Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33987 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Henri Murti Prabowo; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Dadan Erwandi, Riana Eva
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran stres kerja karyawan dan melihat faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stres kerja. Penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif. Pengumpulan data melalui kuesioner dengan jumlah responden 52 orang. Hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan tingkat stres kerja didominasi karyawan yang mengalami tingkat stres tinggi 46,2%, tingkat stres menengah 40,4%, tingkat stres rendah 11,5%, dan tingkat stres sangat tinggi 1,9%. Perlu adanya strategi manajemen stres atau coping untuk mengelola stres yang terjadi pada karyawan PT. Bank X pada tahun 2016, sehingga dapat meningkatkan motivasi karyawan, produktivitas kerja, lebih siap menghadapi stres, dan menurunkan angka absensi karyawan. Kata kunci: Stres kerja, Tingkat Stres, Coping. Purpose of this research is to see description of work stress on employees and to get risk factors that related with work stress occurrence. This study is a descriptive survey research. The collecting data of this research through questionnaires with total of respondents 52 people. Result of this research shows work stress levels dominated by employees that have high stress level 46,2%, medium stress level 40,4%, low stress level 11,5%, and very high stress level 1,9%. There is a need about stress management strategies or coping to manage stress that occurs on employees PT. Bank X year 2016, so that increasing employee motivation, work productivity, prepared to deal with stress, and decrease employee absence number. Keywords : Work stress, Stress level, Coping.
Read More
S-9275
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muthiah; Pembimbing: Doni Himat Ramdhan; Penguji: Robiana Modjo, Faridah Tusafariah
Abstrak: PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dan properti. Karyawan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan ekspektasi konsumen dan organisasi sehingga tidak terlepas dari streskerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor bahaya psikososial yangberhubungan dengan stres kerja menggunakan desain studi cross sectional pada107 responden. Hasil penelitian menunjukkan 49,5% responden mengalami stres tinggi. Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan stres kerja padakaryawan adalah perkembangan karir, kepuasan kerja, hubungan interpersonal,desain kerja, beban kerja. tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrolpekerjaan dan jadwal kerja dengan stres kerja.

PT. X is a company of tourism and property industry. The employees arerequired to continuously improve the quality of services in accordance theexpectation of customers and organization that cause stress of work. This studyaims to analyze the association between psychosocial hazards and work relatedstress using a cross sectional study on 107 respondents. The result showed 49.5%of respondents experiencing high stress. Psychosocial factors significantlyassociated with work-related stress on employees are career development, jobsatisfaction, interpersonal relationship, task design and workload. There was nosignificantly associated job control, and work schedule with work-related stress.
Read More
S-8315
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vania Widyadhari Haris Putri; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Dadan Erwandi, Moh. Rifki Rosady
Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi pekerja terhadap faktor psikososial konteks dan konten pekerjaan serta mengetahui gejala stres kerja yang dikeluhkan karyawan. Variabel dependen penelitian adalah gejala stres kerja (fisik, psikologis, kognitif, dan perilaku), sedangkan variabel independen adalah faktor karakteristik individu (usia, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, dan tipe kepribadian), faktor psikososial konteks pekerjaan (budaya dan fungsi organisasi, peran di organisasi, perkembangan karir, pengambilan keputusan dan kontrol, hubungan rumah-kantor) dan konten pekerjaan (lingkungan kerja, desain tugas, beban kerja/ritme kerja, dan jadwal kerja). Desain penelitian cross sectional, pengambilan data kuesioner via daring dan melibatkan seluruh karyawan sebanyak 51 orang. Analisis univariat menggunakan perangkat lunak. Persepsi faktor psikososial mengacu pada skor rata-rata, skor 1,00-3,00 tergolong buruk dan 3,01-5,00 tergolong baik.
Read More
S-10713
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dian Sustana Safitri; Pemb. Robiana Modjo; Penguji: Ridwan Z. Sjaaf, Baiduri, Jusran Ampulembang, Mayarni
Abstrak:

Salah satu bentuk hazard adalah pola kerja/istirahat dan waktu kerja. Diklasifikasikan sebagai salah satu jenis hazard karena pola kerja berpotensi menimbulkan gangguan irama kerja dan istirahat pada manusia terutama pada pekerja shift malam. Sebagai salah satu akibat negatif dari pola kerja terutama pola shift, kelelahan kerja merupakan keluhan umum pada populasi pekerja. Hampir 20% dari populasi pekerja melaporkan gejala yang termasuk dalam kelelahan kerja . Sedangkan kelelahan kerja sendiri mempunyai efek negatif pada safety, kesehatan dan pembiayaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelelahan pada karyawan perusahaan migas X Kalimantan Timur dan hubungan antara kelelahan dengan pola kerja, umur, lama bekerja, jenis pekerjaan, jam kerja, indeks massa tubuh dan kondisi kesehatan untuk dapat diambil langkah - langkah dan upaya mitigasi. Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional dan pengukuran kelelahan dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu subjective feeling fatigue dengan menggunakan kuesioner Fatigue Assesment Scale (FAS) dan alat pengukur kecepatan reaksi reaction time. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase kelelahan bervariasi antara 33% sampai dengan 88%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jam kerja adalah faktor yang berhubungan dengan kelelahan sedangkan faktor pola kerja, umur, lama bekerja, jenis pekerjaan, indeks massa tubuh dan kondisi kesehatan tidak berhubungan. Analisis multivariat pada menunjukkan bahwa faktor jenis kerja, usia dan jam kerja adalah faktor - faktor yang dominan berpeluang mempengaruhi kelelahan. Perlunya dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai kelelahan kerja dengan mempertimbangkan faktor independen lain seperti faktor lingkungan dan tanggung jawab. Pemanfaatan waktu istirahat dengan baik, pengaturan waktu kerja, pengelolaan lingkungan kerja, program olah raga dan pemeriksaan kesehatan secara berkala merupakan usaha - usaha yang dapat dilakukan untuk penegelolaan keleleahan kerja di lokasi kerja.


One type of hazard is work/ rest pattern. It is classified into one type of hazard since the work pattern has potential to disturb working and rest rhythm for human being especially for night shift workers. As one of negative impacts of working pattern especially shifts work, fatigue is general complaint from workers population. Almost 20% of the worker`s population reporting fatigue symptom. Fatigue itself has negative effects on safety, health and cost. The purposes of this research are in order to know fatigue condition of employees who work at oil and gas company X East Kalimantan and the relationship between fatigue and working pattern, age, working tenure, working type, working hour, body mass index and illness for taking necessary and mitigation actions. The research design is cross sectional and fatigue measurement using 2 methods i.e. measuring subjective feeling fatigue with Fatigue Assessment Scale (FAS) questionnaire and measuring reaction time. The result showed that percentage of worker with fatigue is varying from 33% up to 88%. Working hour is the only independent factor which has relationship with fatigue among other factors such as working pattern, age, working tenure, working type, body mass index and illness. Multivariate analysis showed that working type, age and working hour are dominant factors which are contributing to fatigue. Conduct further research on fatigue using other independent factors such as environment and responsibility. Optimize rest and break time, working time arrangement, working environment management, fitness and sport program and annual medical program are mitigation programs for fatigue management on site.

Read More
T-2803
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mario Raka Pratama; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Mufti Wirawan, Fransiscus Fendy Novento ; Muhyi Nur Fitrahanefi
Abstrak:
PT X merupakan sebuah perusahaan tambang di Papua Tengah, melaporkan bahwa selama pandemi Covid-19, 57.8% pekerja mengalami burnout, 47.7% stres, dan 51.4% depresi. Divisi geoteknikal PT X, yang memiliki pekerjaan berisiko tinggi dan mobilitas tinggi, menghadapi faktor risiko gangguan psikososial yang signifikan. Penelitian tahun 2024 bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko ini dan memberikan rekomendasi untuk pengelolaan gangguan psikososial, mendukung komitmen perusahaan dalam pencegahan, perlindungan, promosi, dan dukungan kesehatan mental karyawan. Studi ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang deskriptif analitik di divisi geoteknikal PT X di Tembagapura dan Timika, Papua, dari April hingga Mei 2024. Populasi penelitian terdiri dari 644 karyawan, dengan 323 responden yang dipilih secara acak sederhana. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner COPSOQ III dan DASS-21. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gejala depresi 12.38%, ansietas 17.96%, dan stres kerja 21.67% di antara karyawan divisi geoteknikal PT X tahun 2024, dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Faktor individu, pekerjaan, organisasional, interpersonal, dan sosial berkontribusi signifikan terhadap gejala-gejala tersebut. Perusahaan disarankan mengadopsi strategi intervensi komprehensif untuk mengelola dan mencegah gangguan psikososial di kalangan karyawan.
PT X is a mining company in Central Papua, reported that during the Covid-19 pandemic, 57.8% of its employees’ experienced burnout, 47.7% experienced stress, and 51.4% experienced depression. PT X's geotechnical division, characterized by high-risk and high-mobility roles, faces significant psychosocial risk factors. The 2024 study aimed to identify these risk factors and provide recommendations for managing psychosocial disorders, supporting the company's commitment to prevention, protection, promotion, and support for employees' mental health. This quantitative study employed a cross-sectional descriptive analytic design in PT X's geotechnical division in Tembagapura and Timika, Papua, from April to May 2024. The study population comprised 644 employees, with 323 randomly selected respondents. Data were collected using COPSOQ III and DASS-21 questionnaires. The research findings revealed a prevalence of 12.38% for depression, 17.96% for anxiety, and 21.67% for work stress among PT X's geotechnical division employees in 2024, with varying severity levels. Individual, occupational, organizational, interpersonal, and social factors significantly contributed to these symptoms. The company is advised to adopt a comprehensive intervention strategy to manage and prevent psychosocial disorders among its employees.
Read More
T-7092
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gatha Haris Widodo; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Baiduri Widanarko, Neni Julyatri Sagala
Abstrak: Perkembangan bisnis yang pesat di Indonesia saat ini menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk sektor kesehatan. Laboratorium merupakan salah satu sarana dalam sektor kesehatan yang dituntut dapat unggul dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. PT. X adalah salah satu laboratoium swasta di Indonesia yang sudah memiliki beberapa penghargaan. Bagian pelayanan menjadi salah bagian terpenting dalam suatu sistem produksi di perusahaan ini. Penilaian terhadap faktor-faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres pada pekerja bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek belum pernah dilakukan sebelumnya, dimana pencatatan mengenai penilaian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan stres dan pengendaliannya belum tersedia sebagai suatu dokumen K3 yang dapat disosialisasikan bagi seluruh elemen bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan tingkat stres pekerja bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek tahun 2016. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan bagian pelayanan yang berjumlah 291 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari instansi terkait dan data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Dari hasil penelitian didapatkan 51,2% responden mengalami stress kerja tinggi dan 48,8% mengalami stres kerja rendah. Hasil analisis bivariat dengan tingkat kemaknaan 5%, diperoleh lima faktor yang berhubungan dengan stres kerja yakni budaya dan fungsi organisasi dengan p value 0,001, peran dalam organisasi dengan p value 0,002, pengembangan karir 0,001, hubungan interpersonal dengan p value 0,001, dan peralatan kerja dengan p value 0,001. Dari hasil penelitian tersebut perusahaan harus segera mengambil tindakan pengendalian untuk guna mencegah terjadinya stres di kalangan pekerja dan yang akhirnya bisa merugikan pekerja dan perusahaan sendiri.
Read More
S-9203
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dita Maharani Kusumaningrum; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Baiduri Widanarko, Wisnu Wardhana
Abstrak: Skripsi ini membahas terkait kesesuaian desain stasiun kerja, postur kerja dangambaran keluhan pada sistem otot rangka pada pengguna komputer di kantor pusatPT X Jakarta tahun 2016. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitiandeskriptif dengan desain penelitian cross sectional yaitu dilakukan dengan caramengobservasi kesesuaian desain stasiun kerja (kursi, meja, monitor, keyboard danmouse, dan telepon) dengan standar yang berlaku (OSHA) menggunakan alat ukurberupa checklist, observasi postur kerja dan menilai tingkat risiko ergonomipengguna komputer menggunakan metode ROSA (Rapid Office StrainAssessment), melihat gambaran keluhan pada sistem otot rangka dengan melakukanwawancara dan pengisian kuesioner CMDQ (Cornell Musculoskeletal DiscomfortQuestionnaire). Sehingga dari hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuantindakan perbaikan dan pengendalian berdasarkan hirarki pengendalian risikoterhadap ketidaksesuaian desain stasiun kerja dan postur kerja serta masalahkeluhan pada sistem otot rangka yang dialami oleh karyawan.
This research describes about the workstation design compliance, work posture, anddescription of musculoskeletal system symptoms among computer users at headoffice of PT X Jakarta year 2016. The research was carried out by using descriptivemethod and cross sectional as design study, by observing the workstation design(chair, desk, monitor, keyboard and mouse, and telephone) compliance against therespective standard (OSHA) using observation checklist as measurement tool, theobservation of work posture and the level of work posture risk among the computerusers were conducted by using ROSA (Rapid Office Strain Assessment) method, toget brief description of musculoskeletal system symptoms was by interviewing therespondent and completing CMDQ (Cornell Musculoskeletal DiscomfortQuestionnaire). Therefore, from this research, it may be used as reference todetermine the corrective action and control measure based on hierarchy of riskcontrol related to nonconformity of work station design, work posture and the issueof musculoskeletal system symptoms.
Read More
S-9144
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aji Utomo Putro; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Fatma Lestari, Ajeng Pramayu, Hairuddin Bangun Prasetyo
Abstrak: Angka kematian akibat lift di dunia pada 1999-2009 sebesar 263 orang yang disebabkan 57% terjatuh, 18% terjepit, 17% tertimpa benda, dan 9% penyebab lainnya. Salah satu upaya pencegahan kecelakaan dengan menganalisis faktor psikososial yang mengakibatkan stres kerja dan perilaku berisiko yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor psikososial terhadap stres kerja dan perilaku berisiko karyawan di PT. X. Metode penelitian yaitu deskriptif kuantitatif, desain studi cross-sectional, dengan sampel 200 orang. Faktor psikososial yang berhubungan yaitu beban kerja dan kecepatan kerja, pengendalian, fungsi organisasi, hubungan interpersonal, peran organisasi, pengembangan karir, home-work interface, tuntutan psikologis, partisipasi atau pengawasan, perundungan dan kekerasan. Terdapat hubungan antara stres kerja dan perilaku berisiko. Perilaku yang sering muncul ketika karyawan mengalami stres kerja yaitu terburu-buru saat bekerja. Keluhan stres kerja paling tinggi terkait keluhan fisiologis yaitu konsumsi obat penghilang sakit kepala; keluhan perilaku yaitu menyela dan memotong kalimat orang lain; keluhan emosional yaitu enggan pergi kerja. PT X sebaiknya melakukan risk assesment lebih komprehensif, memperjelas pengembangan karir, dan perhitungan ulang terkait beban kerja, efektifitas dan efisiensi agar tidak berdampak buruk terhadap work-life balance karyawan
The death rate due to elevators in the world at 1999-2009 was 263 people, caused by 57% falling, 18% being pinched, 17% falling by objects, and 9% other causes. One of the efforts to prevent accidents was to analyze psychosocial factors that caused work stress and at-risk behavior that can lead to work accidents. The purpose of this study was to determine the relationship of psychosocial factors to work stress and at-risk behavior of employees at PT. X which is engaged in the elevator and escalator sector. This research method was descriptive quantitative, cross-sectional study, with a sample of 200 people. Psychosocial factors related to workload and work speed, job control, organizational function, interpersonal relationships, organizational roles, career development, home-work interface, psychological demands, participation or supervision, bullying and violence. There is a relationship between work stress and at-risk behavior. Behaviors that often arise when employees experience work stress are rushing at work decisions. The highest work stress complaints were related to physiological complaints, namely the consumption of headache relievers; behavioral complaints, namely interrupting and cutting other people's sentences; emotional complaints, namely refusal to go to work; Cognitive complaints are difficulty thinking clearly and concentrating. PT X should conduct a more comprehensive risk assessment, clarify career development, and recalculate the workload, effectiveness and efficiency to prevent negative impact on employees' work-life balance.
Read More
T-6200
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadhia Dewi Sarah; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Dadan Erwandi, Yuni Kusminanti
Abstrak: Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Lingkungan kerja fisik, desain dan organisasi kerja yangtidak memadai seperti kecepatan dan beban kerja yang berlebih merupakanfaktor yang menimbulkan gangguan kesehatan akibat kerja termasuk stress kerja. Pada tahun 2005 sebanyak 22% pekerja Eropa mengalami stress berupa sakit punggung bagian bawah, nyeri otot, dan kelelahan.Penelitian dilakukan pada bulan November 2012 dengan desain studicross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan pada bagianpelayanan, operasional dan administrasi PT. X dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 31 orang.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja pada karyawan PT. X.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami stress sedang yaitu 64,5 % dari total responden kemudian diikuti dengan responden yang mengalami stress ringan sebesar 35,5 % dari totalresponden. Variabel stressor yang berhubungan (memiliki p-value < 0,05)dengan tingkat stress kerja adalah ketidakjelasan tugas dengan nilai ORmenunjukkan bahwa proporsi antara ketidakjelasan tugas dengan kejelasan tugas memiliki perbandingan 6 kali untuk mengalami stress ringan diperusahaan. Tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara jamkerja, kerja lembur, beban kerja berlebih, shift kerja, rutinitas pekerjaan, lingkungan fisik, dukungan atasan dan dukungan rekan terhadap tingkat stresskerja PT. X.Kata kunci : análisis, stres kerja
Work is part an important role ini human life. Physical workenvironment, design and inadequate work organization such as speed andexcessive workload are factors that cause health problems, including stresscaused by work. In 2005 as many as 22 %of European workers experiencingstress in the form of lower back pain, muscle aches and fatigue.The study was conducted in November 2012 with a cross sectionalstudy design. The population in this study were employees at service,operational and administrative in PT. X with number of sample many as 31people.Purpose this study was to determine factors that affect job stress onemployee at PT. X.The result showed that most respondents experienced moderate stresswas 64,5% of total respondents, followed by respondents who experiencedmild stress by 35,3% of total respondent. Stressor variables related (having p-value < 0,05) with level of work stress is lack of clarity task with OR valuesindicates ratio lack of clarity task has 6 times to experience mild stress in thecompany. Not find any significant association between work hours, overtime,excessive workload, work shift, work routine, physical environment,supervisor support and peer support with level of work stress at PT. X.Keywords : analysis, work stress.
Read More
S-7717
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Olivinia Qonita Putri; Pembimbing: Meily Kurniawidjadja; Penguji: Ridwan Zahdi Syaaf, Septyaningrum
Abstrak: Kedirgantaraan berisiko tinggi ancaman keselamatan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran safety climate di PT X Operator Helikopter tahun 2016, menggunakan desain survei dengan pendekatan semikuantitatif untuk pengolahan data. Besar sampel 68 responden diambil dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan skor safety climate sebesar 8,1 atau sangat kuat. Dimensi yang paling kuat adalah Persepsi Karyawan sebagai Individu terhadap nilai safety (8,4), sedangkan variabel yang menunjukkan nilai paling tinggi adalah Kebutuhan Pribadi terhadap Safety (8,9). Skor safety climate paling tinggi ada pada kelompok tingkat jabatan manajer (8,3), masa kerja 10- <15 tahun 5 tahun (8,5) dan departemen Operation (8,6). Kata Kunci: Safety Climate, Safety, Operator Helikopter. Aviation is a high risk industry that has health and safety hazard. This study aims to ascertain safety climate description of PT X Helicopter Operator in 2016 using survey design and semi-quantitative approach. Sample size is 68 respondents using Simple Random Sampling. The result displayed that safety climate score of PT X is 8,1 or very strong. Strongest dimension is Safety as Individual Perception (8,4) whilst the strongest variable is Personal Need for Safety (8,9). The highest safety climate score found from the group of managerial position (8,3), 10- <15 years of working in the company (8,5) and operation department (8,6). Keywords: Safety Climate, Safety, Helicopter Operator
Read More
S-9199
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive