Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Syaefty Dewi Rosa; Pembimbing: Zarfiel Tafal; Penguji: Laila Fitria, Chandra Rudyanto
S-6468
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fathiyya Aliyah Birjaman; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Rico Kurniawan, Chandra Rudyanto
Abstrak:
Indonesia merupakan salah satu negara berpendapatan menengah yang 72 juta penduduknya atau hampir lebih dari seperempat penduduknya merupakan perokok aktif. Kelompok umur dengan prevalensi tertinggi ada pada kelompok remaja dan dewasa yang rentan terhadap perilaku merokok. Tingginya angka perokok berkontribusi pada tingginya prevalensi penyakit yang berhubungan dengan rokok. Berhenti merokok menjadi langkah penting untuk mencapai target pengurangan tembakau yang dapat berdampak signifikan pada peningkatan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok. Penelitian ini menggunakan data GATS 2021 di Indonesia dengan sampel penduduk usia 15-44 tahun. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan analisis regresi logistik. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok pada penduduk 15-44 tahun di Indonesia adalah jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, larangan merokok di rumah, dan status merokok keluarga. Sedangkan umur, status ekonomi, tempat tinggal, umur pertama merokok, pengetahuan bahaya rokok, pernah mengunjungi KTR, keterpaparan media antirokok dan keterpaparan iklan rokok tidak berhubungan signifikan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku berhenti merokok adalah status merokok keluarga. Diharapkan upaya berhenti merokok yang berfokus pada pendekatan keluarga yang dapat didukung dengan adanya larangan merokok di rumah. Upaya berhenti merokok juga dapat berfokus melalui tatanan sekolah atau pendidikan dengan meningkatkan kesadaran pentingnya berhenti merokok. Pendekatan promosi kesehatan dapat difokuskan pada tatanan tempat kerja melalui pemilik usaha/wiraswasta maupun kelompok pekerja untuk meningkatkan keberhasilan berhenti merokok pada penduduk usia 15-44 tahun.

Indonesia is one of the middle-income countries where 72 million people or almost more than a quarter of the population are active smokers. The age group with the highest prevalence is teenagers and adults who are vulnerable to smoking behavior. The high number of smokers contributes to the high prevalence of smoking-related diseases. Quitting smoking is an important step towards achieving tobacco reduction targets that can have a significant impact on health outcomes. Therefore, it is important to examine the factors associated with quit smoking. This study used GATS 2021 data in Indonesia with a sample of the population aged 15-44 years. Used a cross-sectional design with logistic regression analysis. Based on the results of logistic regression analysis, the factors associated with smoking cessation in the population of 15-44 years in Indonesia are gender, education, employment status, smoking restrictions at home, and family smoking status. While age, economic status, place of residence, age of first smoking, knowledge of the dangers of smoking, ever visited KTR, exposure to anti-smoking media and cigarette advertisements were not significantly associated. The most dominant factor associated with smoking cessation is family smoking status. It is hoped that smoking cessation efforts will focus on a family approach which can be supported by a smoking ban at home. Efforts to stop smoking can also be focused through schools or education by increasing awareness of the importance of quitting smoking. A health promotion approach in the workplace to increase the success of quitting smoking in the population aged 15-44 years.
Read More
S-11617
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zurayya Fadila; Pembimbing: Milla Herdayati, Besral; Penguji: Toha Muhaimin, Rahmadewi, Chandra Rudyanto
Abstrak: Angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator derajat kesehatan dan sebagai informasi penting tentang kesehatan ibu dan bayi. AKB Indonesia pada tahun 2017 sebesar 24 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup masih tinggi, jika dibandingkan dengan negara-negara yang berada di Asia dan memiliki sosial ekonomi yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia seperti Sri Lanka, Filipina dan Vietnam. Permasalahan kematian bayi juga tidak dapat dilepaskan dari ketahanan hidup bayi, karena AKB merupakan cerminan dari lamanya bayi bertahan sejak dilahirkan. Berat badan bayi saat dilahirkan merupakan salah satu faktor penting yang erat kaitannya dengan kematian bayi. Terdapat beberapa variabel yang berhubungan dengan kematian bayi, diantaranya faktor maternal, faktor sosial ekonomi, faktor kontaminasi lingkungan, dan upaya pengendalian penyakit individu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berat badan lahir rendah terhadap ketahanan hidup bayi di Indonesia. Desain studi dalam penelitian ini adalah kohort retrospektif dan jumlah total sampel penelitian ini adalah 13.488. Bagi Ibu yang memiliki bayi agar memperhatikan pemberian nutrisi yang cukup dan memberikan makanan bergizi seimbang kepada anak, salah satunya degan pemberian ASI eksklusif
Read More
T-5507
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sandra; Pembimbing: Rita Damayanti, Dien Anshari; Penguji: Iwan Ariawan, Sarah Handayani, Chandra Rudyanto
Abstrak: Tingkat literasi kesehatan bagi Wanita Usia Subur (WUS) sangat penting, karena dapat mempengaruhi outcome kesehatan, salah satunya dalam pemilihan alat kontrasepsi yang tepat. Pengukuran literasi kesehatan pada penelitian dilakukan dengan menggunakan Health Literacy Questionnaire (HLQ) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan literasi kesehatan Wanita Usia Subur (WUS) terhadap pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Kabupaten Brebes Jawa Tengah (n=100). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder My Choice 2016 yang merupakan program kerjasama antara John Hopkins University (JHU) Center for Communication Program (CCP) Indonesia dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPKUI). Analisis dilakukan dengan analisis skor total HLQ, dan Analisis HLQ dihubungkan dengan dimensi Nutbeam. Literasi kesehatan sebagai variabel independen dan MKJP sebagai variabel dependen, kemudian usia, pendidikan dan pekerjaan sebagai variabel kontrol. Hasil analisis pada skor total HLQ menunjukan ada hubungan antara literasi kesehatan terhadap pemilihan MKJP setelah dikontrol oleh variabel lainnya. Hasil ini menunjukan perlunya peningkatan literasi kesehatan pada WUS dalam pemilihan penggunaan kontrasepsi yang tepat
Read More
T-5581
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muslimah; Pembimbing: Dian Ayubi, Dien Anshari; Penguji: Tri Krianto, ; Rudyanto, Chandra; Retno Damarwati
Abstrak: Data imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Tangerang berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 yaitu sebanyak 45,7% dengan status imunisasi dasar lengkap dan 43% dengan status imunisasi dasar tidak lengkap. Salah satu strategi Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap dengan pemberdayaan masyarakat melalui peran aktif kader posyandu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peran kader posyandu dalam program imunisasi dasar lengkap. Metode penelitian menggunakan kuantitatif dengan desain cross sectional, pengambilan sampel dengan simple random sampling dan sebanyak 104 telah terpilih sebagai responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. Responden pada penelitian ini adalah kader posyandu yang bertugas di wilayah kerja Kecamatan Cisauk yaitu Puskesmas Cisauk dan Suradita. Hasil penelitian menunjukkan peran kader yang aktif dalam imunisasi dasar lengkap rata-rata sebanyak 62,5% dimana peran dalam kegiatan imunisasi sudah dijalankan dengan cukup baik, terutama dalam hal penyebaran informasi tentang penyelenggaraan imunisasi di posyandu. Faktor-faktor yang yang berhubungan dengan peran kader pengetahuan, penghargaan, Supervisi. Faktor dominan dalam penelitian adalah Supervisi petugas kesehatan dengan nilai OR 9.3 yang artinya adanya supervisi petugas kesehatan akan memberikan peluang 9,3 kali terhadap peran kader dalam program imunisasi dasar lengkap di Kecamatan Cisauk di Kabupaten Tangerang tahun 2019.
Read More
T-5737
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Beta Aswarni; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Kartika Anggun Dimar Setio, Chandra Rudyanto
Abstrak: Remaja adalah masa kritis di mana individu memulai masa transisi dari kanak-kanak kedewasa (UNICEF, 2018). Erikson mendefinisikan remaja sebagai individu dalamkelompok yang berusia 12-18 tahun. Pada tahun 2017, persentase kesepian pada remajadi Indonesia adalah sebesar 6.7%. penelitian Cross sectional ini bertujuan untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Kesepian pada remaja dikota Solok, Sumatera barat. sampel penelitian ini berjumlah 172 orang. Hasil uji bivariatmenunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian Kesepian pada remajaadalah, Komunikasi Keluarga, Kualitas Pertemanan dan Self-esteem.Kata kunci:Remaja, Kesepian
Adolescents is a critical period in which individuals begin the transition from childhoodto adulthood (UNICEF, 2018). Erikson was published as a teenager as an individual in agroup that 12-18 years. In 2017, the percentage of loneliness in Indonesian adolescents is6.7%. This cross sectional study aims to determine the factors related to lonely amongSolok city adolescents, West Sumatra. The sample of this study was 172 people. Bivariatetest results show variables associated with loneliness in adolescents are, FamilyCommunication, Friendship Quality and self-esteem.Key words:Loneliness, Adolescents.
Read More
S-10202
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meita Ilyana; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Dien Anshari, Evi Martha, Hervita Diatri, Chandra Rudyanto
Abstrak: Sebagian besar kasus COVID -19 saat ini memiliki gejala ringan dan tidak bergejala serta adanya potensi reaktivasi pada pasien pasca rawat di rumah sakit mendasari pentingnya pemantauan kepatuhan keluarga dalam mengimplementasikan protokol perawatan pasien pasca rawat COVID-19 di rumah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kepatuhan keluarga terhadap protokol perawatan pasien pasca rawat COVID-19 di rumah dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja (usia, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas, dukungan petugas kesehatan, dukungan pelaku rawat pengganti) yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada 72 pasien pasca rawat COVID-19 di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Pengumpulan data dilakukan melalui daring bersama tim COMIC RSCM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga memiliki kepatuhan cukup baik dalam menerapkan protokol perawatan pasien di rumah dengan rata-rata score 81 dari skala 100. Diketahui diantara faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan, pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan pelaku rawat pengganti, faktor pengetahuan (p-value=0,004) dan ketersediaan fasilitas (pvalue=0,012) merupakan faktor dominan yang berhubungan signifikan dengan kepatuhan keluarga dalam menerapkan protokol perawatan pasien pasca rawat COVID19 di rumah. Responden yang memiliki pengetahuan baik berpotensi 5,312 kali untuk memiliki kepatuhan yang tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang. Selain itu, responden yang memiliki ruangan khusus dengan ventilasi baik juga berpotensi 5,2 kali untuk dapat menerapkan pedoman pencegahan penularan COVID-19 selama merawat pasien di rumah, dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki ruangan khusus. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa secara umum kepatuhan keluarga dalam menerapkan protokol perawatan COVID-19 di rumah sudah baik dan faktor pengetahuan serta ketersediaan fasilitas memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi kepatuhan tersebut.
Read More
T-6028
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Neiza Rachma; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Dien Anshari, Chandra Rudyanto, Maria Gayatri
Abstrak:
Remaja merupakan bagian dari generasi penerus bangsa yang memiliki peran besar dalam kemajuan suatu bangsa. Karakteristik remaja cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ingin diperhatikan diakui eksistensinya dan emosi yang belum stabil, mudah dipengaruhi oleh teman, mengutamakan solidaritas kelompok menyebabkan remaja rentan terhadap perilaku seksual pranikah berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pranikah pranikah remaja usia 15-24 tahun di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2017. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel sebesar 12.903 responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada responden yang sedang atau pernah berpacaran yang menyatakan pernah melakukan perilaku seksual pranikah pranikah sebesar 44% dan responden yang memeiliki pengetahuan rendah sebesar 40,9%. Hasil analisis multivariat pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pranikah pranikah didapatkan responden yang mendapatkan memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi rendah berisiko melakukan perilaku seksual pranikah pranikah sebesar 0,8kali dibandingkan yang memiliki pengetahuan tinggi seteah di konrol oleh pengaruh teman sebaya.

Adolescents are part of the nation's next generation who have a big role in the progress of a nation. Characteristics of adolescents tend to have high curiosity, want to be recognized for their existence and unstable emotions, easily influenced by friends, prioritizing group solidarity, causing adolescents to be vulnerable to risky sexual behavior. This study aims to determine the effect of reproductive health knowledge on premarital sexual behavior of adolescents aged 15-24 years in Indonesia using the 2017 IDHS data. The design used in this study was cross sectional with a sample of 12,903 respondents who met the study inclusion criteria. The results showed that 44% of respondents who are currently or have been dating who have ever engaged in premarital sexual behavior and respondents who have low knowledge are 40.9%. The results of the multivariate analysis of the effect of knowledge of reproductive health on premarital sexual behavior found that respondents who had knowledge of low reproductive health had a risk of engaging in premarital sexual behavior by 0.8 times compared to those who had high knowledge after being controlled by peer influence.

Read More
T-5906
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Sibuea; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Zarfiel Tafal, Mamahit, Chandra Rudyanto
T-4146
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Sibuea; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Zarfiel Tafal, Mamahit, Chandra Rudyanto
T-4146
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive