Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37658 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Aniza Rizky Aprilya Sirait; Pembimbing: Endang L. Achadi;Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Tiara Luthfie
Abstrak: Praktik MP-ASI yang buruk dapat menyebabkan kekurangan gizi pada anak-anak.Minimum dietary diversity (MDD) merupakan salah satu penentu status gizi anak dantelah ditemukan dapat memprediksi terjadinya stunting. Penelitian ini membahasmengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan capaian MDD pada anak yang diberiASI usia 6-23 bulan berdasarkan data SDKI tahun 2017. Penelitian ini menggunakan ujiChi-square dan uji regresi logistik ganda untuk menganalisis 2.976 sampel WUS.Terdapat 52,8% anak yang diberi ASI usia 6-23 bulan di Indonesia tahun 2017 telahmengonsumsi setidaknya lima dari delapan kelompok makanan. Namun, masih terdapat47,2% anak yang belum memenuhi capaian MDD tersebut. Usia anak, pendidikan ibu,status bekerja ibu, akses terhadap media, kekayaan rumah tangga, dan pendidikan ayah,peran ayah, kunjungan ANC, penolong persalinan, tempat persalinan, dan wilayah tempattinggal ditemukan memiliki hubungan yang bermakna dengan capaian MDD anak.Namun, hanya usia anak, tingkat pendidikan ibu, status bekerja ibu, kekayaan rumahtangga, peran ayah, penolong persalinan, dan wilayah tempat tinggal yang lolos kepemodelan multivariat akhir yang mempengaruhi capaian MDD. Faktor dominan yangmempengaruhi capaian MDD anak adalah usia anak 6-11 bulan. Anak yang berusia 18-23 bulan berpeluang mengonsumsi lima atau lebih kelompok makanan sebesar 5,8 kalilebih tinggi dibandingkan dengan anak yang berusia di bawah 6-11 bulan. Masih terdapatseparuh anak Indonesia belum memenuhi capaian MDD. Perlu adanya intervensi di masamendatang yang menargetkan ibu yang memiliki bayi dan anak kecil melalui programpeningkatan kesadaran untuk mendorong pertumbuhan anak-anak dengan memberikandiet yang lebih beragam sejak awal diperkenalkan makanan.
Kata kunci:Anak usia 6-23 bulan; minimum dietary diversity; MP-ASI; SDKI 2017.
Read More
S-10502
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitra Sistia; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Rachmawati
Abstrak: Praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA) yang tidak tepat yangdikombinasikan dengan penyebab lain, seperti infeksi dan kekurangan makananberdampak pada sepertiga masalah malnutrisi. Indikator PMBA yang berupa minimumdiet diversity (MDD), minimum meal frequency (MMF), dan minimum acceptable diet(MAD) lebih terkait dengan pemberian makanan pendamping ASI yang memadai.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi cross sectional yang bertujuanuntuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan capaianminimum acceptable diet (MAD) pada anak usia 6-23 Bulan di Indonesia berdasarkananalisis data SDKI 2017. Hasil penelitian ini didapatkan dari data skunder SDKI 2017dengan jumlah sampel sebanyak 1592 responden yang diambil menggunakan tekniksimple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian minimumacceptable diet pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia sebesar 32,8%. Pada hasil analisisbivariat dengan menggunakan uji chi-square ditemukan bahwa terdapat faktor-faktoryang berhubungan dengan capaian MAD yaitu usia anak, pendidikan ibu, pendidikanayah, kuintil kekayaan, kunjungan ANC, kunjungan PNC, tempat persalinan, danketerpaparan media massa. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisisregresi logistik ganda menemukan juga usia anak menjadi faktor dominan dari capaianMAD pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia setelah dikontrol oleh variabel status ibubekerja, pendidikan ibu, pendidikan ayah, kunjungan ANC dan tempat persalinan. Saranbagi Kementerian Kesehatan beserta jajarannya adalah dengan meningkatkan upayakonseling untuk ibu mengenai pentingnya praktik pemberian makan bayi dan anak yanglebih menyasar pada anak yang belum MP-ASI dan baru memulai MP-ASI. Saran untukpeneliti lain adalah penelitian perlu dilanjutkan dengan metode kuantitatif agar dapatmenggali informasi yang lebih dalam terkait penyebab tercapaianya MAD maupun tidaktercapainya MAD.
Kata kunci:Praktik PMBA, minimum acceptable diet, anak usia 6-23 bulan.
Read More
S-10511
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arina Nurul Ihsani; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Sandra Fikawati, Kusharisupeni Djokosujono, Cesilia Meti Dwiriani, Salimar
Abstrak: Minimum dietary diversity (MDD) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur densitas gizi mikro dari makanan anak berusia 6 – 23 bulan, yang dapat dikaitkan dengan permasalahan gizi. Penelitian ini bertujuan menganalisis determinan yang berhubungan dengan ketidaktercapaian Minimum Dietary Diversity (MDD) pada anak usia 6 – 23 bulan di Indonesia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel sebanyak 10.800 anak yang didapatkan dari total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dengan menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar 2018. Hasil analisis bivariat didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara usia anak (p < 0,0005), usia ibu (p = 0,01), tingkat pendidikan ibu (p < 0,0005), tingkat pendidikan ayah (p < 0,0005), frekuensi ANC (p < 0,0005), tempat persalinan (p < 0,0005), pelayanan PNC (p < 0,0005), tempat tinggal (p < 0,0005), dan pemantauan pertumbuhan anak (p < 0,0005) terhadap ketidaktercapaian MDD anak usia 6-23 bulan. Sementara hasil analisis multivariat diketahui bahwa faktor paling dominan dari ketidaktercapaian MDD yaitu usia anak dengan nilai p < 0,0005 (aOR = 2,762, 95% CI: 2,507 – 3,043). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai evidence based dalam penyusunan kebijakan dan program gizi khususnya terkait dengan PMBA.
Minimum dietary diversity (MDD) is an indicator to measure the micronutrient density of children aged 6-23 months, which can be associated with nutritional problems. This study aims to analyze the determinants of not meeting the criteria of Minimum Dietary Diversity (MDD) in children aged 6 – 23 months in Indonesia. The design of study was cross sectional with a total sample of 10,800 children obtained from total sampling methods based on inclusion and exclusion criteria using secondary data from the Riskesdas 2018. The results of bivariate analysis showed a significant association between children's age (p < 0.0005), mother’s age (p = 0,01), mother's education level (p < 0.0005), father's education level (p < 0.0005), ANC frequency (p < 0.0005), place of delivery (p < 0.0005), PNC services (p < 0.0005), place of residence (p < 0.0005), and monitoring of children's growth (p < 0.0005) on MDD in children aged 6-23 months. Meanwhile, the results of the multivariate analysis showed that the most dominant factor in the achievement of MDD was the age of the child with p value < 0.0005 (aOR = 2.762, 95% CI: 2.507 – 3.043). The results of this study are expected to become an evidence based in the formulation of nutrition policies and programs, especially those related to IYCF.
Read More
T-6416
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Citra Sari Nasrianti; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Ahmad Syafiq, Siti Arifah Pujonarti, Anies Irawati, Dewi Astuti
Abstrak: Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017, menyebutkan sebesar 39,8% anak usia 6-11 bulan, 20,4% anak usia 12-17 bulan dan 11,6% anak usia 18-23 bulan tidak memenuhi capaian Minimum Dietary Diveristy. Selain itu hampir separuh anak usia 6-23 bulan (47%) tidak memenuhi capaian Minimum Meal Frequency dan prevalensi capaian Minimum Acceptable Diet pada anak usia 6-23 bulan hanya 44,9%%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor dominan terhadap praktik pemberian makan bayi dan anak di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian crosssectional dengan menggunakan data sekunder Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Responden penelitian ini sebanyak 5.367 WUS yang mempunyai anak usia 6-23 bulan di Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara lain usia anak (p = 0,0001; OR = 3,122; 95% CI = 2,769-3,521), urutan kelahiran (p = 0,0001; OR = 0,416 95% CI = 0,329-0,525), tempat melahirkan (p = 0,0001; OR = 2,121; 95% CI = 1,861-2,419), kunjungan selama kehamilan (p = 0,0001; OR =2,739 ; 95% CI = 1,991-3,766), pemeriksaan setelah kelahiran (p = 0,001; OR = 1,108 ; 95% CI = 0,888-1,168), pendidikan ibu (p = 0,0001; OR = 1,950; 95% CI = 1,715-2,217), pekerjaan ibu (p = 0,0001; OR = 1,300; 95% CI = 1,167-1,447), literasi ibu (p = 0,0001; OR = 4,042; 95% CI = 2,845-5,742), status pernikahan (p = 0,0001; OR = 1,830; 95% CI = 1,399-2,395), pendidikan ayah (p = 0,0001; OR = 1,998; 95% CI = 1,570-1,998), frekuensi membaca koran (p = 0,0001; OR = 1,659; 95% CI = 1,487-1,850), mendengarkan radio (p = 0,0001; OR = 1,365; 95% CI = 1,223-1,523), menonton televisi (p = 0,0001; OR = 3,099; 95% CI = 2,381-4,035), dan menggunakan internet (p = 0,0001; OR = 2,555; 95% CI =2,255-2,895), dan wilayah tempat tinggal (p = 0,0001; OR = 1,884; 95% CI = 1,691-2,100) dengan praktik pemberian makan bayi dan anak yang tidak sesuai. Faktor yang paling dominan terhadap ketidaksesuaian praktik pemberian makan bayi dan anak adalah usia anak. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan dilakukan sosialisasi dan edukasi terkait gizi dan kesehatan khususnya praktik pemberian makan bayi dan anak pada kunjungan antenatal, dengan memaksimalkan penyampaian informasi melalui berbagai media (cetak, elektronik maupun langsung) mengingat akses penggunaan media informasi yang semakin membaik.
Read More
T-6121
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ardelia; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Sandra Fikawati, Anies Irawati
S-10503
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Putri Pertiwi; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Rahmawati
Abstrak: Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pemberian suplemen vitamin A pada balita usia 6-59 bulan di Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang melibatkan 1.728 balita usia 6-59 bulan di Indonesia. Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu, usia balita, riwayat imunisasi balita, kunjungan Antenatal Care (ANC), kunjungan Postanatal Care (PNC), tempat persalinan, dan keterpaparan media televisi dengan kepatuhan pemberian suplemen vitamin A. Riwayat imunisasi adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan pemberian suplemen vitamin A pada balita. Dengan demikian, penelitian ini menyarankan agar penguatan program imunisasi pada balita, edukasi kesehatan, kualitas kunjungan ANC dan PNC, serta pemanfaatan fasilitas kesehatan dan media terus ditingkatkan guna mencapai cakupan suplementasi vitamin A pada balita yang lebih baik.
Read More
S-10778
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ervida Anida; Pembimbing: Endang Lakminingaih Achadi; Penguji: Siti Arfah Pujonarti, Dina Nurdjannah
S-9977
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hesti Atasasih; Pembimbing: Endang Laksminingsih; Penguji: Besral; Tiara Lutfie; Asril
Abstrak:

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan oleh kekurangan asupan zat gizi dan / atau penyakit infeksi kronis berulang yang ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan menurut usia (TB/U) < -2 SD. Prevalensi stunting di provinsi Riau  25,1% sedangkan Kota Pekanbaru sebesar 23.9% berdasarkan hasil PSG 2017, hal ini sudah  termasuk dalam kategori masalah kesehatan masyarakat. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian  stunting pada anak  usia 6 - 23 bulan di  Kota Pekanbaru tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik, desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif, pengambilan sampel  menggunakan teknik multi stage random sampling (CI 95 %) dan (1-β 80%), didapatkan sampel sebanyak 269 anak. Data dikumpulkan melalui  wawancara, food recall  2x24 jam. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square (bivariat) dan regresi logistik ganda (multivariat). Hasil penelitian menunjukkan prevalensi  stunting  26,8%. Hasil bivariat menunjukkan ada hubungan  yang signifikan antara berat lahir,  riwayat pemberian ASI Eksklusif, asupan protein dan zink, serta  panjang lahir dengan kejadian stunting (CI 95%). Analisis multivariat menunjukkan berat lahir merupakan faktor dominan  yang berhubungan dengan kejadian stunting dengan  nilai OR 2,712 (95% CI : 1,373 -5,359). Kesimpulan penelitian ini adalah berat lahir merupakan faktor dominan berhubungan dengan kejadian stunting. Kata Kunci : stunting, berat badan lahir, anak usia 6 – 23 bulan


Stunting is a linear growth disorder caused by a deficiency in nutrient intake and / or chronic recurrent infectious diseases as indicated by the z-score score of height by age (TB / U) <-2 SD. The prevalence of stunting in Riau is 25.1% while Pekanbaru is 23.9% based on PSG 2017 results, it is included in the category of public health problem. The purpose of research is to know factors related to stunting in toddlers aged 6 - 23 months in Pekanbaru 2018. This research use analytic observational method, cross sectional research design with quantitative approach, using multi stage random sampling technique (95% CI) and (1-β 80%), obtained a sample of 269 toddlers. Data collected through interviews, food recall 2x24 hours. Processing and data analysis using chi square test (bivariate) and multiple logistic regression (multivariate). The results showed the prevalence of stunting 26.8%. Bivariate results showed significant relationship between birth weight, exclusive breastfeeding, protein and zinc intake, and birth length with stunting (95% CI). Multivariate analysis showed that birth weight was the dominant factor associated with stunting with OR of 2,712 (95% CI: 1,373 -5,359). The conclusion of this study is birth weight is the dominant factor associated with stunting. Keyword: stunting, birth weight, toddlers 6-23 months

Read More
T-5182
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farida Kusumaningrum; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Triyanti, Anies Irawati
S-6710
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nabilah Alifia Firdauzy; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Endang Laksminingsih, Agus Triwinarto
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik anak dan keluarga dengan minimum dietary diversity pada balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tahun 2020. Penelitian cross-sectional ini menggunakan data sekunder. Sampel penelitian ini adalah 210 balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan. Analisis data univariat dan bivariat berupa uji Chi Square dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil analisis statistic menunjukkan bahwa sebagian besar balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan memiliki minimum dietary diversity yang kurang (78,6%).
Read More
S-10631
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive