Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 22884 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Alfiyah Hanifah; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Adik Wibowo, Ika Malika
Abstrak: Penelitian ini membahas determinan utilisasi pelayanan kesehatan mental oleh Mahasiswa S1 Reguler menggunakan teori perilaku Andersen, terdiri dari faktor individual dan faktor kontekstual yang mempengaruhi perilaku utilisasi pelayanan kesehatan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif (mixed method). Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa yang memanfaatkan pelayanan kesehatan mental lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan (80%), tingkat tiga perkuliahan (35.7%), merasa membutuhkan pelayanan (perceived need) (57.2%) dan mengalami gangguan mental emosional (evaluated need) (skor SRQ-20: ≥ 6) (70.1%) dan tidak memiliki ide bunuh diri (71.4%), sedangkan alasan mahasiswa tidak menggunakan pelayanan kesehatan mental diantaranya adalah ՙՙLebih memilih menyelesaikan masalah sendiri՚՚ (64%), ՙՙBantuan professional tidak diperlukan karena masalah minor dan bersifat sementara՚՚ (48%), ՙՙLebih memilih mencari bantuan dari teman dan keluarga՚՚ (40%) ՙՙTidak ada waktu՚՚ (32%). Faktor kontekstual yaitu kebijakan, pembiayaan dan pengorganiasian. Kebijakan secara umum belum ada ataupun belum diresmikan untuk tingkat universitas dan klinik. Pembiayaan cukup namun tidak fleksibel serta tidak adekuat untuk melakukan inovasi. Pengorganisasian telah banyak dilakukan upaya dan program dan dapat lebih ditingkatkan efektifitasnya.
Read More
S-9976
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wa Ode Sri Andriani; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Ahmad Syafiq, Ruslan Majid, Fikki Prasetya
Abstrak: Literasi gizi fungsional menjadi keterampilan dasar dan penting yang dibutuhkan seseorang dan promosi kesehatan di era penyakit akibat masalah gizi semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan determinan sosial dan literasi gizi fungsional pada mahasiswa S1 reguler tahun pertama di Universitas Halu Oleo. Disain penelitian menggunakan disain cross sectional, penelitian ini mengambil data dari Studi Literasi Kesehatan 2019 di Universitas Halu Oleo, Provinsi Sulawesi Tenggara (n=359). Pengukuran literasi gizi dilakukan menggunakan instrumen The Newest Vital Sign (NVS) berisi 6 pertanyaan mengenai label gizi yang telah diadaptasi. Analisis menggunakan regresi linier berganda dengan literasi gizi fungsional sebagai variabel dependen dan determinan sosial seperti jenis kelamin, suku, status tempat tinggal, uang saku, akses layanan kesehatan, dan akses informasi kesehatan sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi gizi fungsional mahasiswa kurang memadai (M=2,47; SD=1,285). Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan hubungan signifikan antara skor literasi gizi fungsional dengan determinan sosial jenis kelamin (β=0,30, p=0,019). Hasil ini mengindikasikan hubungan yang lemah antara determinan sosial dan literasi gizi fungsional pada mahasiswa. Dan diperlukan upaya pengembangan edukasi terkait label gizi guna membantu mahasiswa dalam meningkatkan literasi gizi fungsional
Functional nutiriton literacy is a basic and important skill that a person needs and health promotion in an era of disease due to nutritional problems is increasing. This study aims to determine the associated between social determinants and functional nutrition literacy in first-year regular undergraduate students at Halu Oleo University. This research using cross-sectional, that takes data from Health Literacy Study 2019 at Halu Oleo University, Southeast Sulawesi Province (n=359). The measuremenet of nutritional literacy was carried out using The Newest Vital Sign (NVS), containing 6 questions regarding adapted nutrition labels. The analysis used multiple linier regressin, with functional nutrition literacy as the dependent variable and social determinants such as gender, ethnicity, residence status, pocket money, access to health services, and access to health information as independent variables. The results showed that the functional nutrition literacy level of the students was inadequate (M=2,47; SD=1,285). The results of multiple linear regression analysis showed a significant relationship between functional nutrition literacy scores and social determinantas, gender (β=0,30, p=0,019). These results indicate a weak relationship between social determinants and functional nutrition literacy. And efforts are needed to develop education related to nutrition labels to assist students to improve functional nutritional literacy
Read More
T-6032
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Ayumaruti; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Evi Martha, Yaslinda Yaunin, Eunice Margarini
Abstrak:
Literasi kesehatan mental merupakan pengetahuan serta keyakinan individu tentang masalah atau gangguan jiwa yang membantu proses pengenalan, pengelolaan, atau cara pencegahannya yang kemudian dapat digunakan untuk melakukan suatu tindakan yang bermanfaat khususnya bagi kesehatan mental individu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat literasi kesehatan mental mahasiswa program S1 reguler di Universitas Andalas dan faktor - faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan data Studi Literasi Kesehatan 2019 dengan menggunakan sampel dari mahasiswa angkatan 2018 di 15 fakultas di Universitas Andalas (n=363). Instrumen yang digunakan untuk pengukuran literasi kesehatan mental adalah kuesioner Mental Health Literacy Scale (MHLS) yang telah diadaptasi kedalam konteks budaya dan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor tingkat literasi kesehatan mental yang relatif rendah yaitu 59,96 dalam skala 1-100. Hasil analisis bivariat adalah determinan yang berasosiasi signifikan dengan literasi kesehatan mental yaitu jenis kelamin, suku, status tempat tinggal, status pacaran, rumpun ilmu, dan kepemilikan asuransi kesehatan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan mental adalah rumpun ilmu, kepemilikan asuransi kesehatan, dan status pasangan/pacaran. Yang merupakan variabel dominan adalah rumpun ilmu kesehatan. Diperlukan intervensi untuk meningkatkan literasi kesehatan mental yang berfokus pada topik yang terkait dengan mahasiswa laki – laki dan mahasiswa non kesehatan melalui peningkatan edukasi serta pengembangan dan pemanfaatan pusat informasi kesehatan mental di Universitas Andalas.

Mental health literacy is individual knowledge and beliefs about mental problems or disorders that help the process of recognizing, managing or preventing them which can then be used to take action that is especially beneficial for individual mental health. The purpose of this study was to describe the level of mental health literacy of regular undergraduate students at Andalas University and the influencing factors. This study used data from the 2019 Health Literacy Study using samples from class 2018 students in 15 faculties at Andalas University (n=363). The instrument used for measuring mental health literacy is the Mental Health Literacy Scale (MHLS) questionnaire which has been adapted to the cultural context and the Indonesian language. The results showed that the average score for mental health literacy was relatively low, namely 59.96 on a scale of 1-100. The results of the bivariate analysis show that there are determinants that are significantly associated with mental health literacy, namely gender, ethnicity, residence status, dating status, academic background, and health insurance ownership. The results of the multivariate analysis show that the variables associated with the level of mental health literacy are knowledge cluster/major, ownership of health insurance, and partner/dating status. Which is the dominant variable is the health science cluster/major. Interventions are needed to increase mental health literacy that focuses on topics related to male students and non-health students through increased education and the development and utilization of mental health information centers at Andalas University.
Read More
T-6779
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Stephen Gunawan; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Endang L. Achadi, Evi Fatimah
Abstrak:

Asupan mikronutrien inadekuat dapat berdampak buruk bagi imunitas tubuh, terutama saat pandemi Covid-19. Asupan mikronutrien mahasiswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan gizi, tingkat stress, uang saku, media sosial, dan konsumsi. Untuk melihat hubungan antara asupan mikronutrien dengan faktor-faktor tersebut, dilakukan penelitian cross-sectional menggunakan data sekunder tahun 2020 yang melibatkan 138 mahasiswa S1 Gizi Universitas Indonesia. Ditemukan persentase asupan vitamin A, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin B6, vitamin B12, asam folat, zat besi dan seng tergolong cukup (≥70% AKG) adalah 53,6%, 16,7%, 1,4%, 0%, 22,5%, 17,4%, 1,4%, 1,4%, dan 27,5%. Hasil analisis dengan chi-square menunjukkan bahwa ditemukan adanya hubungan signifikan antara asupan seng dengan penggunaan instagram (p-value= 0,002), asupan vitamin C (p-value=0,010), asupan asam folat (p- value=0,000), dan asupan seng (p-value=0,018) dengan konsumsi sayuran, asupan vitamin C (p-value=0,000), vitamin D (p-value=0,007), vitamin E (p-value=0,000), vitamin B6 (p-value=0,000), asam folat (p-value=0,007), dan zat besi (p-value=0,007) dengan konsumsi buah, asupan vitamin B12 (p-value=0,012) dan seng (p-value=0,027) dengan konsumsi lauk hewani, asupan vitamin C (p-value=0,033), vitamin E (p- value=0,011), dan seng (p-value=0,017) dengan kebiasaan sarapan. Meskipun tidak ditemukan hubungan signifikan dengan pengetahuan gizi dan tingkat stress, kecenderungan hubungan masih ditemukan. Dengan demikian, pengetahuan gizi, tingkat stress, media sosial, serta konsumsi merupakan faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan asupan mikronutrien pada mahasiswa. Kata kunci: Asupan mikronutrien, konsumsi sayur, konsumsi buah, konsumsi lauk hewani, sarapan, mahasiswa


 

Micronutrient inadequacy can cause effects on the immune system, especially during the Covid-19 pandemic. Students’ micronutrient intake may be influenced by knowledge, stress levels, pocket money, social media, and consumption. To assess the relationship between micronutrient intake and these factors, a cross-sectional study was conducted using secondary data in 2020 involving 138 students of the Nutrition students in University of Indonesia. This study found that the percentage of vitamin A, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin B6, vitamin B12, folic acid, iron and zinc adequacy, respectively, was 53.6%, 16.7%, 1.4%, 0 %, 22.5%, 17.4%, 1.4%, 1.4%, and 27.5%. The result of chi-square analysis showed that there was a significant relationship between zinc intake and instagram usage (p-value = 0.002), vitamin C (p-value=0,010), folic acid (p-value=0,000), and zinc (p-value=0,018) intake with vegetable consumption, vitamin C (p-value=0.000), vitamin D (p-value=0.007), vitamin E (p- value=0.000), vitamin B6 (p-value=0.000), folic acid (p-value=0.007), and iron (p- value=0.007) intake with fruit consumption, vitamin B12 (p-value=0.012) and zinc (p- value=0.027) with animal source food consumption, vitamin C (p-value = 0.033), vitamin E (p-value = 0.011), and zinc (p-value = 0.017) intake with breakfast habits. Even though no significant relationship was found with nutritional knowledge and stress levels, the tendencies of the relationship was still found. Therefore, nutritional knowledge, stress levels, social media, and consumption are important factors in order to optimize students’ micronutrient intake. Key Words: Miconutrient intake, vegetable consumption, fruit consumption, animal source food consumption, breakfast, college student

Read More
S-10895
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Rachmat Satria; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: L. Meily Kurniawidjaja, Irma Setiawaty Wulandari
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran postur yang berisiko penggunaan smartphone pada mahasiswa sarjana reguler di FKM UI tahun 2019. Selain itu, penelitian ini juga melihat gambaran faktor individu dan faktor pemakaian terhadap keluhan subjektif gejala gangguan otot rangka dan gejala gangguan mata kering pada mahasiswa pengguna smartphone.

Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penilaian postur berisiko dilakukan melalui observasi pada mahasiswa pengguna smartphone (n = 30) yang diukur dengan metode REBA dan dibandingkan dengan literatur yang ada. Gambaran faktor individu, faktor pemakaian, keluhan subjektif gejala gangguan otot rangka, dan gejala gangguan mata kering didapatkan dari pengisian kuesioner oleh mahasiswa pengguna smartphone (n = 204).

Hasil penelitian menunjukkan postur yang paling berisiko saat menggunakan smartphone antara lain postur leher (71,4%) dan lengan bawah (59,5%). Kebanyakan responden (82,4%) selalu menghabiskan > 7 kali dalam sehari per kesempatan untuk menggunakan smartphone dan 89,2% responden menggunakan smartphone secara berlebihan selama > 2 jam/hari. Lebih dari sebagian mahasiswa (64,7%) memiliki keluhan subjektif ringan sampai parah pada mata dalam 7 hari terakhir. Keluhan subjektif gejala gangguan otot rangka yang dirasakan mahasiswa dalam 7 hari terakhir pada tiga bagian tubuh terbanyak adalah leher (59,3%), bahu/lengan atas (50,0%) dan punggung atas (44,6%).
Read More
S-9996
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhita Yoana; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Dien Anshari, Fidiansjah
S-10323
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wildan Agung Nur'Alim; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Rien Pramindari
Abstrak:
Penelitian ini menganalisis utilisasi fasilitas kesehatan tingkat pertama pelayanan kesehatan mental di Indonesia. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan menggunakan data sampel BPJS tahun 2015-2022 yang berisi data kunjungan tahun 2022. Penelitian ini menggunakan Chi-square. Dalam penelitian ini dapat diobservasi bahwa utilisasi pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh peserta JKN pada tahun 2015-2022 sebesar 331.008.686 kunjungan dengan total kunjungan ke pelayanan kesehatan mental di FKTP sebesar 1.158.843 kunjungan. Proporsi utilisasi pelayanan kesehatan mental di FKTP di Indonesia lebih besar pada jenjang umur dewasa dengan besar 994.553 kunjungan, jenis kelamin laki-laki sebesar 639.442 kunjungan, status belum kawin sebesar 632.421, tinggal di Provinsi Jawa Tengah sebesar 234.583 kunjungan, berkunjung ke puskesmas sebesar 935.204 kunjungan, dan segmen peserta PBI APBN sebesar 470.619 kunjungan. Oleh karena itu, memastikan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan mental di FKTP beserta tenaga ahli kesehatan mental yang terlatih dan sesuai standar harus ditingkatkan, terlebih daerah dengan kunjungan tertinggi.

This study analyses the utilisation of first-level health facilities for mental health services in Indonesia. The study used a cross-sectional design using BPJS sample data for 2015-2022 which contained visit data for 2022. This study used Chi-square. It was observed that the utilisation of primary healthcare services by JKN participants in 2015-2022 was 331,008,686 visits with a total of 1,158,843 visits to mental health services at primary healthcare facilities. The proportion of mental health service utilisation at primary healthcare facilities in Indonesia is greater in the adult age group with 994,553 visits, male gender with 639,442 visits, unmarried status with 632,421 visits, living in Central Java Province with 234,583 visits, visiting puskesmas with 935,204 visits, and the PBI APBN participant segment with 470,619 visits. Therefore, ensuring the availability of mental health service facilities at FKTP along with trained and standardised mental health experts must be improved, especially in areas with the highest visits.
Read More
S-11716
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fajrin Birrulwalidain; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Erfan Chandra Nugraha
Abstrak:
Penelitian ini menganalisis utilisasi pelayanan kesehatan mental depresi di fasilitas kesehatan pada peserta JKN tahun 2023. Desain penelitian ini non-eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peserta memanfaatkan pelayanan kesehatan mental depresi dengan frekuensi kunjungan yang rendah atau 1-3 kali kunjungan dalam satu tahun, yaitu sebanyak 70.351 (88,3%) peserta. Faktor-faktor yang menunjukkan hubungan yang signifikan yaitu umur, jenis kelamin, status perkawinan, segmentasi peserta, jenis fasilitas kesehatan, kepemilikan fasilitas kesehatan, dan wilayah fasilitas kesehatan. Determinan utama adalah umur, dengan peserta yang berumur 45-54 tahun memiliki peluang tertinggi untuk berada pada kategori frekuensi kunjungan yang tinggi (OR: 2,583; 95% CI: 2,042-3,268). Temuan ini menunjukkan bahwa diperlukan edukasi, intervensi, peningkatan kualitas layanan dan tenaga kesehatan, serta pemerataan fasilitas dan tenaga kesehatan.


This study analyzes the utilization of mental health services for depression at healthcare facilities among JKN participants in 2023. The research design is non-experimental with a cross-sectional approach. The results show that the majority of participants utilized mental health services for depression with a low frequency of visits, ranging from 1 to 3 visits per year, totaling 70,351 (88.3%) participants. Factors that showed significant associations include age, gender, marital status, participant segmentation, type of healthcare facility, ownership of healthcare facility, and facility location. The main determinant is age, with participants aged 45-54 having the highest likelihood of being in the high-frequency visit category (OR: 2.583; 95% CI: 2.042-3.268). These findings indicate the need for education, interventions, improvement in service quality and healthcare providers, as well as the equitable distribution of healthcare facilities and workforce.
Read More
S-12077
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fajrin Birrulwalidain; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Erfan Chandra Nugraha
Abstrak:
Penelitian ini menganalisis utilisasi pelayanan kesehatan mental depresi di fasilitas kesehatan pada peserta JKN tahun 2023. Desain penelitian ini non-eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peserta memanfaatkan pelayanan kesehatan mental depresi dengan frekuensi kunjungan yang rendah atau 1-3 kali kunjungan dalam satu tahun, yaitu sebanyak 70.351 (88,3%) peserta. Faktor-faktor yang menunjukkan hubungan yang signifikan yaitu umur, jenis kelamin, status perkawinan, segmentasi peserta, jenis fasilitas kesehatan, kepemilikan fasilitas kesehatan, dan wilayah fasilitas kesehatan. Determinan utama adalah umur, dengan peserta yang berumur 45-54 tahun memiliki peluang tertinggi untuk berada pada kategori frekuensi kunjungan yang tinggi (OR: 2,583; 95% CI: 2,042-3,268). Temuan ini menunjukkan bahwa diperlukan edukasi, intervensi, peningkatan kualitas layanan dan tenaga kesehatan, serta pemerataan fasilitas dan tenaga kesehatan.


This study analyzes the utilization of mental health services for depression at healthcare facilities among JKN participants in 2023. The research design is non-experimental with a cross-sectional approach. The results show that the majority of participants utilized mental health services for depression with a low frequency of visits, ranging from 1 to 3 visits per year, totaling 70,351 (88.3%) participants. Factors that showed significant associations include age, gender, marital status, participant segmentation, type of healthcare facility, ownership of healthcare facility, and facility location. The main determinant is age, with participants aged 45-54 having the highest likelihood of being in the high-frequency visit category (OR: 2.583; 95% CI: 2.042-3.268). These findings indicate the need for education, interventions, improvement in service quality and healthcare providers, as well as the equitable distribution of healthcare facilities and workforce.
Read More
S-12122
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulita Sirinti Pongtambing; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Rita Damayanti, Dadan Erwandi, Ida Leida M., Sudirman Nasir
Abstrak:
Meningkatnya prevalensi gangguan mental di kalangan anak muda di Indonesia mengindikasikan pentingnya upaya memperbaiki literasi kesehatan mental di kalangan anak muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan sosial yang berkaitan dengan literasi kesehatan mental pada mahasiswa Universitas Hasanuddin. Penelitian ini menggunakan data dari Studi Literasi Kesehatan 2019 yang menggunakan desain potong lintang. Pengukuran literasi kesehatan mental dilakukan dengan menggunakan instrumen Mental Health Literacy Scale (MHLS) yang telah di adaptasi ke konteks Indonesia. Hasil pada penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata kesehatan mental yang relatif rendah (M=59,60 dengan skala 0-100). Analisis bivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin, status pacaran, dan rumpun ilmu merupakan determinan yang berasosiasi signifikan dengan MHLS. Adapun hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa literasi kesehatan mental lebih rendah pada mahasiswa laki-laki, mahasiswa yang menolak menjawab suku, dan mahasiswa yang tergolong dalam rumpun ilmu sains dan teknologi. Hasil ini menyarankan intervensi kesehatan mental pada kelompok mahasiswa tersebut melalui edukasi dan call center kesehatan mental.

The prevalence of mental disorders among young adults in Indonesia has increased, indicating the importance of improving mental health literacy among them. This study aimed to determine the social determinants and mental health literacy among first year undergraduate students of Universitas Hasanuddin, South Sulawesi, Indonesia. Data for this study came from the Indonesia Health Literacy Study 2019, a cross-sectional online survey of undergraduate students from four public universities in four provinces of Indonesia. Mental health literacy was measured using the Mental Health Literacy Scale (MHLS) which had been adapted into Indonesia context. The results showed that respondents had relatively low mental health literacy (M=59,60 on a scale of 0-100). Bivariate analysis showed that gender, relationship status, and scientific clusters were associated with MHLS. Multivariate analysis showed that mental health literacy was lower among male students, students who refused to reveal their ethnic identities, and students of science-tech cluster. Interventions through mental health education and mental health call center are recommended to improve mental health literacy, especially among these undergraduate students of Universitas Hasanuddin.

Read More
T-5915
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive