Ditemukan 41476 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Firda Rachmadianty; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Bambang Sutoyo
Abstrak:
BANYAKNYA WAKTU YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK BERAKTIVITAS DI DALAM RUANGAN DAPAT MENIMBULKAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN, SEPERTI SICK BUILDING SYNDROME (SBS). TIDAK HANYA PADA PEKERJA DI PERKANTORAN, SISWA SEKOLAH JUGA BERISIKO TERHADAP SBS. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KOLONI BAKTERI DI UDARA DALAM RUANG KELAS DENGAN KEJADIAN SBS PADA SISWA DI SMAN 2 KOTA TANGERANG SELATAN. DIGUNAKAN DESAIN STUDI CROSS-SECTIONAL DENGAN VARIABEL INDEPENDEN ADALAH JUMLAH KOLONI BAKTERI; VARIABEL INDEPENDEN ADALAH KEJADIAN SBS; DAN SUHU, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, JENIS KELAMIN, STATUS GIZI, RIWAYAT ALERGI, RIWAYAT ASTHMA, HEWAN PELIHARAAN, KEBIASAAN MELEWATKAN SARAPAN, KEBIASAAN BEROLAHRAGA, KEBIASAAN MENGONSUMSI CAMILAN, SERTA KEBIASAAN MEROKOK ADALAH VARIABEL KOVARIAT. ANALISIS STATISTIK MENUNJUKKAN PROPORSI KEJADIAN SBS SEBESAR 59,8% DAN JUMLAH KOLONI BAKTERI TIDAK BERHUBUNGAN SIGNIFIKAN DENGAN KEJADIAN SBS. RIWAYAT ASTHMA, KEBIASAAN MELEWATKAN SARAPAN, DAN KEBIASAAN BEROLAHRAGA BERHUBUNGAN SIGNIFIKAN DENGAN KEJADIAN SBS. SISWA YANG BERADA DI KELAS DENGAN JUMLAH KOLONI BAKTERI DI UDARA< 135 KOLONI BERISIKO MENGALAMI KEJADIAN SBS 1,677 KALI LEBIH TINGGI, SETELAH DIKONTROL OLEH VARIABEL KEBIASAAN SARAPAN, KEBIASAAN BEROLAHRAGA, DAN PENCAHAYAAN. KATA KUNCI: SICK BUILDING SYNDROME, JUMLAH KOLONI BAKTERI, KUALITAS UDARA DALAM KELAS, SISWA SEKOLAH T HAS BEEN ESTIMATED THAT PEOPLE SPEND ALMOST 90% OF THEIR TIME INDOORS, MAINLY IN URBAN AREAS. THIS COULD LEAD TO HEALTH PROBLEMS CAUSED BY THE INDOOR AIR QUALITY, SUCH AS SICK BUILDING SYNDROME (SBS). BESIDES THE OFFICE WORKERS POPULATION, THERE IS ALSO INCREASING CONCERN ABOUT SBS PROBLEM IN SCHOOL STUDENT. USING CROSS-SECTIONAL STUDY DESIGN, THE ASSOCIATIONS BETWEEN TOTAL INDOOR AIR BACTERIAL COUNT IN THE CLASSROOM AND SBS IN STUDENTS OF 2 TANGERANG SELATAN HIGH SCHOOL WAS INVESTIGATED. WE DETERMINED THE TOTAL BACTERIAL COUNT AS DEPENDENT VARIABLE; SBS INCIDENCE AS INDEPENDENT VARIABEL; CLASSROOM TEMPERATURE, HUMIDITY, AND LIGHTING INTENSITY AS ENVIRONMENTAL COVARIATE VARIABLES; AND GENDER, NUTRITIONAL STATUS, HISTORY OF ALLERGY AND ASTHMA; PET OWNERSHIP; SKIPPING BREAKFAST; SNACKING HABIT; EXERCISING HABIT; AND SMOKING HABIT AS INDIVIDUAL COVARIATE VARIABLES. STATISTICAL ANALYSIS RESULTS SHOWED A HIGH PROPORTION OF SBS (59,8%) AND THE TOTAL INDOOR AIR BACTERIAL COUNT IS NOT SIGNIFICANTLY ASSOCIATED WITH SBS. HISTORY OF ASTHMA, SKIPPING BREAKFAST, AND EXERCISING HABIT ARE SIGNIFICANTLY ASSOCIATED WITH SBS. STUDENTS WHO ARE STUDYING IN CLASSROOM WITH TOTAL BACTERIAL COUNT < 135 COLONY HAVE 1,677 TIMES HIGHER RISK OF EXPERIENCING SBS THAN THE NON- RISK GROUP. KEYWORDS: SICK BUILDING SYNDROME, TOTAL INDOOR AIR BACTERIAL COUNT, CLASSROOM AIR QUALITY, SCHOOL STUDENTS
Read More
S-9502
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rachma Aditria Suci; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Budi Haryanto, Sari Hasanah
Abstrak:
Sick Building Syndrome (SBS) merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh penghuni di gedung perkantoran. SBS dapat disebabkan karena kualitas udara dalam ruang dan karakteristik individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah total koloni bakteri di udara dalam ruang dengan kejadian SBS di Arsip Nasional Republik Indonesia. Digunakan desain studi cross sectional, variabel independen yaitu jumlah total koloni, variabel confounding yaitu suhu, kelembaban relatif, pencahayaan, usia, jenis kelamin, masa kerja, riwayat alergi dan kebiasaan merokok. Analisis statistik memberikan hasil proporsi kejadian SBS pada pegawai di Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun 2019 sebesar 60%. Dari 9 variabel yang diuji, hanya variabel usia (OR= 0,43; 95%CI= 0,189-0,969) yang berhubungan signifikan secara statistik.
Kata kunci: Sick Building Syndrome, Bakteri, Kualitas Udara dalam Ruang
Read More
Kata kunci: Sick Building Syndrome, Bakteri, Kualitas Udara dalam Ruang
S-10029
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gelora Jelang Takbira Mulia; Pembimbing: Bambang Wispriyono, Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Anna Rozaliani, Meliana Sari
Abstrak:
Tesis ini membahas hubungan antara pajanan polusi udara yakni particulate matter (PM)2,5 dan jumlah koloni bakteri udara dalam ruang kelas terhadap gangguan fungsi paru pada siswa tiga sekolah dasar yang ada di Jakarta Barat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang berdesain cross-sectional, dengan variabel lainnya yakni umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, status gizi, kepadatan siswa, ventilasi, suhu dan kelembaban ruang kelas. Metode penelitian menggunakan alat ukur Haz-Dust EPAM 5000 untuk pengukuran PM2,5, MAS 100 NT untuk pengukuran total koloni bakteri, dan spirometri untuk pengukuran fungsi paru, serta kuesioner untuk pengukuran variabel lainnya . Hasil penelitian yakni ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5 terhadap gangguan fungsi paru namun tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah koloni bakteri udara dalam ruang dengan gangguan fungsi paru. Berdasarkan hasil dari penelitian menyarankan kepada sekolah agar dapat memperbaiki kualitas kesehatan siswa dengan cara memantau dan mengimplementasikan gerakan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah, kemudian diharapkan agar program sekolah sehat dapat ditingkatkan dengan memberikan promosi kesehatan kepada siswa di lingkungan sekolah, dapat bekerja sama dengan badan lingkungan hidup terkait pengendalian pencemaran udara di sekolah dengan cara melakukan pengukuran polusi udara di sekolah untuk mengetahui tingkat risiko dari pajanan yang dihasilkan di area sekolah
Read More
T-5687
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Arsi Fatin Amani; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Dewi Susanna, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Banyaknya waktu yang digunakan masyarakat perkotaan untuk beraktivitas di dalam ruangan dapat menimbulkan masalah kesehatan akibat kualitas udara di dalam ruangan, seperti Sick Building Syndrome (SBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah koloni bakteri di udara dalam ruang dengan keluhan SBS pada Pegawai di gedung Pusat Administrasi Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan variabel independen adalah jumlah koloni bakteri; variabel dependen adalah keluhan SBS. Suhu, kelembaban, dan pencahayaan, serta jenis kelamin, masa bakti kerja, usia, riwayat alergi, dan kebiasaan merokok adalah variabel kovariat. Analisis statistik menunjukkan proporsi keluhan SBS sebesar 60,4% (64 responden). Jumlah koloni bakteri tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan keluhan SBS. Dari hasil analisis diketahui bahwa jenis kelamin dan riwayat alergi memiliki hubungan yang signifikan dengan keluhan SBS.
Read More
S-10075
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Cindy Rahman Aisyah; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Sri Tjahyani Budi Utami, Agus Joko Susanto
S-8891
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Novia Aulia Nugraha; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: I Made Djaja, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Umumnya seseorang menghabiskan banyak waktu di dalam ruang, seperti tempat kerja. Buruknya kualitas udara dalam ruang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti, Sick Building Syndrome (SBS). Perpustakaan berisiko untuk mengalami pencemaran udara yang disebabkan oleh mikrobiologi karena banyaknya bahan organik seperti buku yang dapat menjadi tempat pertumbuhan kapang. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan jumlah kapang di udara dalam ruang dengan keluhan SBS pada staff di Perpustakaan UI. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan variabel independennya adalah jumlah kapang, variabel dependennya adalah keluhan SBS, serta variabel confounding yang meliputi suhu, kelembaban, pencahayaan, usia, jenis kelamin, lama kerja, riwayat alergi, riwayat asma, dan kebiasaan merokok. Pengumpulan data SBS dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner kepada 63 staff Perpustakaan, sedangkan pengukuran kapang di udara dilakukan dengan teknik passive sampling metode settle plate. Secara keseluruhan kualitas udara di Perpustakaan UI tergolong buruk. Hasil statistik menunjukan proporsi keluhan SBS pada staff sebesar 55,6% dan secara statistik tidak ada variabel yang berhubungan secara signifikan dengan SBS.
Read More
S-10133
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Deanie Afifah Utami; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Laila Fitria, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Read More
Kejadian Gejala Gangguan Pernapasan adalah salah satu masalah kesehatan yang kerap dialami oleh pekerja di gedung perkantoran. Gejala Gangguan Pernapasan dapat disebabkan oleh kualitas udara dalam ruang yang buruk dan karakteristik individu. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui hubungan antara jumlah total koloni bakteri dan kapang dengan kejadian Gejala Gangguan Pernapasan pada teanag akependidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dengan desain cross sectional. Variabel independennya adalah jumlah total koloni bakteri dan kapang dalam ruang, variable confounding berupa suhu, kelembaban relatif, intensitas cahaya usia, jenis kelamin, masa bakti kerja, kebiasaan merokok, dan riwayat alergi. Hasil proporsi kejadian Gejala Gangguan Pernapasan dari analisis statistik yang dilakukan pada tenaga kependidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia sebesar 32,4% (47 responden). Dari 10 variabel yang diuji, hanya usia dan masa bakti kerja yang menunjukkan hubungan signifikan.
Respiratory Distress Symptoms is one of the health problems often experienced by workers in office buildings. Respiratory Distress Symptoms can be caused by poor indoor air quality and individual characteristics. This study was conducted with the aim of determining the relationship between the total number of bacterial and mold colonies and the occurrence of Respiratory Disturbance Symptoms in educational staff at the Faculty of Public Health, University of Indonesia with a cross sectional design. The independent variable is the total number of bacterial and mold colonies in the room, the confounding variables include temperature, relative humidity, light intensity, age, gender, length of service, smoking habits, and allergy history. The proportion of the occurrence of Respiratory Disturbance Symptoms from the statistical analysis carried out on the educational staff of the Faculty of Public Health, University of Indonesia is 32.4% (47 respondents). Of the 10 variables tested, only age and length of service showed a significant relationship.
S-11765
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Christie Patricia; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Budi Haryanto, Ido John
Abstrak:
Sick Building Syndrome (SBS) merupakan gejala-gejala kesehatan yang sering dialami oleh penghuni yang tinggal di dalam gedung dalam waktu tertentu yang disebabkan oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas udara dalam ruang dengan kejadian SBS di Graha Sucofindo Jakarta. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional dengan variabel independen sebagai berikut, koloni bakteri, suhu, kelembaban relatif, usia, jenis kelamin, masa kerja, dan riwayat alergi. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara koloni bakteri, usia, jenis kelamin, masa kerja, dan riwayat alergi dengan kejadian SBS. Dari hasil analisis multivariat, ditemukan bahwa variabel riwayat alergi menjadi variabel dominan yang memengaruhi terjadinya SBS. Dari hasil uji interaksi ditemukan adanya interaksi antara kedua variabel yaitu jumlah koloni bakteri dan jenis kelamin dalam menyebabkan kejadian SBS. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa riwayat alergi dapat meningkatkan risiko terjadinya SBS di tempat kerja dan interaksi antara jumlah koloni bakteri dengan jenis kelamin dapat menyebabkan kejadian SBS di tempat kerja. Disarankan untuk mengontrol kualitas udara dalam ruang, menciptakan ruangan yang sehat bagi pekerja, dan menempatkan pekerja dengan riwayat alergi pada ruangan dengan kualitas udara yang baik.
Kata Kunci : Sick Building Syndrome, Bakteri, Alergi, Kualitas udara dalam ruang
Sick Building Syndrome (SBS) has been defined as a term used to describe common symptoms which, for no obvious reason, are associated with particular buildings. This study aims to determine the relationship between indoor air quality with SBS occurrence in Graha Sucofindo Jakarta. The cross-sectional study was used in this research with the following independent variables, colonies of bacteria, temperature, relative humidity, age, gender, year of services, and history of allergies. From the data analysis showed a significant relationship between bacterial colonies, age, gender, year of services, and history of allergies to the occurrence of SBS. Multivariate analysis found that history of allergies becomes dominant variables that affect the occurrence of SBS. Furthermore, it is found that there is interaction between bacterial colonies and gender in making the incidence of SBS. It can be concluded that history of allergies may increase the risk of SBS and the interaction between bacterial colonies and gender can causing the incidence of SBS. It is advisable to control the indoor air quality, create a healthy space for workers and avoid allergic workers to work in bad indoor air quality.
Keywords : Sick Building Syndrome, History of Allergies, Bacterial Colonies, Gender, Indoor Air Quality
Read More
Kata Kunci : Sick Building Syndrome, Bakteri, Alergi, Kualitas udara dalam ruang
Sick Building Syndrome (SBS) has been defined as a term used to describe common symptoms which, for no obvious reason, are associated with particular buildings. This study aims to determine the relationship between indoor air quality with SBS occurrence in Graha Sucofindo Jakarta. The cross-sectional study was used in this research with the following independent variables, colonies of bacteria, temperature, relative humidity, age, gender, year of services, and history of allergies. From the data analysis showed a significant relationship between bacterial colonies, age, gender, year of services, and history of allergies to the occurrence of SBS. Multivariate analysis found that history of allergies becomes dominant variables that affect the occurrence of SBS. Furthermore, it is found that there is interaction between bacterial colonies and gender in making the incidence of SBS. It can be concluded that history of allergies may increase the risk of SBS and the interaction between bacterial colonies and gender can causing the incidence of SBS. It is advisable to control the indoor air quality, create a healthy space for workers and avoid allergic workers to work in bad indoor air quality.
Keywords : Sick Building Syndrome, History of Allergies, Bacterial Colonies, Gender, Indoor Air Quality
S-9062
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Esi Lisyastuti; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Sri Tjahjani Budi Utami, Joko Prayitno, Budi Haryanto
T-3244
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ni Wayan Ratih Prayudactuti; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Heni Mayawati
Abstrak:
Sick Building Syndrome (SBS) merupakan masalah yang sering dialami oleh penghuni gedung namun penyebabnya tidak diketahui pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi CO2 udara dalam ruang dengan kejadian SBS di gedung Rektorat Universitas Indonesia. Digunakan disain studi cross-sectional, variabel independen adalah konsentrasi CO2 dan variabel kovariat adalah konsentrasi formaldehida, suhu, kelembaban, usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan riwayat alergi. Analisa statistik memberikan hasil proporsi kejadian SBS adalah 58%, dari 8 variabel yang berhubungan signifikan secara statistik adalah konsentrasi CO2 (3,02; 1,32-6,89), formaldehida (0,3; 0,14-0,76), suhu (11,2; 2,35-53,4), kelembaban (8,01; 2,96-21,68), usia (3,67; 1,45-9,01), jenis kelamin (2,87; 1,23-6,66), dan kebiasaan merokok (3,41; 1,23-9,41). Disimpulkan bahwa kelompok yang berisiko (konsentrasi CO2 > 449 ppm) 1,14 kali berpeluang untuk mengalami kejadian SBS dibandingkan pada kelompok yang tidak berisiko ((konsentrasi CO2 ≤ 449 ppm). Kata Kunci : Sick Building Syndrome, CO2, Kualitas udara dalam ruang
Read More
S-8614
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
