Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32636 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Aisy Mutiara Rachmawati; Pembimbing: Atik Nurwayuni; Penguji: Masyitoh, Ika Wahju Nusati
S-9453
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Clara Josephine Ayal; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Ugi Sugiri, Mieke Savitri
S-9534
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anastasia Nuansa Fitri; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Sirpan
Abstrak: Analisis waktu tunggu operasi elektif memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan khususnya untuk pasien operasi elektif. Adapun tujuan daripenelitian ini yaitu untuk mengetahui rata-rata waktu tunggu operasi elektif pasienkhususnya dari rawat inap dan untuk mengetahui penyebab lamanya waktu tunggu dilihat dari input, proses dan output. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif dengan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, pencatatan waktu, telaah dokumen dan wawancara mendalam. Waktutunggu dihitung 2 kali, yaitu ketika pasien di poliklinik dan ketika pasien di rawatinap. Hasil penelitian didapatkan rata-rata waktu tunggu operasi elektif (daripoliklinik) yaitu 5.39 hari, dan 0.32 hari (dari rawat inap). Lamanya waktu tungguoperasi elektif dipengaruhi oleh kekurangan kamar perawatan, kamar dan alatoperasi, kekurangan SDM medis operasi, serta kondisi fisik pasien. Kesimpulan padapenelitian ini adalah waktu tunggu operasi elektif pasien rawat inap masih cukuplama, yaitu 5.39 hari yang melebihi standar SPM Rumah Sakit.
Read More
S-8439
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dimas Ragil Paramadhika; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Masyitoh, Arimurni Pardoko
Abstrak: SISTEM RUJUK KELUAR (DITUJUKAN KE RUMAH SAKIT LAIN) DIWAJIBKAN BAGI PASIEN DENGAN KONDISI DARURAT DAN STABIL, SETELAH DI REKOMENDASIKAN OLEH DOKTER. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGANALISIS FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR RUJUK KELUAR DI RSUP FATMAWATI TAHUN 2017. PENGUMPULAN DATA STUDI OBSERVASIONAL DENGAN PENDEKATAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF INI DILAKUKAN SECARA RETROSPEKTIF.

HASIL PENELITIAN MENUNJUKKAN BAHWA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN DOKTER DALAM MENGISI FORMULIR RUJUK KELUAR RUMAH SAKIT ADALAH FAKTOR PENGETAHUAN DOKTER, BEBAN KERJA DOKTER, KETERSEDIAAN SOP, FAKTOR PENGAWASAN DAN SISTEM PENGHARGAN DAN SANKSI. SESUAI SOP KETERLIBATAN PERAWAT DAPAT MEMBANTU PENGISIAN FORMULIR RUJUK KELUAR.

KATA KUNCI : RUJUKAN, KEPATUHAN, DOKTER, FORMULIR REFERRAL

SYSTEMS (TRANSFERRING PATIENT) FROM ONE HOSPITAL TO THE OTHER HOSPITAL HAS BEEN SET UP AND USING A SPECIAL FORM TO BE FILLED OUT BY ASSIGNED DOCTOR. THIS STUDY AIMS TO ANALYZE THE FACTORS RELATED TO THE COMPLETION OF THE FORM FILLED OUT BY THE DOCTORS IN FATMAWATI HOSPITAL. THIS OBSERVATIONAL STUDY WAS DONE USING QUALITATIVE AND QUANTITATIVE APPROACH .

THE STUDY REVEALED THAT FACTORS RELATED TO PHYSICIAN COMPLIANCE TO FILL OUT THE FORM WERE KNOWLEDGE OF PHYSICIAN ON THE IMPORTANCE OF THE COMPLETENESS OF THE FORM, WORKLOAD, NO STANDARD PROCEDURE, NO SYSTEMATIC MONITORING PROCESS. ACCORDING TO THE PROCEDURE, THE NURSE IS EXPECTED TO HELP IN COMPLETING THE FORM

KEYWORDS : REFERRAL, COMPLIANCE, DOCTORS, FORMS
Read More
S-9529
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitriah; Pembimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji: Anhari Achadi, Wahyu Sulistiadi, Budi Iman Santoso, Lies Nugrohowati
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu pelayanan instalasi farmasi rawat jalan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan (mixed method) dengan melakukan wawancara mendalam serta observasi waktu tunggu pelayanan obat yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis univariat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan obat racik dan paten di rumah sakit ini melebih standar waktu yang ditetapkan, ditemukan beberapa penghambat seperti ketersediaan sumber daya manusia, sarana prasarana dan fasilitas kerja yang merupakan hambatan terbesar dalam pelayanan ini. Disarankan kepada rumah sakit untuk dapat redisain layout farmasi, menghitung ulang pola ketenagaan serta pengaturan tugas sesuai dengan kompetensinya.

Kata Kunci : efisiensi, farmasi rawat jalan, obat racik dan paten

This study aims to improve the efficiency of service time of outpatient pharmacy installation in order to improve the quality of hospital services. The research method used is the method of combined research (mixed method) by conducting in-depth interviews and observation of drug service waiting time which then analyzed by using univariate analysis.

The result of the research shows that the waiting time for the service of racik and patent medication in this hospital exceeds the standard time set, found some obstacles such as availability of human resources, infrastructure and work facilities which is the biggest obstacle in this service. It is advisable to the hospital to be able to redesign the pharmacy layout, recalculate the pattern of the workforce as well as the arrangement of tasks in accordance with its competence.

Keywords: Efficiency, outpatient pharmacy, racik medicine and patent
Read More
T-5070
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ira Melati; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Puput Oktamianti, Dumilah Ayuningtyas, Emilia Amir
Abstrak: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara variabel kepemimpinan dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sebesar 19,32%, ada hubungan antara variabel perencanaan strategis dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sebesar 10,35%, ada hubungan variabel fokus pada pelanggan/pasien dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sebesar 18,75%, ada hubungan antara manajemen pengukuran analisis dan pengetahuan dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sebesar 4,75%, ada hubungan antara fokus pada tim/staf dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati 36%, ada hubungan antara manajemen proses dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sebesar 13,33% Manajemen Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati untuk selalu memperhatikan kebutuhan staf/tim terutama dalam peningkatan kompetensi staf/tim, serta kepada pihak Kementerian Kesehatan agar membuat kebijakan berupa penyusunan instrument monitoring dan evaluasi pasca akreditasi sebagai suatu alat untuk menilai rumah sakit yang telah terakreditasi sehingga diharapkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati yang terakreditasi dapat tetap dipertahankan bahkan semakin meningkat. Kata Kunci : Mutu Pelayanan, Akreditasi Versi 2012, Kriteria Malcolm Baldrige.
Read More
T-4262
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Himala Azzahra Putri; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Anhari Achadi, Dewi Lestarini
Abstrak: Waktu tunggu pasien Rawat Jalan Reguler RSUP Fatmawati masih melebihi Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu ≤ 60 menit. Waktu tunggu menjadi faktor yang menyebabkan ketidakpuasan pasien pada pelayanan pasien rawat jalan. Pada bulan Desember tahun 2016, RSUP Fatmawati membuka pelayanan rawat jalan eksekutif bagi pasien BPJS di Instalasi Griya Husada. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator yang paling penting dan luas dalam mengukur kualitas dan hasil dari pelayanan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui determinan faktor kepuasan pasien BPJS pada pelayanan rawat jalan eksekutif di Instalasi Griya Husada RSUP Fatmawati. Penelitian inimenggunakan desain cross sectional dengan pengambilan data melalui penyebaran kuesioner skala likert kepada 100 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 95% pasien BPJS yang merasa puas pada pelayanan rawat jalan eksekutif di Instalasi Griya Husada RSUP Fatmawati. Adapun faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah tangibles (OR=11,2 dan nilai p=0,024). Oleh sebab itu, rumah sakit disarankan untuk melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang ada di pelayanan rawat jalan eksekutif.
Kata kunci : Kepuasan, rawat jalan eksekutif, tangibles

Waiting times on regular outpatient at Fatmawati Central Hospital still exceeds minimun healthcare service standard (≤ 60 minute). Waiting times can becontributing factor influence outpatient dissatisfaction. In December 2016, Fatmawati Central Hospital opened excevutive outpaient for BPJS patients. Patient satisfaction can be one of the indicators for measurement health care service and evaluation. The purpose of this research is to know determinant factor on BPJS patient satisfaction in Griya Husada executive outpatient at Fatmawati Central Hospital 2018. This research uses cross sectional design with questionnare based on likert scale from 100 respondent. The result shows that patient satisfaction on BPJS patient is 95%. Factor that influence patient satisfaction is tangibles (OR=11,2 and p-value=0,024). Therefore, it is important for Fatmawati Central Hospital to improve in facilities and infrastructure in executive outpatient.
Keywords : Executive outpatient, satisfaction, tangibles
Read More
S-9678
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eni Dwijayanti; Pembimbing: Ascobat Gani; Penguji: Mardiati Nadjib, Kurnia Sari, Mary S. Maryam, Wirabrata
Abstrak:

ABSTRAK Kemajuan teknologi dalam peralatan kedokteran menciptakan alternatif baru dalam pelayanan kedokteran, termasuk di oftalmologi. Salah satu cara operasi katarak yang baru disebut fakoemulsifikasi (Fako) yang memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan cara konvensional yaitu Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas biaya dari dua metode operasi katarak yaitu Fako dan EKEK yang dilakukan di RSUP Fatmawati di Jakarta. Penelitian ini deskriptif, namun beberapa pendekatan analitis juga digunakan. Pengambilan data secara cross sectional dengan sampel sebanyak 192 pasien operasi katarak (96 pasien Fako dan 96 pasien EKEK) yang dipilih secara acak dari 300 populasi. Data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien yang menjalani operasi katarak pada tahun 2009 di rumah sakit untuk mengetahui tiga indikator keberhasilan operasi. Activity-based costing (ABC) digunakan untuk menghitung biaya dari setiap metode, dan teknik pembobotan oleh duabelas dokter mata dari RSUP Fatmawati dan RSU Dr. Sardjito dilakukan untuk mendapatkan nilai tunggal (indeks komposit) dari efektivitas operasi katarak. Biaya yang dihitung adalah biaya langsung yang berhubungan dengan operasi katarak, yaitu biaya pemeriksaan mata, biaya laboratorium, biaya rontgen thorax, biaya konsultasi, biaya operasi, biaya pelayanan farmasi, dan biaya administrasi. Efektivitas diperoleh melalui pembobotan tiga indikator keberhasilan operasi katarak, yaitu ketajaman visus pasca operasi, tidak adanya astigmat pasca operasi, dan tidak adanya komplikasi intra-operasi dan pasca-operasi. Perhitungan efektivitas operasi katarak dilakukan dengan modifikasi metode Bayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya satuan normatif operasi Fako sebesar Rp. 4.419.755,17, yang lebih mahal dibandingkan EKEK (Rp. 3.369.549,24). Biaya obat-obatan dan bahan medis adalah komponen biaya terbesar pada operasi katarak di RSUP Fatmawati. Hasil penelitian menunjukkan ketajaman visus pasca-operasi untuk grup Fako secara signifikan lebih baik daripada kelompok EKEK (p <0,05 dan odds ratio = 28.5). Dalam hal tidak adanya astigmat pasca-operasi, kelompok Fako secara signifikan lebih baik daripada kelompok EKEK (p <0,05, rasio odds = 22.7). Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok untuk tidak adanya komplikasi intra-operasi dan pasca-operasi (p> 0,05). Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa Average Cost-effectiveness Ratios (ACER) metode Fako lebih rendah (Rp.1.379.326,08) dibandingkan dengan ACER EKEK (Rp. 1.485.113,49). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, dalam penelitian ini metode Fako lebih cost effective daripada metode EKEK. Disarankan penelitian lebih lanjut yang mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pasien operasi katarak dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif terhadap dua teknik operasi katarak dan pilihan yang lebih baik terhadap teknik operasi yang dapat ditawarkan untuk populasi yang lebih luas.


 

Abstract Technological advancement in medical equipment has created new alternatives in medical care, including in ophthalmology. One of the new cataract operation called Phacoemulsification (Phaco) provides better results as compared to conventional Extracapsular Cataract Extraction (ECCE). This study aimed at exploring the cost-effectiveness of two methods of cataract surgeries i.e. Phaco and ECCE done at Fatmawati General Hospital in Jakarta. It was a descriptive inquiry in nature; however, some analytical approaches were also used. A cross sectional examination of a sample of 192 cataract surgery patients (96 phaco patients and 96 ECCE patients) was randomly selected from 300 populations. Secondary data were obtained from patients? medical records undergoing cataract surgeries in 2009 at the hospital to explore three success indicators of the surgeries. Activity-based costing (ABC) was used to calculate the costs of each method, and weighing technique of twelve peer ophthalmologists from Fatmawati General Hospital and Dr. Sardjito General Hospital was done to obtain a single value (composite index) of the effectiveness indicators of the cataract surgery. The costs were calculated for direct costs relevant to cataract surgery, i.e. the costs of eye examinations, laboratory tests, thorax roentgen, consultation, surgical fees, pharmaceutical services, and administrative costs. The effectiveness were obtained through the weighing of three success indicators of cataract surgery, i.e. post-operative visual acuity, the absence of post-operative astigmatism, and the absence of intra-operative and post-operative complications. The calculation of effectiveness of cataract surgery was performed by modified Bayes Method. The findings of the study showed that the normative unit cost of Phaco surgery was Rp. 4.419.755,17, which was more expensive than that of ECCE (Rp. 3.369.549,24). The costs of medicines and medical supplies were the largest cost components in cataract surgery in Fatmawati General Hospital. The result of study showed that post-operative visual acuity for Phaco group was significantly better than ECCE group (p 0.05). The result of this study also found that the average cost-effectiveness ratio (ACER) of Phaco method was lower (Rp.1.379.326,08) than that of ECCE (Rp. 1.485.113,49). Therefore, it was concluded that, in this study, Phaco method was more cost effective than ECCE method.More rigorous studies covering all the costs incurred to patients of cataract surgeries using a bigger sample size were suggested, so that a more comprehensive understanding of the two cataract surgery techniques could be obtained and a better choice of the surgery technique could be offered for wider population.

Read More
T-3280
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asiyah Tsabita Maulana; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Sandi Iljanto; Indra Joko Mulyono
Abstrak: Penelitian ini membahas waktu pelayanan pasien rawat jalan di RSU Hasanah Graha Afiah pada tahun 2014 menggunakan pendekatan Six sigma. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran waktu pelayanan rawat jalan dan menganalisis penyebab lamanya waktu pelayanan rawat jalan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif dengan metode observasi dan wawancara mandalam. Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata waktu pelayanan rawat jalan adalah 102,95 menit. Proses yang paling lama adalah pada saat menunggu rekam medis, menunggu panggilan poli, dan menunggu obat. Penyebab lamanya waktu menunggu tersebut dikarenakan jumlah pasien meningkat, sistem booking, lamanya waktu pemeriksaan, dan kurangnya SDM di unit farmasi.
Kata kunci : Rawat jalan, Six sigma, waktu pelayanan

This research discusses about outpatient service time in General Hospital Hasanah Graha Afiah in 2014 using six sigma approach. Purposes of this research are to determine the overview of outpatient service time and to uncover the root causes of long service time. This research uses both quantitative and qualitative method by using observation and in-depth interview. Tehe research reveals an average service time of 102.92 minutes. The longest processes are medical record waiting time, poly waiting time, and medication waiting time. The causes of the long waiting time are increased patient number, booking system, length of examination, and lack of human resources in pharmacy.
Keywords : Outpatient, Six sigma, service time
Read More
S-8543
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dyah Batiar Aprillia; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Ede Surya Darmawan, Indah Rosana Djajadiredja
Abstrak: Penelitian ini menggunakan metode Narrative Review tentang analisis konsepLean Thinking terhadap perbaikan waktu tunggu pelayanan pasien Instalasi Rawat JalanRumah Sakit di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaranimplementasi konsep Lean Thinking dalam mengatasi waktu tunggu pelayanan pasienInstalasi Rawat Jalan Rumah Sakit. Agar memperoleh literatur layak uji, penelitimenggunakan pedoman PRISMA. Peneliti mendapatkan 12 literatur dengan metodepenelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa konsep Leandapat membuktikan proses pelayanan rawat jalan Rumah Sakit di Indonesia masihbelum Lean. Terdapat 7 literatur yang menunjukkan bahwa Lean efektif mengurangilama waktu tunggu pelayanan pasien rawat jalan di Rumah Sakit dibuktikan denganmengadopsi prinsip utama Lean, yaitu Standardize work dan Heijunka. Agar tercapaikondisi Lean, Rumah Sakit harus menyelaraskan implementasi antara 5 prinsip Lean(Customer value, value stream, flow, pull, perfection) dengan budaya organisasi, polapikir, metode Lean, membudayakan 5 S, dengan melibatkan seluruh pihak di RumahSakit untuk menyelesaikan masalah secara konsisten dan berkesinambungan.Kata kunci:Waktu Tunggu Rawat Jalan; Lean Rumah Sakit; Lean Hospital
This study uses the Narrative Review method concerning the analysis of theLean Thinking concept towards improving the waiting time for patient services in theOutpatient Hospital in Indonesia. The purpose of this study was to describe theimplementation of the Lean Thinking concept in overcoming the waiting time for patientservices in the Hospital Outpatient Installation. In order to obtain test-worthyliterature, researchers used the PRISMA guidelines. The researcher obtained 12literatures using qualitative and quantitative research methods. The results of the studyconclude that the Lean concept can prove that the outpatient service process ofhospitals in Indonesia is still not Lean. There are 7 literatures that show that Lean iseffective in reducing the waiting time of outpatient services at the hospital as evidencedby adopting Lean's main principles, namely Standardize work and Heijunka. In order toachieve the Lean condition, the Hospital must align the implementation of the 5 Leanprinciples (customer value, value stream, flow, pull, perfection) with organizationalculture, mindset, Lean method, cultivate the 5 S, by involving all parties in the hospitalto solve problems consistently and continuously.Keywords:Outpatient Waiting Time; Lean Hospital.
Read More
S-10329
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive