Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Siti Wali Rodiyah; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Ema Hermawati, Aria Kusuma
Abstrak: Penyebaran infeksi COVID-19 di Indonesia hingga saat ini masih terus berlangsung. Kepatuhan masyarakat dalam menerapkan kebijakan physical distancing menjadi salah satu kunci untuk menekan laju penyebaran infeksi COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap kebijakan physical distancing di Kota Depok. Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dan diperoleh total 296 responden dari Kota Depok menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner online yang dibagikan ke media sosial (Whatsapp, Instagram, Twitter) dan terdiri dari tiga bagian kuesioner yang memuat variabel: karakteristik individu (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), pengetahuan tentang COVID-19, dan kepatuhan terhadap kebijakan physical distancing. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square. Lebih dari 50% masyarakat di Kota Depok patuh terhadap implementasi kebijakan physical distancing, mayoritas di dominasi oleh responden perempuan, berusia 15-25 tahun, memiliki tingkat pendidikan tinggi, dan pengetahuan yang baik tentang penyakit COVID-19 dengan status sebagai pekerja/pelajar. Hasil penelitian didapatkan tiga dari lima variabel memiliki hubungan yang bermakna dengan kepatuhan physical distancing diantaranya jenis kelamin (p=0,038), pendidikan (p=0,001), dan pengetahuan (p=0,028). Kebijakan physical distancing masih perlu diimplementasikan bagi seluruh masyarakat sebagai upaya dalam mencegah penularan COVID-19.
The spread of COVID-19 infection in Indonesia is still ongoing. Community compliance in implementing physical distancing policies is one of the keys to suppressing the spread of COVID-19 infection. The purpose of this study is to determine variables related to compliance with physical distancing policies in Depok City. This research is a quantitative study with cross-sectional design and obtained 296 respondents from Depok City using purposive sampling method. Data collection was obtained through an online questionnaire distributed to social media (Whatsapp, Instagram, Twitter) and consisted of three-part questionnaire containing variables: individual characteristics (age, gender, educations, occupation), knowledge of COVID-19, and compliance to physical distancing policy. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis with chi-square test. More than 50% respondents in Depok City comply with the implementation of physical distancing, the majority are dominated by female respondents, aged 15-25 years, have a high level of education, and good knowledge about COVID-19 with status as workers/students. The result showed that three of five variables had a significant relationship with physical distancing compliance including gender p=0,038), education (p=0,001), and knowledge (p=0,028). Physical distancing health protocols still need to be implemented for the entire community as an effort to prevent the transmission of COVID-19.
Read More
S-11116
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aisyah Raisa Haninda; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Laila Fitria, Aria Kusuma
Abstrak: Penyebaran COVID-19 dapat terjadi di berbagai tempat, khususnya tempat yang menjadi tempat berkumpul. Untuk menghindari penyebaran COVID-19, dibuat protokol kesehatan. Dalam penerapannya, perilaku protokol kesehatan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap yang dimiliki seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku santri dengan kejadian COVID-19 pada santri di Boarding School X, Serang, Banten. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner secara online, data yang dikumpulkan merupakan data terkait usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap, perilaku, dan kejadian COVID-19 yang dialami responden. Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas santri yang menjadi responden memiliki tingkat pengetahuan rendah (71,9%), sikap negatif (51,3%), dan perilaku buruk (53,2%) terhadap COVID-19, serta sebagian besar santri pernah terkonfirmasi COVID-19 (88%). Secara statistik, tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan (p value 1,000), sikap (p value 0,855), dan perilaku (p value 1,000) dengan kejadian COVID-19 karena p value > 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tidak berhubungan dengan kejadian COVID-19.
The spread of COVID-19 can occur in various places, especially places that are gathering places. To avoid the spread of COVID-19, health protocols are made. In its application, the behavior of health protocols is influenced by the level of knowledge and attitudes that a person has. This study was conducted to determine the relationship between the level of knowledge, attitudes, and behavior of students with the incidence of COVID-19 in students at Boarding School X, Serang, Banten. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional study design. Data collection was carried out using an online questionnaire, the data collected was data related to age, gender, education level, level of knowledge, attitudes, behavior, and the incidence of COVID-19 experienced by respondents. The results of this study are that the majority of students who are respondents have a low level of knowledge (71.9%), negative attitudes (51.3%), and bad behavior (53.2%) towards COVID-19, and most of the students have been confirmed COVID-19 (88%). Statistically, there is no significant relationship between the level of knowledge (p value 1,000), attitude (p value 0.855), and behavior (p value 1,000) with the incidence of COVID-19 because p value > 0.05. The conclusion in this study is that the level of knowledge, attitudes, and behavior are not related to the incidence of COVID-19.
Read More
S-10991
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khalisa Zahra Khairunnisa; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Laila Fitria, Aria Kusuma
Abstrak: Latar Belakang: Demam Berdarah Dengua (DBD) adalah infeksi virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Vektor utama yang menularkan virus Dengue adalah Aedes aegypti, dan Aedes albopictus. Kota dengan jumlah kejadian DBD tertinggi di Indonesia pada tahun 2021 adalah Kota Depok sebesar 3.155 kasus dengan angka Incidence Rate (IR) 151,2 kasus per 100.000 penduduk. Selama 10 tahun terakhir sejak tahun 2012-2020, trend kasus DBD di Kota Depok cenderung meningkat. Tujuan: Mengetahui hubungan antara faktor iklim dan kepadatan penduduk dengan kejadian DBD di Kota Depok tahun 2012-2021. Metode: Penelitian ini menggunakan studi ekologi dengan analisis korelasi untuk melihat hubungan antara faktor iklim (suhu, kelembaban, dan curah hujan) pada bulan yang sama (non-time lag), faktor iklim dengan jeda 1 bulan (time lag 1), dan kepadatan penduduk dengan Incidence Rate DBD. Hasil: Hasil analisis korelasi menujukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban non time lag dan kelembaban time lag 1 dengan Incidence Rate DBD (p=0,000 dan p=0,000) dengan kekuatan hubungan sedang berpola positif (r=0,332 dan r-0,451). Hasil uji regresi linear ganda menghasilkan bentuk model prediksi dengan persamaan IR DBD = -47.353 + 0.784 (Suhu) + 0.394 (Kelembapan) + 0.023 (Curah Hujan). Berdasarkan hasil persamaan regresi, jika disimulasikan dengan kombinasi suhu 26,1 oC, kelembaban 82,9%, dan curah hujan 14,9 mm, maka akan terjadi peningkatan IR DBD sebanyak 10 kasus per 100.000 penduduk.
Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a viral infection transmitted to humans through the bite of an infected mosquito. The main vectors that transmit the dengue virus are Aedes aegypti and Aedes albopictus. The city with the highest number of dengue cases in Indonesia in 2021 is Depok City with 3,155 cases with an Incidence Rate (IR) of 151.2 cases per 100,000 population. During the last 10 years from 2012-2020, the trend of dengue cases in Depok City tends to increase. Objective: To determine the relationship between climatic factors and population density with the incidence of DHF in Depok City in 2012-2021. Methods: This study uses an ecological study with correlation analysis to see the relationship between climatic factors (temperature, humidity, and rainfall) in the same month (non-time lag), climatic factors with a 1-month lag (time lag 1), and density population with DHF Incidence Rate. Results: The correlation analysis results showed a significant relationship between non-time lag humidity and time lag 1 humidity with DHF Incidence Rate (p = 0.000 and p = 0.000) with the strength of the relationship being positive (r = 0.332 and r-0.451). The results of the multiple linear regression test produce a predictive model with the equation IR DBD = -47.353 + 0.784 (Temperature) + 0.394 (Relative Humidity) + 0.023 (Rainfall). Based on the results of the regression equation, if it is simulated with a combination of the temperature of 26,1oC, humidity of 82.9%, and rainfall of 14.9 mm, there will be an increase in IR of DHF by 10 cases per 100,000 population.
Read More
S-11054
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amelia Putri; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Budi Hartono, Aria Kusuma
Abstrak: Tuberkulosis masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk Indonesia sebagai negara ke-3 tertinggi penderita tuberkulosis di dunia. Sementara pada tingkat provinsi, Kota Depok berada pada urutan 11 dengan penyumbang kasus tuberkulosis terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rumah sehat, cakupan pengobatan TB, dan angka keberhasilan pengobatan TB dengan Incidence Rate (IR) tuberkulosis di Kota Depok tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan tempat dengan populasi seluruh masyarakat yang tercatat di 11 kecamatan di Kota Depok yang terdiagnosis penyakit tuberkulosis. Hasil penelitian melalui uji korelasi menunjukkan variabel independen yang memiliki hubungan signifikan dengan Insidence Rate (IR) tuberkulosis adalah cakupan pengobatan di Kecamatan Bojongsari (p = 0.000). Sementara hasil uji korelasi cakupan rumah sehat, cakupan pengobatan TB, angka keberhasilan pengobatan TB di Kota Depok menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Hasil analisis lainnya, cakupan rumah sehat di Kota Depok memiliki keeratan hubungan lemah berpola negatif (r = -0.173), cakupan pengobatan TB memiliki keeratan hubungan lemah berpola positif (r = 0.184), dan angka keberhasilan pengobatan TB memiliki keeratan hubungan kuat berpola negatif (r = -0.584).
Tuberculosis is still the main cause of death worldwide, including Indonesia as the 3rd country with the highest number of tuberculosis sufferers in the world. Meanwhile, at the provincial level, Depok City is in 11th place with the largest contributor to tuberculosis cases in West Java Province. This study aims to determine the relationship between healthy homes, TB treatment coverage, and TB treatment success rates with the Incidence Rate (IR) tuberculosis in Depok City in 2021. This study uses an ecological study design based on place with a population of all communities recorded in 11 sub-districts in Depok. Depok City, which was diagnosed with tuberculosis. The results of the study through the correlation test showed that the independent variables that had a significant relationship with the Incidence Rate (IR) of tuberculosis is treatment coverage in Bojongsari District (p = 0.000). Meanwhile, the results of the correlation test between healthy home coverage, TB treatment coverage, and TB treatment success rates in Depok City showed an insignificant relationship. The results of other analyzes showed that the coverage of healthy homes in Depok City had a weak negative correlation (r = -0.173), TB treatment coverage had a weak positive correlation (r = 0.184), and the success rate of TB treatment had a strong negative correlation (r = -0.584).
Read More
S-11055
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widyamurti; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Bambang Wispriyono, Aria Kusuma
Abstrak: Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi masyarakat dengan kepatuhan menerapkan kebijakan social distancing. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh masyarakat DKI Jakarta usia produktif (15-64 tahun). Sampel penelitian ini berjumlah 408 orang, Variabel independen berupa persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat, persepsi hambatan dan efikasi diri. Variabel dependent berupa kepatuhan menerapkan kebijakan social distancing. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner online dengan analisis data yang digunakan dalam penelitianini berupa analisis bivariate menggunakan uji chi square sedangkan analisa multivariate menggunkan uji regresi logistic.
Read More
S-10614
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Edwina Bernita Sitorus; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Budi Haryanto, Aria Kusuma
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan COVID-19 dengan perilaku social distancing dalam upaya pencegahan COVID-19 pada masyarakat di DKI Jakarta. Penelitian dengan pendekatan metode kuantitatif, desain cross sectional, dilakukan pada 408 orang yang berusia 15-64 tahun dan diambil secara random sampling dari seluruh wilayah DKI Jakarta. Data dikumpulkan dengan metode responden mengisi kuesioner secara mandiri yang dilakukan secara online dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai COVID-19, seperti gejala, penularan, pencegahan, dan penyembuhan. Hasil tersebut juga sejalan dengan perilaku social distancing yang dimiliki oleh masyarakat, dimana perilaku masyarakat sudah cukup baik dalam menjaga jarak di tempat umum, menghindari zona merah, penggunaan transportasi umum dan menghindari kegiatan yang melibatkan banyak orang.
Read More
S-10725
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amelia Chandraningtyas; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Budi Haryanto, Aria Kusuma
Abstrak:
Permasalahan sampah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi tantangan serius seiring dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan meningkatnya konsumsi masyarakat. Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional tahun 2024 menunjukkan bahwa timbulan sampah di Jakarta mencapai 3.171.247,60 ton per tahun, dengan sisa makanan sebagai komponen utama (49,87%). Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah menyebabkan sebagian besar sampah tidak terkelola dengan baik. Di sisi lain, media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat, dengan tingkat akses mencapai 77,28% di Jakarta. Platform seperti media sosial Y dan Z, yang digunakan lebih dari 100 juta pengguna di Indonesia, memiliki potensi besar dalam menyampaikan pesan lingkungan dan mendorong perubahan perilaku melalui kekuatan visual, jangkauan luas, dan interaksi tinggi. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) dengan survei daring terhadap 415 responden. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (uji Chi-Square), dan multivariat (regresi logistik ganda). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pendidikan terakhir, paparan konten pada media sosial Y dan Z, green influencer, ketersediaan sarana, serta sikap peduli lingkungan memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pengelolaan sampah, sedangkan usia, jenis kelamin, dan persepsi tidak memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pengelolaan sampah. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa paparan konten pada media sosial Y dan Z menjadi faktor paling dominan yang memengaruhi perilaku pengelolaan sampah. Temuan ini mengindikasikan agar optimalisasi media sosial Y dan Z sebagai media edukasi pengelolaan sampah terus ditingkatkan guna mendorong perilaku masyarakat yang lebih baik dalam pengelolaan sampah.


The waste management problem in the Special Capital Region of Jakarta had become a serious challenge along with population growth, urbanization, and increasing public consumption. Data from the National Waste Management Information System in 2024 showed that the volume of waste in Jakarta had reached 3,171,247.60 tons per year, with food waste as the main component (49.87%). The low level of public awareness and participation in waste management had caused most waste to be poorly managed. On the other hand, social media had become an essential part of people’s daily lives, with an access rate of 77.28% in Jakarta. Platforms such as social media Y and Z, which were used by more than 100 million users in Indonesia, had great potential to convey environmental messages and encourage behavior change through visual strength, broad reach, and high interaction. This study employed a cross-sectional design using an online survey involving 415 respondents. Data were analyzed using univariate, bivariate (Chi-Square test), and multivariate (multiple logistic regression) analyses. The bivariate analysis results showed that educational background, exposure to content on social media Y and Z, green influencers, availability of waste management facilities, and pro-environmental attitudes were significantly related to waste management behavior, while age, gender, and perception were not significantly associated. The multivariate analysis indicated that exposure to content on social media Y and Z was the most dominant factor influencing waste management behavior. These findings suggested that the optimization of social media Y and Z as educational media for waste management should be continuously enhanced to promote better public behavior in managing waste.
Read More
S-12053
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhyneke Pramitha Yuciana; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Zakianis, Aria Kusuma
Abstrak:

Hubungan antara kualitas udara dengan masalah kesehatan pernapasan dan kardiovaskular su- dah banyak diteliti, tetapi studi mengenai kualitas udara dengan demam berdarah dengue masih terbatas. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, baik di wilayah tropis maupun subtropis. Studi ekologi dila- kukan di DKI Jakarta, salah satu wilayah yang memiliki jumlah kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara, untuk meneliti hubungan antara Incidence Rate (IR) DBD dengan polusi udara, kece- patan angin, luas ruang terbuka hijau, serta kepadatan penduduk selama 2019–2023. Dilakukan pendekatan uji korelasi, uji Kruskal wallis, uji regresi linear berganda, dan analisis spasial. Ha- silnya menunjukkan bahwa semakin buruk kualitas udara, maka IR DBD cenderung menurun, dan sebaliknya pada uji korelasi, uji Kruskall-Wallis, dan regresi. Kecepatan angin, kepadat- an penduduk, dan luas ruang terbuka hijau memiliki hubungan negatif signifikan terhadap IR DBD di hampir seluruh wilayah di DKI Jakarta. Pada analisis spasial, IR DBD cenderung lebih tinggi di wilayah dengan polusi udara tinggi, luas ruang terbuka hijau rendah, dan kepadatan penduduk tinggi, sedangkan kecepatan angin menunjukkan variabilitas dan tidak tampak pola yang konsisten. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk meningkatkan akurasi prediksi dini IR DBD di DKI Jakarta.


The associations between respiratory and cardiovascular health outcomes with air quality have been well examined. Less conclusive are the studies assessing the relationship between air quality and Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), a mosquito-borne illness which remains a public health problem worldwide. We examined this relationship in DKI Jakarta, Indonesia, where the burden of DHF is among the highest across South-East Asian region. We analyzed the correlation between dengue incidence rate and variations in air pollution, wind speed, vegetation greenness, and population density in DKI Jakarta from 2019 to 2023 using the ecological study method. The results indicated that poorer air quality was generally associated with lower dengue incidence rate, as shown in the correlation, Kruskal-Wallis test, and regression tests. Wind speed, population density, and green open space area showed significant negative relationships with dengue incidence rate across most areas in DKI Jakarta. In the spatial analysis, dengue incidence rate tended to be higher in areas with high air pollution, low green vegetation, and high population density, while wind speed showed variability and did not indicate a consistent pattern. Variations in the concentrations of these air pollutants may inform short-term DHF forecasts by the Agency for Meteorology, Climatology, and Geophysics (BMKG)

Read More
S-11886
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rafi Aflah Fadlirahman; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Bambang Wispriyono, Aria Kusuma
Abstrak:

Pandemi COVID-19 dapat berdampak pada lingkungan salah satunya dengan timbulan limbah masker. Limbah masker dapat membawa patogen dan mencemari lingkungan dengan mikroplastik. Pengelolaan limbah masker dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi dampak tersebut. Perilaku pengelolaan limbah masker dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografi, pengetahuan, dan keterpaparan media terhadap perilaku masyarakat dalam pengelolaan limbah masker. Penelitian ini menggunakan pendeketan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara daring. Responden pada penelitian ini didominasi oleh masyarakat pada rentang usia 18-24 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan bertempat tinggal di Jabodetabek. Hasil yang didapat yaitu sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi (56,8%), sudah terpapar oleh media informasi (71,5%), dan memiliki perilaku baik (55,8%) terhadap pengelolaan limbah masker. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara keterpaparan media (p=0,000) dan jenis kelamin (0,006) dengan perilaku masyarakat dalam pengelolaan limbah masker di rumah tangga. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel keterpaparan media merupakan variabel paling dominan dengan Exp(β)=2,333 p=0,0001 (OR=2,333, 95% CI=1,496-3,638). Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin dan keterpaparan media berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pengelolaan limbah masker di rumah tangga.


The COVID-19 pandemic have an impact on the environment, especially is the generation of mask waste. Mask waste can carry pathogens and pollute the environment with microplastics. Mask waste management can be carried out by the community to reduce this impact. Mask waste management behavior can be influenced by several factors. Therefore, this study was conducted to determine the relationship between sociodemographic characteristics, knowledge, and media exposure to community behavior in managing mask waste. This research used a quantitative approach with a cross-sectional study design. Data collection was carried out using an online questionnaire. Respondents in this study were dominated by people in the age range of 18-24 years old, female, and residing in Jabodetabek. The results obtained were that most respondents had high knowledge (56.8%), had been exposed to information media (71.5%), and had good behavior (55.8%) towards mask waste management. The results of statistical analysis showed that there was a significant relationship between media exposure (p=0.000) and gender (0.006) with community behavior in managing mask waste in households. The results of multivariate analysis showed that the media exposure variable was the most dominant variable with Exp(β)=2.333 p=0.0001 (OR=2.333, 95% CI=1.496-3.638). Finally, this study shows that gender and media exposure are associated with people’s behavior in household mask waste management.

Read More
S-11474
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ariefanny Nabila; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Zakianis, Aria Kusuma
Abstrak:
Kondisi temperatur pesisir Jakarta yang terus meningkat akibat dampak dari perubahan iklim akan mempengaruhi penularan dan perkembangan penyakit, termasuk Tuberkulosis Paru. Kota Administrasi Jakarta Timur memiliki jumlah kasus TB Paru tertinggi di Provinsi DKI Jakarta dan terus mengalami kenaikan kasus. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi untuk menganalisis hubungan signifikan antara faktor mikro iklim dengan insiden TB Paru BTA (+). Hasil uji korelasi menunjukan adanya hubungan antara temperatur udara (lag 1: r= 0,1,93; lag 2: r= 0,289), kecepatan angin (lag 1: r= -0,139) dan curah hujan (lag 2: r= -0,173) dengan insiden TB Paru. Hasil analisis per bulan dan per tahun menunjukan hubungan antara faktor mikro iklim dengan insiden TB Paru BTA (+) pada periode musim basah. Faktor variabilitas mikro iklim dapat menggambarkan 0,8% dari insiden TB Paru BTA (+) yang sebenarnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan searah antara temperatur udara, kecepatan angin, tekanan udara dan curah hujan tinggi terhadap insiden TB Paru. Sementara itu curah hujan yang rendah dan kelembaban relatif memiliki hubungan berlawanan arah dengan insiden TB Paru. Saran dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan deteksi dini potensi peningkatan kasus TB Paru dengan indikator mikro iklim, serta memfokuskan pencegahan dan pengendalian TB Paru di musim basah.

The condition of Jakarta's coastal temperature which continues to increase due to the impact of climate change will affect the transmission and development of diseases, including Pulmonary Tuberculosis. East Jakarta Administrative City has the highest number of pulmonary TB cases in DKI Jakarta Province and continues to experience an increase in cases. This study used an ecological study design to analyze the significant relationship between microclimatic factors and the incidence of AFB (+) pulmonary TB. The results of the correlation test showed that there was a relationship between air temperature (lag 1: r= 0.1.93; lag 2: r= 0.289), wind speed (lag 1: r= -0.139) and rainfall (lag 2: r= - 0.173) with the incidence of pulmonary TB. The results of analysis per month and per year show the relationship between microclimatic factors and the incidence of AFB (+) pulmonary TB in the wet season period. The microclimate variability factor can describe 0.8% of the actual incident (+) Lung TB. The conclusion of this study is that there is a unidirectional relationship between air temperature, wind speed, air pressure and high rainfall on the incidence of pulmonary TB. Meanwhile, low rainfall and relative humidity have an opposite relationship with the incidence of pulmonary TB. Suggestions from this study are to develop early detection of the potential increase in pulmonary TB cases with microclimate indicators, and focus on prevention and control of pulmonary TB in the wet season.
Read More
S-11424
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive