Ditemukan 36421 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Sri Nurjanah; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Rizka Maulida, Ananda
Abstrak:
Menurut WHO, sampai saat ini penyakit tidak menular merupakan penyakit penyebab kematian utama karena menyumbang 71% kematian dari seluruh kematian secara global. Di Indonesia, angka PTM kian meningkat diiringi oleh hipertensi. Menurut riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan jenis kelamin, lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki. Salah satu faktor yang berkontribusi dalam hal ini yaitu defisiensi hormon esterogen pada wanita terutama di usia menopause. Selain itu, kejadian hipertensi pun lebih sering terjadi di wilayah perkotaan dibanding pedesaan. Hipertensi sendiri merupakan silent killer yang dapat meningkatkan risiko penyakit stroke, ginjal kronis, penyakit jantung, dan retinopati. Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko hipertensi antara lain usia, riwayat hipertensi keluarga, status hiperkolesterolemia, status hiperglikemia, indeks masa tubuh, perilaku merokok, konsumsi alkohol, konsumsi sayur dan buah, dan perilaku aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui proporsi dan hubungan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi pada perempuan usia menopause di DKI Jakarta tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square pada nilai α=0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia, riwayat hipertensi keluarga, hiperkolesterolemia, hiperglikemia, indeks masa tubuh, konsumsi alkohol, dan konsumsi sayur dan buah pada kejadian hipertensi. Diperlukan adanya upaya pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit ini mengingat banyaknya penelitian yang mengkaitkan faktor risiko di atas dengan kejadian hipertensi.
Kata Kunci : Hipertensi, Faktor Risiko, Perempuan Usia Menopause
Read More
Kata Kunci : Hipertensi, Faktor Risiko, Perempuan Usia Menopause
S-9905
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Laura Handryani; Pembimbing: Tri Yunis Wahyono; Penguji: Helda, Uswatun Hasanah
Abstrak:
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus diperhatikan karena merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler dan prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan hubungan antara faktor risiko hipertensi dengan hipertensi pada penduduk usia produktif di Jakarta Timur pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 314 orang berumur 15-64 tahun. Hasil penelitian ini ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Jakarta Timur berdasarkan data Posbindu Jakarta Timur adalah sebesar 47,1%. Faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan hipertensi adalah usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, dan obesitas. Kata kunci: hipertensi, usia produktif, jakarta timur Hypertension is a public health problem that must be considered because it is the major risk factor for cardiovascular disease and its prevalence is increasing year by year. This study aims to determine the prevalence of hypertension and the relationship between risk factors for hypertension and hypertension in the productive age population in East Jakarta in 2017. The study used a cross sectional study design with a total sample of 314 people aged 15-64 years. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in East Jakarta based on East Jakarta Posbindu data is 47.1%. Risk factors that have a significant relationship with hypertension are age, sex, family history of hypertension, and obesity. Keywords: hypertension, productive age, east jakarta
Read More
S-9914
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Isnaini Rahmah; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Ni Putu Yuliyana Dewi
Abstrak:
Prevalensi Obesitas di Provinsi DKI Jakarta selalu berada diatas angka Nasional pada setiap kelompok usia setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi obesitas dan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada peserta Posbindu PTM usia 15-64 tahun. Data yang digunakan adalah data sekunder, jumlah sampel 20161. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang (cross sectional). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Prevalensi obesitas pada penelitian ini adalah 57,1% yang merupakan prevalensi kasar. Hubungan asosiasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel usia, jenis kelamin, status pernikahan, aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, status merokok dengan kejadian obesitas pada peserta Posbindu PTM. Dimana peserta yang lebih beresiko memiliki usia diantara 24-44 tahun (PR 1,92; 95% CI 1,39-2,64), jenis kelamin perempuan (PR 1,27; 95% CI 1,19-1,34), status pernikahan sudah menikah (PR 1,46; 95% CI 1,22-1,75), kurang aktifitas fisik (PR 0,94; 95% CI 0,089-0,99), kurang konsumsi sayur dan buah (PR 1,06; 95% CI 1,00-1,12), dan yang memiliki kebiasaan merokok (PR 0,77; 95% CI 0,71-0,83). Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam pengembangan pada program Posbindu PTM sebagai upaya menurunkan angka obesitas di Provinsi DKI Jakarta.
Kata kunci: Obesitas, Posbindu PTM, DKI Jakarta
Prevalence of obesity in DKI Jakarta Province is always above the national rate in every age group every year. This study aims to determine the frequency distribution of obesity and factors associated with obesity in participants Posbindu PTM age 15-64 years. The data used is secondary data, sample size 20161. This research is a quantitative research with cross sectional study design. The results of this study showed that the prevalence of obesity in this study was 57.1% which is a rough prevalence. The association relationship shows that there is a significant correlation between age variable, sex, marital status, physical activity, fruit and vegetable consumption, smoking status with obesity occurrence at Posbindu PTM participants. Where participants were more at risk of having age between 24-44 years (PR 1.92, 95% CI 1.39 to 2.64), female sex (PR 1.27, 95% CI 1.19 to 1.34) , married (PR 1.46, 95% CI 1.22-1.75), lack of physical activity (PR 0.94, 95% CI 0.089-0.99), lack of consumption of vegetables and fruits (PR 1 , 06; 95% CI 1.00 to 1.12), and who had a smoking habit (PR 0.77; 95% CI 0.71-0.83). This research is expected to be a consideration in the development of Posbindu PTM program as an effort to reduce obesity rate in DKI Jakarta Province.
Keywords: Obesity, Posbindu PTM, DKI Jakarta
Read More
Kata kunci: Obesitas, Posbindu PTM, DKI Jakarta
Prevalence of obesity in DKI Jakarta Province is always above the national rate in every age group every year. This study aims to determine the frequency distribution of obesity and factors associated with obesity in participants Posbindu PTM age 15-64 years. The data used is secondary data, sample size 20161. This research is a quantitative research with cross sectional study design. The results of this study showed that the prevalence of obesity in this study was 57.1% which is a rough prevalence. The association relationship shows that there is a significant correlation between age variable, sex, marital status, physical activity, fruit and vegetable consumption, smoking status with obesity occurrence at Posbindu PTM participants. Where participants were more at risk of having age between 24-44 years (PR 1.92, 95% CI 1.39 to 2.64), female sex (PR 1.27, 95% CI 1.19 to 1.34) , married (PR 1.46, 95% CI 1.22-1.75), lack of physical activity (PR 0.94, 95% CI 0.089-0.99), lack of consumption of vegetables and fruits (PR 1 , 06; 95% CI 1.00 to 1.12), and who had a smoking habit (PR 0.77; 95% CI 0.71-0.83). This research is expected to be a consideration in the development of Posbindu PTM program as an effort to reduce obesity rate in DKI Jakarta Province.
Keywords: Obesity, Posbindu PTM, DKI Jakarta
S-9829
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hapizatul Mardhiah; Pembimbing: Bungsu Putri; Penguji: Helda, Ananda
Abstrak:
Diabetes melitus merupakan penyakit kronik serius yang menyebabkan masalah kesehatan masyarakat. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah diatas nilai normal. Prevalensi global diabetes meningkat 2 kali lipat sejak tahun 1980 dari 4.7% menjadi 8.5%. Kejadian diabetes melitus di DKI Jakarta dari tahun ke tahun terus meningkat, bahkan pada tahun 2018 DKI Jakarta merupakan provinsi tertinggi dengan kejadian diabetes melitus di Indonesia yaitu sebesar 3.4%, dimana kejadian diabetes melitus di DKI Jakarta melebihi angka nasional yaitu 2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, uji statistik menggunakan chi square untuk meihat prediktif faktor yang berhubunagn dengan diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari program skirining Faktor Risiko PTM berbasis Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinas Kesehatan DKI Jakarta tahun 2018. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara umur (POR 6.6 95%CI 6.125-7.151), jenis kelamin (POR 1.5 95%CI 1.411-1.614), tingkat pendidikan (POR 1.6 95%CI 1.549-1.770), riwayat keluarga (POR 18.6 95%CI 17.393-19.954), indeks massa tubuh (POR 2.1 95%CI 2.046-2.356), tekanan darah (POR 5.5 95%CI 5.219-5.942) dan obesitas sentral (POR 2.04 95%CI 1.914-2.188) dengan diabetes melitus. Status merokok bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan diabetes melitus
Read More
S-10180
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Safhira Dwidanitri; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Esti Widiastuti
S-10308
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ulil Hikmah Hakimi; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Yovsyah, Rebeka
Abstrak:
Pre hipertensi adalah tekanan darah dengan angka sistolik antara 120 sampai 139 mmHg atau angka diastolik berada antara 80 sampai 89 mmHg. Sedangkan hipertensi adalah tekanan darah dengan angka sistolik lebih dari 140mmHg atau angka diastolik lebih dari 90 mmHg. Pre Hipertensi dan Hipertensi merupakan kesatuan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko. Riskesdas tahun 2018 prevalensi hipertensi yang terukur pada penduduk usia lebih dari sama dengan 18 tahun sebesar 34,1%. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan hipertensi tertinggi ke 9 yaitu 33,4%. Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian pre hipertensi dan hipertensi di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018. Data yang digunakan adalah data skrinning PTM dengan 1749 sampel. Dalam penelitian ini didapatkan factor risiko yang berhubungan dengan kejadian Pre hipertensi dan hipertensi adalah umur ≥ 45 tahun (PR 1,182; 95% CI 1,094- 1,277), merokok (PR 1,192; 95% CI 1,085-1,311), obesitas (PR 1,234; 95% CI 1,143-1,333) dan riwayat hipertensi keluarga (PR 1,145; 95% CI 1,040-1,259).
Kata Kunci: Pre hipertensi, Hipertensi, Faktor Risiko
Read More
Kata Kunci: Pre hipertensi, Hipertensi, Faktor Risiko
S-10044
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fitriani Azizah; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Dharma Ningsih Dwi Putri
Abstrak:
Read More
Penyakit tidak menular menjadi penyebab 41 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Salah satu yang memiliki prevalensi tertinggi adalah hipertensi. Kota Depok memiliki prevalensi hipertensi sebesar 34,13% di tahun 2018. Walaupun lebih banyak terjadi pada usia tua, namun kelompok usia muda juga berisiko mengalami hipertensi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) di Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular Kota Depok Tahun 2022 yang direkapitulasi oleh Dinas Kesehatan Kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya prevalensi hipertensi sebesar 28,7% pada penduduk usia produktif di Kota Depok tahun 2022. Faktor-faktor yang berhubungan adalah usia 40 – 64 tahun (PR 3,084; 95% CI 2,808-3,388; p=0,001), tingkat pendidikan rendah (PR 1,534; 95% CI 1,344-1,750; p=0,001), riwayat hipertensi keluarga (PR 1,573; 95% CI 1,327-1,864; p=0,001), konsumsi garam berlebih (PR 2,094; 95% CI 1,766-2,483; p=0,001), obesitas (PR 2,089; 95% CI 1,888-2,311; p=0,001), obesitas sentral (PR 1,612; 95% CI 1,471-1,766; p=0,001), dan diabetes (PR 2,290; 95% CI 1,960-2,674; p=0,001). Variabel lain seperti jenis kelamin, pekerjaan, konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol tidak menunjukkan hubungan yang signifikan pada penelitian ini.
Non-communicable diseases are the cause of 41 million deaths worldwide. One that has the highest prevalence is hypertension. In 2018, the prevalence of hypertension in Depok City was 34,13%. Although it occurs more frequently in older age, the younger age group is also at risk of hypertension. This research was conducted to determine risk factors associated with the incidence of hypertension in the productive age population in Depok City in 2022. The design of this study is cross-sectional using Non-Communicable Disease Information System for 2022 from Depok City Health Agency. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in the productive age population in Depok City was 28.7%. The related factors are adults aged 40-64 years (PR 3.084; 95% CI 2.808-3.388; p=0.001), low level of education (PR 1.534; 95% CI 1.344-1.750; p=0.001), family history of hypertension (PR 1.573; 95% CI 1.327-1.864; p=0.001), excessive salt consumption (PR 2.094; 95% CI 1.766-2.483; p=0.001), obesity (PR 2.089; 95% CI 1.888-2.311; p=0.001), central obesity (PR 1.612; 95% CI 1.471-1.766; p=0.001), and diabetes (PR 2.290; 95% CI 1.960-2.674; p=0.001). Gender, occupation, vegetable and fruit consumption, lack of physical activity, smoking and alcohol consumption did not show a significant relationship in this study.
S-11416
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Husda Oktaviannoor; Pembimbing: Ratna Djuwita, Krisnawati Bantas; Penguji: Dwi Oktavia T.L. Handayani, Widyastuti
Abstrak:
Diabetes mellitus tipe 2 telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius dan merupakan penyebab penting dari angka kesakitan, kematian, kecacatan dan kerugian ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Provinsi DKI Jakarta termasuk sepuluh besar penyakit diabetes mellitus tertinggi secara nasional. Posbindu PTM sebagai salah satu program pemerintah dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan diabetes mellitus tipe 2 di Posbindu PTM se-Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dari data Surveilans Faktor Risiko PTM Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2017. Sampel yang dianalisis sebesar 12.775 responden dari 12.789 responden berumur ≥15 tahun. Analisis data multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda untuk menentukan model prediksi dan faktor potensial dampak yang paling dominan.
Hasil didapatkan proporsi diabetes mellitus sebesar 15,87%. Multivariat didapatkan umur ≥45 tahun (POR=6,32), 35-44 tahun (POR=1,82), 25-34 tahun (POR=0,98), jenis kelamin (POR=0,63), riwayat DM keluarga (POR=4,43), tidak menikah (POR=0,49), cerai (POR=1,58), tidak bekerja (POR=1,93), IRT (POR=1,84), pelajar/mahasiswa (POR=0,24), kurang aktif (POR=1,20), hipertensi (POR=1,35), dan obesitas sentral (POR=1,29). Faktor risiko yang memberikan dampak paling dominan adalah umur ≥45 tahun dan riwayat DM keluarga, sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi yang memberikan dampak paling dominan adalah obesitas sentral. Model prediksi ini cukup akurat untuk memprediksi diabetes mellitus dengan batas probabilitas sebesar 18%. Perlu adanya peningkatan kualitas pelaksanaan Posbindu PTM dari pemerintah serta kesadaran warga DKI Jakarta yang berumur ≥15 tahun untuk pemantauan faktor risiko serta deteksi dini PTM.
Type 2 diabetes mellitus has become a serious public health problem and is an important cause of morbidity, death, disability and economic losses worldwide including Indonesia. The province of DKI Jakarta includes the top ten of the highest diabetes mellitus nationally. Posbindu PTM as one of the government programs in conducting early detection and monitoring of NCD risk factors that are implemented in an integrated, routine, and periodic.
This study aims to determine the risk factors associated with diabetes mellitus type 2 in Posbindu PTM throughout DKI Jakarta Province. This research uses cross sectional design from data of Risk Factor Surveilans of NCD Health Office of DKI Jakarta Province 2017. The analyzed sample is 12,775 respondents from 12,789 respondents aged ≥15 years old. Multivariate data analysis using multiple logistic regression test to determine prediction model and the most dominant potential impact factor.
The result obtained proportion of diabetes mellitus equal to 15,87%. Multivariate was found to be ≥45 years old (POR=6.32), 35-44 years (POR=1.82), 25-34 years (POR=0.98), sex (POR=0.63), history of DM family (POR=4.43), unmarried (POR=0.49), divorce (POR=1.58), not working (POR=1.93), IRT (POR=1.84), student (POR=0.24), less physical activity (POR=1.20), hypertension (POR=1.35), and central obesity (POR=1.29). Risk factors that have the most dominant impact are age ≥45 years and family DM history, while the modifiable factor that gives the most dominant impact is central obesity. This prediction model is accurate enough to predict diabetes mellitus with a probability limit of 18%. It is necessary to improve the quality of Posbindu PTM implementation from the government and the awareness of Jakarta citizens aged ≥15 years for monitoring of risk factors and early detection of NCD.
Read More
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan diabetes mellitus tipe 2 di Posbindu PTM se-Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dari data Surveilans Faktor Risiko PTM Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2017. Sampel yang dianalisis sebesar 12.775 responden dari 12.789 responden berumur ≥15 tahun. Analisis data multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda untuk menentukan model prediksi dan faktor potensial dampak yang paling dominan.
Hasil didapatkan proporsi diabetes mellitus sebesar 15,87%. Multivariat didapatkan umur ≥45 tahun (POR=6,32), 35-44 tahun (POR=1,82), 25-34 tahun (POR=0,98), jenis kelamin (POR=0,63), riwayat DM keluarga (POR=4,43), tidak menikah (POR=0,49), cerai (POR=1,58), tidak bekerja (POR=1,93), IRT (POR=1,84), pelajar/mahasiswa (POR=0,24), kurang aktif (POR=1,20), hipertensi (POR=1,35), dan obesitas sentral (POR=1,29). Faktor risiko yang memberikan dampak paling dominan adalah umur ≥45 tahun dan riwayat DM keluarga, sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi yang memberikan dampak paling dominan adalah obesitas sentral. Model prediksi ini cukup akurat untuk memprediksi diabetes mellitus dengan batas probabilitas sebesar 18%. Perlu adanya peningkatan kualitas pelaksanaan Posbindu PTM dari pemerintah serta kesadaran warga DKI Jakarta yang berumur ≥15 tahun untuk pemantauan faktor risiko serta deteksi dini PTM.
Type 2 diabetes mellitus has become a serious public health problem and is an important cause of morbidity, death, disability and economic losses worldwide including Indonesia. The province of DKI Jakarta includes the top ten of the highest diabetes mellitus nationally. Posbindu PTM as one of the government programs in conducting early detection and monitoring of NCD risk factors that are implemented in an integrated, routine, and periodic.
This study aims to determine the risk factors associated with diabetes mellitus type 2 in Posbindu PTM throughout DKI Jakarta Province. This research uses cross sectional design from data of Risk Factor Surveilans of NCD Health Office of DKI Jakarta Province 2017. The analyzed sample is 12,775 respondents from 12,789 respondents aged ≥15 years old. Multivariate data analysis using multiple logistic regression test to determine prediction model and the most dominant potential impact factor.
The result obtained proportion of diabetes mellitus equal to 15,87%. Multivariate was found to be ≥45 years old (POR=6.32), 35-44 years (POR=1.82), 25-34 years (POR=0.98), sex (POR=0.63), history of DM family (POR=4.43), unmarried (POR=0.49), divorce (POR=1.58), not working (POR=1.93), IRT (POR=1.84), student (POR=0.24), less physical activity (POR=1.20), hypertension (POR=1.35), and central obesity (POR=1.29). Risk factors that have the most dominant impact are age ≥45 years and family DM history, while the modifiable factor that gives the most dominant impact is central obesity. This prediction model is accurate enough to predict diabetes mellitus with a probability limit of 18%. It is necessary to improve the quality of Posbindu PTM implementation from the government and the awareness of Jakarta citizens aged ≥15 years for monitoring of risk factors and early detection of NCD.
T-5151
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Devi Suhailin; Pembimbing: Bambang Sutrisna; Penguji: Yovsyah, Punto Dewo, Mulyadi
Abstrak:
Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya. Pola dan gaya hidup yang tidak sehat sering berkaitan denganhipertensi, sehingga munculnya beberapa faktor risiko. Obesitas sentral adalah salah satu faktor risiko hipertensi yang banyak ditemukan pada wanita usia pertengahan dibandingkan laki-laki. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi pada wanita. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasinya adalah seluruh wanita umur > 18 tahun yang terdaftar dalam database Surveilans Posbindu PTM tahun 2015 dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 29,1%. Kasus hipertensi terjadi lebih dari separuh pada kelompok umur > 45 tahun yaitu sebesar 51,71%, dengan rata-rata umur 46 tahun. Prevalensi obesitas sentral dengan cutt off point 85 cm sebesar 53% sedangkan dengan cut off point 80 cm sebesar 72%. Pada analisis multivariat : efek obesitas sentral menjadi hipertensi dipengaruhi oleh kadar aktfitas fisik setelah dikontrol umur. Efek obesitas sentral menjadi hipertensi pada seseorang yang kurang aktifitas fisik adalah 2,21 kali lebih besar dibanding tidak obesitas sentral yang cukup aktifitas fisik pada cut off point 85 cm, sedangkan efek obesitas sentral menjadi hipertensi pada seseorang yang cukup aktifitas fisik adalah 1,34 kali lebih besar dibanding yang cukup aktifitas fisik. Rekomendasi dari penelitian ini adalah menjaga ukuran lingkar perut maksimal 85cm, lakukan aktifitas fisik 30 menit/hari sebanyak 3 kali seminggu atau 150 menit dalam seminggu, periksa kesehatan 1 kali sebulan di Posbindu PTM, Puskesmas, tempat praktek dokter ataupun bidan.
Kata Kunci : Posbindu, PTM, Hipertensi, Obesitas Sentral, Wanita
Hypertension affected mortality at least 8 millions for every years. Pattern and life style not health related with hypertension, so there are risk factors. In comparated, most of central obesity is one of risk factors of hypertension founded at women on middle ages than men. Output of this research is to know about relationship between central obesity with hypertension case in women. Research design is crossectional. The population are all women with > 18 years old registered in Posbindu PTM Surveilance database at 2015. Result showed that prevalance of hypertension 29,1%. Hypertension case more than half on >45 years old are 51,71% with everage of ages 46 years. Prevalance of central obesity with cut off point 85 cm is 53,30%. In multivariable : central obesity effect become hypertension influenced by physical activity after controlled by age. Central obesity affect to be hypertension with less of physical activity is 2,21 more than central obesity affect with high of physical activity on cut off point 85 cm. while central obesity affect to be hypertension with high physical activity is 1,34 times. The recomendation are keep of abdominal circumference size maximum 85 cm, doing the physical activity 30 minutes/day with 3 times a week or 150 minutes every week, check of blood pressure once a month in Posbindu PTM, practice of doctor or midwife.
Keywords: Posbindu, Uncomunicable PTM, Hypertension, Central Obesity, Women
Read More
Kata Kunci : Posbindu, PTM, Hipertensi, Obesitas Sentral, Wanita
Hypertension affected mortality at least 8 millions for every years. Pattern and life style not health related with hypertension, so there are risk factors. In comparated, most of central obesity is one of risk factors of hypertension founded at women on middle ages than men. Output of this research is to know about relationship between central obesity with hypertension case in women. Research design is crossectional. The population are all women with > 18 years old registered in Posbindu PTM Surveilance database at 2015. Result showed that prevalance of hypertension 29,1%. Hypertension case more than half on >45 years old are 51,71% with everage of ages 46 years. Prevalance of central obesity with cut off point 85 cm is 53,30%. In multivariable : central obesity effect become hypertension influenced by physical activity after controlled by age. Central obesity affect to be hypertension with less of physical activity is 2,21 more than central obesity affect with high of physical activity on cut off point 85 cm. while central obesity affect to be hypertension with high physical activity is 1,34 times. The recomendation are keep of abdominal circumference size maximum 85 cm, doing the physical activity 30 minutes/day with 3 times a week or 150 minutes every week, check of blood pressure once a month in Posbindu PTM, practice of doctor or midwife.
Keywords: Posbindu, Uncomunicable PTM, Hypertension, Central Obesity, Women
T-5114
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Suci Damaratri; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Wenny Ichwaniah
Abstrak:
Read More
Hipertensi di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu diperhatikan karena prevalensinya terus mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia produktif di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan sampel sebanyak 16.421 peserta skrining faktor risiko PTM yang berusia 15-64 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu berdasarkan data skrining faktor risiko PTM tahun 2022 adalah sebesar 14,6% serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi adalah usia (PR = 3,15; 95% CI: 2,92-3,39), riwayat hipertensi keluarga (PR = 1,68; 95% CI: 1,54-1,83), dan obesitas (PR = 2,37; 95% CI: 2,19-2,56). Untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi, dinas kesehatan dapat bekerja sama dengan berbagai pihak salah satunya melalui program deteksi dini hipertensi.
Hypertension in Indonesia is a public health problem that needs attention because its prevalence still increased. This study aims to determine the prevalence of hypertension and the factors associated with the incidence of hypertension in productive aged population in Kepulauan Seribu Regency, DKI Jakarta in 2022. This study used a cross-sectional study design with a total sample of 16,421 risk factors screening of non-communicable disease participants aged 15- 64 years. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in the Kepulauan Seribu Regency based on risk factors screening of non-communicable disease data in 2022 is 14.6% and factors such as age (PR = 3.15; 95% CI: 2.92-3.39), family history of hypertension (PR = 1.68; 95% CI: 1.54-1.83 ), and obesity (PR = 2.37; 95% CI: 2.19-2.56) were associated factors of causing hypertension. To prevent and control hypertension, the health agency can work along with various parties by the early detection program for hypertension.
S-11460
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
