Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 36332 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Mochamad Safari; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Ridwan Zahdi Syaaf, Hendra, Moh. Hadiyin, Imam Syafi`i
Abstrak: Tingginya penggunaan pesawat angkat dan angkut di industri manufaktur dan pelabuhan angkutan barang membutuhkan peningkatan pengawasan dan pembinaan dalam pamakaiannya. Dari hasil laporan kasus membuktikan tingkat kecelakaan bidang pesawat angkat dan angkut masih terus terjadi. Faktor minimnya kompetensi pengawas ketenagakerjaan bidang K3 spesialis pesawat angkat dan angkut serta kurangnya jumlah pengawas menambah permasalahan pesawat angkat dan angkut semakin bertambah. Peningkatan kualitas dan kuantitas pengawas K3 spesialis pesawat angkat dan angkut merupakan suatu solusi yaitu melalui diklat berbasis kompetensi / Competence Based Training (CBT) sesuai Standar Kompetensi Kerja (SKKNI) Pengawas Ketenagakerjaan. Penelitian dilakukan dengan desain deskriptif dan analitik melalui data primer hasil observasi dan wawancara serta data sekunder dari literatur dan Kementerian Ketenagakerjaan. Penelitian ini menggambarkan kondisi pelaksanaan diklat fungsional pengawas saat ini dan dibandingkan dengan hasil pengembangan diklat berpola CBT, dengan melibatkan 3 pilar pendukung yaitu Lembaga diklat, lembaga sertifikasi dan dunia usaha/industri. Kata kunci: Diklat CBT, Pengawas K3, Pesawat angkat dan angkut, Standar kompetensi, Lembaga diklat, Lembaga sertifikasi.

The high use of lifting and transport equipment in manufacturing and freight ports requires increased supervision and guidance in their use. From the results of the case report proves the level of accidents in the field of lifting and transport equipment is still going on. The lack of competence of labor inspector in OSH of lift and transport equipment as well as the lack of supervisors increased the problem of lifting and transport equipment. Improving the quality and quantity of Inspectors Occupational Safety specialist of lifting and transport equipment is a solution that is through Competence Based Training (CBT) in accordance with the Competency Standards (SKKNI) of Labor inspector. The research was conducted with descriptive and analytic design through primary data of observation and interview and secondary data from literature and document from Ministry of Manpower. This study describes the condition of the implementation of functional training of current inspector and compared with the development of CBT patterned training, involving 3 supporting pillars namely Training Institute, certification body and business / industry. Keywords: CBT Training, Inspector of OHS, Lifting and Transport Equipment, Competency Standard (SKKNI), Training institution, Certification institution.
Read More
T-4951
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mustofa Abduh; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Azri Dwi Mahfudzi
Abstrak: Perkembangan sektor industri menyebabkan persaingan untuk meningkatkan produktivitas. Meskipun sudah berkembang pesat, selalu ada kebutuhan akan tenaga manusia, salah sataunya pada kegiatan angkat-angkut. Pekerjaan angakat-angkut merupakan salah satu pekerjaan yang berisko gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja (GOTRAK). Penelitian ini menganalisis faktor risiko GOTRAK pada pekerja pengepakan di PT. X agar dapat dilakukan pengendalian yang tepat sasaran, menggunakan metode NIOSH Lifting Equation (NLE) untuk mengetahui faktor pekerjaan, kuesoner individu, dan Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) untuk mengetahui keluhan. Desain penelitian observasional ini adalah cross-sectional, melibatkan 43 pekerja pengepakan di PT.X. Hasil penelitian mendapatkan 55.8% pekerja memiliki keluhan GOTRAK pada 12 bulan terakhir. Uji statistik menunjukan faktor pekerjaan/lifitng index (p value=0.027) dan masa kerja (p value=0.024) berhubungan dengan keluhan GOTRAK pada 12 bulan terakhir. Jadi, diperlukan pengendalian dengan mengubah desain kerja dan/atau mengatur ulang petunjuk kerja. Selain itu, juga perlu dilakukan pengendalian kebiasaan merokok dan kebiasaan berolahraga.
The development of the industrial sector causes competition to increase productivity. Even though it has developed rapidly, there is always a need for human labor, one of which is in lifting and lowering activities. Lifting and lowering work are one of the jobs that have a risk of Work-Related Musculoskeletal Disorders symptoms (WMSDs This study analyzes the risk factors of WMSDs in stacking workers at PT. X to appropriate control can be carried out, using the NIOSH Lifting Equation (NLE) method to determine occupational factors, individual questionnaires, and Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) to determine the complaint. The design of this observational study was cross-sectional, that involves 43 packing workers at PT.X. The results showed that 55.8% had WMSDs complaints in the last 12 months and 44.2% had no complaints. The statistical test showed that the factor of work/lifting index (p value=0.027) and years of service (p value=0.024) were associated with WMSDs complaints in the last 12 months. So, control is necessary by changing the work design or rearranging work instructions. Furthermore, it is also necessary to control smoking habits and exercise habits.
Read More
S-10993
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurhayati; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Mila Tejamaya, Istiati Suraningsih, Dudi Herna Gunadi
Abstrak: Masih tingginya angka kejadian (30% - 50%) gangguan otot rangka di kalangan pekerjaindustri proses kimia. Studi pendahuluan di PT.X mendapatkan gangguan otot rangka84,9%, berpotensi menurunkan produktivitas pekerja. Salah satu faktor risikonyaadalah perilaku kerja yang tidak ergonomi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisisfaktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku kerja pada pekerjaan angkatangkut di industri proses kimia. Desain penelitian adalah cross sectional denganpendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner dan diklarifikasi dengan wawancara danobservasi, sedangkan untuk mengetahui keluhan terkait dengan gangguan otot rangkamenggunakan kuesioner Nordic Body Map. Hasil telitian menunjukkan sebagian besar(87%) pekerja di PT.X berusia 36-50 tahun, semua (100%) berpendidikan cukup (SMA)sebagai tenaga pelaksana dan sebagian besar (60,2%) dengan masa kerja lebih dari 16tahun. Dari distribusi Perilaku kerja didapati 64,4% responden berperilaku kerja tidakergonomi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku kerja yangsignifikan yaitu sikap sebagai faktor predisposisi, alat bantu angkat angkut sebagaifaktor pemungkin dan pengawasan sebagai faktor pendukung dengan nilai p< 0,05.Kata kunci: Faktor Perilaku, Gangguan Otot Rangka, Industri Proses Kimia.
Read More
T-5220
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bambang Setiadi; Pembimbing: Wawan Irawan; Penguji: Tata Soemitra, Supriyanto
Abstrak:

Peningkatan kompetensi karyawan sekarang menjadi isu penting bagi perusahaan untuk menjaga kemampuan berkompetisi guna menghadapi tantangan bisnis dalam era perdagangan babas yang akan segera datang. Undang-undang Ketenagalistrikan (baru) akan mengatur kompetisi antar pelaku bisnis tenaga listrik seperti PT PLN (Persero), swasta, termasuk koperasi dan BUMN yang lain. Melalui pembahasan bersama institusi terkait, maka Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral secara bertahap mempersiapkan standarisasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan.Analisis kompetensi K3 pada Pengawas kegiatan penyediaan tenaga listrik di PT PLN (Persero) bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kompetensi K3 pada Pengawas pada beberapa Unit pengelola instalasi yang dipilih untuk melakukan penelitian yang dapat mewakili kegiatan penyediaan tenaga listrik di PT PLN (Persero), sekaligus untuk menggambarkan tingkat kompetensi pada kegiatan pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik.Dengan menggunakan referensi elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja dari kompetensi K3 umum (generik) untuk Pengawas (NOHSC, Australia) sebagai instrumen penelitian, dilakukan wawancara kepada para Pengawas serta kuisioner kepada para Pelaksana, kelompok kerja pengelola instalasi dan kepada para Pejabat pengelola instalasi, diperoleh bahwa rata-rata tingkat kompetensi K3 pada Pengawas kegiatan penyediaan tenaga listrik di PT PLN (Persero) dapat diklasifikasikan antara "rendah" sampai "kurang dari cukup", di mana pada kegiatan pembangkitan lebih baik dari pada kegiatan transmisi dan pada kegiatan transmisi lebih baik dari pada kegiatan distribusi.Saran pembinaan untuk meningkatkan kompetensi dengan menambah wawasan pengetahuan, ketrampilan dan sikap K3 pada Pengawas, keharusan terdapatnya komitmen yang kuat terhadap K3 dari top manajemen (dukungan manajemen) dan memperhatikan tempat kerja (tantangan kegiatan atau pengaruh lingkungan).


 

The Analysis on Occupational Safety and Health Competency for Supevisor of Electric Energy Supply in PT PLN (Persero)Employee competency improvement is now becoming the important issues for corporations to maintain its competitive ability to meet business challenges for incoming free trade era. The (new) Electricity Act regulates the competition of electricity business players such as PT PLN (Persero), the private sector including ccoperative and other state owned corporations. Through agreements with related institutions, The Department of Mine and Energy is progressively set the standards to be used for technician competencies in electricity.The analysis on occupational health and safety (OHS) competency for Supervisor of electric energy supply in PT PLN (Persero) aims at identifying the competency level of OHS of Supervisors in a number of units chosen to investigate matters that may represent the activities of electricity supply in PT PLN, while also describing the competency levels in electricity generation, transmission and distribution.With reference to the competency elements and performance criteria for generic OHS c^mnPfencies for Supervisors (NOHSC, Australia) as research tool, interviews were conducted with Supervisors and questionnaires were given to Working groups who directly in charge for instalation maintenance administering installation and the respected Officers. The result obtained indicates that the average competency level of OHS among Supervisor of electric energy supply in PT PLN (Persero) can be classified ranging from "low" to "inadequate", whereas electricity generating activities scored higher than transmission activities, and distribution activities have the lowest score among them.Suggestions to improve competency include supplementary information of OHS knowledge, skill and attitude of Supervisors, need a strong commitment from the top management on OHS (managerial support) and awareness of the work location (in term of challenging activities and or environmental influence).

Read More
T-1355
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ratri Widyastuti; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Mila Tejamaya, Juned Eryanto
Abstrak: Angka kecelakaan kerja di bidang jasa konstruksi paling tinggi dibanding sektor industri lainnya. Alat berat crane menyumbang andil 38% dari kecelakaan fatal yang terdapat di industri. Oleh karena itu, penelitian ini membahas tentang penilaian risiko kesehatan dan keselamatan kerjapada proses pekerjaan angkat angkut material/ bahan menggunakan tower crane di proyek pembangunan Apartement XY oleh PT. X tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prioritas risiko keselamatan dan kesehatan yang memerlukan pengendalian risiko padaproses pekerjaan angkat angkut material/ bahan menggunakan tower crane. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional, sedangkan untuk analisis risiko menggunakan metode semi kuantitatif. Hasil penelitian ini yaitu pada basic risk terdapat 10 event yang termasuk kedalam kategori very high, terdapat 7 event yang termasuk kedalam kategori priority 1, terdapat 6 event yang termasuk kedalam kategori subtancial, dan terdapat 8 event yang termasuk kedalam kategori priority 3. Pada existing risk, pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan dapat menurunkan risiko yang ada. Tidak terdapat jenis pekerjaan yang masuk kedalam kategori very high, terdapat 2 event yang masuk kedalam kategori priority 1, terdapat 6 event yang masuk kedalam kategori subtancial, terdapat 19 event yang termasuk kedalam kategori priority 3, danterdapat 4 event yang masuk kedalam kategori acceptable. Pada predictive risk, terdapat 27 event yang masuk kedalam kategori acceptable, dan 4 event yang masih masuk kedalam kategori priority 3 dan memerlukan perhatian lebih lanjut. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini yaitu perlunya pengawasan yang lebih optimal dari pihak K3 dan perlunya penambahan APD dariperusahaan untuk semua pekerja. Kata kunci : Penilaian risiko, tower crane
Accidents in the construction field higher than other industrial sectors. Canes accounted for 38%share of fatal accident there in the industry. Therefore, this study discusses about risk assessmentof occupational health and safety risks in the work of lifting the transport of materials using towercranes in construction projects Apartment XY by PT. X 2014. The purpose of this study was todetermine the priority of safety and health risks that require risk control in the process of liftingjobs transport material use tower cranes. Methods This study uses an observational study design,and for risk analysis using semi-quantitative methods. The results of this study are at risk there are10 basic events were included to the category of very high, there are 7 events were included intothe category of priority 1, there are 6 events were included into the category of subtancial, andthere are 8 events were include into the category of priority 3. In the existing risk, control hasbeen done by companies can to reduce risk. There are nothing task were include into the categoryof very high, there are 2 events in the category of priority 1, there are 6 events were include intothe category of subtancial, there are 19 events were included into the category of priority 3, andthere are 4 events were include into the category of acceptable. In the predictive risk, there are 27events that enter into the acceptable category, and 4 events are still in the category of priority 3 andrequires further attention. Advice can be given to this research is needed for a more optimalcontrol of the K3 and needed for the addition of PPE for all workers in the company.Keywords: Risk assessment, tower crane
Read More
S-8395
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hendy Marendra; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Yuni Kusminanti, Estu Prayogi
T-4200
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Neneng Churaeroh; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf; Penguji: Robiana Modjo, Dadan Erwandi, C. Setyo Rohadi
Abstrak:

Setiap kasus insiden dipicu berbagai faktor penyebab dasar dan penyebab langsung berupa faktor pekerjaan dan faktor pribadi. Mengacu pada teori Heinrich bahwa faktor pribadi adalah 80% penyebab dasar terjadinya insiden, maka faktor pribadi pekerja harus dikelola serius, antara Iain melalui pelatihan K3 yang tepat guna dan tepat sasaran. Untuk mendapatkan gambaran pelatihan K3 yang tepat guna dan tepat sasaran, tesis ini membahas bagaimana melakukan sebuah analisis kebutuhan pelatihan K3 bagi operator dan mekanik di PT. X, sebuah perusahaan pertambangan batubara terbuka. Kasus insiden tertinggi perusahaan ini menimpa operator alat berat dan mekanik. Populasi kedua jabatan ini paling tinggi dibanding jabatan lainnya dengan faktor risiko K3 yang juga paling tinggi. Mayoritas penyebab dasar insiden yang terjadi adalah faktor pribadi yang terkait dengan kurang pengetahun, stres psikologis. dan perilaku. Proses zmalisis kebutuhan pelatihan yang digunakan dalam tesis ini adalah: analisis organisasi, yaitu untuk mengambarkan dukungan organisasi atas penyelenggaraan pelatihan; analisis tugas, yaitu untuk mendapatkan gambaran jenis pelatihan yang dibutuhkan berdasarkan tugas yang dilakukan dan faktor risiko kerjanya; dan analisis personal, yaitu untuk rnendapatkan gambaran kompetensi jabatan yang dimiliiki pekerja. Selanjutnya dilakukan kategorisasi pelatihan K3 berdasarkan tujuan pelatihan. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Tujuannya adalah untuk dapat lebih mengeksplorasi faktor risiko yang dihadapi operator dan mekanik, dan mengeksplorasi jenis pelatihan K3 yang dibutuhkan kedua jabatan temebut melalui diskusi dengan level manajemen kedua jabatan tensebut dan manajemen yang mengclola pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan. Diskusi yang dilakul-ran borpegang pada ceklis pelatihan yang telah disiapkan peneliti, tujuarmya adalah sebagai pedornan yang mernpennudah proses diskusi. Pada akhirnya, penelitian ini dapat menggambarkan bahwa manajemen PT. X mendulcung penuh pelaksanaan pelatihan, menggambarkan jonis pelatihan yang dibutuhkan, mengetahui bahwa data kornpetensi pckerja belum dimiliki, dan dapat menghasilkan matrik pelatihan K3 bagi operator dan mckanik berdasar faktor risiko kerja yang disusun berdasarkan tujuan pelatihan. Dengan data-data yang ada dalam tesis ini, PT. X diharapkan mempertahankan hal-hal positif yang telah dimiliki dan meningkatkan dokumentasi kompetensi pekerja per individu sehingga program pengembangan per individu Iebih mudah dilaksanakan. Disamping itu, analisis kebutuhan pelatihan K3 dan pelatihan lainnya disarankan untuk dikaji ulang secara berkesinambungan.


Every analysis on any incident is triggered by various factors, either basic causes or direct causes, including occupational and personal ones. According to Heinrich, personal factors contribute 80% of basic causes of incidents. Hence, personal factors of employees should be genuinely managed by, among outliers, providing ejective and ejicient training on occupational health and safety. In order to provide a description on an ejective and ejicient training on occupational health and salty, this thesis will discuss how to analyze requirements of occupational health and safety training for operators and mechanics in PT X an open coal mining company. Most incidents in the company are related to heavy-duty operators and mechanics. Besides having the highest risk in term of occupational health and safety, the two are the most populated positions. The majority of incidents happened because of personal factors, e.g. lack of knowledge, psychological stress, and unsafe behavior. The processes involved in the analysis on training requirements include: organizational analytsis, i.e. describing organizational support for training; task analysis, i.e. desiring types of required training based on tasks performed and their occupational risks; and personal analysis, i.e. describing occupational competency acquired by the workers. Then, classification on occupational health and safety training based on training objectives will follow. This study tales a qualitative approach. The objective is to allow greater exploration on risk factors facing the operators and mechanics, and to explore types of occupational health and safety training needed by the two positions through discussion with management-level personnel of the two positions and the management staffs' responsible fur human resource development. The discussion rowers to the training checklist prepared by researcher, providing guidelines for the discussion. Eventually, this study can illustrate how the management ofP1'f X has been fully supportive to the training, describe the types of training required, show that data on employees competency are not yet available, and generate occupational health and safety training matrix operators and mechanics based on the occupational risk factors as listed in training objectives. It is expected that the data provided in the thesis will allow PII X to maintain positives already found in the company and to improve documentation on competency of each individual employee, which will make programs on individual development better executed. Also. it is recommended that the analysis on occupational health and safety training requirements is continuously revisited.

Read More
T-3010
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Puji Hastuti; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Adi Drajat Noerwarsana, Ida Bagus Manuaba
Abstrak: International Atomic Energy Agency (IAEA) mengeluarkan rekomendasi kepada badan pengawas untuk menunjuk Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang berkompeten di radiologi diagnostik dan intervensional (RDI). Penelitian bertujuan mengetahui kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) PPR, faktor yang berpengaruh, indikator pengetahuan, keterampilan dan sikap yang signifikan serta hubungan antar variabel pengetahuan, keterampilan dan sikap. Rancangan penelitian rancangan cross sectional bersifat deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan 41,6 % PPR memiliki tingkat kompetensi rata rata 69,0 dengan kategori sedang. Faktor mempengaruhi pengetahuan adalah latar belakang pendidikan, pekerjaan selain sebagai PPR di RS, perlengkapan keselamatan radiasi, paparan informasi, frekuensi rekualifikasi, pelatihan serta komitmen pemegang izin. Faktor mempengaruhi keterampilan adalah peminatan studi/jurusan, pekerjaan selain sebagai PPR di RS, perlengkapan keselamatan radiasi, sumber informasi, frekuensi rekualifikasi, pelatihan serta komitmen pemegang izin. Faktor yang mempengaruhi sikap adalah tingkat pendidikan, peminatan studi/jurusan, umur, seberapa sering bekerja dengan radiasi, perlengkapan dan komitmen pemegang izin. Hasil uji multivariat diperoleh indikator pengetahuan yang signifikan adalah pengetahuan tentang konsep verifikasi kesesuaian dan kepatuhan persyaratan dan standar proteksi dan keselamatan radiasi. Indikator keterampilan yang signifikan adalah keterampilan menyusun dokumen program proteksi dan keselamatan radiasi dan Indikator sikap signifikan adalah pro aktif mendorong dokter radiologi untuk menetapkan kriteria pemeriksaan yang boleh, yang dilarang dan yang perlu konsultasi dokter. Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap keterampilan, pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap sikap dan keterampilan berpengaruh signifikan terhadap sikap. Hasil penelitian menyarankan adanya perbaikan pada unit kompetensi, persyaratan sertifikasi, mekanisme penyegaran, pembuatan SKKNI PPR dan pelatihan berkelanjutan bagi PPR di fasilitas RDI
Read More
T-6419
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Puspita Tri Utami; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Robiana Modjo, Hendra, Astuti, Ali Syahrul Chairuman
Abstrak: Corona Virus Disease 19 atau dikenal Covid-19 ditetapkan sebagai pandemic dan bencana nasional pada awal Maret 2020. Berkembangnya mutase virus dengan penularannya cepat meningkatkan kasus terkonfirmasi Covid-19. Peningkatan kasus ini juga terjadi di cluster perkantoran termasuk Kementerian Kesehatan. Sebagai regulator permasalahan kesehatan termasuk dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19 ternyata perkantoran Kemententerian Kesehatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 meningkat dari peringkat 4 meningkat menjadi peringkat 1 cluster perkantoran di DKI Jakarta padahal tersedia anggaran, kebijakan dan komite K3L (Keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan) dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerapan komunikasi kebijakan Covid-19 dan Pengetahuan tentang Kebijakan Covid-19 pada karyawan di Perkantoran Kementerian Kesehatan Tahun 2021. Metodologi yang digunakan pada penelitian adalah observational analitik dengan studi potong lintang sebanyak 440 karyawan sejak Januari 2021 hingga Juli 2021. Hasil penelitian menunjukkan jabatan, pendidikan dan pesan berhubungan dengan pengetahuan kebijakan Covid-19. Penerapan komunikasi yang efektif diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan karyawan perkantoran Kementerian Kesehatan tentang kebijakan Covid-19
Corona Virus Disease 19 or known as Covid-19 was declared a pandemic and a national disaster in early March 2020. The development of virus mutations with rapid transmission has increased confirmed cases of Covid-19. This increase in cases also occurred in office clusters, including the Ministry of Health. As a regulator of health problems, including in the prevention and control of Covid-19, it turns out that the office of the Ministry of Health of the positive confirmed cases of Covid-19 increased from rank 4 to rank 1 in the office cluster in DKI Jakarta even though the budget, policies and K3L committee (Occupational Safety and Health and Environment) are available. ) in the prevention and control of Covid-19. This study aims to analyze the application of Covid-19 policy communication and knowledge about Covid-19 policies to employees at the Ministry of Health Offices in 2021. The methodology used in this study is analytical observational with a cross sectional design of 440 employees from January 2021 to July 2021. Results Research shows positions, education and Covid-19 policy messages are related to Covid-19 policy knowledge. The application of effective communication is expected to increase the knowledge of the Ministry of Health office employees about the Covid-19 policy
Read More
T-6278
Depok : FKM UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Faisal Ali Ramdhani; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Yuni Kusminanti
Abstrak: Latar belakang: Motivasi mengikuti pelatihan K3 merupakan suatu ketertarikan untukmengikuti pelatihan K3 agar terhidar dari kecelakaan serta PAK. Tingkat kehadian DiGedung PAUI dalam mengikuti pelatihan K3 masih terbilang rendah dan insiden yangterjadi di Lingkungan UI berjumlah 193 Insinden pada tahun 2019.Tujuan: Untuk melihat hubungan antara pengetahuan K3, kondisi lingkungan kerja,bahaya di tempat kerja, dan penerapan SMK3 dengan motivasi mengikuti pelatihan K3.Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dan metode cross sectional. Sampel 160responden dengan menjawab kuesioner.Hasil: Hasil analisis bivariat mengenai hubungan antara pengetahuan dan kebutuhan K3(kondisi lingkungan kerja, bahaya di tempat kerja, dan penerapan SMK3) denganmotivasi mengikuti pelatihan K3, dimana pengetahuan K3 tinggi memilikikecenderungan 1.62 kali, kondisi lingkungan kerja baik memiliki kecenderungan 5.37kali, responden bahaya tinggi memiliki kecenderungan 2.07 kali, dan penerapan SMK3baik memiliki kecederungan 6.41 kali memiliki motivasi tinggi.Kesimpulan: Oleh karena itu diperlukannya pemanfaatan media massa untukmembantu dalam pelatihan K3 yang sesuai dengan kebutuhan karyawan dan jugaadanya pengawasan untuk kondisi lingkungan, bahaya, dan penerapan SMK3.Kata kunci: Motivasi, Pengetahuan K3, Kondisi Lingkungan Kerja, Bahaya Di TempatKerja, Penerapan SMK3.
Background: Motivation to attend OHS training is an interest to take OHS training toavoid work accidents and occupational diseases. The incidence of employees in PAUIBuilding in attending rate OHS training is still relatively low and the incidents thatoccurred in the UI environment amounted to 193 incidents in 2019.Purpose: To see the relationship between OHS knowledge, work environmentconditions, hazards in the workplace, and OHS implementation with motivation toattend OHS training.Methods: Descriptive research quantitative approach with cross sectional method.Sample of 160 respondents by answering the questionnaire.Results: The results of bivariate analysis regarding the relationship knowledge andneeds for OHS skills (working environment conditions, hazards in the workplace, andOHS application) with motivation to attend OHS education and training, where highOHS knowledge has a tendency of 1.62 times, good working environment conditionshave a tendency of 5.37 times, high hazard have a tendency of 2.07 times, and theapplication of OHS both had a tendency of 6.41 times having high motivation.Conclusion: Therefore it is necessary to use mass media to assist in OHS training thatis suitable to the employees needed and also the supervision of environmentalconditions, hazards, and the application of OHS.Keywords: Motivation, OHS Knowledge, Working Environment Conditions, Hazard inthe Workplace, Application of OHS.
Read More
S-10227
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive