Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 43958 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dian Priharja Putri; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Ahmad Syafiq, Fitri Anggraeni H.
Abstrak: Kanker payudara menempati urutan pertama dengan jumlah kasus baru (43,3%) dan kematian akibat kanker (12,9%) pada wanita di dunia. Lebih dari 70% pasien datang ke layanan kesehatan pada stadium kenker yang telah lanjut. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) yang dilakukan setiap bulan merupakan metode deteksi dini termurah dan paling sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri oleh wanita. Meskipun telah direkomendasikan selama bertahun-tahun, praktik BSE masih rendah. Lebih dari 80% orang tidak memahami praktik SADARI. Program ini tidak dapat dipisahkan dari literasi kesehatan. Teori Health Belief Model dianggap sesuai untuk melihat mengapa beberapa orang memilih untuk tidak melakukan SADARI. Penelitian ini untuk melihat asosiasi literasi kesehatan dan Health Belief Model dengan praktik SADARI, menggunakan desain cross-sectional dengan sampel 251 mahasiswa S1 Reguler dari Universitas Indonesia angkatan 2018/2019. Hasil yang diperoleh 156 mahasiswi (62,2%) melakukan SADARI, 66,9% mahasiswi pernah mendapakan informasi terkait SADARI, mempunyai pengetahuan sedang (66,41), mempunyai persepsi keseriusan tinggi terhadap kanker payudara (66,66) dan persepsi rentan terkena kanker payudara yang rendah (48,00), mempunyai manfaat tinggi pada SADARI (80,00) dan hambatan tinggi untuk melakukan SADARI (80,00), mempunyai kemampuan melakukan SADARI rendah (51,37), dan mempunyai literasi kesehatan tinggi (76,63). Persepsi terhadap kemampuan diri melakukan SADARI mempunyai hubungan bermakna dengan praktik SADARI (p = 0,000; OR=10; 95% CI 3,695-25,563) setelah dikontrol oleh rumpun ilmu, keterpaparan informasi, dan pengetahuan. Literasi kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan praktik SADARI (p = 0,000; OR=17; 95% CI 5,452-52,211) setelah dikontrol oleh rumpun ilmu, sumber informasi, dan pengetahuan.
Read More
T-5612
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Masyitah; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Milla Herdayati, Resty Kiantini
Abstrak: Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang wanita. Sebagian besar wanita penderita kanker payudara datang ke tempat pengobatan dalam kondisi stadium lanjut, padahal kanker payudara dapat dideteksi secara dini dengan rutin melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran praktik SADARI pada mahasiswi S1 reguler Universitas Indonesia tahun 2013 menggunakan pendekatan Health Belief Model. Sampel adalah 287 mahasiswi S1 reguler Universitas Indonesia dari 12 fakultas, diambil dengan metode estimasi proporsi dengan presisi relatif. Hasilnya, sebanyak 51.9% mahasiswi sudah melakukan SADARI, namun hanya 3.3% yang melakukannya secara rutin setiap bulan. Sementara itu variabel usia, pengetahuan, persepsi terhadap manfaat melakukan SADARI, persepsi terhadap hambatan melakukan SADARI, dan persepsi terhadap kemampuan diri melakukan SADARI menunjukkan hubungan yang signfikan dengan praktik SADARI.
 

Breast cancer is one of the most common cancers among women. Most of the women with breast cancer visit the medical practitioner in late stadium, despite the fact that breast cancer can be detected by routinely doing breast self-examination (BSE). The purpose of the current study was to depict breast self-examination practice on undergraduate female students of Universitas Indonesia by using Health Belief Model (HBM) approach. Samples are 287 undergraduate female students of Universitas Indonesia from 12 faculties, calculated by estimating a population proportion with specified relative precision method. The results showed that 51.9% of the participants reported performing BSE, but only 3.3% that performed BSE regularly. Meanwhile, age, knowledge, perceived benefits of BSE, perceived barriers of BSE, and perceived self efficacy significantly associated to BSE practice.
Read More
S-7867
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizky Annisa; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Evi Martha, Wachyu Nursani Eka
S-8117
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dyah Rumaisha Nurul Aini; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Dien Anshari, Rebecca Noerjani Angka
Abstrak:
Latar belakang: Kanker payudara pada wanita menjadi penyebab kejadian kanker tertinggi di dunia dengan jumlah kasus sebanyak 2,3 juta kasus dengan 685 ribu kematian. Sedangkan kejadian kanker pada wanita di Indonesia yang tertinggi adalah kanker payudara dengan prevalensi 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. Oleh sebab itu, sangat diperlukan upaya pencegahan secara dini dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswi. Metode: Metode kuantitatif dan desain cross-sectional. Sampel 257 mahasiswi S1 reguler di Universitas Indonesia. Hasil: Pada analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi melakukan SADARI, namun tidak melakukan secara rutin setiap bulan. Ada hubungan antara pengalaman keberhasilan, pengalaman orang lain, dukungan orang sekitar, keadaan fisiologis dan suasana hati, serta efikasi diri dengan perilaku SADARI. Variabel pengalaman keberhasilan tinggi 1,69x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel pengalaman orang lain tinggi, 1,94x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel dukungan orang sekitar tinggi 3,34x akan cenderung melakukan perilaku. Variabel keadaan fisiologis dan suasana hati memperlihatkan bahwa responden yang memiliki tingkat keadaan fisiologis dan suasana hati tinggi 3,32x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel efikasi diri yang tinggi 7,65x akan cenderung melakukan perilaku SADARI.Correlation between Self Efficacy and Breast Self-Examination (BSE) Behaviour Among Undergraduate Female Students in University Indonesia

Background: Breast cancer in women is the cause of the highest incidence of cancer in the world, with a total of 2.3 million cases and 685 thousand deaths. Meanwhile, breast cancer is the most common cancer in women in Indonesia, with a prevalence of 42.1 per 100,000 people and a death rate of 17 per 100,000 people. Therefore, early prevention efforts are needed through breast self-examination (BSE). Purpose: This study aims to determine the relationship between self-efficacy and breast self-examination behavior in female students. Methods: Quantitative method and cross-sectional design. A sample of 257 regular undergraduate students at the University of Indonesia. Results: According to the univariate analysis, the majority of female students took BSE but did not do so on a monthly basis. There is a relationship between the experience of success, the experiences of other people, the support of those around them, physiological states and moods, and self-efficacy with BSE behavior. The high success experience variable (1.69 times) is more likely to exhibit BSE behavior. Other people's variable experience is high; (1.94 times) more people will tend to do BSE behavior. The variable support of those around you is high, and they will tend to do the behavior (3.34 times). According to the physiological state and mood variables, respondents who have a high level of physiological state and mood (3.32 times) are more likely to engage in BSE behavior. A high self-efficacy variable (7.65 times) will tend to exhibit BSE behavior.
Read More
S-11220
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riski Agussalim Siregar; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Evi Martha, Tiara Amelia, Theresia Rhabina Noviandari, Deksa Presiana
Abstrak:

Literasi gizi fungsional menjadi keterampilan dasar dan penting yang dibutuhkan seseorang dan promosi kesehatan di era penyakit akibat masalah gizi semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran determinan sosial dan literasi gizi serta hubungan keduanya pada mahasiswa sarjana Universitas Indonesia tahun angkatan 2018/2019. Desain penelitian menggunakan desain cross sectional, penelitian ini mengambil data dari Studi Literasi Kesehatan 2019 di Universitas Indonesia (n=373). Pengukuran literasi gizi dilakukan menggunakan instrumen The Newest Vital Sign (NVS) berisi 6 pertanyaan mengenai label gizi yang telah diadaptasi. Analisis menggunakan regresi linier berganda dengan literasi gizi fungsional sebagai variabel dependen dan determinan sosial seperti usia, jenis kelamin, suku, uang saku, rumpun keilmuan dan tempat tinggal sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara rumpun keilmuan (p=0,041) dan tempat tinggal (p =0,033) dengan tingkat literasi gizi fungsional mahasiswa Universitas Indonesia, sedangkan usia (p= 0,321), jenis kelamin (p=0,968), suku (p=0,606) dan uang saku (p=0,805) tidak berhubungan dengan tingkat literasi gizi fungsional mahasiswa Universitas Indonesia. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan hubungan signifikan antara literasi gizi fungsional dengan determinan sosial tempat tinggal (p=0,010) dan Rumpun Ilmu (p-0,038). Hasil ini mengindikasikan hubungan yang lemah antara determinan sosial dan literasi gizi fungsional pada mahasiswa. Dan diperlukan upaya pengembangan edukasi terkait label gizi guna membantu mahasiswa dalam meningkatkan literasi gizi fungsional.


 

Functional nutrition literacy is a basic and important skill needed by a person and health promotion in an era of increasing diseases due to nutritional problems. This study aims to determine the description of social determinants and nutritional literacy and the relationship between the two in undergraduate students at the University of Indonesia class of 2018/2019. The research design used a cross sectional design, this study took data from the 2019 Health Literacy Study at the University of Indonesia (n = 373). Measurement of nutritional literacy was carried out using The Newest Vital Sign (NVS) instrument containing 6 questions regarding adapted nutrition labels. Analysis used multiple linear regression with functional nutrition literacy as the dependent variable and social determinants such as age, gender, ethnicity, pocket money, scientific clump and place of residence as independent variables. The results showed that there was an association between scientific group (p=0.012) and residence (p=0.041) with the level of functional nutrition literacy of Universitas Indonesia students, while age (p=0.321), gender (p=0.968), ethnicity (p=0.606) and pocket money (p=0.805) were not associated with the level of functional nutrition literacy of Universitas Indonesia students. The results of multiple linear regression analysis showed a significant relationship between functional nutrition literacy and social determinants of residence (p=0.010) and Science Group (p-0.038). These results indicate a weak relationship between social determinants and functional nutrition literacy in university students. Efforts are needed to develop education related to nutrition labeling to help students improve functional nutrition literacy.

Read More
T-7203
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tasyafiki Azraliani; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Ahmad Syafiq, Ella Nurlaella Hadi, Shanti Riskiyani, Eka Rosiyati
Abstrak:
Literasi gizi fungsional merupakan bagian dari literasi kesehatan yang berfokus pada kemampuan dalam memahami informasi gizi dasar yang dilihat sebagai prasyarat untuk keterampilan literasi makanan (food literacy) sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran literasi gizi fungsional dan hubungannya dengan determinan sosial pada mahasiswa sarjana Universitas Hasanuddin tahun angkatan 2018/2019. Penelitian ini merupakan analisis lanjut Studi Literasi Kesehatan Tahun 2019 di Universitas Hasanuddin, Provinsi Sulawesi Selatan yang menggunakan desain cross sectional (n=372). Pengukuran literasi gizi fungsional dilakukan menggunakan instrumen The Newest Vital Sign (NVS) berisi 6 pertanyaan mengenai label gizi yang telah diadaptasi. Data dianalisis secara univariat, bivariat (Chi Square) dan multivariat (regresi logistik ganda) dengan literasi gizi fungsional sebagai variabel dependen dan determinan sosial seperti jenis kelamin, suku orang tua, uang saku, rumpun keilmuan dan akses layanan kesehatan sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan literasi gizi fungsional mahasiswa tidak adekuat sebanyak 71,2%. Pada variabel mahasiswa dengan suku orang tua sama (p=0,027) dan rumpun keilmuan mahasiswa kesehatan (p=0,023) berhubungan signifikan dengan literasi gizi fungsional. Determinan sosial yang paling dominan berhubungan dengan literasi gizi fungsional yaitu mahasiswa dengan suku orang tua sama yang berpeluang 1,91 kali lebih tinggi untuk memiliki literasi gizi fungsional adekuat dibandingkan mahasiswa dengan suku orang tua berbeda setelah dikontrol oleh variabel rumpun keilmuan (aOR=1,91; 95% CI 1,055-3,465). Berdasarkan hasil penelitian ini diperlukan upaya pengembangan edukasi terkait label gizi guna membantu mahasiswa dalam meningkatkan literasi gizi fungsional pada populasi berpendidikan.

Functional nutrition literacy is a subset of health literacy that focuses on the ability to understand basic nutritional information which is seen as a prerequisite for simple food literacy skills. This study aims to describe functional nutrition literacy and its relationship with social determinants of undergraduate students of Universitas Hasanuddin class 2018/2019. This is an advanced analysis of Health Literacy Study 2019 at Universitas Hasanuddin, South Sulawesi, which used a cross-sectional design (n=372). Measurement of functional nutrition literacy was carried out using The Newest Vital Sign (NVS) containing 6 questions of nutritional labels. Data were analyzed using univariate, bivariate (Chi Square) and multivariate (multiple logistic regression) with functional nutrition literacy as the dependent variable and social determinants such as gender, parental ethnicity, pocket money, academic background and access to health services as independent variables. The results showed that the functional nutrition literacy of students was inadequate (71.2%). Variables of students with the same parental ethnicity (p = 0.027) and the academic background of health (p = 0.023) significantly related to functional nutrition literacy. The most dominant social determinant related to functional nutrition literacy is that students with the same parental ethnicity have a 1.91 times higher chance of having adequate functional nutrition literacy than students with different parental ethnicity after controlling for academic background variables (aOR=1.91; 95 % CI 1.055-3.465). Based on the results of this study, it is necessary to develop education related to nutrition labels to assist students in increasing functional nutrition literacy of educated populations.
Read More
T-6644
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kartika Anggun Dimar Setio; Pembimbing: Rita Damayanti, Iwan Ariawan; Penguji: Arman Nefi, Soewarta Kosen, Widyastuti Wibisana
T-3944
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Ayumaruti; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Evi Martha, Yaslinda Yaunin, Eunice Margarini
Abstrak:
Literasi kesehatan mental merupakan pengetahuan serta keyakinan individu tentang masalah atau gangguan jiwa yang membantu proses pengenalan, pengelolaan, atau cara pencegahannya yang kemudian dapat digunakan untuk melakukan suatu tindakan yang bermanfaat khususnya bagi kesehatan mental individu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat literasi kesehatan mental mahasiswa program S1 reguler di Universitas Andalas dan faktor - faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan data Studi Literasi Kesehatan 2019 dengan menggunakan sampel dari mahasiswa angkatan 2018 di 15 fakultas di Universitas Andalas (n=363). Instrumen yang digunakan untuk pengukuran literasi kesehatan mental adalah kuesioner Mental Health Literacy Scale (MHLS) yang telah diadaptasi kedalam konteks budaya dan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor tingkat literasi kesehatan mental yang relatif rendah yaitu 59,96 dalam skala 1-100. Hasil analisis bivariat adalah determinan yang berasosiasi signifikan dengan literasi kesehatan mental yaitu jenis kelamin, suku, status tempat tinggal, status pacaran, rumpun ilmu, dan kepemilikan asuransi kesehatan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan mental adalah rumpun ilmu, kepemilikan asuransi kesehatan, dan status pasangan/pacaran. Yang merupakan variabel dominan adalah rumpun ilmu kesehatan. Diperlukan intervensi untuk meningkatkan literasi kesehatan mental yang berfokus pada topik yang terkait dengan mahasiswa laki – laki dan mahasiswa non kesehatan melalui peningkatan edukasi serta pengembangan dan pemanfaatan pusat informasi kesehatan mental di Universitas Andalas.

Mental health literacy is individual knowledge and beliefs about mental problems or disorders that help the process of recognizing, managing or preventing them which can then be used to take action that is especially beneficial for individual mental health. The purpose of this study was to describe the level of mental health literacy of regular undergraduate students at Andalas University and the influencing factors. This study used data from the 2019 Health Literacy Study using samples from class 2018 students in 15 faculties at Andalas University (n=363). The instrument used for measuring mental health literacy is the Mental Health Literacy Scale (MHLS) questionnaire which has been adapted to the cultural context and the Indonesian language. The results showed that the average score for mental health literacy was relatively low, namely 59.96 on a scale of 1-100. The results of the bivariate analysis show that there are determinants that are significantly associated with mental health literacy, namely gender, ethnicity, residence status, dating status, academic background, and health insurance ownership. The results of the multivariate analysis show that the variables associated with the level of mental health literacy are knowledge cluster/major, ownership of health insurance, and partner/dating status. Which is the dominant variable is the health science cluster/major. Interventions are needed to increase mental health literacy that focuses on topics related to male students and non-health students through increased education and the development and utilization of mental health information centers at Andalas University.
Read More
T-6779
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Noviana Nasriyanto; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Ahmad Syafiq, Artha Prabawa; Bayu Aji
T-5323
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Salsabila Al-Azhar; Pembimbing: Dian Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Ika Malika
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran serta hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 pada mahasiswa S1 reguler Universitas Indonesia dengan menggunakan desain studi cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 415 orang dengan teknik pengambilan sampel, yaitu purposive sampling dan convenience sampling. Pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 diukur menggunakan kuesioner adaptasi dari survei Knowledge, Attitude, and Practices (KAP) terkait COVID-19 secara online menggunakan Google Form.
Read More
S-10856
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive