Ditemukan 41220 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Angka kematian bayi dan anak usia dibawah dua tahun (baduta) merupakan indikator kualitas hidup suatu bangsa. Salah satu upaya yang ditetapkan untuk mencegah kematian bayi dan baduta adalah melalui program peningkatan pemberian ASI. Namun tampaknya praktik pemberian ASI belum menunjukkan perubahan yang nyata. Antara lain, inisiasi ASI tidak segera diberikan oleh sebagian besar ibu yang baru melahirkan. Paling tidak 50% dari ibu-ibu yang baru melahirkan tidak segera memberikan ASI kepada bayinya dalam waktu 1 jam setelah persalinan (SDKI 1991, 1994 dan 1997).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara inisiasi ASI dan faktor faktor lainnya di wilayah Jawa Bali dengan menggunakan data SDKI 1997. Populasi penelitian ini adalah baduta yang pernah mendapat ASI. Jumlah sampel yang ada untuk analisis Inisiasi ASI adalah 1979 baduta, sedangkan jumlah sampel yang ada untuk analisis Lama Menyusui adalah 534 baduta. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square (X 2) sedangkan analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (54,01%) ibu segera menyusui bayinya dalam waktu 1 jam setelah lahir (inisiasi ASI cepat) dan sebesar 45, 99% ibu tidak segera menyusui bayinya (inisiasi ASI lambat). Sebesar 22, 10 % ibu menyusui bayinya cukup lama ³ 2 tahun/24 bulan. Dan 77, 90.% ibu menyusukan bayinya kurang dari 2 tahun/24 bulan.Dari analisis bivariat variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan inisiasi ASI adalah pekerjaan ibu dan tempat tinggal (rural/urban), sedangkan yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan Lama Menyusui adalah tempat persalinan, penolong persalinan dan tempat tinggal (rural/urban).Analisis multivariat menunjukkan tiga variabel independen yang menjadi faktor yang mempengaruhi Lama Menyusui adalah tempat persalinan dan pendidikan SLTA, SLTP dan SD. Ibu yang melahirkan di bukan fasilitas kesehatan berpeluang menyusui selama ³ 2 tahun/24 bulan 2,53 kali dibandingkan dengan ibu yang melahirkan di fasilitas kesehatan. Ibu yang berpendidikan SLTA, SLTP dan SD, berturut-turut berpeluang menyusui selama ³ 2 tahun/24 bulan 11 kali, 7 kali dan 8 kali dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan universitas. Sementara itu Inisiasi ASI tidak mempengaruhi Lama Menyusui secara bermakna. Dari ketiganya yang paling dominan adalah faktor pekerjaan. Variabel independen yang mempengaruhi Inisiasi ASI adalah pekerjaan ibu dan umur ibu yang berusia lebih dari 30 tahun. Ibu yang bekerja mempunyai peluang untuk memulai inisiasi ASI dini 0,58 kali dibanding ibu yang tidak bekerja, dipihak lain ibu yang berusia lebih dari 30 tahun mempunyai peluang memulai inisiasi ASI 0,80 kali dibanding ibu yang berumur kurang dari 30 tahun. Faktor yang paling dominan adalah pekerjaan ibu.Dalam rangka meningkatkan pemberian ASI perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan mengenai ASI dan cara melakukan penyuluhan atau konseling yang baik, melalui pelatihan penyegaran. Pemantauan terhadap pelaksanaan program peningkatan pemberian ASI dan pembinaan secara intensif terhadap petugas kesehatan perlu dilakukan sebagai bagian dari program peningkatan praktik pemberian ASI.
Mortality rates of infant and under two years old children are indicators of life quality of a nation. Breastfeeding is an effort launched to prevent infant and under two mortalities. Based on SDKI 1991, 1994, and 1997, increased percentage of breastfeeding within the first day was followed by the increase of duration of breastfeeding. This study aimed to know the association between breastfeeding initiation and breastfeeding duration in Jawa and Bali islands and factors related to both practices in the SDKI 1997 data.This study is secondary data analysis of SDKI 1997 data that was cross-sectional study. The population of the study is under two children who ever breastfeed. Number of sample for breastfeeding initiation is 1979 under two children and number of sample for breastfeeding duration is 534 under two children.Bivariate analysis was conducted using chi square test, multivariate analysis using logistic regression analysis. The study shows that more than half of the mothers immediately breastfeed their infant (54.01%). Mothers with long breastfeeding duration is 22.10%, and 77.90% breastfeed their infant only for a short duration. Bivariate analyses shows that variables related significantly with breastfeeding initiation are mother's type of work and mother's living area (rural/urban) and variables related significantly with breastfeeding duration are place of delivery, helper of delivery and place of home (rural/urban).Multivariate analyses showed three independent variables that influenced the duration of breastfeeding, that is mother's status of work, place of delivery, and living area (rural/urban). The most dominant factor for breastfeeding initiation is mother's status of work and for breastfeeding duration is place of delivery.To improve breastfeeding practices, the health personnel should be trained both in breastfeeding mechanism and in counseling skills. It is also important to intensively monitor the health personnel regarding their practices to encourage mother's breastfeeding practices.
Kata kunci: Komplikasi persalinan, wanita usia subur
Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi komplikasi persalinan di Indonesia.Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel penelitian adalah total sampling. Sampel dalam penelitian ini wanita yang pernah kawin usia 15-49 tahun, pernah melahirkan dan yang dianalisis adalah kelahiran anak terakhir yang tercakup dalam data SDKI 2012 sebesar 14.023 ibu.
Hasil determinan yang berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan adalah paritas, komplikasi kehamilan, penolong persalinan, tempat persalinan, dan pendidikan.
Kata Kunci : Komplikasi Persalinan, Kematian Maternal
The complication rate of births in Indonesia increased, this can be seen from the data in the 2002-2003 to IDHS 2012.Based on IDHS data is IDHS 2002 and 2007, the incidence of complications of childbirth in Indonesia increase 11%. When we compared with the incidence of complications of labor based on data IDHS IDHS 2007 and 2012, the number of delivery complications increased by 19.4%.
This research aims to know description of the factors that influence the delivery complications in this Indonesia. This research is a descriptive analytic research with cross sectional design. Sample in this research is total sampling. The sample in this study ever married women aged 15-49 years, had given birth and the birth of the last child is analyzed is included in the data IDHS 2012 of 14.023 mothers.
Results determinant incidence of complications related to are parity, complications of pregnancy, birth attendants, birth place, and education levels.
Keywords: Complications of Childbirth, Maternal Mortality
Penyebab utama kematian ibu hampir di seluruh dunia terutama di negara berkembang adalah karena komplikasi kehamilan, persalinan maupun nifas yaitu perdarahan, eklamsi, aborsi, sepsis dan persalinan sulit atau lama. Di dunia maupun di Indonesia persalinan lama berada di urutan kelima dari penyebab utama kematian serta kesakitan ibu maupun bayinya. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kejadian persalinan lama adalah faktor ibu, faktor janin serta faktor kehamilan itu sendiri. Persalinan lama dapat dicegah melalui pelayanan yang berkualitas melalui deteksi dini pada saat antenatal dan selama persalinan berlangsung.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian persalinan lama dan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian persalinan lama di rumah sakit umum unit swadana daerah Kabupaten Subang Jawa Barat pada tahun 2001. Penelitian dilakukan dengan menganalisis data sekunder dari bagian kebidanan RSUD Subang tahun 2001. Desain penelitian adalah kasus kontrol dimana kasus adalah ibu yang mengalami persalinan lama yang dikaitkan dengan umur, paritas, CPD, penyakit, kelainan letak janin, janin kembar, hidramnion, ketuban pecah dini dan inersia uteri. Sedangkan sebagai kontrol adalah ibu yang tidak mengalami persalinan lama yang juga dikaitkan dengan variabel di atas.Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel yang berhubungan secara statistik dengan kejadian persalinan lama adalah CPD, penyakit yang diderita ibu, kelainan letak janin, janin kembar, ketuban pecah dini dan inersia uteri. Sedangkan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan persalinan lama adalah inersia uteri.Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada semua pihak yang terkait seperti dinas kesehatan daerah tingkat II Kabupaten Subang , RSUD Subang dan IBI cabang Kabupaten Subang untuk meningkatkan kerja sama dalam meningkatkan kemampuan dokter dan bidan mendeteksi dini komplikasi yang dialami ibu pada saat hamil dengan pelayanan antenatal yang berkualitas dan pemantauan proses persalinan dengan menggunakan partogtaf yang sudah distandardisasi oleh WHO tahun 2001, serta pelatihan asuhan persalinan normal, sedangkan bagi bidan praktik di komunitas melaksanakan pelayanan kebidanan berdasarkan standar pelayanan kebidanan yang sudah ada sehingga kejadian persalinan lama dapat dicegah dan ditanggulangi dengan segera.
Factors Which Has Relation to Onset Labor Incidence in Subang General Hospital, West Java in 2001The main cause of maternal death in the world especially in developing country is complication of pregnancy, labor process and post natal period. They are hemorrhagic, eclamsia, abortion, asepsis and prolong labor.In the world or Indonesia, prolong labor is in fifth level as due to morbidity or mortality both mother and baby.Factors which make cause of incidence prolong labor are mother, baby and pregnancy itself. Prolong labor could be prevented by quality care through early detection at antenatal and during labor process.The Objection of this study is to know factors and most factor which have relation to prolong labor incidence at Subang General Hospital in West Java in 2001. The study was done by analyzing secunder data that taken from Obstetry and Gynecology Department of Subang General Hospital in 2001. Design study was case control, those cases are women who had experience prolong labor which were linked to age, parity, CPD (cephalo pelvic disproportion), disease (that woman has), malpresentation, malposition, twins baby, hidramnion, PROM (premature ruptur of membran) and inertia uteri. While being as control are women who did not have experience prolong labor and also linked to the same variable.Study result shows that variables which have correlation statistically to prolong labor incidence are CPD, disease (that woman has), malposition, malpresentation, PROM, twins baby and inertia uteri, whereas dominant factor is inertia uteri.Based on study result, the author suggests to all institutions which are involved such as Health Department in District Subang, Subang General Hospital, Indonesia Midwife Association of District Subang hand in hand improving capability midwife and doctor by early detection of complication at pregnancy period by quality care of antenatal and observing labor process by using partograf which has already standardized by WHO in 2001 and also basic delivery care training.The author also suggests for midwife who practices in community, giving midwifery care based on standard of midwifery care, so that prolong labor could be prevented and solved as soon as possible.
The highest incidence of violence is domestic violence, women who have an attitude of disapproval of violence are able to fight and report acts of violence committed by their husbands. Attitudes towards wives towards violence are influenced by individual, family and community factors. This study aims to determine the factors related to the attitudes of wives towards violence against husbands in household in Indonesia. This study used secondary data from the 2017 Indonesian Health Demographic Survey (IDHS) with a cross sectional study design. The number of samples was 19,418 people. The results of this study indicate that out of 19,418 women aged 15-49 years in Indonesia, 71.1% of wives have a disagreement with husband's violence. Women who have a disagreement attitude are influenced by factors of age, education, area of residence, economic status and number of children. Education has a great influence with an OR value of 1.5 mothers with higher education have more disagreement with husband's violence than mothers who have low education. The problem of violence can be resolved by campaigning the issue of domestic violence to the community which is carried out intensively with a pattern of approaching individuals, families, community groups and according to the culture of the local community
