dan pengisisan kuesioner oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan 33.3% responden yang menerapkan kewaspadaan universal dengan benar yaitu menerapkan seluruh komponen kewaspadaan universal dengan baik dan 66.7% responden yang tidak menerapkan kewaspadaan universal dengan benar. Dari hasil penelitian diperoleh dari berbagai factor baik predisposisi, pemungkin dan penguat, tidak ada yang berhubungan dengan penerapan kewaspadaan universal. Berdasarkan hasil penelitian kemungkinan masih ada faktor lain yang belum ada didalam penelitian ini dan kemungkinan Rumah Sakit menjadi tempat rujukan, sehingga kasus yang masuk tergolong gawat darurat dan pada pasien dalam kondisi persalinana masuk dalam tahapan fase aktif yang membutuhkan waktu yang cepat dalam setiap penanganan. Secara keseluruhan terlihat bahwa hasil studi ini kurang mendukung hipotesis penelitian. Untuk itu disarankan dilakukannya penelitian lain dengan tambahan variabel, misalnya kebijakan pimpinan, pemantauan ketat, dan  kualitas pelatihan yang diberikan. Kata Kunci: Kewaspadaan universal, bidan dan Pertolongan persalinan.


 The midwife is one of the health workers who have a high risk of possible exposure to the various germs, such as HIV / AIDS, Hepatitis B (HBV), Hepatitis C (HBC) and other diseases. One safeguard yourself is to implement universal precautions through the action of washing hands properly, use of personal protective equipment, prevent malicious stab tools / sharps and processing more tools used. The concept adopted is that all blood and certain body fluids should be managed as a source that can transmit HIV, hepatitis and other blood-borne diseases. The purpose of this study to know the description of midwives compliance in applying universal precautions and related factors and to find out find out how far the predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors affect the application of universal precautions. This study is a descriptive study with cross-sectional design, the data obtained through direct observation in the delivery room and filling the questionnaire by respondents. The results showed that 33.3% of respondents correctly apply the universal precautions that apply all the components of universal precautions with good and 66.7% of respondents who did not correctly apply the universal precautions. From the results obtained from a variety of factors either predisposing, enabling and reinforcing, no one associated with the implementation of universal precautions. Based on the results of research are likely to still another factor that does not exist in this study and possibly become a referral hospital, so that the incoming cases classified as emergency and in patients in persalinana conditions included in the active phase of stages that require fast time in each treatment. Overall seen that the results of this study do not support the hypothesis of the study. It is recommended to do another study with additional variables, such as policy management, close monitoring, and quality of training provided. Keyword: Universal precautions, midwives and childbirth Relief.

Read More
T-3337
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Roxanna Kuswandhani; Pembimbing: Budi Hidayat, Pujiyanto; Penguji: Ede Surya Darmawan, Hana Johan, Imam Ruliawan
Abstrak: POSTGRADUATE PROGRAM PUBLIC HEALTH SCIENCE STUDIES HEALTH ECONOMIC AND INSURANCE THESIS, August 2005 Roxanna Kuswandhani SELF-EXPENSE (OUT-OF-POCKET) VARIATION DETERMINANT OF IN-PATIENT SERVICES FOR COMPULSORY HEALTH INSURANCE MEMBERS IN CILEGON GENERAL HOSPITAL IN 2004 xv + 77 pages + 12 tables + 1 appendix ABSTRACT Based on the Government Regulation No. 69/91, PT (Persero) Askes is permitted to charge cost sharing to health insurance (Askes) members. The mistake in financing system implemented is that all premiums are carried on by the members. However, in practice, guarantees provided for the members are emphasized more on medical treatment and recovery by charging quite lots of cost sharing, though the services are delivered in Health Service Provider (PPK) net appointed. Consequently, civil servants still have to pay quite lots of self-expense (out-of-pocket). This causes chronic problem for social health insurance in Indonesia, which lead to complaints and blasphemies. Cilegon General Hospital implements health service tariff based on Cilegon Administrative Regulation. The tariff is higher than tariff packet released by PT (Persero) Askes based on a Joint Decree. To avoid more subsidies, compulsory health insurance members who utilize health services in the hospital have to pay by themselves (out-of-pocket) amounting the rest of health service tariff reduced by expense guaranteed by Askes plus Non-DPHO drug cost. This research was carried out in Cilegon General Hospital. The research object is Self-expense (Out-of-Pocket) Variation Determinants of In-Patient Services for Compulsory Health Insurance Members in Cilegon General Hospital in 2004. Data are from the 2004 in-patient register of compulsory health insurance members of Cilegon General Hospital, the 2004 compulsory health insurance member in-patient payment bill, at Cilegon General Hospital finance division, and the 2004 drug usage and prescription report of compulsory health insurance member in-patients of Cilegon General Hospital This research is an analytical survey using quantitative cross sectional approach. Dependent and independent variables are measured simultaneously. The result indicates that of 240 patient populations, self-expense (out-of-packet) variable has an average value of 671,719 rupiahs, with deviation standard 842,414 rupiahs and median 265,143 rupiahs. Meanwhile, the lowest self-expense (out-of-pocket) is 0 rupiahs and the highest is 5,683,925 rupiahs. Using bivariate analysis, variables related to self-expense (out-of-pocket) are age, officialdom level, education level, medical treatment pattern, medical care class choice, and length of care. The last modeling in multivariate analysis using double linear regression analysis yielded self-expense (out-of-pocket) =4.908+0.06*length of care + 0.156*local administration subsidies – 0.683*medical treatment pattern + 0.579*medical care class choice + 0.472*education 2(D3)-0.323 level (officialdom level II). It is recommended that PT Askes evaluate the determination of packet tariff and DHPO drugs periodically, disseminate medical treatment packets and medical care classes appropriate for their level/right and advocate PPK the proportional medical treatment days. It is also recommended for the next research to obtain more complete information on how much the expense for non-DHPO drugs is from respondents. It is hoped that Cilegon General Hospital provide qualified services in spite of different medical service class, upgrade their data so that they can help education, research and development of health. References: 42 (1985—2005)
Read More
T-2174
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sahroni; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Tri Krianto, Soekidjo Notoatmodjo, Hana Johan, Evelyn Yolanda
Abstrak: Studi terdahulu telah menunjukkan hubungan yang positif antara literasi kesehatan dengan status kesehatan serta pemanfaatan layanan kesehatan, namun belum banyak penelitian mengenai literasi kesehatan pada penderita hipertensi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan sosial ekonomi tingkat literasi kesehatan pada penderita hipertensi di Puskesmas se-Kota Cilegon, Banten dengan menggunakan disain potong lintang. Penelitian ini mengambil data dari penderita hipertensi di delapan puskesmas di Kota Cilegon (n=138). Pengukuran literasi kesehatan dilakukan menggunakan instrumen Health Literacy Scale European Union dengan 16 pertanyaan yang telah diadaptasi. Analisis dilakukan menggunakan model regresi linier ganda dengan literasi kesehatan sebagai variabel dependen dan sebagai variabel independen adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan pengetahuan hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor literasi kesehatan pada penderita hipertensi adalah 58.4 (SD=14.2) dari skala 100. Hasil analisis regresi linier ganda menunjukkan hubungan yang bermakna antara skor literasi kesehatan dengan pendidikan (=10.6, SE=1.8 p<0.001), pendapatan (=6.1, SE=1.7, p<0.001) dan pengetahuan hipertensi (=14.4, SE=1.5, p<0.001). Hasil ini mengindikasikan perlunya penanganan ekstra pada penderita hipertensi yang berpendidikan kurang dari SMA, berpenghasilan di bawah upah minimum regional dan pengetahuan hipertensi yang kurang.
Read More
T-5524
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive