Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Anita Fujiastuti; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Bambang Sugiharto
S-3589
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diah Tama Novianti; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Hadi Pratomo, Joko Sugiharto
Abstrak: Pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi dapat menjadi bekal remaja dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab, namun tidak semua remaja memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi, salah satunya mengenai kebersihan genitalia. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku kebersihan genitalia santriwati Pondok Pesantren X Jakarta tahun 2019. Penelitian ini menggunakan disain studi crosssectional dengan menggunakan data primer pada 80 santriwati di Pondok Pesantren X Jakarta. Hasil menunjukkan bahwa 65% santriwati memiliki perilaku kurang baik dalam kebersihan genitalia Berdasarkan analisis bivariat, diketahui faktor yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku kebersihan genitalia adalah usia (p=0,033), pengetahuan (p=0,006), keterpaparan informasi (p=0,001), dan dukungan keluarga (p=0,004).
Kata kunci: kebersihan genitalia, perilaku, perilaku kebersihan genitalia, Pondok Pesantren, remaja, santriwati, pengetahuan, keterpaparan informasi, dukungan keluarga.

Adolescents knowledge about reproductive health can be a provision for adolescents in behaving healthily and responsibly, but not all adolescents have sufficient and accurate information about reproductive health, one of which is about genital hygiene. This thesis aims to determine the factors associated with genital hygiene behavior of female students at X Boarding School Jakarta in 2019. This study used a cross-sectional study design using primary data on 80 female students at X Boarding School Jakarta. The results show that 65% of female students have poor behavior in genital hygiene. Based on bivariate analysis, the factors that have a significant relationship with genital hygiene behavior are age (p = 0.033), knowledge (p= 0.006), information exposure (p= 0.001) and family support (p= 0.004).
Keyword: Genital hygiene, behavior, genital hygiene behavior, boarding school, adolecents, female student, knowledge, information exposure, family support
Read More
S-10353
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fintriane Gilda; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Poppy Yuniar, Sugiharto
Abstrak: Pendidikan dan Pelatihan kebidanan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas bidan dan pelayanan kebidanan. Maka dari itu, institusi pelatihan mengakreditasi pelatihan sebagai upaya jaminan mutu terhadap pelatihan kebidanan. Akreditasi pelatihan bagi tenaga kesehatan non pns dan masyarakan dilaksanakan oleh Pusdiklatnakes. Akreditasi pelatihan saat ini masih belum optimal pelaksanaannya, hal itu dikarenakan kurangnya informasi tentang alur dan persyaratan pengajuan akreditasi, duplikasi data, penumpukkan berkas pada lemari arsip, komunikasi feedback yang kurang lancar yang mengakibatkan proses pencatatan data, penilaian, dan pelaporan menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, dikembangkan prototype Sistem Informasi Akreditasi Pelatihan Teknis Kebidanan Berbasis Web dengan metode pendekatan sistem. Dari hasil pengembangan, prototype yang dirancang dengan Microsoft Visual Studio 2012 dan Microsoft SQL Server 2008 R2 ini menghasilkan tampilan informasi alur dan persyaratan akreditasi pada halaman depan web, basis data untuk menyimpan semua data dan dokumen akreditasi pelatihan, aplikasi penilaian akreditasi, informasi perkembangan pengajuan akreditasi, alat komunikasi antar penyelenggara pelatihan dan tim akreditasi berupa comment box, serta pelaporan yang terintegrasi antar data dan sesuai kebutuhan. Dengan prototype sistem informasi ini diharapkan pelaksanaan akreditasi pelatihan dapat berjalan lebih efektif dan efisien, sehingga semakin banyak pelatihan dapat terakreditasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelatihan. Kata kunci: Sistem Informasi, Akreditasi, Pelatihan, Berbasis Web
Read More
T-4334
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Risdawaty Rizar; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Sumijatun, Mieke Savitri, Untung Sugiharto
B-1019
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eric Irawati; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Anhari Achadi, Puput Oktamianti, Sugiharto, Erni Endah Sulistioratih
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara kepuasan kerja, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional melibatkan 69 staf pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan dengan menggunakan sampel total sampling.

Hasil analisis bivariat menggunakan analisis regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan: 1) kepuasan kerja, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara masing-masing memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB); 2) Kepuasan kerja, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara bersama- sama diuji yang memiliki hubungan signifikan dan paling dominan mempengaruhi terjadinya Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah kepuasan kerja setelah dikontrol variabel kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi.

Peningkatan perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB) pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan harus selalu ditingkatkan antara lain menciptakan dan meningkatkan unsur-unsur kepuasan kerja pegawai, kepemimpinan transformasional di antara para pimpinan dan staf serta menciptakan lingkungan budaya organisasi yang mendukung terjadinya perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB).

Kata kunci : Organizational citizenship behavior, OCB, kepuasan kerja, kepemimpinan transformasional, budaya organisasi, perilaku organisasi
Read More
T-4384
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadhira Silmi Alifa; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Dadan Erwandi, Kartika Anggun Dimar Setio, Nining Mularsih, Sugiharto Isnadi
Abstrak:
Prevalensi HIV pada ibu rumah tangga di Indonesia terus meningkat. Ibu dengan HIV menghadapi tekanan psikologis dan sosial yang kompleks selama kehamilan dan setelah melahirkan. Penelitian ini bertujuan menggali strategi coping yang digunakan oleh ibu dengan HIV dalam menghadapi stresor internal dan eksternal, merujuk pada Transactional Model of Stress and Coping oleh Lazarus dan Folkman (1984). Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan lima informan utama dan sejumlah informan kunci dari keluarga, tenaga kesehatan, serta Dinas Kesehatan dan KPA Provinsi DK Jakarta. Data dianalisis menggunakan analisis tematik untuk menelaah pengalaman informan. Hasil menunjukkan bahwa ibu menghadapi stresor seperti stigma internal, ketakutan penularan vertikal, rasa bersalah, tekanan sosial, dan kesulitan ekonomi. Sumber daya coping berkembang seiring proses penerimaan diri dan adanya akses informasi kesehatan. Adapun dukungan pasangan, keluarga, dan lingkungan sosial memiliki peran penting dalam membangun Strategi coping yang digunakan mencakup problem-focused coping (kepatuhan ARV, mencari layanan kesehatan dan bantuan) dan emotion-focused coping (misalnya penerimaan diri, pendekatan religius, afirmasi positif, dan aktivitas rekreasi). Penelitian ini menekankan pentingnya sistem dukungan psikososial dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dengan HIV. Adapun hasil dari penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan intervensi dukungan psikososial bagi ibu dengan HIV.

The prevalence of HIV among housewives in Indonesia continues to rise. Mothers living with HIV (MLWH) face complex psychological and social pressures during pregnancy and postpartum. This study aims to explore the coping strategies employed by MLWH in dealing with internal and external stressors, drawing on the Transactional Model of Stress and Coping by Lazarus and Folkman (1984). A qualitative case study approach was used, involving five primary informants and several key informants, including family members, healthcare providers, and representatives from the Jakarta Provincial Health Office and AIDS Commission (KPA). Thematic analysis was applied to examine informants’ experiences. The findings reveal that mothers experience a range of stressors such as internalized stigma, fear of vertical transmission, guilt, social pressure, and economic hardship. Coping resources evolved alongside self-acceptance and access to health information. Support from partners, family, and the social environment plays a crucial role in developing coping, which include both problem-focused coping (e.g., adherence to ARV therapy, seeking healthcare services and assistance) and emotion-focused coping (e.g., self-acceptance, religious approaches, positive affirmation, and recreational activities). This study highlights the importance of psychosocial support systems in enhancing the well-being of MLWH and may inform the development of psychosocial support interventions for MLWH.
Read More
T-7278
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizka Pratiwi; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Sandra Fikawati, Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Mugeni Sugiharto, Fajrinayanti
Abstrak:
Composite Index Anthropometric Failure (CIAF) adalah indikator alternatif penilaian status gizi pada anak-anak yang dapat mengidentifikasi semua anak yang kurang gizi, baik itu stunting, wasting, underweight, wasting dan underweight, stunting dan underweight, atau kombinasi ketiganya. Masalah gagal tumbuh pada balita berdasarkan CIAF di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok pada tahun 2023 sebesar 29,8%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pengukuran konvensional dengan indikator tunggal dari stunting, wasting dan underweight di Kota Depok berdasarkan SKI 2023 secara berurutan yaitu 14,3%, 5,8% dan 12,8%. Penelitian bertujuan mengetahui determinan status gizi anak usia 6-59 bulan berdasarkan CIAF di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat tahun 2023. Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional menggunakan data sekunder dan analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Terdapat 317 anak usia 6-59 bulan dalam penelitian ini. Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan status gizi anak berdasarkan CIAF adalah asupan energi, asupan protein, asupan lemak dan asupan karbohidrat. Analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan energi menjadi faktor risiko pada status gizi anak berdasarkan CIAF pada anak usia 6-59 bulan di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat tahun 2023 setelah dikontrol variabel asupan protein dan asupan lemak (p=0,006; OR = 3,493, 95% CI = 1,428 – 8,543).

Composite Index Anthropometric Failure (CIAF) is an alternative indicator for assessing nutritional status in children which can identify all children who are malnourished, whether they are stunting, wasting, underweight, wasting and underweight, stunting and underweight, or a combination of all three. The problem of failure to thrive in children aged 6-59 months based on CIAF in Bojongsari District, Depok City in 2023 is 29,8%. This figure is higher than conventional measurements with single indicators of stunting, wasting, and underweight in Depok City based on the 2023 SKI respectively, namely 14.3%, 5.8%, and 12.8%.. The research aims to determine the determinants of the nutritional status of children aged 6-59 months based on CIAF in Bojongsari District, Depok City, West Java Province in 2023. This quantitative research with cross-sectional study design used secondary data, and data analysis was conducted using Chi-square test and multiple logistic regression. There were 317 children aged 6-59 months in this study. Bivariate analysis showed that variables related to children’s nutritional status based on CIAF were energy intake, protein intake, fat intake and carbohydrate intake. Multivariate analysis shows that energy intake is the risk factor in children’s nutritional status based on CIAF in children aged 6-59 months in Bojongsari District, Depok City, West Java Province in 2023 after controlling for the variables protein intake and fat intake (p=0.006; OR = 3.493, 95% CI = 1.428 – 8.543).
Read More
T-6999
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yeremia Prawiro Mozart Runtu; Pembimbing: Syahrizal; Penguji: Artha Prabawa, Helda, Jhon Sugiharto, Hidayat Nuh Ghazali Djadjuli
Abstrak:
Eliminasi Tuberkulosis (TB) di Indonesia pada tahun 2030 dapat dicapai dengan cakupan pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) yang optimal. Namun cakupan pemberian TPT Kota Depok sebesar 8,57% dari target 50% di tahun 2023. Penilaian pelayanan TPT dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan layanan TPT berdasarkan komponen input dan proses serta mengetahui masalah utama yang menghambat layanan TPT di kota Depok. Penelitian mixed method didahului fase kuantititaif menilai tingkat kepatuhan puskesmas terhadap standar layanan TPT komponen input dan proses melalui kuesioner yang diisi mandiri oleh tim TB puskesmas. Tingkat kepatuhan dikategorikan baik (>81%), cukup (60%-80%), dan kurang (<59%). Lalu diikuti fase kualitatif dengan wawancara mendalam kepada penangungjawab program TB puskesmas. Dari 15 puskesmas, 87% (13) puskesmas tidak mencapai target nasional cakupan pemberian TPT. 60% (9) puskesmas mendapatkan skor cukup pada komponen input dan 27% (4) puskesmas mendapatkan skor cukup pada komponen proses. Tingkat kepatuhan terendah dari komponen input antara lain tidak tersedia logistik TST (85,7%), analis laboratorium dan tenaga farmasi belum dilatih program TPT (85,7%), tidak tersedianya alat TCM TB di dalam Puskesmas (73,3%), tidak tersedia logistik obat TPT untuk 1 tahun (63,7%). Tingkat kepatuhan terendah dari komponen proses adalah penemuan kasus TBC Laten tidak dilakukan dengan menggunakan rontgen dada di dalam Puskesmas (100%) dan tidak adanya kunjungan oleh Dinas Kesehatan untuk bimbinan teknis program TPT (46,7%). Persepsi tenaga kesehatan dianalisis secara tematik menunjukkan bahwa keterbatasan logistik dan tenaga kesehatan yang belum dilatih program TB dan TPT, kegiatan investigasi kontak belum dilakukan pada kasus indeks milik rumah sakit, kurangnya KIE dari tenaga kesehatan kepada keluarga pasien serta kurangnya supervisi dari dinas kesehatan menjadi hambatan layanan TPT di kota Depok. Program TB nasional perlu menetapkan standar layanan TPT. Dinas Kesehatan Kota Depok melakukan pelatihan kepada tim TB puskesmas da monitoring ketersediaan logistik TPT. Puskesmas melakukan edukasi tujuan dan manfaat TPT kepada populasi berisiko.

Elimination of Tuberculosis (TB) in Indonesia by 2030 can be achieved by providing optimal coverage of tuberculosis prevention therapy (TPT). However, the coverage of providing TPT in Depok is 8.57% of the target of 50% in 2023. The TPT service assessment was carried out to determine the level of TPT service compliance based on input and process components and to find out the main problems that hamper TPT services in Depok. This mixed method research was preceded by a quantitative phase assessing the level of compliance of puskesmas with TPT service standards for input and process components through a questionnaire filled out independently by puskesmas TB team. The Level of compliance is categorized as good (>81%), sufficient (60%-80%), and poor (<59%).This was followed by a qualitative phase with in-depth interviews with the person in charge of the puskesmas TB program. Of the 15 puskesmas, 87% (13) of puskesmas did not reach the national target for TPT coverage. 60% (9) puskesmas got a sufficient score on the input component and 27% (4) puskesmas got a sufficient score on the process component. The lowest levels of compliance from input components include unavailability of TST logistics (85.7%), laboratory analysts and pharmaceutical personnel not having been trained in the TPT programs (85.7%), unavailability of TB GenXpert in the puskesmas (73.3% ), no TPT drug logistics available for 1 year (63.7%). The lowest level of compliance with the process components was that latent TB case detection was not carried out using chest x-rays in puskesmas (100%) and there were no visits by the Depok District Health Office for supportive supervision on the TPT program (46.7%), The perception of health workers analyzed thematically shows that limited TPT logistics and health workers who have not been trained in TB and TPT programs, contact investigation activities have not been carried out in index cases belonging to hospitals, lack of IEC from health workers to the patient's family and lack of supervision from the health service are barriers to service TPT in Depok. the national TB program sets TPT services standards. The Depok District Health Office conducted training for puskesmas TB team and monitored the availability of TPT logistics. Puskesmas educates the aims and benefits of TPT to at-risk populations.
Read More
T-7018
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive